Dia Gak Lemah!

"Ternyata Razzan yang gue kira cupu dan lemah ternyata dia adalah lawan yang seimbang untuk Dylan. Gue gak menyangka sama sekali. Padahal dari penampilannya, dia tidak jauh beda sama Nafiah." batin Shakira sembari menatap intens kearah Razzan yang masih bergelut melawan Dylan.

Razzan menendang perut Dylan dua kali sampai Dylan tersungkur di lantai. Dua murid laki-laki itu jadi berkeringat karena perkelahian mereka.

"Ah, sialan lo! Gua gak akan nyerah lawan lo anak baru sampai lo kalah ditangan gua! Gue yang paling hebat disini!" marah Dylan tidak terima.

Dylan akan bangkit dan kembali menyerang Razzan tapi Shakira buru-buru menarik tangan Dylan ke belakang.

"Eh! Ada apa sih Shakira? Gua mau memberi pelajaran anak baru yang sok jagoan ini!" tukas Dylan semakin berapi-api saja amarahnya.

Shakira berbisik di telinga Dylan.

"Udah cukup Lan! Kita hajar dia di lain waktu saja dan jangan sekarang! Sepertinya dia adalah orang yang tangguh. Kita harus berhati-hati sama dia, Dylan." bisik Shakira.

Dylan sebenarnya tidak mau berhenti menyerang Razzan sekarang. Dylan benar-benar berambisi ingin mengalahkan Razzan secara langsung karena Dylan ingin dianggap sebagai murid cowok yang terkuat di sekolah ini. Tapi demi Shakira, Dylan pun melawan egonya dan mau mengalah untuk sejenak saja.

"Oke, gua akan berhenti berkelahi melawan lu saat ini juga. Tapi tunggu saja, selanjutnya gua akan membuat lo babak belur anak baru! Karena gua adalah orang yang paling kuat di sekolah ini, camkan itu!" ancam Dylan sembari menunjuk kasar wajah Razzan.

Razzan hanya menghela nafasnya. Shakira dan Lulu terus menatap Razzan dengan tatapan yang seolah tidak percaya bahwa Razzan itu ternyata cukup tangguh.

"Anak baru itu benar-benar mengejutkan, aku harus berhati-hati sama dia. Aku gak boleh menganggapnya sepele karena dia ternyata cowok yang tangguh." batin Shakira berhati-hati lalu Shakira keluar duluan dari dalam gudang.

"Awas lu ya!" ancam Dylan sekali lagi lalu Dylan mengikuti Shakira yang pergi keluar duluan.

Lulu masih didalam gudang dan masih menatap Razzan dengan tatapan yang tidak percaya bahwa Razzan ternyata tangguh. Kemudian Lulu mengikuti Shakira dan Dylan pergi keluar.

Didepan gudang, Wiwit melihat Shakira dan yang lain sudah keluar dari dalam gudang.

"Hai Shakira? Kalian udah selesai bully si anak baru itu?" tanya Wiwit kepada Shakira.

Shakira memutar bola mata malas lalu Shakira kembali melangkah, tidak menghiraukan pertanyaan Wiwit sama sekali.

"Shakira kenapa sih ditanyain kok diam aja? Eh Dylan, gimana sama si Razzan?" tanya Wiwit kepada Dylan yang melangkah dibelakang Shakira.

"Udah gak usah banyak bacot lu!" jawab Dylan malah ketus kepada Wiwit.

"Iih, mereka berdua kenapa sih? Kok mereka berdua bersikap jutek sama gue? Apa jangan-jangan mereka itu berpikir kalau gue itu naksir sama si Razzan?" tanya Wiwit panik.

Lulu menghampiri Wiwit dengan tampang resah.

"Lulu? Lu juga ikutan mikir kalau gue suka sama si Razzan ya?"

"Nanya apa sih lo Wit? Nggak, itu tuh si anak baru itu ternyata kuat Wit. Barusan dia berani berkelahi melawan Dylan. Maka dari itu kita bertiga gagal bully dia hari ini."

Wiwit membuka mulutnya seolah tidak percaya kalau Razzan ternyata setangguh itu.

"Apa? Lu serius? Lulu lu gak bohong kan? Razzan berani melawan kalian?"

Lulu mengangguk.

"What? Keren!" tukas Wiwit keceplosan memuji Razzan.

"Ih, apaan sih lo bilang dia keren? Lo mau jadi pengkhianat geng kita kah? Razzan itu musuh kita! Pantang buat kita memuji dia tahu nggak!"

"Bukan maksud gue memuji dia tapi gue cuma kaget aja sih sama keberanian Razzan."

"Udah yuk Wit jangan disini terus? Kita susul si Shakira. Dia kan ketua geng kita?"

"Yaudah ayo."

Wiwit dan Lulu pergi dari depan gudang. Wiwit tersenyum riang tatkala mengetahui fakta kalau ternyata Razzan itu adalah siswa yang tangguh.

"Lo hebat Razzan, gak salah kalau gue naksir sama lo sayang. Semoga lo bisa membalikkan keadaan. Semoga lo bisa ngalahin Shakira dan yang lain. Maafin gue ya Shakira kalau diam-diam gue adalah pengkhianat. Tapi rasa cinta gue kepada bebeb Razzan sudah begitu besar. Gue akan berusaha buat mendapatkan cintanya." batin Wiwit berharap.

Razzan keluar dari dalam gudang. Razzan melihat kearah Lulu dan Wiwit yang sedang melangkah bersama pergi dari area gudang sekolah.

"Hari pertama yang cukup menantang. Aku harus selalu berhati-hati selama sekolah disini. Para tukang bully itu, aku gak perlu takut kepada mereka. Mungkin uang bermain disini, tapi kekuatan fisik adalah yang paling utama! ucap Razzan pelan.

Kemudian Razzan menutup lagi pintu gudang dan Razzan buru-buru pergi ke toilet buat membersihkan noda darah di bibirnya.

Usai membersihkan noda darah di toilet, Razzan bergegas pergi ke kantin. Razzan ingin membeli makanan dan sebenarnya, tadi pagi Razzan belum sarapan ketika akan berangkat ke sekolah. Perutnya terasa lapar.

Razzan melangkah menuju kantin. Sepanjang jalan menuju kantin banyak siswa atau siswi yang menatap kearahnya. Itu karena Razzan adalah murid baru di sekolah ini. Semua mata tertuju kepadanya.

Sesampainya di kantin Razzan melihat semua kursi tidak ada yang kosong. Semua sudah ada yang menempatinya. Tapi Razzan ingin segera membeli makanan. Razzan mendekat kepada mbak penjual di kantin sekolah ini.

"Mbak?" sapa Razzan kepada mbak kantin yang sedang sibuk melayani pembeli yang lain.

"Iya mas mau beli apa, sabar dulu ya? Antri dulu." tanya balik mbak penjual di kantin itu.

"Ada jual gorengan nggak disini?" tanya Razzan lagi.

"Ada dong mas. Silahkan lihat dulu buku menunya disitu banyak pilihan gorengan yang mas inginkan. Ngomong-ngomong mas ini siswa baru ya disini?"

"Iya mbak, nama saya Razzan."

"Oke kalau gitu tunggu sebentar ya?"

"Iya mbak."

Razzan melihat-lihat dulu menu makanan yang dijual di kantin sekolah ini. Razzan terkejut dengan harga rata-rata yang diatas dua puluh ribu. Padahal uang saku Razzan gak lebih dari dua puluh ribu. Bahkan harga satu gorengan saja lebih dari 20 ribu. Razzan yakin pasti makanan yang dijual semua adalah makanan premium.

"Kalau gini sih bawa bekal dirumah lebih baik daripada membeli makanan di kantin." ucap Razzan pelan.

Kemudian Razzan menaruh lagi buku menu itu diatas meja.

"Maaf mbak, saya gak jadi jajan hari ini." ucap Razzan.

Mbak penjual kantin itu tersenyum lalu Razzan pun mau pergi dari kantin itu tapi tiba-tiba, Dylan yang ternyata juga ada di kantin berdiri. Dylan melangkah menghampiri Razzan.

"Bro?" sapa Dylan.

"Ya?" sahut Razzan.

"Kok gajadi beli makanan di kantin ini? Kenapa?"

"Duitku gak cukup."

"Oh duit lu gak cukup. Kasian banget sih lu."

Dylan mendengar suara perut Razzan yang keroncongan.

"Wah, gue denger suara perut orang yang lagi laper! Gue kasian banget sama lu bro. Lu butuh duit?" tawar Dylan.

Dylan mengambil uang seratus ribu dari dalam dompetnya.

"Duit ini buat lu asal lu mau nyium sepatu gua!"

Bersambung...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!