🌹 Happy Reading 🌹
Jangan lupa tinggalin jejak dengan like dan komentarnya yah, ooh iya tekan bentuk hati agar tidak ketinggalan ceritanya yah. Salam sayang dari Author 🤗.
" Aku tidak akan kembali ke Jakarta bibi, aku sudah memiliki keluarga dan aku mampu membiayai keluarga ku, jadi bibi tidak usah khawatir tentang aku." ucap ayah dengan tegas karena tahu maksud nenek datang jauh-jauh ke Bandung, pasti ingin membawanya pulang ke Jakarta dengan alasan tanggung jawab dan janjinya pada ibunya.
" Awalnya aku ingin membawamu pulang bersama ku, tapi setelah melihat anakmu aku jadi teringat janjiku pada ibumu." ujar nenek membuat ayah Surya bingung.
" Dengan janji ini, mau tidak mau kamu pasti ikut bersamaku pulang ke Jakarta." ucap nenek percaya diri.
" Apa maksud bibi ?" tanya ayah Surya kebingungan.
" Yahh, apa kamu pernah di beritahu oleh ibumu bahwa kami pernah melakukan perjanjian untuk menikahkan anak kami ?" tanya nenek pada Surya, nenek menyeringai melihat ekspresi wajah ayah Surya yang menandakan bahwa dia tahu cerita ini.
" Di lihat dari wajahmu sepertinya kamu tahu." ucap nenek membuat ayah Surya melihat nenek dengan wajah panik.
" A..aku tidak tahu." protes ayah Surya.
" Oouh, kalau begitu biar bibi yang memberitahumu."
" Tidak..tidak perlu, aku tidak ingin tahu." tolak ayah Surya.
" Surya..ini adalah janji kami dan aku yang masih hidup harus memenuhi janji kami." tegas nenek pada Surya.
" Tapi."
" Janji adalah hutang dan hutang harus bayar." ucap nenek membuat Surya diam.
" Dulu waktu aku dan ibumu masih berumur 16 tahun, kami pernah berjanji akan bersahabat sampai akhir hayat kami. Kami saling menyayangi seperti saudara kandung, pada suatu hari tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba kami berfikir untuk menjadi 1 keluarga saat sudah dewasa nanti." nenek menceritakan masa lalunya bersama ibunya Surya dengan penuh senyum.
" Tapi takdir tidak mendukung hal itu, oleh karena itu kami membuat janji untuk menjodohkan anak atau cucu kami kelak."
" Namun sayang anak aku semuanya cowok dan anak ibumu juga sama, maka dari itu janji itu tidak terwujud sampai sekarang." jelas nenek.
" Lantas apa hubungannya janji itu dengan aku dan Jenny?, bukannya janji itu tidak akan terwujud ?." ucap ayah.
" Siapa bilang, janji ini akan terwujud karena bibi ingin menjodohkan anakmu dan cucu laki-laki ku." ucap nenek tersenyum membuat ayah melotot kaget.
" Apa.." teriak Satria dan istrinya.
" Apa..cucu laki-laki." teriak ayah Surya.
" Iya, kebetulan aku memiliki seorang cucu laki-laki dan dia adalah anak Satria dan Dita." jelas nenek menunjuk anak dan menantunya.
" Kamu punya anak laki-laki ?" tanya ayah Surya pada Satria dan dibalas anggukan.
" Tenang saja, dia adalah pria baik-baik, aku jamin anak mu akan bahagia bersamanya." ucap Satria berusaha meyakinkan ayah Surya.
" Tapi."
" Dia adalah Direktur perusahaan clothing yang ada di Jakarta, perusahaan itu adalah hasil kerja kerasnya dia sendiri yang membangun perusahaan nya, kamu tidak usah khawatir aku yakin anakku bisa menjaga anakmu." ucap Satria meyakinkan ayah Surya namun dia masih bimbang.
" Kakak ipar, lihat ini adalah anak kami." istri Satria sangat semangat dia duduk di samping Surya dan memperlihatkan foto anaknya yang ada di handphonenya.
Sebenarnya Satria dan istrinya sudah menyukai Jenny saat pandang pertama, sekali lihat mereka tahu bahwa Jenny adalah orang baik, dan tentu saja mereka sangat bersemangat sekaligus senang saat mendengar bahwa nenek akan menjodohkan anaknya dengan Jenny.
Ayah mengambil ponsel Dita dan melihat dengan seksama pria di foto tersebut, tanpa sadar ayah Surya mengerutkan dahinya dan menggeleng kepalanya.
" Tidak, dia tidak cocok dengan putriku." tolak ayah Surya.
" Apa maksud mu ?, bagian yang mana tidak kau suka darinya ?" tanya nenek dengan kesal merebut ponsel Dita di tangan ayah Surya.
" Lihat dengan baik-baik, dia tampan, cerdas, kaya, mandiri, pria seksi, menawan, dan pria manis." puji nenek untuk meyakinkan ayah Surya.
" Dia sangat sempurna, jarang ada pria seperti ini." oceh nenek.
" Justru karena itu, dia sangat sempurna untuk putriku yang banyak kekurangan." ucap ayah sengaja merendahkan anaknya agar perjodohan ini tidak terjadi.
" Kamu sangat bodoh, siapa bilang anakmu tidak sebanding dengan anakku." protes Satria membuat Surya mendongak melihat Satria yang berdiri menunjuknya.
" Dia itu termasuk salah satu manusia sempurna di dunia, kau tahu jaman sekarang sangat jarang menemukan anak muda yang sopan pada orang tua dan bukan hanya itu dia adalah gadis yang cantik, manis, dan imut yang pernah aku lihat." puji Satria pada Jenny.
" Kakak jangan pernah merendahkan anakmu hanya karena kau menolak perjodohan ini." Satria menepuk pundak ayah Surya dan tersenyum.
Ayah Surya terdiam karena terharu mendengar Satria memanggilnya kakak setelah sekian puluhan tahun lamanya.
" Benar apa yang di katakan Satria, putrimu itu sangat sempurna dan sangat cocok dengan anak Satria." tambah nenek.
" Sifat Jenny sangat cocok dengan sifat putraku kakak ipar, aku yakin mereka sangat cocok dan serasi." tambah Dita untuk meyakinkan ayah Surya.
Satria melihat ayah Surya yang masih bimbang membuat dia berfikir untuk mengajak ayah Surya untuk mengobrol berdua.
" Ibu biarkan aku bicara dengan kak Surya." izin Satria pada ibunya dan dibalas anggukan oleh nenek.
" Kak Surya apa aku boleh bicara berdua denganmu di luar." ajak Satria menarik tangan Surya.
Mereka berdua berjalan keluar rumah, Satria menarik ayah Surya untuk naik ke mobilnya. Ayah Surya heran kenapa mereka harus berbicara di dalam mobil padahal bisa bicara di teras.
" Kenapa harus bicara di dalam mobil ? kan bisa di depan teras saja." tanya ayah Surya pada Satria.
" Karena hal yang ingin aku bicarakan adalah hal penting, dan tentu saja hal yang kakak rahasiakan dari Jenny." ucap Satria membuat ayah Surya melotot kaget.
" Apa dia tahu tentang itu ?, tapi aku tidak pernah cerita ke siapapun." batin ayah Surya khawatir rahasianya diketahui oleh orang lain terutama Jenny, karena itu akan membuatnya sangat sedih.
" A..apa maksudmu ?" tanya ayah Surya gugup.
" Kakak, aku tahu sekarang kau mengidap penyakit kanker otak stadium 3." ucap Satria membuat ayah Surya berbalik menatap Satria dengan khawatir.
" Ti..tidak." ayah Surya menyangkal tuduhan Satria.
" Kakak tidak usah menyangkal, aku sudah tahu semuanya." ucap Satria mengotak-atik handphone nya.
" Setelah aku menemukan keberadaan kakak, aku mencari informasi kehidupan kakak sebelum memberitahu ibu, lihat." ucap Satria dan memperlihatkan handphone nya pada ayah Surya yang membuatnya sangat syok.
" Dari mana kau dapat surat ini ?" tanya ayah Surya.
" Maafkan aku kak Surya, aku menyelidiki mu dan surat ini aku dapatkan dari dokter yang menangani mu dan kebetulan dokter itu adalah temanku." jelas Satria.
" Apa bibi tahu tentang ini ?" tanya ayah Surya karena takut membuat nenek sedih.
Ibunya Surya meninggal 30 tahun lalu karena kanker otak, jika nenek tahu ayah Surya juga mengidap kanker otak maka dia tidak akan memaafkan dirinya karena tidak menjaga Surya yang dititipkan sahabatnya pada nenek sebelum meninggal.
" Tidak, karena aku tahu dia akan sangat sedih dan menyalahkan dirinya sebab tidak menjagamu dengan baik." ucap Satria dengan wajah sedih.
Thanks you for reading 🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments