Diam-Diam Mempedulikan

"Semua makanan yang dijual di kantin ini rasanya enak dan premium. Bahkan satu gorengan aja paling murah seharga 22 ribu." tutur Dylan.

Razzan menggeleng. Razzan tidak mau menerima uang dari Dylan karena niat Dylan adalah mempermalukan dirinya.

"Terimakasih. Aku gak mau menerima uang itu. Aku bisa beli makanan diluar sebentar. Didekat sini aku lihat tadi ada warteg, aku akan beli makanan disitu buat ngisi perut." ujar Razzan.

"Oh, makan diluar ya? Warteg ya? Makan disitu sangat cocok sama penampilan lo yang cupu dan udik! Anak gembel kaya lo emang pantesnya makan di warteg aja sih, hahaha. Cocok banget sama dompet lo yang kering kerontang itu, hahaha." tawa Dylan yang juga disambut oleh gelak tawa murid-murid sombong yang lain. Bahkan mbak penjual di kantin juga ikutan tertawa walau kecil saja.

Mbak penjual di kantin seperti sombong juga. Razzan melihatnya barusan.

"Heh gembel, harusnya lo tuh ngaca, lo nggak pantas buat bersekolah di SMA seelit ini. Sekolah ini tuh sekolahnya anak-anak sultan. Lo pasti bisa masuk sini karena bantuan beasiswa kan! Kalau gue jadi lo mendingan pindah sekolah aja deh ke sekolah yang biasa aja, hahaha." tukas Dylan sombong.

Razzan kembali menghela nafasnya lalu Razzan keluar dari dalam kantin. Razzan tidak mau meladeni Dylan si sombong. Razzan melangkah kedepan sekolah. Razzan mengamati suasana didepan sekolah yang sangat ramai aktifitas para murid selama jam istirahat.

Tapi tiba-tiba, Wiwit datang menarik tangannya. Wiwit membawa Razzan ke sebuah pohon yang cukup besar didepan sekolah.

Wiwit mengajak Razzan berbicara dibalik pohon itu secara sembunyi-sembunyi. Wiwit tidak mau diantara Shakira, Dylan, atau Lulu melihatnya tengah berbicara berdua bersama Razzan.

"Heh? Kamu temannya Shakira kan? Kamu ngapain bawa aku kesini?" tanya Razzan tidak mengerti.

"Razzan sebenarnya aku peduli sama kamu. Sebenarnya aku berbeda dengan Shakira dan yang lain dalam menilai diri kamu. Kamu adalah anak yang tangguh Razzan. Kamu anak yang baik. Kamu gak pantes dibully sama mereka. Aku tidak menyangka. Wajahmu juga tampan Razzan, apalagi kalau kacamata kamu dilepas. Aku ingin jadi sahabatmu dalam diam. Boleh kan?" ucap Wiwit kemudian tersenyum untuk Razzan.

"Menjadi sahabatku? Tentu saja boleh. Tapi kenapa hanya menjadi sahabat dalam diam? Kamu tidak ingin hubungan persahabatan kita dilihat oleh anak-anak yang lain?" tanya Razzan.

Wiwit menggeleng.

"Sebenarnya aku ingin, tapi aku ini anak buahnya Shakira. Pengaruh Shakira dan keluarganya begitu besar di sekolah ini. Tidak ada yang berani menyenggol Shakira. Shakira adalah murid nomor satu di sekolah ini. Berurusan dengan dia sama saja dengan mencari kesengsaraan." cakap Wiwit membuat Razzan tahu kalau Shakira adalah murid yang paling berpengaruh di sekolah ini.

"Berarti Shakira bukan murid yang sembarangan ya? Oke kalau begitu. Terimakasih atas infonya ya?"

"Sama-sama Razzan."

Kemudian, Wiwit mengeluarkan uang sebesar seratus ribu dari dalam saku seragamnya. Wiwit memberikan uang itu untuk Razzan.

"Buat kamu, aku mohon kamu jangan menolaknya ya? Aku ikhlas memberikan kamu uang ini. Gak seberapa tapi ini cukup buat beli makanan."

"Gak usah Wit. Uang aku masih cukup kok buat makan bentar di warteg dekat sekolah ini."

