Marco itu, baik?

Marco melangkah mendekati Clara, senyum sinis terukir di wajahnya. Dia mencoba meredakan ketakutan Clara dengan penuh kesenangan.

"Clara, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," ucap Marco dengan nada yang memancarkan ancaman tersembunyi. "Seseorang yang memiliki peran besar dalam takdirmu. Kamu akan bertemu dengan Aidan, bosku."

Clara merasa jantungnya berdegup kencang, ketakutan yang tak terelakkan melingkupi dirinya. Dia telah mendengar cerita-cerita kejam tentang Aidan dan bisnis gelap yang ia pimpin. Clara tahu betapa kejam dan tak kenal ampunnya Aidan dalam menjalankan keinginannya.

"Tidak, aku tidak mau bertemu dengannya," pekik Clara dengan suara yang gemetar. "Dia adalah orang yang kejam dan berbahaya. Aku tidak mau ada hubunganku dengan dunia gelapnya."

Marco tersenyum dengan puas, menikmati ketakutan yang terpancar dari wajah Clara. Dia menghampiri Clara dan menatapnya dengan pandangan yang tajam.

"Maaf, Clara, tapi kau tidak punya pilihan," kata Marco dengan tegas. "Kamu berada dalam kendali kami sekarang. Kamu harus menghadapinya dan menyesuaikan diri dengan situasi ini."

Clara merasa dunia di sekelilingnya runtuh. Dia merasakan kekosongan dan ketidakberdayaan yang mendalam. Namun, di balik ketakutan itu, Clara merasa bara keberanian membara dalam dirinya. Dia tidak akan menyerah pada takdir yang telah ditentukan untuknya. Clara akan melawan dan mencari jalan keluar, mencoba melindungi dirinya sendiri dari kekejaman Aidan.

Dengan kekuatan yang tersisa, Clara mengangkat kepalanya dan menatap Marco dengan tekad yang kuat. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku akan melawan. Aku tidak akan menjadi korban takdir dan kejahatan kalian. Aku akan menjaga diriku sendiri."

Marco melihat ketegasan dalam mata Clara dan merasakan api yang membara dalam dirinya. Dia menyadari bahwa Clara bukanlah wanita yang mudah ditundukkan. Namun, dia juga tahu bahwa pertarungan itu belum berakhir, dan perlawanan Clara hanya akan membuat perjalanan mereka semakin rumit.

"Dengan sikap seperti itu, Clara, kamu akan menemui kesulitan yang tak terbayangkan," kata Marco dengan nada yang bergetar antara ancaman dan keterkejutan. "Namun, apapun yang terjadi, Aidan adalah penguasa takdirmu. Kamu tidak bisa menghindarinya."

Clara menelan ludah, namun dia tahu bahwa melawan Aidan adalah satu-satunya pilihan yang dimilikinya. Meskipun takut, Clara berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan berjuang untuk hidupnya sendiri dan mempertahankan kemerdekaannya sejauh yang dia bisa.

***

Clara berdiri di depan pintu ruangan yang dipenuhi dengan aura misteri dan ketegangan. Setiap detik terasa berat di dadanya, namun tekadnya tidak goyah. Dalam keheningan yang mencekam, Clara merasakan pandangan tak berbelas kasihan dari Marco yang berdiri di belakangnya.

"Kamu harus masuk sendiri," ucap Marco dengan suara rendah, menekankan pentingnya keberanian Clara dalam menghadapi Aidan. "Ini adalah kesempatanmu untuk membuktikan dirimu kepada Aidan."

Clara menelan ludah, berusaha menenangkan dirinya sejenak. Dia tahu bahwa langkah ini adalah titik balik dalam hidupnya. Dengan napas yang gemetar, Clara memasuki ruangan dengan hati yang berdebar kencang.

Suasana di dalam ruangan terasa mencekam. Cahaya redup memancar dari latar belakang, menciptakan siluet Aidan yang tegap dan mempesona di tengah ruangan yang berhias mewah. Clara merasakan tatapan tajam Aidan menelusuri setiap serat keberadaannya, memeriksa kekuatannya dan tekadnya.

"Aidan," gumam Clara dengan suara yang sedikit gemetar, mencoba menunjukkan keberanian di hadapannya. "Saya disuruh datang ke sini. Apa yang Anda inginkan dariku?"

Aidan tersenyum dengan sinis, mencerminkan kekuasaan dan keangkuhannya. Suaranya bergema di ruangan, menciptakan getaran yang memenuhi udara.

"Clara, kita memiliki urusan yang harus diselesaikan," kata Aidan dengan nada yang menggertakkan. "Kamu harus mengetahui peranmu dalam dunia ini. Kamu bukan lagi seorang mahasiswa psikologi yang bermimpi menjadi psikolog. Sekarang, kamu adalah bagian dari hidupku."

Clara merasakan rasa takut yang menghampiri dirinya, tetapi di balik itu, ada keberanian yang menggelegak dalam dirinya. Dia memandang Aidan dengan tatapan yang penuh dengan tekad.

"Saya tidak akan membiarkan diri saya dijadikan alat dalam kehidupan Anda," ucap Clara dengan suara yang sedikit gemetar. "Saya akan melawan dan menemukan cara untuk keluar dari cengkeraman ini. Anda tidak bisa mengendalikan hidup saya."

Aidan tersenyum dengan dingin, mencerminkan kepuasan atas tantangan yang diberikan Clara. Dia mendekati Clara dengan langkah yang perlahan, memancarkan aura kekuasaan yang tak terbantahkan.

"Kamu bisa mencoba melawan, Clara," ucap Aidan dengan nada rendah yang penuh ancaman. "Namun, ingatlah bahwa dalam dunia ini, aku adalah penguasa dan segalanya berada dalam genggamanku. Kamu tidak akan bisa melarikan diri dariku."

Clara merasakan adrenalin mengalir dalam darahnya, memperkuat tekadnya untuk melawan dan mencari peluang untuk melarikan diri. Meskipun dia merasa ketakutan, Clara berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menyerah pada kekejaman Aidan dan akan memperjuangkan kebebasannya sekuat tenaga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!