🌹 Happy Reading 🌹
Jangan lupa tinggalin jejak dengan like dan komentarnya yah, ooh iya tekan bentuk hati agar tidak ketinggalan ceritanya yah. Salam sayang dari Author 🤗.
Jenny dan ayahnya pulang duluan, sebenarnya Jenny masih ingin kumpul dengan temannya tapi dia lebih memilih ikut dengan ayahnya untuk merayakan kebahagiaan mereka bersama.
Mereka pulang mengendarai motor buntut milik ayah, walaupun sudah terlihat tidak layak dipake tapi dengan keahlian ayah memperbaiki barang bekas ini sehingga masih bisa digunakan. Kondisi mereka terlihat sangat buruk namun siapa pun melihat mereka pasti iri karena kebahagiaan dan kebersamaan mereka.
Sepanjang perjalanan Jenny memeluk erat pinggang ayahnya dengan senyum indah yang terus menghiasi wajahnya.
" Ayah.."
" Iya.."
" Ayah, aku janji akan membuatmu selalu bahagia dan bangga memiliki ku." ucap Jenny.
" Tidak usah bersusah payah, karena kamu sudah melakukannya."
" Tidak, aku akan melakukan lebih dari itu, aku berjanji akan menghasilkan uang yang sangat banyak agar ayah bisa hidup bahagia dan tenang di rumah bersamaku." ucap Jenny.
" Hahah, baiklah putri kecilku." ucap ayah.
Sepanjang jalan mereka mengobrol ringan dengan sesekali tertawa.
Saat sampai di depan rumah, ayah dan Jenny bingung melihat mobil Rubicon terparkir di depan rumah mereka.
" Mobil siapa ini ?" tanya Jenny melihat sekelilingnya.
" Sepertinya, mobil tetangga." jawab ayah.
" Haa.. benarkah ?, tapi ini adalah mobil yang sangat mahal, apa ada tetangga yang mendapatkan hadiah lotre." ucap Jenny karena pasalnya kompleks yang di tempati Jenny, semua penduduknya masuk dalam kategori masyarakat kurang mampu.
" Biarkan saja dia terparkir disana nanti orangnya datang sendiri, lebih baik kita masuk ke rumah, ayah akan membuatkan mu makanan kesukaan mu."
" Horee.." teriak riang Jenny mengandeng tangan ayahnya masuk ke halaman rumahnya.
Tiba-tiba mereka berhenti sebab di teras rumahnya ada seorang nenek, sepasang suami istri, serta 2 pria gagah. Jenny menyatukan alisnya dengan penuh tanda tanya melihat kelima orang ini di rumahnya, karena dilihat sekilas dari baju yang digunakan dan cara berpakaian, Jenny yakin bahwa 5 orang yang ada didepan rumahnya bukan orang biasa.
" Surya.." teriak nenek itu memanggil ayahnya Jenny.
Nenek itu berjalan pelan ke arah mereka menggunakan tongkatnya serta di bantu oleh menantu perempuannya.
" Surya." ucap nenek itu dengan full senyum mendekati ayah Surya dan memeluknya.
" Akhirnya aku menemukanmu." ucap nenek mengelus punggung Ayah Surya.
" Bibi.." gumam ayah Surya membalas pelukan nenek.
" Dasar anak bandel." ucap nenek tiba-tiba merasa kesal, dia menarik Surya dan memukuli pantatnya.
" Ahhh..ahhh..apa yang bibi lakukan ?." tanya ayah Surya bisa lolos dari pukulan nenek.
" Kau pantas mendapatkannya." ucap nenek menghentakkan tongkat ke tanah.
" Siapa gadis cantik ini, apa kah dia cucuku ?" tanya nenek tersenyum melihat Jenny.
" Dia Jenny, dia anak ku dengan Dita." ucap ayah memperkenalkan Jenny.
" Kamu benar-benar cantik sangat mirip dengan ibumu." nenek mengelus lembut pipi Jenny dan memeluknya, Jenny yang tidak tahu dengan apa yang terjadi hanya tersenyum.
Ayah Surya melihat Satria yang tersenyum ke arahnya, ayah Surya mbalas senyum Satria dan berbalik ke arah nenek.
" Bibi, sebenarnya ada urusan apa bibi kesini ?" tanya Ayah.
" Ada yang ingin aku sampaikan pada kalian, tapi sebelum itu apakah kami bisa masuk dulu bocah nakal." ucap nenek.
" Ahh, maafkan aku silahkan masuk." ayah mempersilahkan mereka masuk.
Nenek melihat sekeliling rumah Jenny.
" Kecil, tapi didalamnya sangat rapi dan indah, kamu sangat beruntung memiliki anak dan cucu yang baik hati." nenek berbicara dengan salah satu bingkai foto yang sudah usang.
" Ayah, dia siapa ?" tanya Jenny pada ayahnya.
" Emm, nenek itu adalah sahabat nenek kamu, sedangkan pria itu adalah anak dari nenek dan wanita disampingnya adalah istrinya." jawab ayah.
" Oalah, aku lihat ayah sangat dekat dengan nenek itu tapi kenapa dia bilang, akhirnya aku menemukanmu ?." tanya Jenny lagi karena sangat penasaran.
" Itu urusan orang dewasa, nanti di waktu yang tepat ayah akan menjelaskan padamu." ayah menghindari pertanyaan Jenny.
" Ooh iya, tolong buatkan teh untuk tamu kita."
" Oke." Jenny dengan cepat berlari ke dapur.
Ayah berjalan ke ruang tamu dan melihat nenek berdiri memandang foto ibunya yang terpajang di dinding, sambil tersenyum.
" Bibi." panggil ayah.
" Ahh Surya, hahaha kamu masih menyimpan foto ini." ucap nenek mengangkat 1 bingkai foto dari atas lemari, ayah hanya melihat foto itu.
" Sudah 30 tahun sejak kepergiannya namun aku masih sangat merindukannya dan selalu berharap bahwa ini semua hanya mimpi." gumamnya terlihat sangat sedih.
" Maafkan aku, aku telah lalay menjaga anakmu." sesal nenek memeluk bingkai foto itu.
" Bibi jangan merasa bersalah seperti ini, ini semua bukan salah mu, aku sendiri yang memilih pergi." sanggah Surya pada nenek karena menyalahkan dirinya.
" Lantas kenapa kau pergi ?." teriak nenek marah dan menjewer telinga Surya.
" Ahhh sakit, apa yang bibi lakukan ?, aku bukan anak kecil lagi." ujar ayah Surya berusaha melepas telinganya dari nenek namun tenaga nenek cukup kuat masih seperti dulu.
" Tetap saja kamu masih anak kecil dimata ku." ucap nenek melepas telinga Ayah Surya.
" Aku bukan anak kecil lagi bi, lihat saja aku sudah memiliki anak." ayah Surya berusaha membela diri karena dia sangat malu di katakan anak kecil di hadapan orang lain, untung saja Angel masih di dapur jadi dia tidak melihat ayahnya yang diperlakukan seperti itu.
" Baiklah-baiklah anak kecil." ejek nenek mencubit pipi ayah Surya.
" Bibi..." teriak kecil ayah Surya takut Angel mendengarnya.
Semua orang di ruang tamu berusaha menahan tawanya, ayah Surya melihat anak laki-laki nenek yang tertawa sambil melihat ayah Surya. Ayah Surya tersenyum ke arahnya dan di balas senyum oleh anak nenek namun dengan mata sendu seperti menahan tangisnya.
Nenek duduk di sofa dan mengajak ayah Surya duduk disampingnya. Tak lama kemudian Jenny keluar dari dapur membawa nampan berisi teh, semua orang berbalik melihat Jenny.
" Silahkan tehnya." Jenny mempersilahkan para tamu.
" Terimakasih gadis cantik." puji nenek.
" Iya nek." jawab Jenny dan meninggalkan ruang tamu.
" Silahkan di minum teh dan kuenya." ayah Surya mempersiapkan tamunya untuk minum.
Nenek mulai minum tehnya dan disusul oleh anak dan menantunya, nenek meletakkan cangkirnya dan menatap ayah Surya, membuat ayah Surya bingung.
" Aku tidak akan kembali ke Jakarta bibi, aku sudah memiliki keluarga dan aku mampu membiayai keluarga ku, jadi bibi tidak usah khawatir tentang aku." ucap ayah dengan tegas karena tahu maksud nenek datang jauh-jauh ke Bandung, pasti ingin membawanya pulang ke Jakarta dengan alasan tanggung jawab dan janjinya pada ibunya.
Thanks you for reading 🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments