Sebelum ustadz itu menjawab pertanyaan Syifa yang terlihat sudah tidak sabar menunggu,ustadz itu melirik ke arahku masih dengan senyumannya yang manis,tapi tetap saja tak membuatku tertarik.
"Azizul Akhtar,itu nama saya.Biasa saya dipanggil ustaz Zul",jawab ustadz itu dengan ramah.
"Ada lagi yang ingin bertanya?"tidak ada yang menjawab,pertanda tak ada lagi yang ingin dipertanyakan.Memang sepantasnya,adab seorang murid terhadap gurunya menjaga setiap ucapannya terhadap guru,dan memperhatikan baik-baik ucapan yang hendak dilontarkan terhadap sang guru.
"Baiklah kalau begitu,saya akan mengabsen antum semua,biar kita saling mengenal.Karena ada pepatah yang mengatakan,tak kenal maka tak sayang,tak sayang maka tak cinta",suara riuh kembali terdengar di kelas kami tatkala ustadz mengatakan pepatah itu.Bisik-bisik memuja kepada ustadz Zul dapat kudengar jelas.Kenapa tidak,suara bisikan itu adalah suara kia dan Nita.Mereka terpesona dengan senyuman manis ustadz Zul,tambah lagi ucapannya terkesan ramah dan friendly bersama kami.Sifat ini adalah salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap guru,untuk mudah mengenal muridnya untuk mendidik karakternya.Karena menjadi seorang guru itu,butuh pemahaman penting untuk mendidik rohani muridnya untuk maju.Jadi tidak salah jika ustadz Zul bersifat friendly kepada kami.
"Anita.."suara bass ustadz Zul mengabsen kami satu persatu.Nita yang duduk di sampingku,wajahnya terlihat berseri-seri setelah namanya dipanggil oleh ustadz Zul.Dilanjutkan dengan nama kia,karena nama mereka memang memakai huruf abjad yang pertama.
"Askia Salsabila.."
"Saya ustadz",jawab kia menunduk.
Ustadz Zul terus mengabsen hingga sampai pada namaku,dari dua yang terakhir.
"Safinah",saat ustadz Zul memanggil namaku, pandangannya malah tertuju kepada Syifa.Apa ustadz Zul kira Syifa itu aku.Ku lihat semburat merah di pipi Syifa ketika berpaling ke arahku,dan tersenyum mengejek,entah apa maksudnya.Karena terlalu memperhatikan gelagat Syifa yang seolah menyombongkan diri terhadapku,aku lupa menjawab panggilan ustadz Zul.
"Afwan,apakah anti yang bernama Safinah?",aku baru terkejut jika belum menunjukkan diri saat ustadz memanggil namaku.Dan senyuman penuh ejek yang ditampilkan Syifa padaku seketika hilang dan menggelengkan kepalanya,mungkin karena dia tidak suka karena ustadz Zul salah mengira.
"Afwan ustadz,saya yang bernama Safinah",jawabku sembari menunduk.
"Ohh iya iyaa,saya lupa,ehh saya kira ini nama terakhir dan yang belum saya panggil hanya satu orang",ucap ustadz Zul menjelaskan dengan suara tersendat-sendat.
"Kok,seperti kenal gitu sama aku yaa"ucapku tanpa kusadari.
"Tuh kan,aku bilang juga apa finn.Nama kamu yang ditunggu-tunggu dari tadi",ujar kia memundurkan kepalanya ke belakang.Aku tertegun,kenapa kia bisa mendengarku,padahal suaraku tidak terlalu jelas.Nita hanya tersenyum kecil ketika aku melihat ke arahnya.
Dan saat ustadz Zul memanggil nama Syifa,seolah drama pagi ini belum berakhir.Syifa menjawab dengan malu-malu,seperti orang yang sedang kasmaran.Nita dan kia yang melihatnya hampir saja melempar kertas kecil yang sudah diremasnya bila tak sempat aku tahan,untuk menyadarkan Syifa.
"Nita,,jangan dong",cegahku pada Nita dan mengambil gumpalan kertas kecil di tangannya yang hendak dilempar ke arah syifa.
"Biarin aja finn,biar Syifa sadar",kia malah mengompori nita untuk meneruskan aksinya.
"Udah ah,nggak!,,kita mondok untuk mendidik jati diri kita agar lebih baik,bukan menuruti kata hati yang tidak baik",jawabku mengingatkan.
"Hemm,,nggak asik ahh",keluh Nita
Aku melotot mendengar keluhnya.
"iyaa,,iyaa,nggak jadii,maap,"akhirnya Nita yang paling emosian mengalah dan beristighfar,menenangkan diri.Bukannya apa Nita emosi pada tingkah Syifa,katanya Syifa sering kecentilan jika berhadapan dengan para ustadz yang membuat malu orang yang bersama Syifa.Bila memang kita ingin dimuliakan dan dihargai oleh lelaki,maka muliakan dulu perilaku kita.Jangan rendahkan harga diri ini,hanya karena mengedepankan hawa nafsu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments