Tap Your Heart

Tap Your Heart

Bagian 1

"Clein! Kenapa lo kumpulin kita disini?"

Seorang pria yang baru saja turun dari sepeda motornya langsung bergabung bersama beberapa orang disana. Ia menatap bingung seorang wanita yang tengah berdiri di depan barisan dengan tatapan dingin.

"Nanti juga lo tau, Revan." Jawab seorang pria yang berdiri tepat di samping Clein.

Mata Clein yang penuh intimidasi terlihat mengabsen satu persatu manusia yang berdiri tepat di barisan itu. Ia tidak ingin ada satu orang pun yang tidak hadir dan tidak berada di sana. Clein tipikal wanita yang tidak suka jika perintahnya di bantah. Satu perintah yang keluar di bibirnya, maka saat itu juga harus terlaksana tanpa penolakan.

Clein Andrea Klarisa, seorang wanita yang tidak bisa dianggap remeh, menguasai beladiri pencak silat, menembak, memanah, berkuda, serta ia juga pandai berdebat. Bukan hal yang aneh jika sewaktu menjalani pendidikan di sekolah menengah atas hukuman dari guru sering ia dapatkan. Tak ayal, jika ada di satu waktu ia sempat akan di keluarkan dari sekolah. Sampai saat itu ia mampu menghandle dan berbicara omong kosong, hingga hal itu tidak sampai terjadi. Sekarang jauh setelah kelulusannya, ia di pilih untuk menjadi pemimpin sebuah komunitas yang beranggotakan 110 anggota. Komunitas itu bernama Black Tyrannical. Clein di pilih untuk menjadi pemimpin yang dimana saat itu ia harus mengganti kepemimpinan  Reynold. Reynold di gulingkan oleh para anggotanya karena ia bersekutu dengan salah satu musuh terbesar komunitas Black Tyrannical.

Komunitas mereka dibentuk berdasarkan kesamaan visi dan misi. Meski sering dikatakan komunitas gelap, namun sebenarnya tujuan mereka bukan untuk permusuhan melainkan perdamaian dan keselarasan. Entah, tetap saja banyak orang yang tidak suka melihat berdirinya komunitas itu dan malah menganggap komunitas Black Tyrannical sebagai sebuah ancaman. Mereka memusuhi komunitas Black Tyrannical tanpa sebab. Penyerangan mereka lakukan, hingga permusuhan pun tidak dapat terhindarkan. Mereka memantik api mereka sendiri sampai pada akhirnya mereka paham bahwa komunitas Black Tyrannical bukanlah komunitas yang dapat diremehkan.

Meski Clein seorang wanita, akan tetapi kepercayaan anggota lain terhadap Clein, mengantarkan komunitas mereka menjadi komunitas yang sukses dengan memiliki beberapa bisnis baik di bidang kuliner dan ada satu bisnis di bidang properti. Clein memiliki jabatan sebagai pemegang utama  dari bisnis-bisnis tersebut. Bukan kemauan Clein, akan tetapi para anggota lah yang memilihnya.

"Terimakasih atas kehadiran kalian semua disini. Saya tidak akan berbasa-basi terlalu lama, saya akan berbicara pada intinya saja. saya akan memberikan informasi kalau salah satu restauran kita yang berada di jalan Sun Water telah di serang oleh anggota geng Hitler!" Ujar Clein.

"Hah? Serius?!"

"Kapan?"

"Bisa-bisanya kita gak tau berita itu."

"Ini pasti provokasi dari Reynold! Si Bangsat!"

"Pokoknya kita harus langsung serang ke markas mereka, Clein! Kita gak bisa diem aja!"

Clein mencoba untuk menenangkan mereka semua dengan memberi isyarat dengan tangannya. Ia tidak ingin jika mereka semua tersulut emosi dan melakukan hal gegabah tanpa perencanaan. Jelas bukannya kemenangan yang akan mereka dapatkan, akan tetapi awal dari sebuah kehancuran. Semua harus di atur dan susun dengan baik agar berjalan dengan lancar.

"Tentu saja kita akan melakukan pembalasan. Itu juga menjadi alasan kalian di kumpulkan disini. Tapi, kita tidak akan melakukannya sekarang. Ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan." Jelas Clein.

