Terpaksa Jatuh Cinta Lagi
Halaman media sosial ku tiba-tiba ramai sekali. Jumlah permintaan follower ku pun bertambah drastis. Namaku langsung melambung di berbagai berita-berita gosip. Ahhh, aku jadi terkenal. Namun sebagai sebutan PELAKOR.
Mereka ramai di komentar-komentar media sosial ku hanya untuk memaki, menggunjing, dan menyampaikan semua sumpah serapah mereka untuk keburukan ku.
Aku sudah menyakiti hati seorang isteri, dan merebut suaminya. Perbuatan ku ini tentu saja sudah keterlaluan. Wajar jika aku pun jadi di benci hampir seluruh wanita di jagad ini.
Bukan hanya itu, teman-temanku semua pun ikut menjauhiku. Mereka sama saja dengan yang lain, jadi membenci dan tidak ingin berteman lagi denganku karena malu.
Semua ini membuatku semakin tertekan. Aku tidak sanggup membaca, mendengar dan melihat semua berita itu semua. Aku pun berlari, ingin pergi sejauh-jauhnya dari mereka yang mengenalku. Dan ingin memulai hidup baru ku lagi.
“ Dasar Pelakor!!!” Maki seorang ibu ketika aku sedang berjalan menuju stasiun kereta api.
“ Wanita murahan!, gak tau diri!, matre!,” maki-maki dari ibu-ibu lainnya pun mulai terdengar panas di telingaku.
Mereka semua menunjuk-nunjuk muka ku dengan penuh kebencian. Dan bahkan mulai berusaha mendekatiku, kemudian menampar wajahku dengan keras, menjambak rambutku, mencakar wajah, tangan dan semua nya.
Aku pun terjatuh, tidak ada yang menolongku. Semua menatapku penuh kehinaan. Aku sudah seperti seorang maling yang tertangkap basah dan sedang di hakimi warga. Dan saat ini, hanya menunggu waktu apakah aku bisa selamat atau mati di bakar massa.
“ Aku bukan pelakor!, aku gak mau jadi pelakor!, tolong......” teriakku keras dengan tangisan yang sangat menyesakkan dada.
Kring...kring...kring...
Suara alarm dari jam weker pun akhirnya menyadarkan ku. Ya Tuhan terima kasih karena ini hanya mimpi.
Namun dadaku masih terasa sesak, air matapun masih mengalir deras di kedua pipiku. Aku memeluk erat jam weker yang selama ini aku benci karena sering membangunkan mimpi-mimpi indahku bersama dengan lee min ho. Saat ini aku sangat berterima kasih padanya, sudah menyelamatkan ku dari mimpi buruk di serang ibu-ibu.
Ah...ingin rasanya aku menangis lagi. Apakah hanya cara ini aku bisa mendapatkan uang, menjadi pelakor?.
Suara hp ku berbunyi dan bergetar. Aku langsung menghampiri dan mencabut nya dari kabel chargeran.
Tante Ani...
“ Halo, selamat pagi tante...” sapaku dengan jantung yang masih berdegub kencang.
“ Halo...selamat pagi sayang, oh iya Nay sayang. Jangan lupa ya, jam 10 pagi ke Menara Permata, ketemu langsung dengan kepala hrd disana. Namanya bu Lily, lantai 23 ya sayang...nanti tante kasih nomer nya bu Lily, kalian janjian saja.” Beritahu tante Ani dengan riang.
“ Oh iya tante, kalau boleh tahu nanti aku bekerja sebagai apa ya tante di sana?” Tanya ku bingung.
Karna jujur, sampai detik ini aku sama sekali belum tau harus melakukan apa untuk menjalan kan tugasku sebagai pelakor anak tunggal tante Ani tersebut. Kenapa juga aku harus bekerja di perusahaan milik nya jika hanya untuk menjadi pelakor.
“ Oh iya sayang, kamu akan menjadi sekretaris nya Zayyan. Tugas kamu di mulai dari sini ya sayang. Kamu harus bisa mencuri perhatiannya Zayyan dari hal yang kecil dulu. Kamu harus ingat, Zayyan sangat menyukai wanita yang lembut dan menuruti semua apa katanya.” Ucap tante Ani memperingatiku.
“ Oh gitu, baik tante...aku akan coba semaksimalnya.” Ucapku pelan.
“ Baik Nay sayang. Makeup yang cantik ya sayang. See you Nay cantik.” Pamit tante Ani langsung mematikan telponnya.
Ya Tuhan...
Siap kah aku, kenapa susah sekali ya untuk mendapatkan uang saja.
Pasti aku berdosa apabila benar-benar melakukan tugas ini. Merusak hubungan suami isteri yang saling mencintai dan sudah berjanji dalam ikatan suci.
Aku pasti di benci, bukan hanya di benci oleh orang banyak. Pastinya juga aku akan di benci oleh Mu...
Ya Tuhan...
Bayangan mimpi buruk tadi pun menari-nari lagi di pikiranku. Sepertinya aku tak sanggup menjadi pelakor. Aku tidak ingin merusak hubungan suami isteri. Apapun alasannya. Aku wanita baik-baik, aku bukan pelakor. Pasti ada cara lain untukku bisa mendapatkan uang dan membantu ibu bangkit dari semua keterpurukan ini.
Tok..tok..tok...
“ Nay sayang...kamu udah bangun?” Tanya ibuku dari balik pintu.
“ Iya bu.” Jawabku.
Ibu pun membuka pintu dan menghampiriku dengan wajah yang sangat ceria. Dia menunjukan banyak kantong belanjaan di kedua tangannya.
“ Nay...kamu habis menangis?” Tanya ibuku khawatir.
“ Ya, cuma karena mimpi buruk.” Jawabku sambil mengelap sisa-sisa air mata di kedua pipiku.
“ Jangan terlalu di pikirkan mimpi buruk itu. Ini semalam tante Ani memberikan baju-baju kerja ini. Dan ini semua dari merk terkenal loh Nay lihat deh bagus-bagus ya.” Tunjuk ibu dan menyerahkan nya belanjaan itu semua kepada ku.
Aku hanya menatapnya lemas, aku cukup memiliki baju yang layak di gunakan untuk bekerja di kantor. Kenapa juga tante Ani sampai segitu repot nya memberikan baju-baju itu lagi untukku.
“ Kok diam aja, di liat dong. Dan katanya kamu harus menggunakan baju-baju ini sayang. Karena posisi mu nanti di Permata group sebagai sekretaris direktur utama.” Beritahu ibu ku bangga.
“ Bu, bukan itu posisiku sebenarnya, aku hanya akan menjadi pelakor bu...apa ibu tidak panas mendengar sebutan itu untukku nanti?, aku akan menjadi pelakor bu.” Ucapku kesal sambil merebahkan lagi tubuhku di atas kasur.
“ Maaf sayang, jangan sebut itu dong. Kamu kan bukan pelakor.” Ibuku menghampiriku sambil mengelus lembut kepalaku.
“ Trus apa bu sebutannya?, aku kan memang di minta tante Ani merusak hubungan anaknya dan menantunya. Aku akan menjadi orang ketiga di antara hubungan suami isteri tersebut, bu...”
“ Nay...” ucap ibu ku singkat.
“ Aku tidak mau melanjutkannya bu, aku yakin masih banyak cara untuk kita mendapatkan uang. Aku yakin aku bisa mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih terhormat.” Ucapku sambil bangun dan berdiri di hadapan ibu ku.
“ Nay...tidak bisa!” Beritahu ibuku mengejutkanku.
“ Tidak bisa apanya ?.” Tanyaku kesal.
“ Kamu sudah tidak bisa mundur dari pekerjaan ini. Karena jika kamu mundur, bukan hanya modal dan semua yang sudah di transfer tante Ani akan di ambilnya lagi, tapi kita juga harus membayar denda 10 kali lipat dari semua itu Nay...” Ucapan ibuku kini membuat tubuhku semakin melemah.
“ Apa...kenapa bisa?, mana boleh begitu...tante Ani boleh ambil semua uang yang sudah di berikannya kepada ibu. Tapi dia tidak bisa memaksa kita membayar denda itu dong bu. Sama aja tante Ani dengan para rentenir yang mengejar ibu selama ini. Sama aja mereka jahatnya. Tidak bisa bu, ini tidak bisa begini.” Ucapku kesal dengan penuh amarah.
“ Maafkan ibu Nay, tapi ibu sudah menandatangani surat perjanjian di atas materai dengan tante Ani. Kamu tahu mereka kan, tante Ani bisa memanfaatkan kekuasaannya jika kita sampai mengecewakannya.” Beritahu ibuku sambil menangis dan memelukku.
“ Kenapa ibu ceroboh sekali?, kenapa ibu mau tanda tangan surat perjanjian itu tanpa konsultasi lagi dengan ku?.” Tanyaku masih kesal.
“ Maafkan ibu Nay, kamu jangan marah ya...ibu sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa. Maafkan ibu sudah membuatmu kecewa.” Ucap ibuku masih dengan tangisannya.
Hatiku pun ikut melemah, mana bisa aku berkata lebih keras dan akan lebih membuat ibuku sedih dan lebih terpuruk lagi.
Aku sudah tidak bisa mundur dari ini semua, jika memang aku harus melakukan pekerjaan ini. Aku akan melakukannya demi ibuku, aku siap di benci oleh seluruh orang di dunia ini asalkan ibuku dapat bangkit dan bahagia. Aku harus siap jadi pelakor, karena kini sudah tidak ada pilihan lain lagi untukku. Aku maju sebagai pelakor atau mundur sebagai wanita baik-baik tapi akan membuat keadaan kami semakin terpuruk. Yang ku takutkan hanya satu, ibu ku kembali berusaha bunuh diri lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
zha syalfa
suka aja kl baca cerita dari sudut pandang lain...
ini kisah tentang pelakor, padahal biasanya kan reader request.. jangan ada pelakor diantara kita ya thor
😉
2022-12-15
0
Juliezaskia
ijin mampir thor
2021-10-14
0
Noorhikmah
sepertinya menarik
2021-06-18
0