Clein dan para anggotanya baru saja sampai di Markas mereka. Dengan wajah dingin Clein langsung masuk ke dalam Markas dan akan segera menyusun rencana penyerangan.
"Clein, bukankah kita berniat untuk melakukan penyerangan nanti? Alat yang kita perlukan belum sepenuhnya lengkap. Sebaiknya kita tunda saja sampai besok. Kita jangan bertindak gegabah. Orang-orang di geng Hitler jumlahnya dua kali lipat lebih banyak di bandingkan komunitas kita." Ucap Shane.
Clein membalikkan tubuhnya dan menatap Shane dengan tatapan tajam.
"Jangan bersikap lemah! Penyerangan harus tetap dilakukan malam ini! Kita bisa pakai senjata seadanya, selebihnya kita bisa menggunakan senjata dari alam, seperti batu, kayu atau bambu runcing misalnya! Jika saya sudah mengatakan malam ini, maka harus terlaksana malam ini juga!" Tegas Clein.
"Tenang Clein, tenang. Jangan buat emosi lo jadi penghancur untuk semua rencana yang telah kita susun. Kita bisa lakuin penyerangan besok, Clein." Tambah Deva.
"ARGHHH!!!"
BRUKKK
Clein menendang meja yang berada tepat disana sampai meja itu terbalik. Pancaran amarah terlihat jelas di matanya. Semua orang berjalan mundur untuk menghindar dari benda yang Clein lemparkan. Tepat saat itu sebuah botol kaca terlempar sampai mengenai dinding. Suara pecahan pun terdengar mendominasi markas Black Tyrannical.
"JIKA KALIAN TIDAK INGIN UNTUK PERGI, KATAKAN SAJA! SAYA MAMPU MELAKUKANNYA SENDIRI!" Clein mengambil dua pisau kecil di dalam sebuah laci lemari besar. Meski kecil namun ketajaman pisau itu tidak dapat diragukan lagi.
Clein berjalan dan berniat pergi ke markas geng Hitler sendirian. Namun seketika Shane mencekal pergelangan tangannya.
"Baik, kita akan ikut! Kita akan melakukan pembalasan penyerangan malam ini." Ucap Shane diangguki oleh semua anggota.
Clein menghentikan langkahnya dan memasukkan pisau itu ke dalam saku jaketnya.
"Cepat persiapkan! Saya akan menunggu kalian di dalam mobil!" Tegas Clein.
Shane mengangguk. Ia mengisyaratkan kepada semua orang untuk segera berkemas dan mempersiapkan semuanya. Mereka semua bergegas memegang satu persatu senjata dan barang-barang lainnya yang sangat diperlukan untuk penyerangan malam ini.
Clein masuk ke dalam mobilnya. Ia menatap lurus ke depan, ucapan Karel tadi masih memutar jelas di otaknya. Clein meremas rambutnya sendiri dan menjambaknya. Ia berusaha mengenyahkan kata-kata itu dari pikirannya.
"KAREL! COWOK BIADAB! SAYA AKAN BALAS!" Monolog Clein penuh ambisi.
Beberapa saat kemudian semua orang yang berada di dalam markas telah selesai mempersiapkan senjata dan barang-barang mereka. Shane masuk ke dalam mobil Clein dan duduk tepat di samping gadis itu. Tak berapa lama, Revan pun menyusul dan duduk di kursi belakang.
"Kenapa naik mobil saya? Mobil kamu kan ada."
"Gue gak bisa biarin lo nyetir sendiri pas lagi emosi. Lo pemimpin komunitas Black Tyrannical, gue harus ngelindungin lo dan mastiin kalo lo baik-baik aja." Jawab Shane.
"Terlalu berlebihan soal melindungi diri saya! Saya bisa jaga diri saya sendiri! Bahkan di dalam mobil ini, Revan pun ada!"
Shane menoleh sebentar pada pria yang tengah memegang cemilan dan menampilkan deretan giginya.
"Gak ada yang bisa gue harapkan dari pria seperti Revan." Ucap Shane.
Clein hanya menaikkan alis kanannya kemudian mengangkat bahunya.
"Terserah!" Singkat Clein.
Clein langsung melajukan mobilnya dan seperti biasa ia yang memimpin di depan. Clein melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat Revan terkesiap dan tangannya langsung memegang sisi bagian depan kursi.
"Clein, pelan-pelan! Kalau lo kebut-kebutan itu akan membahayakan keselamatan kita, Clein!" Ucap Shane berusaha mengingatkan.
"Iyah Clein. Gue takut nih,, Gue gak punya duit, gue belum siap masuk rumah sakit!" Rengek Revan.
