Sampai sore Arka belum juga kembali dari latihan nya, namun Yesa tetap menjalankan tugas nya sebagai seorang istri.
Menyiapkan makanan untuk Arka, mengurus pakaian hingga merapikan rumah.
Setelah pekerjaan selesai Yesa memilih untuk tidur karena tidak ada kegiatan lain, Nonton televisi bosan, dan lebih baik merebahkan tubuhnya sambil bermain ponsel.
*
Yesa membuka matanya dan melihat jam menunjukkan pukul lima sore. Lekas ia mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat Ashar yang sudah tertinggal.
Yesa menghela nafas panjang lalu bersandar pada ranjang, hingga menjelang senja arka belum juga kembali. Yesa memainkan ponselnya lalu melihat status suami nya di Wattsap.
Seperti biasa kegiatan hari ini menjadi story nya di Wa dan Instragram.
Terlihat beberapa perempuan yang menjadi followers nya memberikan komentar memuji suami nya itu. Arka memang tampan, ia juga memiliki prestasi di dunia sepakbola.
Yesa menghela nafas panjang lalu beranjak ke kamar mandi, mungkin lebih baik berendam sampai suasana hati nya membaik.
Setengah jam kemudian adzan Maghrib berkumandang gegas Yesa beranjak dari but up lalu mengambil air wudhu.
Lebih baik sholat lebih dulu dari pada menunggu arka pulang.
Usia sholat Yesa keluar dari kamar dan melihat Arka menyembul masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum."
ucap arka mengulas senyum lalu menghampiri Yesa.
"jawab dong !"
"walaikumsalam... !"
jawab Yesa duduk di kursi meja makan.
"istri Abang marah?"
tanya arka namun Yesa diam tidak menjawab.
"Abang mandi dulu ya, setelah isya ini kita pergi jalan-jalan keluar ya!"
Ujar Arka dan di anggukan oleh Yesa.
Arka langsung masuk ke dalam kamar untuk mandi dan sholat Maghrib.
Setengah jam kemudian Arka menghampiri Yesa yang duduk di sofa.
"Ayo makan ?!"
Ajak Arka menarik tangan Yesa beranjak dari sofa.
"Sayang, tahu enggak tadi ada yang nawarin Abang masuk Tim sepak bola yang di Malang loh !"
Ujar Arka membuka obrolan lalu menceritakan kegiatan nya tadi di lapangan. Yesa hanya diam mendengar kan suaminya bercerita.
Arka tidak bertanya pada Yesa apa yang ia lakukan seharian di rumah, dan seperti nya hal itu tidak penting untuk Arka.
Ia hanya terus bercerita tentang keseruannya di lapangan hijau.
Mungkin benda bundar itu membuat Arka lebih senang di banding dengan dirinya, dan Yesa hanya bisa menghela nafas berat.
Yesa melangkah ke lemari makan untuk menyimpan sisa makanan yang tidak habis termakan.
"Mau pergi main kemana ?"
Tanya arka melihat Yesa dengan wajah masam nya, apa Yesa masih marah ?
"kemana saja terserah kamu bang !"
Jawaban terserah sebenarnya sudah menunjuk kan bahwa Yesa kesal pada Arka, mungkin hidup nya terasa menyenangkan karena hobi nya itu, lalu bagaimana dengan yesa ? setiap hari harus mendengarkan nya berbicara tentang bola.
Apalagi kalau ada pertandingan bola internasional, Ia akan sempat kan waktu untuk libur demi kegiatan itu.
Sementara waktu untuk Yesa terkikis habis demi hobi nya, dan perempuan beralis tebal itu hanya bisa bersabar.
Usia sholat isya kedua nya pergi keluar menggunakan kendaraan roda empat.
Yesa tak bersuara, netra nya memilih untuk memperhatikan jalanan yang ramai pengendara. malam weekend memang selalu ramai.
"Sayang, kamu mau beli apa ?"
Tanya Arka menoleh ke arah Yesa yang langsung melirik nya.
"Enggak bang, aku udah kenyang !"
Jawab Yesa tidak selera.
**
Waktu terus bergulir hingga beberapa waktu berlalu begitu cepat.
Lusa sudah kembali weekend dan Yesa ingin Arka menemani nya ke acara reuni.
"Sayang ini ATM nya kalau mau belanja, Abang udah ambil untuk keperluan Abang. Sisa nya kamu atur saja ya !"
Ujar Arka duduk di meja makan hendak sarapan pagi.
"Nanti sore kita pergi belanja ya bang, kebutuhan rumah udah habis!"
Ucap Yesa.
"tapi enggak bisa kayaknya dek, sore ini Abang lembur dan harus nunggu mobil balik semua ke gudang, kamu ajak wina saja ya !"
