Jenny Setuju

🌹 Happy Reading 🌹

Jangan lupa tinggalin jejak dengan like dan komentarnya yah, ooh iya tekan bentuk hati agar tidak ketinggalan ceritanya yah. Salam sayang dari Author 🤗.

" Tidak, karena aku tahu dia akan sangat sedih dan menyalahkan dirinya sebab tidak menjagamu dengan baik." ucap Satria dengan wajah sedih.

" Aku tahu, saat ini kau takut meninggalkan Jenny sendirian di dunia yang keras ini."

" Tapi kau tenang saja, kamu masih memiliki ibu dan aku, kami akan menjaga dan mencintai Jenny seperti anak kami sendiri." ucap Satria meyakinkan ayah Surya.

" Maka dari itu bukankah lebih baik jika kita melakukan perjodohan ini, kau tenang saja anakku adalah pria yang baik-baik hanya saja dia terlihat dingin tapi sebenarnya dia memiliki hati yang hangat." jelas Satria.

" Aku mohon." bujuk Satria pada Ayah Surya.

" Aku tidak meragukan kalian akan mencintai putriku seperti anak sendiri namun tentang perjodohan aku tidak bisa memaksa Jenny untuk melakukan hal itu." ucap ayah Surya.

" Kenapa ?"

" Aku tidak ingin menghancurkan masa depan Jenny hanya karena perjodohan, aku ingin dia sendiri yang memilih pasangannya." ucap ayah Surya, mempertimbangkan perjodohan ini.

Sejujurnya ayah Surya takut jika Jenny di jodohkan dan tidak disayang oleh suaminya seperti yang selalu di tonton oleh ayah, maka dia tidak akan memaafkan dirinya sendirinya.

" Ahhh, kalau begitu aku tidak bisa memaksamu lagi." ucap Satria.

" Namun bagaimana jika kau membicarakannya dengan Jenny, jika Jenny mau maka perjodohan ini akan dilakukan tapi jika Jenny menolak maka aku akan menyerah." jelas Satria.

" Jika nanti Jenny menolak, kami akan tetap menjaga dan menyayanginya seperti anak kamu sendiri."Satria menenangkan ayah Surya.

" Terimakasih." ayah Surya terharu dan menepuk tangan Satria.

Mereka turun dari mobil dan disambut oleh nenek dan Dita, membuat mereka pucat karena melihat nenek dan Dita menguping.

" Apa yang kalian lakukan ?" tanya Satria.

” Hahah, tidak apa-apa." ucap Dita menyangkal.

" Tidak usah berbohong."

" Berbohong apa ? kami tidak mendengar apa-apa karena mobil ini terpasang kedap suara." omel nenek kesal karena tidak mendengar percakapan Satria dan ayah Surya. Lain hal dengan Satria dan ayah Surya mereka berdua bernafas lega.

" Apa yang kalian bicarakan di dalam begitu lama, apa ada sesuatu yang penting sehingga takut diketahui oleh kami ?" tanya nenek penasaran.

" Tidak ada hal penting, aku hanya membujuk kak Surya untuk menerima perjodohan ini." jelas Satria.

" Benarkah, lantas apa jawabanmu ?" tanya nenek pada ayah Surya.

" Aku tidak bisa membuat keputusan ini." jawab ayah Surya membuat nenek dan Dita kecewa.

" Apa maksud mu, kenapa kau menolak perjodohan ini ? apa kau tidak menghargai aku dan ibumu." ucap nenek sangat kecewa pada ayah Surya.

" Bukan begitu ibu, kak Surya tidak menjodohkan mereka tanpa persetujuan Jenny." jelas Satria membuat nenek berbalik melihat Satria.

" Kak Surya mengizinkan jika Jenny setuju untuk menikah, karena dia tidak ingin memaksa putrinya untuk dijodohkan." jelas Satria.

" Astaga, maafkan aku nak." ucap nenek.

Mereka berbincang sedikit dan memutuskan pulang ke Jakarta, mereka akan kembali ke sini 1 minggu lagi. Jika Jenny menolak perjodohan maka mereka tidak akan memaksa Jenny, tapi mereka akan tetap memaksa membawa Jenny dengan ayahnya untuk tinggal bersamanya di Jakarta.

\*-\*-\*-\*-\*

2 hari sejak kedatangan nenek, ayah Surya masih belum berani untuk memberitahu tentang perjodohan itu pada Jenny.

" Bagaimana caranya aku memberitahu Jenny." gumamnya.

" Apa yang ingin Ayah katakan padaku ?" tanya Jenny yang tiba-tiba muncul dari belakang ayah Surya. Ayah Surya kaget dengan kedatangan Jenny.

" Ahhh, tidak ada." ayah berbohong.

" Ayah aku tidak budek, aku mendengar apa yang ayah katakan." ucap Jenny duduk disamping ayahnya.

" Cepat katakan padaku ayah, ayah tahu sendiri kan kalau aku itu tukan kepo jadi aku akan terus membujuk ayah untuk memberitahuku." jelas Jenny.

" Kamu sangat mirip ibumu, dasar ratu kepo." ejek ayah mencubit ujung hidung Jenny.

" Emmh ayah." Jenny memperlihatkan ekspresi marah tapi terlihat imut, membuat ayah Surya tersenyum dan mencubit pipi Jenny gemas.

" Ayah.." ucap Jenny cemberut.

" Hahaha, baiklah akan ayah ceritakan tapi sebelum ayah meminta maaf padamu." ucap ayah Surya dengan sendu.

" Apa yang ingin ayah katakan ? kenapa harus meminta maaf." tanya Jenny kebingungan.

" Apa kamu masih ingat tamu kita yang datang 2 hari kemarin ?" tanya ayah Surya.

" Emmm ooh, sahabat nenek kan ? , iya Jenny ingat."

" Emang kenapa dengan nenek itu ?" tanya Jenny.

Ayah menghembuskan nafas dengan kasar dan mengenggam tangan Jenny.

" Sebenarnya kedatangan sahabat nenek kesini itu karena dia ingin menjodohkan cucu laki-lakinya dengan kamu." jelas ayah Surya, membuat Jenny syok.

" Mereka tidak memaksa Jenny untuk setuju dengan pernikahan, maka dari itu Jenny berhak menolak." ayah Surya merapikan anak rambut Jenny sambil tersenyum sendu, Jenny menatap sang ayah sambil tersenyum.

" Apa dia pria baik-baik ?" tanya Jenny di luar ekspektasi ayah. Karena ayah pikir Jenny akan marah dan sedih tapi dia malah menanyakan pria itu sambil tersenyum.

" Iya dia pria baik, tunggu ayah tunjukkan fotonya padamu, m om Satria mengirimkan fotonya padaku agar kau bisa melihatnya." ayah mengambil handphonenya dan memperlihatkan foto anak Satria.

" Dia tampan dan terlihat dia adalah pria baik-baik." ucap Jenny tersenyum.

Perasaan ayah bercampur aduk sebab disisi lain dia belum bisa merelakan putrinya dan disisi lain dia ingin putrinya memiliki seseorang yang bisa menjaganya jika dia sudah tiada.

Ayah berusaha meyakinkan diri agar bisa merelakan putrinya pada putra Satria, ayah sedikit merasa tenang karena orang yang ingin dijodohkan oleh anaknya adalah anak Satria yang sudah dia anggap saudara, ayah yakin anak Satria adalah orang yang baik.

" Apa kau ingin melakukan perjodohan ini ?" tanya Ayah.

" Iya Jenny mau, dia adalah pria pilihan ayah maka aku yakin dia pasti pria baik-baik."jelas Jenny.

" Tapi walaupun kami sudah menikah, aku tetap ingin bekerja dan meraih cita-cita ku." Jenny memberi syarat lada ayahnya.

" Tentu saja." tiba-tiba seorang muncul dari balik pintu.

" Bibi..." gumam ayah tidak percaya nenek datang karena dia mengatakan akan datang 5 hari lagi tapi baru 2 hari dia sudah ada disini.

" Apa yang bibi lakukan disini, bukannya 3 hari lagi ?" tanya ayah tapi tidan di hiraukan oleh nenek yang berjalan pelan ke arah Jenny.

" Maaf kakak ipar, ibu sangat tidak sabar menunggu jawaban dari Jenny." sahut Dita.

" Sampai sejauh mana bibi mendengar percakapan kami ?" tanya ayah tapi masih di hiraukan oleh nenek.

" Kamu tidak perlu khawatir, walaupun kalian sudah menikah kami akan membebaskan mu untuk melakukan apa yang kamu inginkan, kami selalu mendukungmu." nenek mengelus kepala Jenny dan memeluknya.

Thanks you for reading 🌹🌹🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!