Clein menarik nafasnya dalam. Ia mencoba meredam emosinya sebentar dan menurunkan kecepatan mobilnya. Shane dan Revan dapat bernafas lega saat laju mobil kembali normal. Mereka sangat bersyukur bahwa Clein bersedia mendengarkan mereka dan tidak meninggikan sikap egoisnya.
"Sekarang coba tarik nafas dan tenangkan diri lo. Saat kita mulai melakukan penyerangan nanti, lo harus dalam kondisi tenang. Supaya semua berjalan dengan lancar." Ucap Shane.
"Saya sedang mencobanya." Jawab Clein.
Shane hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Mobil terus melaju, malam semakin larut dan jalanan sudah nampak sepi. Mobil para anggota komunitas Black Tyrannical berjejer tepat di belakang mobil Clein. Meski sudah tengah malam, namun semangat mereka terlihat berkobar tak ada satupun wajah lelah dan mengantuk. Jika pemimpin mereka sudah memutuskan sesuatu, maka saat itu keputusannya harus segera terlaksana.
Mobil berhenti tepat di sebuah hutan belantara. Tak ada satupun rumah warga yang terlihat disana. Clein lebih dulu turun dari mobil diikuti Shane dan Revan kemudian yang lainnya.
Clein membalikkan tubuhnya untuk melihat semua anggotanya. Mereka telah siap memegang senjata mereka masing-masing.
"Kita bagi lima kelompok. Satu kelompok terdiri dari 22 orang. Kalian bebas memilih kelompok mana saja. Masing-masing kelompok akan menyerang setiap area, baik samping kiri, samping kanan, depan maupun belakang! Saat kalian sudah melakukan penyerangan, Saya akan mengendap masuk melalui jendela samping kanan! Tujuan utama saya adalah untuk menangkap Reynold! Setelah Reynold tertangkap, kita akan bawa dia ke markas dan menyanderanya!" Tegas Clein.
Semua orang hanya mengangguk.
"Jangan sampai ada satu dari kalian yang terpisah dari kelompok masing-masing!" Lanjut Clein lagi.
"Siap!" Ucap mereka.
Semua anggota bergegas pergi pada kelompoknya masing-masing. Di dalam markas, orang-orang dari geng Hitler tengah berkumpul dan bersantai sembari menghisap rokok dan meminum alkohol. Waktu yang tepat! Sebagian dari mereka telah hilang kesadarannya, itu merupakan keuntungan besar bagi Clein dan anggota komunitasnya. Pergerakan mereka akan lebih leluasa, halangan yang besar adalah jumlah anggota geng Hitler dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan anggota dari komunitas Black Tyrannical. Jika sebagian dari mereka hilang kesadarannya, maka perlawanan dari geng Hitler tidak akan terlalu kuat.
Kelompok yang berada di bagian depan lebih dulu menyerang. Mereka yang tengah berkumpul seketika terkesiap.
"SERANG!!!" Teriak Deva yang memimpin kelompok bagian depan.
22 orang itu langsung mengambil senjata mereka.
BRUKKK
BRAKKK
BUGHHH
Kelompok penyerangan area belakang, samping kanan dan kiri bergegas masuk dan menyerang setiap orang yang berada tepat di depan mereka. Perkelahian tak terelakkan dari keduanya.
Reynold yang tengah bercumbu di sebuah kamar dengan seorang wanita, tiba-tiba mendengar suara senjata yang saling bersentuhan, suara teriakan dan suara benda jatuh seketika ia langsung menghentikan cumbuannya. Ia mendorong tubuh wanita itu.
"Ada keributan apa ini?" Tanya Reynold pada dirinya sendiri.
Saat Reynold akan pergi keluar,
"Arghhh!" Teriak wanita itu. Reynold berbalik dan melihat ke arah sumber suara.
"Sheli!"
Reynold langsung menghampiri wanita itu yang terbaring pingsan di bawah lantai. Ia melihat sekeliling dan tidak ada orang disana.
"Ada yang gak beres." Monolognya.
Reynold buru-buru berdiri dan membuka lemari. Ia mengambil sebuah samurai disana. Clein yang tengah bersembunyi di sisi lemari langsung menyerang Reynold sebelum pria itu mengambil senjatanya.
Srrrttt!
"Awww!" Ringis Reynold saat tangannya tersayat sebuah pisau. Reynold langsung membalikkan tubuhnya, disana ia mendapati Clein yang tengah berdiri dengan senyum menyeringai.
"Apa kabar?"
"Clein!"
"Tidak usah terkejut! Ini bukan kali pertamanya kita bertemu!"
