Pilihan berat keduanya

Ria terdiam dan menatap Shaka lalu bergantian menatap ayahnya Shaka.

"Pah.. jangan maksa gitu lah pah Dia butuh waktu..." Kata Shaka saat melihat Miria begitu takut dan tertekan.

Papa tersenyum manis.

"Sampe nanti saat waktu Isya kamu bisa kasih tahu jawabannya ke saya, Kamu disini dulu yaa saya juga mau kenal sama kamu, Sapa tahu ada dari kamu yang gak cocok sama saya.. saya bisa pertimbangin lagi."

Shaka tak habis pikir jalan rencana papanya ini gimana dan arahnya kemana.

"Ria... Kamu mau dinginin tenggorokan sebentar," ujarnya menawari Ria yang berati kamu mau bicara sama aku sebentar.

Ria menganggukinya dan melangkah mengikuti Shaka ke dapur.

Sang papa sepertinya sudah tahu sesuatu tanpa Shaka sadari Papanya menyimpan rahasia tentang ekspresi yang beliau tangkap dari raut takut Ria.

Di dapur Shaka menyiapkan dua gelas jus dan memberinya es batu tak terlalu banyak juga sedikit air lalu menuangkan Jus kental jeruk Irlandia.

"Makasih." Kata Ria saat menerima segelas jeruk dari Shaka.

"Hem."

"Ri? Lo gak harus mengiyakannya Lo? Pasti terpaksa kalo, Lo sama gue, lebih baik Lo ngurus keluarga Lo dulu masalah ini emang gue kira gak akan mudah selesai kalo bawa Lo kemari, Sorry gue bebanin Lo." Shaka sedikit malu dan tak enak. Ekspetasinya adalah papanya menolak dan meminta Shaka untuk tak perlu memikirkan wanita lagi ataupun menikah, lah malah di suruh nikah besok. Runyam!

Ria menghela nafasnya.

"Enggak gitu jugalah Ka!" Ria meminum jusnya sedikit menatap Shaka sebentar lalu menunduk dan meletakkan gelasnya didepannya sambil ia pegang dengan kedua tangan yang ia taruh diatas meja berhadapan langsung dengan Shaka yang duduk di bagian dalam dapur Ria di luar dapur hanya di batasi meja pantry, Ria merasa gelasnya sangat dingin sekarang.

"Masalahnya adalah, Lo dah ada yang Lo suka? Lo gak bawa gue harusnya Lo bawa orang yang Lo suka, Lo tahu gue kan cacat." Shaka menghembuskan nafasnya.

"Lo gak cacat Lo cuman belum lepasin trauma Lo aja, Lo itu gak suka sama pernikahan karena masa lalu Lo dan kita dah pernah saling tuker cerita tentang itu, Cuman Lo yang tahu cerita jeleknya gue gimana kemarin-kemarin bahkan beberapa tahun lalu." Kata Shaka mode serius dan Ria bisa merasakan itu dari ekspresi dan tatapan sendu Shaka.

"Gini Kalo Gue iyain Lo bakalan mikir apaan." Kata Ria setelah beberapa menit diam dan dua kali meneguk jusnya.

Seketika itu Shaka terdiam meminum jusnya sekali teguk dan menatap Ria lama.

Ria terdiam menatap Shaka. Rasanya jantung nya berdebar.

Shaka merasa gugup sekarang, padahal ia biasa saja saat maju memperesntasikan tugasnya didepan maha siswa atau seniornya sekarang lebih gugup lagi, kenapa ini?

"Gue suka. Dan, Gue janji bakalan nepatin janji gue yang udah gue ucapan nanti."

Deg....

Ria tertohok dengan pernyataan Shaka.

Anak manja ini. Ya ampun!

"Hehhe... Lo bercanda mulu!" Shaka langsung terkekeh keduanya saling meminum jusnya.

"Gue serius Ri!"

Uhuk..uhuk.... Terbatuk sudah rasanya jusnya tersangkut di tenggorokannya.

Shaka ini, Astagfirullah! Ria meliriknya tajam dan kesal.

Seketika itu memberikan tisu.

"Gue gak suka dan gak cinta bahkan juga gak ada yang gue suka dari lo tapi, kalo Lo ngiyain lamaran bokap gue, Gue bakalan berusaha selalu bisa buat lo seneng dan bahagia punya temen hidup kayak gue, walaupun gue bukan termasuk Cowok bertanggung jawab."

Ria menghela nafasnya.

"Jadi Gimana, Lo mau iya atau enggak..." Ria terdiam dan menghabiskan jusnya.

Lalu berdiri menghampiri Ayahnya Shaka. Tak ada jawaban untuk Shaka.

"Om.. maaf Ria pamit pulang dulu di rumah ada banyak hal yang perlu di urus dan Disini udah baik banget nyambutnya makasih..."

Yanuar mengangkat tangannya tak lama Bibi mendekat.

"Minta Sena dan Sean mengurus kepentingan Ria di rumah seperti makanan untuk keluarganya dan memeriksa latar belakang keluarganya. Ah.. dah laporkan apapun yang di ketahui tanpa mengganggu mereka."

Ria mendengarnya dan terdiam saja

"Om tapi, saya..."

"Ria.. kamu bisa istirahat dulu pelayan muda itu akan mengantarkanmu ke kamar tamu. Jangan khawatirkan keluargamu Om dah jagain mereka."

Ria tak bisa bicara alasan lagi.

"Oh tapi,kan saya harus kerja..." berusaha memutar balikkan itak mencari ide dan ketika ada langsung di jawab cepat

"Oh tentang itu... Shaka izinkan dia untuk tak bekerja hari ini terserahmu apapun alasannya dan ya, alasan yang masuk akal." Shaka berjalan dari dapur sambil mendengar ucapan sang ayah lalu mengangguki perkataan ayahnya.

Shaka menatap Ria yang menatapnya kesamping.

"Ria aku yakin kamu bisa mengambil keputusan yang tepat dengan cepat. Kepribadian kamu itu bukan wanita lemah... Kau antarkan dia."

Pelayan muda itu mengantarkan Ria ke kamar tamu.

Shaka di tinggal berdua dengan ayahnya.

"Pah.. Udahlah, Ria itu gak suka dan gak mau, Fine Pah! Aku ngajak di kesini itu cuman buat ngerubah pikiran papa, kenapa papa malah ngelamar dia, Pah!"

"Kenapa Shaka?" Papanya terdiam menunduk.

Shaka tak bisa bicara lagi.

"Shaka mau keluar dulu Nanti juga Shaka mampir ke Resto."

"Ya, Hati-hati." Shaka langsung pergi.

Ria yang diantar masuk ke kamar tamu melangkah duduk di kursi dekat jendela. Melihat ke bawah ternyata Shaka masuk ke dalam mobilnya dan pergi dengan mobil sportnya yang pernah di pakainya saat pertama kali bertemu Ria di gang sempit saat hujan dan mobilnya kehabisan bahan bakar, konyol!

Hanya mobil bagus miliki Shaka yang Ria tahu kehabisan bensin di jalan dan kehujanan.

Ria pun membantu membelikannya dengan naik sepeda dan gerobak yang beruntung ada galon air yang Ria beli dari tukang rongsokan untuk tanamannya.

Sekarang kondisi mereka berbeda.

Apa mereka benar-benar akan menikah.

***

Rumah Tua yang di rawat dan di jadikan tempat latihan gym dengan perjamnya bayar lalu ada tempat main ps yang di bagi dua dengan tempat gym di lantai dua adalah ruangan kumpul Shaka dan semua temannya di lantai tiga tempat istirahat juga tempat ibadah.

Di Roftop ada kamar lagi itu untuk siapa pun yang mau menjaga mengurus atau berbagi tempat dan tanggung jawab mengelola gym dan tempat anak remaja atau remaja kedewasa bermain game online atau ps sejenisnya.

Mobil Shaka terparkir di halaman luas di belakang di mana parkiran itu khusus Shaka dan teman-teman nya.

"Shaka?" Kata Devon.

"Lah Tumben Mas bro dateng tengah hari biasanya tengah malem." Kata Juno.

Shaka dan teman-teman nya tergabung Remaja beranjak dewasa yang memiliki jiwa pengusaha sejak dini sejak muda boleh bergabung dengan mereka asal tidak memiliki niat jahat.

Bagaimana mereka tahu kalo ada yang berniat jahat, dari beberapa mata-mata jadi mereka akan merekrut anggota baru lalu meminta mereka menunggu seminggu dan akan bergabung pada tanggal yang sudah di tetapkan.

Namun, banyak dari mereka yang tidak di terima karena mereka berniat gayaan atau hanya main-main karena perkumpulan Shaka hanya meladeni yang benar-benar serius juga untuk kebutuhan ekonominya.

Kelompok atau anggota Pemuda jiwa muda yang Shaka pimpin bersih dari namanya Obat narkotika bahkan ada dari temannya mantan narapidana dan pemakai obat terlarang.

Jika mereka seorang pengedar bandar atau pemakai Shaka bisa langsung tahu karena ada ahlinya, Zeus dan Dominic menangani bagian itu.

Tentang kelabilan dan juga remaja yang cuman gayaan atau gak serius biasanya di tangani Devon Juno Arka dan Gabrielo.

Lalu bagian penanggung jawab tempat situasi juga kondisi semua anggota lama dan baru ada Fahri Satria Alezer Bima dan Ragez.

Shaka hanya menerima laporannya dan jika ada yang tak beres dan teman-teman nya kewalahan terpaksa Shaka yang tangani.

Untuk bagian perempuan ada Malika Yuki Olva lalu Qinan keempat nya adalah temannya dari mantan tekwondo juga bela diri Devon Juno Shaka dan Alezer.

Keempat perempuan itu tegas dan anti baper-baperan.

"Gue butuh waktu sampe jam empat sore aja..."

"Shaka Lo pasti di sidang bokap lo lagi" Kata Qinan tiba-tiba saat sedang membuang sampah makanan.

"Sok tahu Lo," ucap Juno

"Diem lo Juno," sentak Qinan.

Juno langsung diam.

"Kali ini lebih parah," ujar Shaka lalu melangkah masuk membiarkan Juno Devon Qinan saling berdebat.

"Masalah apa seblak lagi," ucap Shaka pada Devon yang menyusul nya.

"Ya.. gitulah Juno suka mintai makanan Olva Qinan Malika Yuki... nah Qinan lagi masa gaswatnya malah di ajakin gelud mulu ama tuh bocah."

Shaka menggeleng dan tak lama terdengar suara tempat sampah kaleng melayang ke tembok.

Praaang!

Episodes
1 Tiba-tiba di lamar
2 Misi pertama meluluhkan hati
3 Dari permohonan sang ayah yang orang tua tunggal
4 Pilihan berat keduanya
5 Shaka dan diskusi aneh mereka
6 Pertanyaan untuk Syarat terima
7 Pernikahan di terima
8 Perubahan awalnya
9 Ketakutan masih ada
10 Pembalasan Saskia
11 Jangan cari masalah sama Shaka
12 Berlian berharga Shaka
13 Hati yang belum pas
14 Hati yang sedih
15 Hujan Menyimpan duka
16 Hitam warna yang baik
17 Amarah Yuma
18 Dibela Cakra
19 Cintaku daripada rasa takutmu
20 Mungkin sabarku kurang
21 Tuntutan Bion
22 Tentang itu, keraguan Miria
23 Aku di pihakmu
24 Serba salah
25 Tak ada Jawaban yang baik
26 Tamparan nyata
27 Amarah besar sang Papa
28 Syaratnya melahirkn satu keturunan laki-laki yang sempurna
29 Takut kecewa cari jalan keluar
30 Apa bisa?
31 Rumor Saskia
32 Gara-gara Juno
33 Ciko di bully
34 Saskia berulah
35 Merelakan tapi, sesak
36 Pertunangan hampir batal
37 Memintanya datang
38 Kandungan yang lemah
39 Kejutan
40 Benar-benar marah
41 Membenarkan kesalah pahaman
42 Saskia melewati batas
43 Shaka dan foto
44 Hampir membahayakan
45 Suami Siaga
46 Kecelakaan
47 Syok berat
48 Hari berkabung paling sedih
49 Hampir ketahuan cakra
50 kenangan ayah
51 Jangan lemah
52 keluarga paling bisa aja
53 Indri hamil
54 Ibu tangguh
55 Hampir kecelakan
56 Indri yang salah
57 Kemarahan Shaka
58 Dalangnya Saskia
59 Pengakuan paula
60 Olva berkorban
61 Kembar tiga
62 Bahagia sementara
63 Karena Shaka
64 Sembuh tapi, rahasia mulai kebongkar
65 Pengaruh
66 Seburuk itu kah
67 Pelindung
68 Sebenernya gak gitu
69 Penyembuhan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Tiba-tiba di lamar
2
Misi pertama meluluhkan hati
3
Dari permohonan sang ayah yang orang tua tunggal
4
Pilihan berat keduanya
5
Shaka dan diskusi aneh mereka
6
Pertanyaan untuk Syarat terima
7
Pernikahan di terima
8
Perubahan awalnya
9
Ketakutan masih ada
10
Pembalasan Saskia
11
Jangan cari masalah sama Shaka
12
Berlian berharga Shaka
13
Hati yang belum pas
14
Hati yang sedih
15
Hujan Menyimpan duka
16
Hitam warna yang baik
17
Amarah Yuma
18
Dibela Cakra
19
Cintaku daripada rasa takutmu
20
Mungkin sabarku kurang
21
Tuntutan Bion
22
Tentang itu, keraguan Miria
23
Aku di pihakmu
24
Serba salah
25
Tak ada Jawaban yang baik
26
Tamparan nyata
27
Amarah besar sang Papa
28
Syaratnya melahirkn satu keturunan laki-laki yang sempurna
29
Takut kecewa cari jalan keluar
30
Apa bisa?
31
Rumor Saskia
32
Gara-gara Juno
33
Ciko di bully
34
Saskia berulah
35
Merelakan tapi, sesak
36
Pertunangan hampir batal
37
Memintanya datang
38
Kandungan yang lemah
39
Kejutan
40
Benar-benar marah
41
Membenarkan kesalah pahaman
42
Saskia melewati batas
43
Shaka dan foto
44
Hampir membahayakan
45
Suami Siaga
46
Kecelakaan
47
Syok berat
48
Hari berkabung paling sedih
49
Hampir ketahuan cakra
50
kenangan ayah
51
Jangan lemah
52
keluarga paling bisa aja
53
Indri hamil
54
Ibu tangguh
55
Hampir kecelakan
56
Indri yang salah
57
Kemarahan Shaka
58
Dalangnya Saskia
59
Pengakuan paula
60
Olva berkorban
61
Kembar tiga
62
Bahagia sementara
63
Karena Shaka
64
Sembuh tapi, rahasia mulai kebongkar
65
Pengaruh
66
Seburuk itu kah
67
Pelindung
68
Sebenernya gak gitu
69
Penyembuhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!