“ Aku akan membantu mu, lama-lama kamu akan bisa sendiri kok. Lagian juga pak Zayyan tidak begitu padat jadwalnya.” Ucap Shinta sambil memberikan sebuah dokumen dan jadwal Zayyan yang harus aku hapalkan dan kelak aku juga akan ikut sibuk mengatur semuanya.
“ Iya, terima kasih ya kak, karena ini baru pertama kali aku bekerja.” Ucapku bersyukur dengan kebaikan Shinta.
“ Sama-sama Nay.” Shinta menepuk pundak ku beberapa kali.
Aku pun sibuk membaca schedule Zayyan. Direktur utama itu baru ada acara meeting jam 2 siang nanti.
Saat ini waktu sudah menunjuk angka jam 12 siang. Direktur utama itu masih juga belum sampai ke kantor. Enak sekali ya jadi bos bebas masuk kapan pun dia mau.
“ Kita makan siang dulu yuk Nay.” Ajak Shinta.
“ Iya boleh kak, makan dimana ya.?” Tanya ku.
“ Di lantai 20 ada kantin khusus karyawan. Kita makan disana aja ya.” Beritahu Shinta dan aku mengangguk setuju.
Setelah merapihkan dokumen-dokumen yang ada di atas meja, aku mengambil dompet dan juga hp dari dalam tas.
Shinta sudah siap dan kami pun berjalan. Namun baru saja Shinta akan membuka pintu, ternyata pintu tersebut terbuka dengan lebar. Bahkan sedikit terdengar seperti di buka paksa seakan-akan membanting. Kami pun terdiam.
Terlihat masuk seorang pria yang sangat tampan namun dengan raut wajah yang sangat menyeramkan. Seperti habis makan orang saja. Please...jangan dia yang bernama Zayyan. Jangan dia...
Pria itu masuk tanpa melirik ke arah kami sama sekali. Dengan langkah yang sangat cepat dan kembali membuka pintu ruangan direktur utama.
Deg...jantung ku kembali berdebar sangat kencang.
“ Kak, yuk...aku udah lapar.” Ajakku ke Shinta. Ingin segera kabur dari pria menyeramkan itu.
“ Maaf Nayla, kita tidak jadi makan siang. Karena pak Zayyan sudah datang.” Beritahu Shinta dengan berat dan kembali duduk di kursu nya. Dia adalah salah satu team sekretaris direktur utama. Kami berdua bertugas mengatur semua schedule Zayyan.
Mungkin tepatnya Shinta yang benar-benar menjadi sekretaris direktur tersebut. Sedangkan aku...
“ Tapi kan sekarang sudah jam 12 siang. Waktu nya istirahat.” Ucapku lagi.
“ Tidak ada yang boleh keluar dari ruangan ini ketika pak Zayyan ada di sini.” Beritahu Shinta lagi.
Shinta kembali membuka laptopnya. Dan aku pun ikut terduduk lemas. Bagaimana ini, perutku beneran lapar. Belum lagi perasaan ini masih aja gak karuan. Pria yang harus aku rayu itu ternyata sangat menyeramkan sekali.
Kring...suara telpon Shinta berdering. Dia pun langsung menjawab dengan jawaban “iya” dan kemudian langsung menutup telpon nya lagi.
Shinta langsung berdiri dan segera masuk kedalam ruangan angker tersebut. Zayyan yang memanggil Shinta tapi aku yang berdebar-debar lagi.
Besok-besok aku harus bawa cemilan di tas. Karena jika harus seperti ini terus setiap hari penyakit asam lambung ku bisa kumat. Udah tertekan dengan keadaan, harus menahan lapar juga.
Ya Tuhan, belum mulai jadi pelakor aku sudah mendapat hukuman seperti ini.
Shinta masih berada di dalam ruangan angker itu. Dan aku juga masih duduk tidak tahu harus melakukan apa. Harusnya kan ada OB yang bisa di mintai tolong beli makanan. Tapi aku harus menghubungi ke nomer ext berapa?.
Cekrek...pintu ruangan ku kembali terbuka tanpa di ketuk terlebih dahulu. Aku langsung melihat siapa yang sudah membuka pintu tersebut.
Tante Ani...
Entah kenapa ketika tante Ani yang datang dengan memberikan senyuman hangatnya kepadaku perasaan ini agak tenang. Ingin rasanya aku memeluk tante Ani dan membisikan di telinga nya kalau anak laki-laki nya itu menyeramkan sekali. Aku mau mundur tante...Ah...
“ Selamat siang tan...maaf, Ibu Ani.” Sapaku sambil berdiri memberikan hormat.
“ Siang Nay sayang...udah gak perlu sungkan begitu. Zayyan ada di dalam ya?.” Tanya tante Ani sambil memelukku.
“ Iya bu, bersama dengan kak Shinta.” Jawabku masih sungkan karena ada seorang pria yang juga tampan tapi sangat cool di belakang tante Ani.
“ Ini adalah Daffa, sekretaris saya.” Beritahu tante Ani dan Daffa menghampiriku sambil mengulurkan tangannya.
“ Nayla...” sambut ku.
“ Yuk kita kedalam.” Ajak tante Ani kembali membuat perasaanku tidak tenang.
“ Ba...baik.” Apa lagi yang bisa aku jawab.
Tante Ani merangkul tanganku dengan lembut, kami berjalan bareng menuju ruangan yang terasa sangat angker itu bagiku. Di dalam sana ada penunggu yang sangat menyeramkan. Sebisa mungkin aku jadi membaca doa.
“ Kenapa kamu Nay?, biasa aja...” Tanya tante Ani sepertinya mendengar mulutku agak kumat-kamit.
“ Haha iya tante, cuma agak sedikit takut aja.” Bisikku di telinga Tante Ani biar Daffa tidak dapat mendengarnya.
Tante Ani hanya tersenyum dan menepuk punggung tangan ku dua kali.
Pintu ruangan angker itu sudah di bukakan oleh Daffa. Sang penghuni yang sangat menyeramkan itu pun terlihat sedang duduk di atas meja sambil marah-marah kepada Shinta.
Astaga...suara nya juga menyeramkan sekali, bagaimana bisa tadi aku tidak mendegar apapun di ruangan ku. Sedangkan didalam ruangan ini suara Zayyan terdengar kencang sekali. Kedap suara...ya ruangan ini kedap suara.jadi aku tidak bisa mendegar apapun dari luar sana.
“ Kenapa Zay...ada apa lagi?.” Tanya tante Ani menghentikan ucapan keras Zayyan kepada Shinta.
Zayyan langsung melihat ke arah ibunya dan berhenti menatapku tajam.
Deg...jantung ini berdebar lagi lebih kencang. Bagaimana ini, rasanya seperti mau pingsan saja.
Aku menundukkan kepalaku sambil memeluk tangan tante Ani lebih erat lagi.
“ Ibu...ada apa?.” Tanya Zayyan akhirnya sekian lama menatapku.
“ Kenapa kamu marah kepada Shinta seperti itu?.” Tanya tante Ani dan Zayyan langsung turun dari duduk nya.
“ Kerja nya gak beres bu, kesel aku.” Gerutu Zayyan sambil melempar dokumen di atas meja.
“ Karena Shinta hanya sendiri sedangkan jadwalmu kan padat. Makanya ibu menyiapkan satu sekretaris lagi untuk membantu mu.” Ucap tante Ani sambil mengelus lembut tanganku.
Zayyan tidak menjawab apapun, dia hanya menatapku penuh curiga.
“ Perkenalkan ini adalah Nayla. Dia akan membantu Shinta jadi team sekretaris direktur utama.” Ucap Tante Ani mengenalkan ku pada Zayyan.
Tante ani melepaskan tangannya dari ku. Memberikan ku kode untuk lebih dahulu mengulurkan tangan ke arah Zayyan.
“ Selamat pagi pak Zayyan, saya Nayla. Siap membantu pak Zayyan.” Sapaku mengenalkan diri sambil mengulurkan tangan.
Zayyan sama sekali tidak menyambut uluran tangan ku. Dia hanya terdiam sambil melirik ibunya penuh curiga.
Aku pun langsung menarik tanganku lagi.dan kembali menundukan kepalaku.
“ Oke Zayyan, mulai hari ini Nayla akan membantumu. Dan Nayla apapun yang terjadi jangan sungkan untuk memberitahu saya.” Ucap tante Ani membuat Zayyan kembali menatapku tajam.
Apakah pria menyeramkan itu tahu aku di tugaskan ibunya hanya untuk merayu nya saja.
Ya Tuhan...jauhkan aku dari pria menyeramkan ini. Aku mau berhenti saja. Tidak mungkin bisa aku merayunya. Menatap matanya saja aku tak sanggup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
SAD🌷𝕸y💞Putri°𝐍𝐍᭄
baru kali ini ada pelakor ciut🤣🤣🤣
2021-01-15
0
Maulina Kasih
krn mmg gak ada bakat jd pelakor makanya mentalnya ky krupuk..blm apaan udah komat kamit baca doa😂😂😂😂
2021-01-13
1
Dewi Kiwil
visualnya donk thor
2020-12-15
0