Pagi...
Yesa memperhatikan Arka yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya, entah apa yang tengah suami nya lakukan. Tak sedikit pun arka menoleh ke arah nya.
"besok aku pergi sendiri bang ?"
Tanya Yesa namun Arka masih saja fokus pada ponsel nya.
Yesa menghela nafas panjang lalu pergi meninggalkan arka sendiri di meja makan, rasa sakit itu tiba tiba saja hadir saat arka tak menghiraukan nya sama sekali.
mungkin apa yang ada di ponsel itu lebih menyenangkan ketimbang Ia yang seperti nya tidak menarik sama sekali.
Yesa mengambil cucian kotor lalu memasukan nya ke dalam mesin cuci.
Di saat seperti itu Yesa lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan nya, dan pertanyaan tadi tidak akan pernah ia layang kan lagi pada Arka. besok ia akan pergi sendiri tanpa Arka dan mungkin hal itu lebih baik karena ia akan leluasa bersama teman teman nya.
"Yesa, Abang berangkat kerja ya !"
Teriak Arka dari luar rumah dan rasanya malas menghampiri.
untuk apa ? arka Juga tidak akan peka kalau ia marah jadi abaikan saja.
Yesa tetap mengurus pekerjaan rumah dan tidak memperdulikan mobil yang keluar dari gerbang rumah.
"mending ngomong sama mahluk halus, dia tidak terlihat tapi mendengar ucapan kita."
batin Yesa meringis pedih.
Yesa tak mau memikirkan Arka, pria itu saja cuek dan tidak memikirkan nya ? lalu untuk apa bersusah hati memikirkan Arka. ia lanjut membereskan rumah hingga tak terasa waktu berjalan lebih cepat.
Agis memutar musik untuk menghibur hati nya, namun kenapa lagu yang di putar melow semua.
Yesa mematikan pemutar musik tersebut lalu duduk di kursi meja makan.
"makan saja yang banyak, biar ngantuk terus tidur !"
gumam Yesa tidak ingin mengingat sikap Arka, namun kenyataannya justru ia menangis karena hal itu.
Kenapa Arka seperti itu pada nya ? berapa waktu yang ia habiskan khusus bersama nya, hanya saat di ranjang saja, setelah terpuaskan ia pergi memegang stik PS nya.
Yesa kembali menghela nafas berat lalu meminum segelas air putih hingga tandas.
Ironis sekali hidup nya ?
Gegas ia beranjak dari duduknya lalu pergi menggunakan kendaraan roda dua nya.
Jalan jalan ke mall mungkin bisa merubah suasana hati nya yang tengah kacau.
*
Yesa masuk ke sebuah toko yang menjual berbagai macam aksesoris dan pernak-pernik hiasan lemari kaca.
Yesa senyum mengamati kotak musik yang berbentuk komedi putar.
Cantik dengan warna merah muda nya. Dari kejauhan seorang pria tengah mencari kado untuk adiknya yang hari itu tengah berulang tahun, pria itu menoleh pada seorang wanita yang tengah memperhatikan sebuah kotak musik. Ezi mengulas senyum, tak menyangka ia akan bertemu dengan Yesa lagi.
Ezi senyum lagi mengingat kejadian lusa kemarin saat ban motor Erika kempes, wanita cantik itu benar benar menghindari nya.
Saat ini juga Ezi ingin menghampiri Yesa, namun urung sebab Erika pasti akan langsung pergi.
Ezi mengamati Yesa yang tengah melihat lihat paper carving lamp Tiga dimensi. Namun Yesa kembali menyimpan nya lalu pergi dengan kotak musik yang ia pegang, lalu Yesa kembali dan menyimpan kembali kotak musik tersebut, entah kenapa?
Yesa juga langsung pergi meninggalkan toko tersebut.
Gegas Ezi mengambil barang yang yesa ambil tadi lalu membeli nya.
*
Yesa melajukan motornya menuju kedai mie ayam jamur kesukaan nya, hari ini ia akan menyenangkan diri nya sendiri dan mengabaikan Arka.
kalau arka bisa seperti itu pada nya, kenapa ia tidak?
Tidak boleh lemah dan jangan mengemis cinta.
Yesa memesan satu mangkuk untuk nya dan memesan dua bungkus yang akan ia bawa untuk ibu dan adik nya.
Yesa menikmati makanan itu sendiri, sebenarnya sedih karena beberapa waktu lalu arka rajin sekali mengajak nya kemari, tapi sekarang arka selalu sibuk dengan hobi nya.
malam kemarin arka menawarkan makanan itu, namun Yesa menolak sebab ia sudah kenyang, dan di jam makan siang seperti ini waktu yang tepat menikmati makanan kesukaan nya itu.
Yesa berpikir sendiri, seperti nya ia harus kerja agar memiliki kegiatan selain mengeluhkan sikap Arka.
Dengan bekerja ia akan lebih sibuk dan memiliki penghasilan sendiri, tentu nya hal itu bisa membuat nya membeli apapun yang ia mau.
sebenarnya ingin sekali membeli barang barang tadi, tapi pasti arka akan marah dan mengatakan kalau ia boros. Hingga Yesa menyimpan kembali dan urung membeli nya.
setelah selesai makan Yesa lanjut ke rumah ibu nya.
Jarak tempuh nya tidak terlalu jauh hingga setengah jam kemudian ia sampai di rumah itu.
"Assalamualaikum Bu !"
sapa Yesa masuk ke dalam rumah tersebut.
"walaikumsalam... Yesa, darimana kamu nak ?" tanya Erlin lalu Yesa menyodorkan mie ayam bawaan nya.
"Habis makan Bu!"
cakap Yesa duduk sambil manyun.
"kenapa lagi kamu yes ?"
tanya Erlina.
"enggak apa-apa Bu, lagi bete aja kemana mana sendiri udah kayak janda !"
Ujar Yesa membuat Erlina menganga.
"jangan bicara seperti itu Yesa !"
Yesa merengut lalu menceritakan tentang kesibukan Arka.
Erlina menggeleng kan kepala nya lalu duduk di samping Yesa.
"kamu harus sabar dan bicara dengan arka baik baik. Kamu mau jadi janda?" ujar Erlin, dan Yesa langsung menggeleng kan kepalanya.
"Ya, tapi percuma bicara sama bang arka. dia enggak ngerti dan selalu bilang kalau Yesa banyak menuntut Bu!"
Sebenarnya Yesa tidak ingin bercerita tentang keadaan rumah tangga nya, tapi dengan siapa lagi ia bercerita tentang kesedihan nya itu.
"harus sabar dan mengalah untuk kebaikan rumah tangga kalian, Jangan bicara aneh-aneh. memang enak jadi janda di omongin sana sini."
Cakap Erlina membuat Yesa tertegun sejenak.
"Yesa tuh kesel Bu karena arka selalu mengabaikan yesa Bu, Apa apa hobi, Yesa tuh enggak pernah di perhatiin."
keluh Yesa lalu membuang nafas.
"ya ibu tahu Yesa, tapi coba kamu mengalah. Kamu harus yakin bahwa semua ada waktunya dan biarkan ia dengan kesenangan nya, yang terpenting tidak menyeleweng saja !" cakap sang ibu membuat Yesa termangu.
Mungkin ada benarnya yang di katakan oleh Erlina, tapi Yesa merasa itu tidak adil untuk nya.
Apa salah kalau ia mengharapkan perhatian dan kasih sayang dari suami nya?
lantas apa arti ia dalam hidup arka jika keseharian nya hanya memikirkan hobi nya? percuma ia ada namun tidak di anggap ada.
*
Yesa menghampiri Wina yang berada di kamar nya, terlihat Wina tengah menghadap laptop nya.
"dek, kamu bisa enggak temenin kakak ke acara reuni besok ?"
Tanya Yesa.
Wina beranjak dari duduknya lalu menghadap Yesa.
"enggak bisa kak, Wina besok mau pergi ke Bandung !"
tolak Wina membuat Yesa tertegun.
"kak Arka enggak bisa temenin kakak ?" tanya Wina memindai wajah Yesa tampak kecewa.
"enggak bisa dek, kak arka mau pergi main bola. ya udah enggak apa-apa nanti kakak berangkat sendiri saja !"
jawab Yesa kemudian pamit untuk pulang.
Lagi lagi ia harus kecewa dan terpaksa besok ia pergi sendiri, Yesa tidak akan meminta lagi pada arka, dan seperti nasihat sang ibu untuk membiarkan pria itu berbuat sesuka hati nya, sebab percuma berdebat dengan Arka. Itu tidak akan menyelesaikan masalah, sebab ia selalu merasa paling benar.
bersambung..
terima kasih sudah mampir, dukung dan ramaikan novel ini ya😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Uthie
Cerita nya bagus koq ini.. alur nya bagus.. dan enak di baca nya 👍👍👍👍
2023-07-16
1