Chapter 5

Kaito berdiri, dia langsung menghampiri keduanya yang masih saling melotot di depan nya.

“Um....Reina san, Marin san....bagaimana kalau kita kembali ke kelas....” Ajak Kaito di tengah keduanya sambil tersenyum.

Keduanya langsung menoleh melihat Kaito dan kembali saling melotot. Reina kemudian menoleh lagi,

“Kaito kun ingat janji mu tadi ya.....” Ujar Reina.

“Hah janji apa ? kamu janji sama dia apa ?” Tanya Marin.

“Duh...gini gini, kalian berdua sudah tahu rahasia ku, aku mohon dengan sangat kepada kalian jangan membocorkan hal ini.” Ujar Kaito sambil mengatupkan tangan nya dan menunuduk.

Reina dan Marin langsung melihat Kaito dan kemudian keduanya saling melihat satu sama lain, tapi kali ini keduanya saling tersenyum kemudian tertawa. Akhirnya keduanya berdiskusi di depan Kaito, Reina menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sewaktu sebelum naik kereta tadi, Marin langsung menyimak nya dan berpikir.

“Hmm gitu ya, boleh juga tuh....kalau gitu Kaito kun, aku juga ya....tujuan nya sama seperti Reina chan....” Ujar Marin.

“Hah....bukankah kalau begitu malah aku yang dalam bahaya ?” Tanya Kaito.

“Hehehe salah sendiri, makanya jangan bohongin kita, ini hukuman nya....” Jawab Reina.

“Uh....baiklah, ok ok.....tapi jangan berlebihan ya....” Balas Kaito.

“Loh terserah kita.....” Ujar Reina dan Marin bersamaan.

Tiba tiba suara bel berbunyi, akhirnya ketiganya keluar dari laboratorium biologi, Kaito berjalan dengan gontai, dia terlihat sangat lelah dan cape,

“Padahal masih pagi....aku sudah cape kayak gini....haduuuuh....” Ujar nya dalam hati.

Dia melihat Reina dan Marin sudah damai, mereka malah berbincang bincang dengn ceria dan sepertinya kejadian barusan tidak ada. Kaito merasa heran, tapi dia bersyukur karena tidak ada insiden yang terjadi. Istirahat makan siang, seluruh teman sekelas Kaito tertegun, karena Reina datang membawakan bekal dan Marin juga membelikan roti untuk Kaito, kemudian ketiga nya duduk di meja Kaito dan terlihat sangat mencolok. Banyak siswa yang gigit jari melihatnya, sedangkan banyak siswi yang bersorak sorak melihatnya walau ada juga yang gigit jari melihat nya.

“Kaito kun....aaaam...” Reina mengambilkan lauk dan menodongkan sumpitnya ke mulut Kaito.

“Kaito kun....aaaaam.....” Marin tidak mau kalah, dia menyuapi roti yang biasa di beli Kaito langsung ke mulutnya.

Karena keduanya menyuapi Kaito bersamaan, mereka saling menoleh dan saling melihat dengan pandangan yang aneh walau tersenyum. Untuk mencegah keributan dan salah sangka mendalam, akhirnya Kaito memasukkan lauk yang disodorkan Reina dan roti yang di sodorkan Marin ke mulutnya sekaligus dan dia tersedak, keduanya langsung mengambil kan minuman kemudian memberikan kepada Kaito. Semua siswa yang melihatnya semakin gigit jari bahkan ada yang keluar karena tidak tahan melihat ketiganya yang mereka anggap mesra. Tiba tiba, “Braaak.” Pintu kelas di buka dengan kencang, seorang senpai ikemen yang kemarin menyatakan perasaan nya pada Reina masuk ke kelas dan langsung menghampiri meja ketiganya. Begitu sampai dia langsung menggebrak meja sampai makanan Reina tertumpah.

“Apa apaan ini......kenapa kalian berdua di sini, siapa dia....” Tanya senpai itu kepada Reina dan Marin.

Tentu saja Marin langsung berdiri dan berteriak memarahi senpai yang seenaknya menumpahkan makanan orang lain. Reina juga akhirnya berdiri dan ikut memaki maki senpai bersama Marin dan mengatakan kalau keduanya membenci senpai itu, mendengar ucapan Reina dan Marin, senpai itu mundur sedikit dengan wajah geram, tapi dia langsung mencari pelampiasan lain, dia menghampiri Kaito dan menyuruhnya berdiri.

“Kamu....siapa kamu....kenapa mereka berdua makan bersama mu....aku tidak terima....” Ujar senpai.

“Um...mereka teman ku.......”

“Pacar.....” Teriak Reina dan Marin bersamaan.

Tentu saja senpai itu semakin panas mendengarnya, tantangan langsung di layangkan ke wajah Kaito yang duduk terdiam. Senpai itu menyambar kerah Kaito yang diam saja, Reina dan Marin berusaha mencegah nya tapi sensei itu malah mendorong keduanya sampai jatuh, “Snap.” Melihat Marin dan Reina jatuh, tentu saja ada yang putus di kepala Kaito, dia langsung berdiri,

“Senpai, jangan kasar sama perempuan....” Ujar nya di depan wajah senpai.

Senpai itu sedikit kaget, dia melihat Kaito memiliki tinggi badan yang sama dengan nya, bahkan bisa di bilang lebih sedikit darinya, sebelum nya dia berani karena Kaito duduk dan tidak terlihat besar.

“Lawan aku....1 lawan 1, kita tanding basket sekarang.....” Ujar senpai ikemen tapi kasar itu.

“Maaf senpai, aku tidak bisa main basket.....belum pernah....”

“Hah...anak ayam...main basket saja tidak becus....karena aku baik, aku kasih kamu handikap, kamu bisa memasukkan sekali saja, kamu menang, tapi kalau aku bisa memasukkan sepuluh kali aku menang dan aku pasti menang, setelah itu jangan dekat dekat mereka lagi, atau tau akibatnya.” Ujar senpai itu meremehkan.

“Lalu kalau aku menang ? senpai tidak dekat dekat lagi dengan mereka kan...” Balas Kaito.

“Hah....kamu tidak mungkin menang....ayo sekarang kita ke lapangan, selesaikan semuanya disana...”

Akhirnya karena terpaksa Kaito keluar kelas mengikuti senpai yang mengajak nya untuk menuju gedung olah raga,

“CATS ada yang bisa ku gunakan untuk keluar dari masalah ini ?” Tanya Kaito di kepalanya.

[Gunakan skill step jump.]

Kemudian CATS menejelaskan pada Kaito apa yang bisa skill itu lakukan. Wajah Kaito yang tegang mendadak menjadi rileks dan tersenyum. Akhirnya mereka sampai di gedung olah raga, rupanya kabar sudah menyebar, banyak sekali siswi siswi yang mendukung senpai itu karena sebenarnya dia cukup populer. Senpai itu membuka kemejanya dan memperlihatkan tubuh nya yang sedikit kekar, para siswi bersorak melihat nya. Kaito santai saja, dia berdiri melihat ring basket yang tinggi ada di depan nya. Kemudian senpai itu mengambil bola dan dia langsung menembak ke dalam ring untuk pemanasan. Reina dan Marin akhirnya datang melihat Kaito sambil mengatupkan tangan mereka,

“Ayo mulai...aku kasih kamu duluan hehehe....” Ujar senpai sambil melemparkan bolanya.

[Kaito sama, orang itu bermaksud melukai mu di percobaan pertama.]

“Terima kasih CATS, aku mengerti.....aku ada cara...tolong bantu keluarkan step jump otomatis ya.”

[Baik Kaito sama.]

Kaito memegang bola nya dengan dua tangan, dia melihat senpai sudah dalam posisi berjaga di depan. Kaito menarik nafas panjang dan menghembuskan nya, hatinya menjadi sedikit berdebar debar. Tiba tiba saja dia langsung melemparkan bolanya ke arah keranjang, senpai langsung berlari dan berjaga di bawah ring, tapi Kaito sudah berada di atasnya sambil berjalan di udara dan “Blaaaar.” Kaito memasukkan bola ke keranjang kemudian menarik ringnya sampai kaca mika ring itu hancur berantakan. Lengan kemeja Kaito sobek, karena memang sejak wujudnya berubah, seragam nya menjadi sempit dan karena barusan dia menggunakan sekuat tenaga karena tidak bisa mengukur tenaganya, lengan kemejanya sobek  memperlihatkan lengan nya yang kekar melebihi senpai.

“Um...hancur....berarti aku menang kan senpai ?” Tanya Kaito polos.

“Apa yang kamu lakukan......” Senpai langsung mendekati Kaito.

Tapi sebelum dia sampai ke depan Kaito sebuah bola basket melayang dan mengenai kepala dengan kencang senpai sampai dia terhuyung. Kaito menoleh, dia melihat Reina dan Marin sedang melompat lompat senang, berarti bukan mereka yang melemparkan bola kepada senpai. Selagi Kaito berpikir, tiba tiba dia di tabrak oleh Reina dan Marin sampai jatuh ke lantai yang banyak pecahan nya. Senpai yang terjatuh, menggelengkan kepalanya karena pusing, kemudian dia mendongak dan melihat Reina dan Marin sedang berada di atas Kaito. Dia langsung memukulkan kepalan nya ke lantai dan menunduk. Kaito menoleh melihat sekeliling, dia melihat ada dua bola basket, satu yang dia pakai dan satu yang di lemparkan oleh seseorang kemudian mengenai kepala senpai.

“CATS siapa yang melemparkan bola itu kepada senpai...aku harus ucapkan terima kasih pada nya nih....” Ujar Kaito.

[Bola di lempar dari arah ruang penyimpanan.]

Jawaban CATS hanya itu, tapi akhirnya Kaito tidak memikirkan nya lagi karena dua gadis di depannya berceloteh macam macam kepadanya dan dia hanya bisa tersenyum. Kaito berdiri dan menghampiri senpai, dia menjulurkan tangan nya dan senpai menampik nya,

“Ok senpai, karena aku menang, jangan ganggu mereka lagi ya...” Ujar Kaito sambil melangkah pergi dan di ikuti oleh Reina juga Marin.

Tapi ketika Kaito sudah hampir sampai di pintu, seorang sensei langsung memarahi nya dan membawanya keruang staff di ikuti oleh Reina dan Marin yang berusaha menjelaskan pada sensei. Senpai hanya menoleh melihat ketiganya dan kembali memukul lantai, dia menunduk tanpa berani mengangkat wajah nya. Para siswi pendukungnya juga keluar melewatinya sambil membicarakan Kaito di depan senpai yang menunduk malu tanpa bisa bicara apa apa.

Sementara di dalam tempat penyimpanan, seorang siswi putri yang memakai sport bra warna hitam dengan perut yang kekar karena banyak lipatan nya dan celana jersey sekolah, sedang berdiri membelakangi lapangan dan bersender persis di sebelah pintu, rambutnya pendek seperti laki laki tapi terlihat sangat cantik.

“Bagus, akhirnya ada yang bisa memberi pelajaran pada senpai itu....tapi....Reina dan Marin memanggil cowo itu Kaito ya.....kelas 1-2...apa berbeda ya dengan yang aku kenal ?...hmmm misterius...harus di selidiki hehe.” Gumam nya sambil memutar sebuah bola basket di tangan nya dan tersenyum lebar.

Siswi itu melemparkan bola basket nya ke keranjang penyimpanan bola dan berjalan keluar dari gudang penyimpanan melewati pintu samping sambil minum dari botol yang di bawanya.

****

“Sreeg.” Kaito membuka pintu ruang staff dan berbalik, kemudian dia menunduk dan menutup pintunya setelah Reina dan Marin keluar. Ketiganya berjalan kembali menuju kelas mereka.

“Haaah...aku harus bilang nee san untuk mengganti biaya perbaikan ring itu....nee san marah tidak ya kira kira....” Gumam Kaito.

“Tenang Kaito kun, aku bantu menjelaskan nanti di rumah...” Ujar Reina sambil merangkul lengan Kaito dengan riang.

“Aku juga bantu...aku ikut ke rumah mu...” Marin yang tidak mau kalah juga merangkul lengan Kaito yang kemejanya sobek.

“Hei hei...lepasss....” Ujar Kaito mendorong keduanya.

Melihat Kaito mendorong mereka, keduanya langsung menunduk dan meminta maaf kepada Kaito, tentu saja Kaito merasa tidak enak, karena sebenarnya dia melepaskan mereka karena takut ada yang salah sangka lagi dan dia sendiri sedang berkeringat. Setelah menjelaskan nya, Reina dan Marin malah merangkul nya kembali dengan ceria. Akhirnya Kaito pasrah dan membiarkan mereka merangkul nya walau wajah nya sudah sangat merah. Tiba tiba,

[Dling]

[Quest baru di terima]

\===============================

Quest         : Mencuri batu ruby bernama red queen dari tangan pencuri.

Target        : Mobil van pencuri.

Location    : Melewati gerbang sekolah dalam jangka waktu 5 menit.

Rec skill    : invisibility, flash step, fast grab, parkour.

Reward      : 2.000.000 G | 800 skill xp

Auto quest mode ? [yes] [no]

\===============================

“Oi CATS yang bener aja....” Ujar Kaito di pikiran nya.

[Target approaching.]

“Ah.....” Kaito menekan yes.

“Reina san, Marin san, maaf tapi aku harus pergi....”

“Kaito kun...” Teriak keduanya.

Kaito langsung melepaskan diri dari keduanya dan dia melompat keluar jendela kemudian hinggap di pohon dan menghilang, dia langsung melompat lagi dari pohon ke pohon kemudian turun dan memanjat dinding pagar dengan cepat semuanya menggunakan skill parkour di tambah light step secara otomatis. Setelah berada di atas dinding pagar yang tinggi, dia melihat sebuah mobil van merah sedang mengebut melewati ke arah gerbang sekolah, suara sirene yang masih jauh terdengar. Kaito berdiri dan bersiap melompat, begitu mobil van sudah hampir sampai, dia melompat dan “Blugh.” Dia turun pas di atap mobil,  kemudian dia turun berpegangan pada jendela dan melihat hanya dua orang di dalam mobil van. Dia langsung menggunakan skill fast grab nya untuk mengambil kunci mobil dan membuat mobil berhenti, kemudian bersalto ke atas atap lagi, ketika pengendara dan penumpang di sebelahnya mebuka pintu mobil karena berniat keluar, Kaito bersalto dari atas masuk ke dalam kemudian langsung lompat kebelakang dan keluar membawa kotak besi berisi berlian dari pintu belakang. Dia kembali melompat memanjat dinding, di atas dia melihat pengendara van dan penumpang nya sudah turun kebingungan, kemudian dia berlari meniti dinding pagar sampai ke ujung jalan.

Ketika mobil polisi lewat di bawahnya, Kaito melemparkan kotak besi berisi berlian ke mobil polisi yang langsung berhenti karena kotak itu menimpa kaca depan dan memecahkan nya. Kaito turun kembali dari dinding dan berlari masuk ke dalam gedung.

“Huff...huff....gila...seruuuuuu.....” Ujar nya dalam hati.

[Quest selesai......Reward : 2.000.000 G, 800 skill xp]

[invisibility level 3 > invisibility level 6]

[flash step level 2 > flash step level 5]

[parkour level 1 > parkour level 4]

[fast grab level 1 > fast grab level 4]

[Skill baru : - Rubber shoes level 1 - Laser finger level 1 - Search area level 1 - disarm level 1 - grappler level 1]

“Woohooooo kereeeen.....terima kasih CATS, aku punya uang....dan skill ku bertambah.”

[Sama sama Kaito sama.]

Kaito mematikan skill invisibility nya, kemudian dia memasukkan uangnya ke dalam safety box nya. Ketika dia mau berjalan,

“Hehe aku tahu kamu bukan orang biasa....” Terdengar suara seorang wanita di belakang nya.

Kaito menoleh karena kaget, dia melihat seorang wanita berambut pendek dan betubuh sedikit kekar bersender di balik pintu sambil tersenyum memandangi nya dan melipat tangan di dada nya.

“Um....siapa ?” Tanya Kaito.

“Minami Yuka, lupa sama aku Kaito kun hehehe....” Jawab Yuka.

“Um....siapa Kaito hahaha....” Ujar Kaito.

“Jangan pura pura Kaito kun, aku dengar Reina chan dan Marin chan memanggil mu Kaito kun dan hanya satu Kaito kun yaitu Tanaka Kaito kelas 1-2, benar ?” Tanya Yuka sambil berjalan menghampiri Kaito.

“Ugh....lalu apa mau mu Minami san ?” Tanya Kaito sambil mundur menjauh.

Kaito terbentur rak sepatu dan Yuka langsung menempelkan tubuhnya pada Kaito sehingga Kaito tidak bisa bergerak.

“Hmmm...aku melihat semua, dari kamu lompat ketika di lorong sampai menjatuhkan kotak besi di atas mobil polisi......turuti apa kataku dan rahasiamu aman hehehe....” Jawab Yuka sambil melihat wajah Kaito dan tersenyum lebar.

“CATSSSSS.....kenapa jadi begini......” Teriak Kaito di kepalanya.

[Maaf Kaito sama, kali ini bukan CATS.]

“Grrrh......mulai sekarang jangan ada quest di sekolah kecuali darurat....” Teriak Kaito lagi.

[Affirmative]

\=============================

Mission CATS :

- Gadis populer seangkatan : (3/4)

- Unknown

- Unknown

\=============================

Terpopuler

Comments

Fikri Ghozali

Fikri Ghozali

keren... lanjut Thor

2023-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!