Seorang pria memperhatikan Yesa dari kejauhan. pria itu juga tengah mendorong troli belanja yang sudah berisi barang belanjaan.
Pria itu mengulssu senyum mengamati wajah Yesa yang tampak sendu, entah apa yang terjadi dengan perempuan itu.
Ezi termenung mengingat masa lalu, keduanya pernah dekat beberapa waktu yang lalu, Ezi meninggalkan Yesa begitu saja tanpa kejelasan.
Hubungan mereka berlalu tanpa putusan, Ezi sendiri baru kembali dari Kalimantan.
Ia terpaksa pergi meninggalkan Yesa karena ia di pindahkan kerja, Ezi salah karena pergi tanpa berbicara apapun pada Yesa, dan saat kembali Ezi mendengar kabar kalau Yesa sudah menikah.
Cukup lama ia berada di Kalimantan, Ezi memimpin proyek yang berada di kota itu hingga rampung.
Ezi ragu untuk menghampiri Yesa, tapi ia ingin sekali menyapanya.
Yesa tak sadar jika sejak tadi seseorang memperhatikan nya, Ia sendiri sudah selesai berbelanja dan tinggal membayar nya.
Belanjaan nya cukup banyak dan terpaksa ia harus membawa nya sendiri menggunakan motor.
Kenapa tidak menunggu libur dan pergi berbelanja dengan Arka ?
Tentu saja tidak karena waktu libur pun Arka sibuk dengan hobi nya dan lebih baik pergi sendiri karena berharap justru hanya akan membuat nya sakit.
"Hai....!"
Ujar seseorang menghampiri Yesa yang tengah mengantri di kasir.
Yesa menoleh ke arah belakang dan tertegun melihat sosok pria yang sudah lama sekali tak ia jumpai.
Ezi menilik wajah Yesa yang langsung kaku, tak begitu lama ia langsung memalingkan wajahnya dari Ezi.
"Gimana kabar kamu Ca ?"
Yesa terdiam mendengar panggilan itu, hanya Ezi yang selalu memanggil nya Eca.
"Baik !"
jawab Yesa menoleh sekilas lalu memalingkan wajahnya kembali. gegas Yesa melajukan troli belanjaan nya.
Ezi terus memperhatikan Yesa yang fokus pada barang belanjaannya, Seperti nya Yesa Enggan berbicara dengan nya.
Yesa tidak menoleh sedikitpun ke arah Ezi. Pria yang dulu pergi meninggalkan nya begitu saja tanpa kejelasan. Yesa menghela napas panjang saat mengingat masa dimana Ia berusaha keras merelakan cinta yang pergi begitu saja.
"Eca, Abang mau bicara sebentar ?!"
Ujar Ezi meminta Yesa untuk menunggu nya sebentar saja.
"Bicara apa ? Aku rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi !"
Jawab Yesa menolak berbicara dengan pria itu, gegas ia pergi setelah membayar semua barang belanjaannya.
Ezi tahu kalau Yesa marah dan tidak mau berbicara dengan nya perihal masa lalu. Ezi hanya diam melihat Yesa pergi dan tidak bisa mengejar karena belanjaan nya belum di bayar.
lekas Yesa menjinjing belanjaan nya menuju motor, Ia harus segera pergi karena tidak ingin bertemu lagi dengan Ezi.
Tiga tahun yang lalu keduanya menjalin hubungan dekat, Namun Ezi pergi meninggalkan nya begitu saja saat cinta itu berkembang pesat.
Pria itu menghilang begitu saja dan menggantung hubungan nya tanpa jelas, Hingga Arka datang mengganti posisi Ezi di hati nya.
Awalnya ia tidak menyukai Arka, namun rasa sepi yang hinggap di hati membuat Yesa menerima kehadiran Arka.
Hubungan Yesa dan arka berjalan cukup lama, sebab banyak kendala untuk membina rumah tangga hingga keduanya menunda waktu cukup lama untuk menikah.
Yesa sendiri tidak mempermasalahkan hal itu sebab Ia sendiri perlu meyakinkan hati untuk memilih teman hidup dan pilihan jatuh pada Arka. Yesa berharap jika apa yang terjadi dengan rumah tangga nya kini adalah bagian dari ujian yang harus mereka lewati.
Yesa memejamkan mata nya berusaha melupakan masa lalu dan bertahan pada masa sekarang, tapi apa bisa jika sikap arka selalu seperti itu ?
Yesa terus melajukan motor nya hingga merasakan oleng pada ban motor nya, apa mungkin kempes ?
Yesa menepikan motor nya ke pinggir dan tertegun saat melihat ban belakang nya kempes.
"Astaga !"
Gumam Yesa geram nya melihat salah satu ban nya kempes.
"kenapa mesti kempes segala sih, harus nya Lo tahu dong gue lagi galau dan bawa banyak belanjaan, kalau kayak gini kan gue harus dorong!"
Umpat Yesa pada kendaraan roda dua nya sambil berdecak kesal.
"His...!"
Mau tidak mau Yesa mendorong motor nya. ia kembali berdecak kesal saat tidak menemukan tukang tambal ban di sekitar jalan itu.
"Astaga bener bener ngenes !"
keluh Yesa lalu menghubungi Arka.
"Ada apa Yesa? Abang sedang sibuk. nanti kamu telepon lagi yah !"
Ujar Arka lalu mematikan panggilan telepon sebelum Yesa berbicara apapun.
Yesa tertegun menatap ponselnya yang tiba-tiba mati dan lagi lagi ia harus menghela nafas panjang.
Terpaksa Yesa mendorong motor nya sambil berpikir meminta tolong pada siapa ?
Tiba tiba sebuah mobil berhenti di samping nya, Yesa mengerut kan kening nya lalu melebar kan pupil nya saat melihat Ezi keluar dari mobil tersebut.
"Kenapa di dorong motor nya ? ban nya kempes ?"
Tanya Ezi membuat Yesa termangu sejenak menatap wajah Ezi. pria itu sekarang lebih tampan dan semakin berkharisma.
"Kalau enggak kempes ngapain aku dorong ?"
Jawab Yesa dengan jutek dan membuat Ezi terkekeh kecil.
Yesa mengacuhkan Ezi lalu kembali mendorong motor nya sendiri dan Ezi malah mengikuti nya.
"Apa sih kamu ?"
sergah Yesa saat melihat Ezi mengikuti nya.
"Abang bantu kamu ya, Ca ?"
Sergah Ezi membuat Yesa menghentikan langkahnya.
"enggak usah, aku bisa sendiri !"
Jawab Yesa lalu memalingkan wajahnya dari Ezi, namun pria itu tetap mengikuti nya.
*
Yesa duduk diam menunggu Bapak tukang tambal ban mengeksekusi ban motor nya yang kempes, Terpaksa ia menerima bantuan dari Ezi, karena lama kelamaan Yesa lelah mendorong motornya dengan belanjaan nya yang cukup banyak.
Ezi menyodorkan botol minuman ke arah Yesa, Perempuan itu langsung mendongak menatap wajah Ezi.
"Minum dulu Ca, jangan manyun terus seperti itu ?!"
Ujar Ezi menyimpan botol minuman tersebut di samping Yesa.
"Abang minta maaf ya Ca !"
Sambung Ezi kian membuat Yesa membeku, Apa Ezi hendak membahas masa lalu, tapi untuk apa ?
"Sudah selesai neng !"
Ujar bapak tersebut membuat Yesa tersadar lalu beranjak dari duduknya.
"Terima kasih sudah membantu bang, Yesa duluan ya!"
sanggah Yesa lalu membayar biaya operasional ban motor nya pada bapak itu. Usai itu Yesa langsung pergi meninggalkan Ezi di tukang tambal ban.
Apa yang mau di bahas ? Meskipun Yesa tidak menampik bahwa ia ingin tahu kenapa Ezi dulu meninggal kan nya begitu saja.
Namun Yesa memilih untuk pergi dan gengsi jika ia melunak begitu saja.
lekas Yesa melajukan motornya menuju rumah, waktu menunjukkan pukul dua siang dan rasa nya begitu haus juga lapar.
Yesa bersandar pada kursi dan merindukan mie ayam jamur kesukaan nya.
Sudah lama sekali Yesa tidak pergi makan ke kedai Mie ayam jamur, Arka tidak punya waktu untuk nya seperti dulu.
Yesa menelungkup kan wajah nya di meja mengingat sosok pria yang tiba-tiba saja hadir setelah sekian lama menghilang, dan ia datang seakan tak pernah terjadi sesuatu.
Apa kata maaf tidak terkesan basi ?
semua sudah berlalu, namun kenangan indah bersama Ezi tidak pernah terlupakan, sebab pria itu lah yang pertama kali mengenal kan ia cinta dan dia juga yang pertama kali mengenal kan luka.
"Ah kenapa terus-terusan memikirkan dia ?!"
Batin Yesa meronta lalu beranjak pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah nya.
"Jangan ingat ingat dia lagi Yesa !"
nasihat nya pada diri sendiri seperti sebuah lelucon sebab ia menapik keberadaan Ezi yang masih berada dalam benak nya, entah bagian mana hingga pria itu selalu saja singgah dalam pikiran nya.
**
*
Bersambung...
terimakasih sudah berkunjung, ayo dukung karya ku para reader bantu ramaikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Uthie
Intinya cinta dan berkesan itu memang sulit dilupakan yaa....
tapi kembali lagi, jika sudah menikah harus selalu ingat bahwa mengingat dan berhubungan dengan lawan jenis lain itu adalah Dosa...
Jadi jangan pernah membuka kesempatan... 👍
2023-07-16
1
Sri Sulis
CLBK .... cinta lama bersemi kembali ... eh tapi dosa lo yes ....
2023-06-25
1