Yesa tertegun mendengar jawaban Arka. sudah tiga bulan terakhir ini Yesa selalu pergi berbelanja sendiri karena arka sibuk. biasanya arka menemani nya pergi berbelanja kebutuhan bulanan mereka, namun lagi lagi ia tidak bisa.
"Ya sudah nanti aku pergi sendiri !"
jawab Yesa mencoba untuk memahami kesibukan suaminya. Yesa tidak mau menuntut banyak hal hingga membuat mereka beradu mulut.
"Oh ya sayang, maaf juga untuk weekend ini. Abang di ajak main bola ke Bandung sama Rahman, katanya sih main di stadion Siliwangi Bandung."
Lagi lagi Yesa harus menelan pil pahit, dan itu membuat nya kecewa.
"Ya sudah!"
Yesa beranjak dari duduknya lalu mempersiapkan bekal untuk Arka bawa ke tempat kerja.
sabar lagi?
Yesa hanya bisa menepuk keningnya sendiri, mencoba untuk sabar dan membiarkan arka dengan kesenangan nya sendiri.
"Bang, aku boleh enggak ikut kerja sama Jesi ?"
Tanya Yesa sebelum Arka berangkat kerja.
"Jesica yang kerja di salon itu ?"
Yesa mengangguk kecil.
"enggak, jangan dek. kerja di situ kan enggak pakai kerudung udah gitu pakaian nya juga seksi seksi lagi !"
Arka memang selalu menyuruh Yesa untuk berpakaian tertutup dan tidak mengizinkan nya menampakkan rambut di hadapan yang bukan muhrimnya.
"Udah kamu di rumah aja, emang uang yang Abang kasih enggak cukup ?!"
Tanya Arka membuat Yesa termangu. bukan perihal uang, tapi ia bosan di rumah karena tidak ada kegiatan.
"Ya sudah Abang berangkat ya, jangan keluyuran main !"
Pesan arka lalu pergi meninggalkan rumah menggunakan kendaraan roda empat nya.
*
Yesa masuk ke dalam rumah untuk membersihkan bekas sarapan mereka, lebih baik pergi ke rumah ibu nya. mungkin Wina mau menemani nya pergi berbelanja kebutuhan bulanan.
Gegas Yesa membersihkan rumah sebelum ia pergi ke rumah ibu nya.
Kamar tidur, kamar mandi dan ruangan yang lain nya sudah rapih dan bersih, setelah itu Yesa menyiram tanaman sebelum lanjut membuang sampah keluar.
Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Yesa masuk ke kamar lalu kembali mandi karena gerah dan berkeringat setelah merapikan rumah.
Gegas Yesa keluar dari kamar mandi lalu bersiap siap untuk pergi. Yesa tampil cantik dengan dress cantik kotak kotak nya, pasmina berwarna capuccino melekat menutupi rambut nya.
Sebenarnya mereka pasangan serasi karena Yang pria tampan dan yang perempuan cantik. namun akhir akhir ini mereka jarang bersama karena Arka sibuk dengan kegiatan nya sendiri.
Yesa mendatangi rumah ibu nya dan menyampaikan maksudnya meminta Wina menemani nya berbelanja, namun Wina menolak karena ia memiliki tugas kuliah yang cukup banyak.
"ya sudah enggak apa apa dek, kakak berangkat sendiri aja !"
jawab Yesa mencoba untuk mengerti keadaan.
"Emang arka kemana ?"
Tanya sang ibu, Erlina.
"Bang arka kerja Bu, pulang nya malam !"
jawab Yesa mencomot kue pie susu yang tertata rapi di meja.
Sang ibu memang pandai membuat kue, Ia selalu menerima pesanan kue untuk acara pernikahan atau ulang tahun.
"Ya sudah pergi sendiri saja, enggak akan ada yang menculik kok !"
jawab Erlina senyum melihat Yesa memanyunkan bibirnya.
"Yesa berharap ada yang menculik Bu !"
Jawab yesa membuat Erlina melebarkan matanya. Yesa terkekeh kecil lalu pergi meninggalkan rumah sang ibu.
Gegas ia pergi menuju supermarket yang berada di mall.
Jalanan cukup lengang hingga membuat Yesa cepat sampai di mall itu, gegas ia berjalan ke arah supermarket dan mengambil troli.
Yesa berjalan mendorong troli sendiri, mengambil barang barang yang menjadi kebutuhan nya.
Biasanya Arka akan mendorong troli dan ia yang mengambil barang barang, tapi beberapa waktu ini ia selalu pergi sendiri karena Arka sibuk dengan pekerjaan dan hobi nya.
*
*
*
Bersambung.
Terima kasih sudah mampir 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Uthie
Cerita yg enak di baca nya 👍👍👍😀
2023-07-16
1