istri lain

"Sekali lagi nak" Aska menggeleng, ia sudah tidak ingin makan lagi, baiklah aku tidak bisa memaksa, ku bersihkan sudut bibir anak ku yang sedikit kotor terkena kuah sup. Aska ku turunkan dari kursi, anak itu sudah berlari kencang entah kemana dengan mainan barunya, begitulah anak-anak, kalau sudah ada mainan baru tidak ingin di lepas dan terus saja di mainkan sampai bosan sendiri.

"jangan lari-lari nak" aku sedikit ngeri Aska terbentur karena pria kecil itu berlari dengan kecepatan tinggi, ada ada saja aku ini. Sup di mangkuk yang tersisa ku habiskan, setelahnya aku mencuci piring bekas makan dan masak tadi, aku tidak lagi mendengar suara tertawa Aska, entah apa yang sekarang anak itu lakukan, aku bergegas menemuinya di ruang keluarga.

"Aska" tidak ada sahutan

"anak mama" Masih tidak ada sahutan, aku pun tidak melihat anak itu di sana, saat ingin berbalik, mataku tertuju pada kaki mungil yang menyembul keluar dari balik kursi, aku mendekat dan menemukan Aska ku sudah tertidur dengan mainannya di atas perut. Sepertinya Aska sudah sangat mengantuk, tapi di paksa untuk tetap bermain, sebenarnya tadi aku ingin menidurkan Aska setelah membersihkan dapur, tapi anak itu sudah tertidur lebih dulu.

Pelan-pelan ku angkat tubuh kecilnya untuk di pindahkan ke kamar, setelah tubuh Aska sudah berada di atas ranjangnya, akupun ikut berbaring di samping Aska, menutup tubuh ku dan Aska dengan selimut, karena sekarang sedang turun hujan lebat sekali, jadi udara dingin.

....

Author POV

"Kamu di rumah?"

"iya, aku di rumah"

"aku nanti malam tidur di sana"

"serius?"

"iya sayang" jawab lelaki dengan tubuh tegap

"Vanessa sudah tidur?"

"sudah sayang, dari tadi dia nanyain kamu, kangen papah katanya" pria dengan dua orang anak dari dua orang istri itu melebarkan senyum, berkas di hadapannya Zidan tutup.

"mau makan apa, nanti aku minta Bi Inah masakin sebelum kamu pulang "

"apa aja deh, yang penting Vanesha suka juga, jadi dia bisa makan lahap, ya udah aku tutup dulu"

"iya, semangat kerjanya sayang ku"

"iyaa. oh iya, besok kita kerumah mama, acara ulang tahun anaknya ka Praya "

"ok sayang. istri pertama kamu gimana?"

"gimana apanya " Jawab Zidan dengan nada tidak suka.

"Kamu nggak ngajak dia" terdengar sekali nada ejekan dari sebrang sana.

"aku tutup" Zidan tidak ingin membahasnya lebih lanjut, mood-nya jadi rusak.

Zidan merapikan berkas-berkas di hadapannya, ia lirik jam tangan mewah merek ternama yang bertengger di pergelangan tangannya, dua kancing baju bagian atas sudah terbuka, ke-dua lengan baju di gulung hingga siku.

Masih pukul lima sore, Zidan sudah bereskan semua pekerjaannya karena tidak sabar ingin bertemu dengan keluarga kecilnya yang lain, apa Zidan tidak tau, istri pertamanya dan anak laki-lakinya harus kembali menahan rindu Padanya.

.....

Inayah POV

"Mama, papa nggak pulang ya" ku tarik nafas berat, aku tidak tau harus katakan apa lagi sebagai alasan, hampir setiap hari anak ku menanyakan kepulangan papanya, setiap kali itu juga aku harus membuat alasan untuk membuatnya mengerti. Ku usap peluh yang memenuhi wajah anak ku, Aska baru saja selesai bermain kejar-kejaran seorang diri.

"papa banyak kerjaan nak, insyaallah papa akan pulang nanti" Sudut bibir kecilnya melengkung ke bawah, tangan robot lepas Pasang miliknya Aska putar-putar, bentuk kekecewaan.

"papa nggak sayang Aska ya, mah?" mata indah anakku memancarkan kesedihan, hatiku kenapa tiba-tiba sakit saat putra kecilku menanyakan hal itu, aku tidak tega, putra ku itu sangat menyayangi Zidan, ia ingin bermain-main dengan papanya, tapi entah kenapa papanya itu seperti membangun beton pembatas di antara mereka, tidak pernah sekalipun Zidan mengajak putra kami bermain bersamanya, aku mengerti kesibukannya, tapi apakah tidak ada waktu sebentar untuk anak kamu.

"Aska ko ngomong gitu nak, papa sayang banget tau sama Aska" aku coba beri pengertian yang bisa di pahami Aska yang usianya baru empat tahun.

"tapi ko papa nggak pernah mau main sama Aska ya, mah" ku angkat tubuh Aska berpindah ke pangkuan ku.

"Karena papa ingin putranya menjadi anak yang kuat" aku berusaha tersenyum meskipun aku bisa merasakan sakit juga di hati. Aska memutar tubuhnya menghadap ku, tangan kecilnya melingkar di leher ku, sedangkan wajahnya Aska tenggelamkan di pundak ku, aku mengusap punggungnya.

"Aska sayang mama sayang papa"

"papa mama juga sayang sama Aska, sayang sekali"

"sekarang kita tidur ya, besok kan Aska mau sekolah"

"yeeey" Aska melepas pelukannya, ia girang sekali dan tidak sabar ingin pergi ke sekolah

"Aska sekolah, Aska punya banyak teman, ye ye ye ye" aku tertawa kecil, mainan Aska yang berserakan aku rapikan dulu ke tempatnya, setelah itu aku menyusul Aska ke lantai dua.

"Jangan lari-lari nak"

"ayo mah cepat"

"iya sayang"

....

author POV

"papa" gadis perempuan yang usianya satu tahun lebih muda dari Aska berlari ke arah Zidan, Zidan duduk bersimpuh dengan tangan merentang bersiap menangkap gadis kecil dengan rambut ekor kuda masuk ke dalam pelukannya, sedangkan di belakangnya seorang wanita dengan rambut cepol asal berdiri dengan tangan terlipat di depan dada.

"Hap" tubuh kecil itu sudah mendarat di pelukan Zidan, Zidan daratkan ciuman bertubi-tubi di pucuk kepala putrinya, kasih sayang Zidan begitu terlihat berbeda.

"Anak papa ko belum tidur, sayang"

"necha tunggu papa" umurnya baru tiga tahun, Nesha belum bisa berucap kata dengan lancar.

"benarkah?"

"iya papa, necha mau tidur sama papa boleh" Zidan mengangguk.

"yeeey, makasih papa" Nesha mencium pipi tegas Zidan secara bergantian, wanita yang sejak tadi hanya melihat saja kini sudah berdiri di dekat mereka, Zidan buka satu tangannya meminta wanita penuh wibawa itu masuk ke dalam pelukannya, mereka bertiga terlihat seperti keluarga yang begitu bahagia, Zidan cium kening si wanita dengan penuh sayang.

"Ayo makan, BI Inah sudah masak"

"ayo"

Mereka sekarang sudah ada di ruang makan, Vanesha duduk dengan Manja si atas pangkuan Zidan, sedangkan sang ibu yang bernama Karina menyuapi anak dan papa itu secara bergantian.

"duduk di bawah yang sayang, kesian Papanya cape Lo" Vanesha menggeleng dengan wajah tertekuk

"nggak mau, Eca mau cama papa aja"

"sudah Rin, nggak papa, biarin dia" Makan malam yang begitu hangat, ada tawa bahagia, ada perbincangan hangat di antara tiga orang itu, jelas sekali perbedaannya dengan makan malam di rumah Inayah.

.....

Karina buang kapas ke tempat sampah, kemudian ia matikan lampu kamar dan menyisakan lampu tidur di atas Nakas, Karina bergabung tidur dengan Zidan yang sudah lebih dulu larut ke alam mimpi, Karina pandangi dulu suaminya itu, baru ia berpindah tidur di hadapan Zidan, Zidan yang merasakan kehadiran Karina bergeser memberi ruang untuk sang istri, Zidan peluk Karina dengan erat.

"sayang"

"kenapa?" Suaranya serak dengan mata terpejam

"kapan kamu ceraikan istri mu itu, aku mau hanya aku saja dan Vanesha yang ada di hidup kamu" Zidan kontan membuka matanya, tatapan tidak suka ia arahkan pada wanita yang mendongak menatapnya.

"Bukan kah kita sudah sepakat untuk tetap seperti ini, hingga akhir" ucap Zidan tegas

"Tapi aku nggak mau sayang, aku mau menjadi satu-satunya istri kamu, aku ingin hanya ada aku dan Vanesha, tidak ada Inayah dan anak haram mu itu"

"Karina!" bentak Zidan dengan suara tinggi.

"jangan pernah sebut Aska anak haram, Aska adalah darah daging ku" Karina tertawa sumbang

"darah daging? kamu yakin anak itu darah daging kamu, bukan darah daging Raka?" Zidan terdiam dengan sorot mata tajam, ia tidak mampu menyanggah ucapan istri keduanya itu, Zidan lepaskan pelukannya dan berbalik membelakangi Karina.

"Ayolah Zidan, jujur dengan hati kecil kamu, sayang. kamu tidak bisa menyayangi anak itu seperti kamu menyayangi anak kita kan?" Zidan masih tetap diam

"iya kan Zidan? itu sudah menjadi bukti non fisik yang menunjukkan kalau kalian tidak memiliki ikatan batin, sayang " Karina bergeser, ia merapatkan tubuhnya dengan Zidan, satu bibir Karina terangkat.

"sudah nggak usah di pikirkan, tidur aja dulu, besok kita kan harus kerumah mama" Zidan tidak bisa tidur lagi, ia terus terbayang dengan sosok anak dan istrinya yang lain.

Terpopuler

Comments

S

S

Oh...ternyata tunggu saja kau Zidan kau akan menyesal seumur hidup.Dan apa kau ragukan anakmu sendiri makin dalam ntar penyesalamu.

2023-08-09

0

Nar Sih

Nar Sih

ya allah teyata zidan punya istri dua ,kasihan kamu inayah ,sabarr yaa

2023-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 prolog cinta yang memudar
2 Suami dingin
3 mantan pacar tersayang
4 istri lain
5 hari pertama sekolah
6 cinta yang sama
7 tantrum
8 pesan yang di hapus
9 Ibu mertua dan ipar
10 bukan anak sial
11 di gendong papah
12 sakit
13 kemarahan Karina
14 keraguan
15 semakin asing
16 darah segar
17 liburan
18 sahabat lama
19 kehangatan yang berbeda
20 di usir
21 Sakit parah
22 Papah tidak sayang Aska
23 Pulang kampung
24 kenangan berharga
25 akhirnya pulang
26 permintaan cerai
27 bersenang-senang
28 Siapa yang salah
29 Nggak mau pulang
30 cemas
31 Tidak mengenali dia
32 Maaf aya
33 Kapal pecah
34 Lebam
35 Om Zidan
36 Suami atau anak
37 Bukan papah Aska
38 Pisang coklat
39 Masa lalu
40 Libur kerja
41 Pacaran
42 waktu luang
43 perlen bayi
44 Rumit
45 Kedatangan tamu
46 Huru hara
47 Tau
48 Seharusnya tidak pernah menikah
49 Suami Karina
50 Hancur tak tersisa
51 Cerai
52 Amukan Inayah
53 Pilihan
54 Rapuh
55 nyawa yang menjadi taruhannya
56 Awal mula masalah
57 Ancaman
58 Pangadilan agama
59 kejutan tidak terduga
60 Memulai
61 Mimpi buruk
62 Keguguran
63 Datang
64 melahirkan
65 Tama rindu anak-anak
66 papah
67 Siapa Karina?
68 menikah
69 Satu hari bersama Om Tama
70 Mencari papah.
71 Lamaran
72 menjenguk mbak Naila
73 Sah
74 Serangan jantung
75 Mual
76 Maaf dari Inayah
77 Bermain
78 Ketemu
79 pelukan berdarah
80 Rumah sakit
81 ada apa sebenarnya
82 Pria gila
83 Boneka
84 hemm baca aja kali aja perlu
Episodes

Updated 84 Episodes

1
prolog cinta yang memudar
2
Suami dingin
3
mantan pacar tersayang
4
istri lain
5
hari pertama sekolah
6
cinta yang sama
7
tantrum
8
pesan yang di hapus
9
Ibu mertua dan ipar
10
bukan anak sial
11
di gendong papah
12
sakit
13
kemarahan Karina
14
keraguan
15
semakin asing
16
darah segar
17
liburan
18
sahabat lama
19
kehangatan yang berbeda
20
di usir
21
Sakit parah
22
Papah tidak sayang Aska
23
Pulang kampung
24
kenangan berharga
25
akhirnya pulang
26
permintaan cerai
27
bersenang-senang
28
Siapa yang salah
29
Nggak mau pulang
30
cemas
31
Tidak mengenali dia
32
Maaf aya
33
Kapal pecah
34
Lebam
35
Om Zidan
36
Suami atau anak
37
Bukan papah Aska
38
Pisang coklat
39
Masa lalu
40
Libur kerja
41
Pacaran
42
waktu luang
43
perlen bayi
44
Rumit
45
Kedatangan tamu
46
Huru hara
47
Tau
48
Seharusnya tidak pernah menikah
49
Suami Karina
50
Hancur tak tersisa
51
Cerai
52
Amukan Inayah
53
Pilihan
54
Rapuh
55
nyawa yang menjadi taruhannya
56
Awal mula masalah
57
Ancaman
58
Pangadilan agama
59
kejutan tidak terduga
60
Memulai
61
Mimpi buruk
62
Keguguran
63
Datang
64
melahirkan
65
Tama rindu anak-anak
66
papah
67
Siapa Karina?
68
menikah
69
Satu hari bersama Om Tama
70
Mencari papah.
71
Lamaran
72
menjenguk mbak Naila
73
Sah
74
Serangan jantung
75
Mual
76
Maaf dari Inayah
77
Bermain
78
Ketemu
79
pelukan berdarah
80
Rumah sakit
81
ada apa sebenarnya
82
Pria gila
83
Boneka
84
hemm baca aja kali aja perlu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!