"Jangan makan di warteg Zan, makan di kantin aja. Apa kamu pikir aku gak dengar suara keroncongan dari perut kamu? Kamu perlu makan Razzan. Biar kamu makin fokus saat jam pelajaran nanti."

"Gak usah Wit makasih banyak? Aku makan bentar ya di warteg? Sekali lagi, terimakasih atas niat baikmu ini."

Wiwit mengangguk lalu Razzan izin kepada pak satpam untuk keluar bentar ke warteg buat mengisi perut. Razzan pun mendapat izin tapi pak satpam bilang Razzan tidak boleh sering-sering jajan diluar kantin.

Razzan pun pergi ke warteg terdekat. Jaraknya hanya beberapa puluh meter saja dari sekolah. Sesampainya di depan warteg Razzan lalu memanggil penjual makanannya. Razzan memesan satu piring nasi, 1 potong tahu goreng, dan 1 potong ayam goreng. Ini semua sudah cukup buat mengisi perutnya yang lapar. Uang 20 ribu cukup untuk membeli makanan yang cukup mengenyangkan itu.

Setelah disiapkan, Razzan memakan makanan itu dengan cukup lahap. Tanpa Razzan sadari kalau diam-diam, dari kejauhan, Shakira tengah mengamati Razzan yang sedang makan di warteg itu. Shakira mengamati Razzan dengan tatapan penasaran. Shakira rasanya ingin menyelidiki tentang Razzan. Asal usul Razzan dan itu semua karena Razzan ternyata adalah anak yang tangguh.

Setelah itu waktu pulang sekolah pun tiba. Shakira, Dylan, Lulu, dan Wiwit tengah berkumpul bersama didalam mobil Shakira. Shakira terus mengamati area depan sekolah.

"Woy Shakira? Kok gak langsung tancap gas pulang? Lu nungguin siapa sih?" tanya Dylan kepo.

Shakira yang sedang duduk didepan setir mobil pun menjawab.

"Anak baru itu guys. Dia belum keluar dari kelas. Pokoknya, gue mau ikutin dia pulang secara diam-diam. Gue pengen banget tahu dimana dia tinggal!" jawab Shakira.

"Oh gitu ya? Bagus juga rencana lo Shakira! Dengan itu kita semua bisa tahu dimana anak gembel itu tinggal. Gue penasaran banget seberapa jelek rumah yang dia tempati sih? Atau jangan-jangan rumah dia terbuat dari anyaman bambu kali, hahaha. Ditiup dikit langsung roboh, hahahaha hahahaha" tawa Dylan menggelegar.

Shakira langsung mengambil sapu tangan didalam tasnya lalu ia gunakan untuk menyumpal mulut Dylan menggunakan sapu tangan itu biar berhenti ketawa.

"Berisik banget sumpah! Gak usah ketawa napa! Mendingan lu diam terus kita fokus tunggu sampai si Razzan keluar!" titah Shakira kesal.

Dylan mengambil sapu tangan milik Shakira yang masuk kedalam mulutnya.

"Yaudah sih tapi gak usah sumpel mulut gua pakai sapu tangan lu segala kali?" protes Dylan.

Dylan mendadak mual karena ternyata di sapu tangan itu ada bekas ingus Shakira.

"Kalau lo bukan Shakira, udah abis lo!" batin Dylan seraya melempar sapu tangan itu ke wajah Wiwit.

Dari jok belakang Wiwit tak kuasa menahan tawa setelah melihat Dylan yang mulutnya disumpal menggunakan sebuah sapu tangan milik Shakira. Dylan pun menoleng ke belakang dan membentak Wiwit.

"Berisik lu gak usah ketawa! Mau gua sumpel mulut lu juga hah Wiwit?" ancam Dylan kesal.

"Tentu tidak, ampun bang jago?" jawab Wiwit kemudian berusaha menahan tawa meski sebenarnya Wiwit ingin tertawa terbahak-bahak.

Tak berselang lama orang yang ditunggu-tunggu oleh Shakira pun keluar dari dalam kelas. Razzan melangkah menuju tempat sepeda bututnya diparkir.

Razzan menaiki sepeda itu lalu Razzan mulai mengayuh sepedanya. Disaat itu juga Shakira mulai tancap gas buat mengikuti Razzan secara diam-diam.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Amegatari

Amegatari

semangatt thor, ditunggu updatenya

2023-06-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!