"Apalagi Clein? Udahlah serang aja sekarang! Tangan gue udah gatel nih pengen bogem muka mereka!" Ucap Deva, pria dengan rambut gondrong yang tengah menggigit ujung sedotan.

"Iyah Clein. Apalagi yang harus kita tunggu? Jelas ini menyangkut harga diri dan juga kerugian. Restauran itu kita bangun pake uang yang gak sedikit, enak banget mereka ngerusakin gitu aja. Memangnya mereka siapa? Dari dulu juga dibanding komunitas kita, mereka itu gak ada apa-apanya! Mereka cuma unggul di jumlah anggota aja!" Timpal Son. Pria yang memiliki hidung mancung alis tebal dengan potongan rambut mohawk pendek.

"Kali ini kita perlu kesabaran. Semua harus di rencanakan dengan baik. Kalian pasti ngerti apa yang saya maksud. Jika kita serang sekarang, maka kemungkinan gagalnya akan ada sekitar 90%. Kerusakan itu dibuat sekitar satu jam yang lalu, sudah pasti jika sekarang mereka tengah bersiap untuk mengantisipasi kedatangan kita. Hasil yang dilalui dengan persiapan dan tanpa persiapan, kita sudah dapat memprediksi hasil akhirnya apa!" Tegas Clein.

"Terus gimana? Sekarang kita cuma diem aja gitu?"

"Tidak! Saya sengaja mengumpulkan kalian semua, supaya kalian bisa berunding kapan dan bagaimana penyerangan itu dilakukan. Setelah kalian selesai berunding dan sudah mendapatkan hasilnya, segera presentasikan di hadapan saya! Sesuai atau tidaknya, saya yang akan menentukan!" Tegas Clein.

Clein memilih untuk masuk ke dalam markasnya diikuti oleh Shane, salah satu tangan kanannya yang selalu berada di sampingnya. Pria itu adalah satu-satunya orang yang sangat Clein percaya dari semua anggotanya. Shane banyak membantu Clein dalam hal bisnis dan pengaturan strategi untuk melawan semua rivalnya.

Clein duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Shane memilih duduk di bangku samping kanan. Clein akan menunggu hasil dari rundingan para anggotanya. Belum berapa lama waktu merangkak maju, pintu sudah di buka. Disana terlihat Deva berjalan menghampiri Clein.

"Cepat sekali! Sudah menentukan rencananya?" Tanya Clein. Deva menggeleng cepat.

"Kita masih berunding. Di depan ada adek lo, Marcel. Katanya pengen ketemu sama lo, Clein."

"Suruh dia masuk!"

Deva mengangguk. Pria itu bergegas keluar dari dalam markas. Shane yang terlihat kebingungan segera menoleh pada Clein.

"Gak kayak biasanya. Tumben banget Marcel kesini? Semua orang tau kalo dia anti banget sama komunitas kita, aneh rasanya pas denger kedatangan dia." Ucap Shane.

Clein hanya mengangkat bahunya tak acuh.

Pintu terbuka, disana seorang pria yang berusia sekitar 18 tahun datang dengan senyum mengembang. Ia sedikit berlari lalu memeluk tubuh Clein.

"Kakak aku kangen!!!" Ucap Marcel antusias.

Clein membalas pelukan itu dan mencium puncak kepala Marcel dengan sayang.

"Kakak juga."

Shane menarik sudut bibirnya saat melihat kedekatan Clein dengan adiknya. Ia baru melihat kedekatan itu secara langsung, meskipun sebelumnya ia sudah tau bahwa Clein sangat menyayangi adiknya. Marcel adalah pesepakbola muda yang sudah memiliki banyak prestasi. Marcel merupakan pemain di salah satu Club bola terkenal. Marcel tinggal di Asrama dan tidak tinggal bersama dengan Clein. Itulah Alasan mengapa kedekatan kakak beradik itu jarang terekspos.

Marcel melepaskan pelukannya dan menatap dalam manik mata Clein. Clein dapat melihat pancaran kerinduan dari mata itu. Demi menggapai cita-citanya untuk menjadi pesepakbola terkenal, pasti tidak mudah bagi Marcel menjalaninya. Selain jauh dari orang tuanya, ia juga di paksa harus jauh dari Clein, kakak yang amat ia sayangi. Kakak yang selalu membela dan melindunginya kapanpun dan di manapun. Sekarang jauh dari Clein, seakan memaksa Marcel untuk bisa berdiri tegak di atas kakinya sendiri.

"Ada apa? Kenapa kamu datang kesini? Kenapa gak langsung telpon kakak aja?" Tanya Clein lembut, tangannya terangkat untuk membelai wajah adiknya itu.

"Pengen aja Kak. Soalnya Marcel gak sabar buat ketemu sama Kakak. Jadinya Marcel punya inisiatif untuk datengin kakak kesini."

"Jadi kamu dateng kesini gak ada tujuan?" Tanya Clein bingung.

"Ada lah Kak! Jadi gini, Marcel mau ngasih tau kalau lusa Marcel ada tanding bola perebutan juara pertama, tandingnya sama Club Secret Dream. Club itu adalah Club luar negeri yang terkenal banget kak. Kakak kan jarang datang ke pertandingan Marcel, malah hampir gak pernah datang. Nah, Marcel mohon banget supaya lusa kakak bisa datang untuk dukung Marcel secara langsung." Ucapnya.

Clein menatap Shane, Shane hanya menaikkan bahunya seolah menyerahkan semuanya pada Clein.

"Lusa?"

Marcel mengangguk mantap.

"Sepertinya kakak belum bisa. Ada urusan yang harus kakak selesaikan." Wajah yang tadi terlihat bahagia, kini berubah muram. Clein menyesal ia tidak dapat mendukung pertandingan adiknya dikarenakan Clein harus menyelesaikan masalahnya dengan geng Hitler. Tidak akan selesai satu atau dua hari, mereka harus membuat perencanaan yang matang.

"Why kak? Cuma satu hari loh? Ayah, Bunda aja pada mau dateng, masa kakak engga? Marcel tau kayaknya kak Clein udah gak sayang lagi sama Marcel. Terbukti disaat Marcel butuh support, kakak malah gak ada." Ujar Marcel dengan nada kekecewaan.

"Kakak sayang sama kamu, cuma ada urusan yang lebih penting yang harus kakak selesaikan, Cel."

"Berarti Marcel gak penting gitu?!"

"Bukan gitu Cel..."

"Intinya Kakak emang udah gak sayang lagi sama Marcel!" Ujar Marcel sedikit menaikkan nada bicaranya.

Clein mulai merasa frustasi. Karakter Marcel yang belum bisa dikatakan dewasa, masih harus diberi tahu pelan-pelan. Tidak bisa mengatakan hal secara tegas, harus lembut tanpa mengeluarkan emosi lebih. Clein berusaha menarik nafasnya, memegang lembut tangan adiknya.

"Baiklah! Kakak akan datang. Kakak akan support kamu ke Stadion secara langsung lusa nanti."

Seketika mata Marcel langsung berbinar, ia memegang erat jemari Clein.

"Yeyyy.. Akhirnya!!! Marcel pasti bakalan semangat untuk memenangkan pertandingan ini kalau kak Clein hadir." Ucap Marcel antusias. Melihat senyum bahagia yang terpancar di wajah adiknya, Clein juga merasa tenang dan ikut bahagia.

"Oh Iyah kak, di depan ada temen Marcel. Tadi Marcel mau kenalin dia ke Kakak, tapi kak Deva gak bolehin dia masuk." Lanjut Marcel.

"Dimana dia? Suruh dia masuk aja!"

"Beneran kak? Gapapa?"

"Of course, baby." Marcel mengangguk. Ia bergegas pergi ke luar Markas untuk memanggil temannya.

Melihat kepergian Marcel, Shane langsung mendekat pada Clein.

"Lo yakin bakal datang lusa nanti ke Stadionnya langsung?"

"Tidak ada pilihan lain."

"Lo bener. It's okay kita bisa pending masalah ini sampai lo selesai nonton pertandingan bola nanti."

"Bukan hanya saya yang akan hadir ke Stadion. Tapi kamu sama anggota yang lain juga, kalian harus ikut hadir bersama saya."

"Kita pasti bakalan hadir kalau pemimpin kita yang nyuruh. Tenang aja, Clein." Ujar Shane mengedipkan sebelah matanya.

Tak berkisar lama Marcel kembali masuk diikuti seorang pria yang perawakannya sama dengan Marcel, jika Marcel memiliki kulit putih, pria itu berbeda. Ia memiliki warna kulit kuning langsat.

"Kak kenalin ini temen Marcel namanya Edvin."

Clein melihat pada pria yang bernama Edvin. Pria itu mengulurkan tangan dan tersenyum.

"Edvin!" Ucapnya. Clein membalas uluran tangan itu mengangguk dan tersenyum tipis, nyaris tidak dapat terlihat jika Edvin tidak melihatnya dengan seksama.

"Clein!"

Edvin melepaskan uluran tangannya.

"Senang berkenalan sama kak Clein. Marcel sering banget cerita soal Kakak. Dia bilang kak Clein itu wanita yang hebat. Syukurlah, sekarang kita bisa bertemu dan berkenalan. Suatu kehormatan bagi Edvin, Kak." Ujar Edvin.

"Terimakasih." Singkat Clein.

"Kan kenalannya udah, Marcel juga udah kasih tau tujuan Marcel kesini, Sekarang Marcel pamit yah, kak? Marcel harus kembali ke Asrama."

"Ini sudah larut malam, Cel. Pulang aja ke rumah dan tidur dirumah! Besok baru kembali ke Asrama. Asrama kamu lumayan jauh. Bahaya juga kalau pergi malam-malam kayak gini."

"Gak bisa kak. Marcel izinnya cuma untuk kasih tau kakak aja. Besok pagi soalnya harus langsung latihan."

"Yaudah. Nanti kakak bakal suruh beberapa orang buat jagain perjalanan kalian. Mereka akan ngawasin mobil kalian di belakang."

"Oke kak. Kalau gitu Marcel pamit." Marcel memeluk tubuh Clein. Clein membalas pelukan itu.

"Mari kak Clein, Edvin juga pamit."

Clein tersenyum.

"Hati-hati." Keduanya mengangguk dan pergi keluar dari markas.

"Shane perintahkan empat orang untuk mengawal perjalanan Marcel!"

"Baik." Shane segera pergi dan melaksanakan perintah dari Clein.

******

Clein tersenyum bangga saat mendengar persentasi dari para anggotanya. Cara yang akan dilakukan untuk pembalasan dendam kepada geng Hitler sangat menarik dan pasti akan berhasil. Clein mengapresiasi ide dari mereka semua.

"Bagaimana Clein? Apa rencana yang akan kita lakukan akan di revisi kembali?" Tanya Son.

"Tidak! Rencana ini sudah sangat sempurna. Kita hanya tinggal mempersiapkan semua alat untuk penyerangan serta mempersiapkan waktu yang tepat saja." Jawab Clein.

"Sebenarnya semua alat akan terkumpul lusa dan kita bisa langsung melakukan penyerangan!" Ucap Revan.

"Kita tidak akan melakukannya lusa. Lusa kita akan menghadiri pertandingan sepak bola dari adiknya Clein." Timpal Shane

"Serius? Kita semua bakalan ikut kesana?"

"Iyah! Clein dan kita semua akan hadir langsung ke Stadion." Jawab Shane.

"Wahhh.. Yaudah pending aja. Kita semua suka sepak bola. Apalagi kalau datang ke stadion secara langsung, semangat banget!!!" Ucap Kenzo antusias.

"Bener asli! Bodoamat urusan geng Hitler, yang paling penting healing nonton pertandingan sepak bola!!" Sorak Revan.

Semua orang terlihat antusias dan bahagia. Jika biasanya hari-hari mereka diisi dengan urusan bisnis dan permusuhan. Lusa nanti mereka akan mengesampingkan itu dan akan menghilangkan sejenak rasa stress yang hinggap di kepala mereka.

"Syukurlah kalian tidak menentang soal penundaan penyerangan."

"Gak bakalan lah, Clein. Sepak bola merupakan sebuah kesenangan, buat apa kita nentang? Toh Kita malah terimakasih banget lo mau ajak kita." Ujar Kenzo.

Zefa mengangguk dan merasa lega.

"Jumlah anggota kita sekarang berapa?"

"Ada sekitar 110 orang." Jawab Deva.

"Oke, Shane cepat pesan tiketnya sekarang! Lusa nanti kita akan pergi ke Stadion untuk menonton pertandingan bola!" Tegas Clein.

"Baik!" Jawab Shane.

......Terimakasih sudah membaca💚......

Semoga suka yah sama cerita ini, kisah yang akan menampilkan bagaimana kebencian dua orang musuh di masa lalu...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!