Reynold memundurkan tubuhnya, ia memegang senjatanya. Saat melihat hanya ada sebuah pisau kecil di tangan Clein, Reynold langsung bergerak maju. Wajah yang tadi panik, seketika berubah lebih berani.
Reynold berdecih pelan.
"Gue tau! Kayaknya komunitas Black Tyrannical merindukan pemimpinnya yang lama! Mereka terlalu bodoh memilih pemimpin dari kalangan wanita yang jelas-jelas kastanya di bawah laki-laki. Hasilnya apa? Meski mereka berusaha untuk menjadi komunitas terdepan, tetap saja komunitas kalian berada jauh di bawah nama Hitler! Terbukti bahwa memilih pemimpin dari kalangan laki-laki itu sangat penting!" Ujar Reynold.
Clein menaikkan alis kanannya,
"Anda hanyalah mantan pemimpin, apa yang harus dibanggakan dari diri anda, Reynold? Anda hanyalah kacung dibawah kendali James! Meski saya seorang wanita, jabatan saya tetap lebih tinggi dibandingkan Anda! Apa yang Anda harapkan dari pengkhianatan Anda terhadap komunitas Black Tyrannical dan memilih geng Hitler? Semua orang memandang nyata bahwa Anda memang seorang bawahan!" Balas Clein.
Wajah Reynold berubah merah, nafasnya naik turun. Ia tak terima dengan ucapan Clein yang mengatakan bahwa dirinya seorang kacung. Meski James pemimpin geng Hitler, namun penguasaan Reynold pada geng itu sama besarnya seperti penguasaan James.
"Bangsat, Clein!"
Reynold mengayunkan samurai ke arah Clein, namun dengan cepat gadis itu menghindarinya. Clein menarik lengan Reynold ke belakang, kemudian secepatnya ia mengambil samurai itu dan membuangnya ke sembarang arah.
Bughhh!
Clein memukul tengkuk Reynold yang menyebabkan pria itu tak sadarkan diri. Clein mengambil sebuah baju di lemari yang berada disana, ia menyobek baju itu menjadi sebuah helaian sedang. Clein mengikat kedua lengan Reynold ke belakang dan juga membekap mulut pria itu menggunakan helaian kain yang lain.
Clein melihat gadis yang masih tak sadarkan diri di dalam kamar. Ia dapat bernafas lega saat gadis itu belum juga sadar. Jika ia sadar dan melakukan perlawanan maka tak ada pilihan lain bagi Clein selain menyakiti gadis itu. Clein menyeret Reynold dan membawanya keluar dari dalam kamar itu. Di luar sana anggota komunitasnya masih sibuk berkelahi dengan anggota geng Hitler. Tidak sedikit juga Clein dapat melihat banyak dari anggota geng Hitler sudah terkapar di atas lantai dengan luka di tubuh mereka. Shane melihat ke arah Clein, sesegera mungkin ia langsung menghampiri gadis itu.
"Tarik mundur anggota kita!" Perintah Clein.
Shane mengangguk.
"Guys, Cabut!" Teriak Shane.
Mereka semua melihat ke arah Shane dan Clein kemudian mengangguk. Setelah itu mereka pergi dari sana. Tak ada satupun dari anggota geng Hitler yang mengejar mereka, sehingga mereka bisa leluasa untuk kembali ke markas mereka.
Clein memasukkan Reynold tepat ke bagasi mobilnya. Kemudian ia masuk ke dalam mobil diikuti Shane dan Revan.
"Gue gak liat James tadi! Padahal gue pengen banget lawan dia! Cowok yang digadang-gadang paling kuat di kota ini!" Ujar Revan.
"Tengah malam begini James tidak akan berada di dalam markas. Dia pria pecinta pesta, jika malam tiba maka clubbing adalah tujuannya." Ujar Shane.
"Kenapa coba kita cuma bawa Reynold doang? Kenapa gak sekalian sama James?" Tanya Revan.
"Membuat kerusuhan di dalam markas mereka, itu sudah sangat cukup. Kita sudah banyak membuat anggota mereka terkapar. Reynold seorang penghianat, dia harus menerima hukumannya!" Ujar Clein.
"Iyah juga sih. Tapi kemungkinan kalau James gak ketangkep, dia pasti akan balas dendam sama kita, Clein!"
"Itu pasti! Maka dari itu, kapanpun dan dimana pun kita harus tetap waspada!" Ucap clein.
"Jangan terlalu memikirkan hal yang belum tentu terjadi. Fokus saja pada apa yang terjadi malam ini. Penyerangan kita berhasil dan sekarang Reynold sudah berada di tangan kita!" Tambah Shane.
"Lo bener!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments