Shaka punya ketakutan terhadap hubungan yang mengikat atau terikat. Namun, Shaka orang yang bisa dan berusaha mengendalikan diri terhadap ketakutan tersebut.
Shaka belajar menyembuhkan traumanya tentang pernikahan secara perlahan dengan menggeser pikiran negatifnya, yang pernah ia dengar dari teman-teman yang sudah menikah setelah kuliah atau sedang bekerja atau sedang dalam masalah yang mewajibkan keduanya menikah. Beberapa hal positif bisa membantu walau terkadang Shaka bisa melihat ada sisi negatif yang lebih besar namun, tertutupi sisi positif pernikahan.
Shaka bukannya lelaki sempurna luar dalam ia sama cacat seperti Miria dari segi mental nya untuk menikah.
Keduanya yang takut dengan pernikahan atau hubungan yang terikat jangka panjang bahkan tanpa batasan waktu itu membuat mereka seperti di hantui hal-hal yang gak jelas. Jadi ketakutan itu sebenarnya belum tentu terjadi klo gak ada sebabnya.
Namun, Miria itu sudah tak bisa di tolong traumanya. Miria sangat takut dengan pernikahan karena cerita temannya yang menjadi korban keganasan kedua orang tuanya yang menikah ketika masing-masing sudah memiliki anak, lalu pernikahan yang gagal karena ekonomi dan perbedaan pendapat yang tak bisa di bantah dan tak mau mengalah.
Dan Miria takut juga itu gagal pada dirinya sendiri bahkan bayangan ketakutan Miria itu sangat besar karena Orang tua Miria juga seperti itu namun, kedua orang tuanya tetap bersama karena anak-anaknya.
***
Miria duduk didalam kamar merenung dengan sendirinya memikirkan setiap kemungkinan walau sudah berpikir positif tetap saja ia mendapatkan bayangan negatifnya.
Di tempat tongkrongannya atau tempat Shaka dan teman-teman nya berkumpul.
Shaka masih disana duduk sambil menenggak minuman sodanya.
"Lo kenapa dah." Kata Dominic yang baru memasak mie cup super pedasnya. Melihat Shaka agak murung membuat jiwa kepo Dominic terpancing.
Shaka menoleh melihat lengan kekar Dominc di sebelahnya.
Tato Dominic sangat terlihat di lengan kekarnya itu karena kaos tangan pendek dan rompi jaket denimnya.
"Gue diminta nikah." Langsung inti pikirannya di keluarkan tanpa basa basinya.
Klontang....
Zeus menjatuhkan tutup pancinya dan Ke empat gadis langsung terdiam.
Olva menoleh kebelakang.
Qinan menghentikan langkahnya ke kulkas saat mendengar itu lalu Alezer menghentikan kegiatan sit upnya.
Yang Lainnya duduk dekat Shaka hanya bisa terdiam melongo kaget.
"Lo serius!" Jawab mereka semua kompak.
Dominic langsung memberikan mie pedasnya pada Juno yang pasti tak suka pedas dan malah memberikan pada Arka yang tengah makan ayam superpedas.
"Miria, gue nikah ama anak itu." Menyebutkannya pada teman-temannya tanpa ragu dengan siapa ia menikah dan nama calonnya secara terang-terangan.
"Whaaat!" Teriak Olva dan Malika bersamaan.
"SSUUHHHHTTT" Para lelaki langsung mengkode senyap.
"ELAH! Rame bener teriak dua orang doang!" Kata Ragez yang mudah menyindir kalo Olva dan Malika itu super dupernya biangnya keributan.
"APA LO!" Malika tak terima sindiran pedasnya.
"Runyam banget, asli gue sengaja ngajak Miria nikah waktu dia pertama masuk kerja di restoran Bokap, gak tahunya dia marah dong bagus lah berarti gue bisa ajak dia kerja sama. Gue ada niat bawa dia ketemu Bokap dan malah Bokap ngelamar... parah," jelasnya frustasi.
"Waah... Parah emang!" Kata Arka sambil memakan mie pedas dan ayamnya.
Dominic menempeleng kepala Juno malah memberikan mienya pada Arka.
"Mie gue elah, Kaa!" Kesal Dominic. Arka langsung memberikan tiga paha besar ayamnya pada Dominic.
Zeus datang membawa sosis gorengnya.
Lalu duduk berkumpul didekat Shaka.
"Terus gimana?" Satria menimpali.
"Menurut Gue Lo dah siap sih tapi, Miria anak itukan pernah ketemu kita keadaan yang bener-bener kacau waktu itu," ucap Fahri Tiba-tiba mengingatkan mereka yang pernah bertemu Miria saat itu. Masalahnya mereka tau sesuatu kenapa Miria di deketin Shaka terus.
**
"Gue inget juga waktu di lampu merah Miria nemenin temen ceweknya buat belanja dan buat bantuin dia di bayar juga tapi, malah di tuduh maling dan Miria di seret paksa ke kantor polisi waktu itu di lampu merah didepan banyak orang. Untung gue ama Shaka!" Kata Bima.
"Miria itu bukannya dia pernah jadi tameng kdrt temennya, Waktu kalo gak salah namanya Luluk dia itu satu deret kosan ama gue dan Luluk itu baru lulus Sma kayak Miria dia itu nikah karena kecelakaan dan suaminya galak. Luluk itu deket sama Miria, waktu itu Miria juga terlalu baik sih. Waktu itu juga dia ngelindungin Luluk yang ketakutan hampir celaka ibu anak kali sampe Miria gak dateng." Kata Yuki yang membuat fakta baru buat Shaka.
"Loh.. kok bisa ketemu ketemu Lo, Yuki? Bukannya Lo gak pernah ngekos dan setau gue lo tinggal di jepang..." Kata Bima.
"Laah lo lupa Setahun dia kabur dari rumah ngekos di perkampungan sama gue," kata Olva pada Ragez yang malah melirik selidik juga lirikan sadis dari Bima secara bersamaan.
"Kita ambil mudahnya Ka!" Kata Zues menengahi persoalan yang takperlu di bahas.
Zeus juga yang memang agak bener diantara semua teman Shaka tapi, kadang.
"Perempuan itu punya sisi lemah punya sisi kuat juga... Lo berdua di iket pernikahan itu berarti ada dari kalian masing-masing yang punya obat trauma itu, entah Ria yang keliatan trauma banget atau dari Lo Ka! Yang emang punya obatnya dari hati lo," ucapan Zeus diangguki semuanya.
"Lo bener juga Ze, Gue cuman takut kalo misalnya Ria jadi bahaya ketika traumanya kambuh dan gue juga lagi gak setabil kita gak bisa..." semua langsung diam mereka langsung tergambar bagaimana kondisi Shaka yang tak stabil dan Miria juga lalu hal buruk pasti terjadi.
"Skaha, lo gak pecundang gini... walaupun lo punya rasa takut gede lo bakalan tetap ambil resiko gede... lo selama ini pemberani bahkan tempat kayak gini yang lo bangun dari hasil nekat dan bebasin Dominic juga Zeus adalah keputusan besar lo bersamaan mempertaruhkan nama baik pribadi lo di masyarakat Lo berani, sekarang masalahnya Miria, Lo harus cari tahu dulu kenapa lo harus nikahin Miria dan kalo lo gak nemu Lo belum lepas dari ketakutan lo dan Lo bilang ke kita-kita Lo dah gak punya Trauma pernikahan, kalo gak berani nikahin dia lo bohong kalo lo dah sembuh!" Crocos Miria yang membuat satu ruangan tegang seketika.
"Malika!" Sentak Shaka yang tiba-tiba menyadarkan punggungnya di sofa.
"Apa... Apa perlu gue yang jadi wasit diantara kalian, Gue siap."
Jawab keras Malika lagi.
Malika itu paling galak paling pemberani namun, kadang ia terlalu ikut campur.
Bima menghampiri Malika dan berisyarat untuk berhenti dan stop jangan menarik pikiran Shaka untuk terpaksa mengajak Ria menikah.
"Makasih Kalian buka pikiran gue, Ini resikonya, Kalian gak perlu tahu semua titik masalahnya di mana aja, Ini kayanya emang Miria jodoh gue." Seketika berubah tengil dalam sekejap membuat Keempat gadis itu berjerit kesal.
"Yaaa Shaka, woy..." Shaka dengan cengar cengir melangkah ke kulkas dan mengambil air mineral botol.
"Eh siapa yang tanggung jawab Gym sekarang? Bagian Ps sama Game online? " Bicara mengalihkan masalah yang tadi.
Suasana kembali cair.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments