BAB 1 : Pertemuan dengan Elshara

Desir angin bergelombang merasuki setiap sela-sela rumput yang tumbuh di sekitar pohon besar dengan banyak cabang dan juga daun-daun yang masih terlihat hijau, hanya beberapa helai saja yang nampak menguning, pohon itu berdiri kokoh di depan pagar yang membumbung tinggi tepat di depan lapangan basket salah satu sekolahan elit yang berdiri di Jakarta Pusat. Bangunan tinggi dengan desain modern itu menonjolkan kemewahan sekolah SMA tersebut, di lapangan ada beberapa anak lelaki yang tengah bermain basket.

Diantaranya ada tiga siswa yang dikenal sebagai penguasa sekolah, hanya saja mereka bukan seorang gangster ganas atau semacam pembully, Royyan D'caprio Alzaro, Ajun dan juga Dirta mereka bersahabat dengan baik dari sejak sekolah menengah pertama (SMP) dan kini mereka dipersatukan kembali dalam atap pendidikan yang sama.

Di sudut lapangan Dirta melempar bola basket melambung tinggi sampai akhirnya masuk ke dalam ring basket tersebut. Gemuruh teman-teman satu timnya meriuh dengan meriah, melompat bahagia bahkan semuanya mulai mengerumuni Dirta di satu tempat. Royyan dan Ajun yang memperhatikan sahabatnya itu menjadi pusat kerumunan layaknya gula lekas menorehkan senyumannya lebar.

"Kayak gula aja lu Dir,"seru Ajun di sudut lapangan lain seraya bertolak pinggang, yang kemudian mengibaskan rambutnya yang sudah basah oleh keringatnya.

"Cabut yuk, haus gue."ajak Royyan tiba-tiba berlenggang menjauh dari lapangan basket.

Tanpa menjawab Ajun mengikuti langkah Royyan, langkahnya sudah pasti ke arah kantin sekolahnya itu, lantas Dirta yang melihatnya segera berlari tergopoh-gopoh menyusul langkah Royyan dan Ajun yang sudah berjalan agak jauh.

"Woii! Tungguin. Parah lu pada ninggalin sohibnya sendiri."ucapnya sesaat setelah Dirta mendekati Royyan dan Ajun.

"Lu lama."sahut Royyan singkat, seraya berjalan mendekati kulkas yang berisikan minuman-minuman dingin.

"Nah itu lama, nungguin gula yang dikerumuni semut."timpal Ajun.

"Payah ah elu pada."balas Dirta lagi masih mengatur nafasnya yang tersendat.

"Mau minum?"tanya Royyan basa-basi.

Kedua pasang mata Ajun dan Dirta melebar ceria, seraya kedua sudut bibirnya ikut menaik, sedangkan kedua tangannya menempel erat di pinggang masing-masing. Royyan menoleh dan menyipitkan kedua bola matanya pada kedua sahabatnya itu, lekas dia menyeringai.

"Beli sendiri, gua nawarin doang."celetuknya mematahkan semua harapan Ajun dan Dirta.

Seketika senyum yang terukir di bibir Ajun dan Dirta meluntur dan meleleh lalu menghilang dari garis-garis wajahnya, memicing seraya menorehkan senyum tipis.

"Gak asik lu ah, kirain mau telaktir."ucap Dirta seraya memasukkan selembar uang pecahan dua puluh ribu ke dalam mesin minuman itu, lalu menekan tombol memilih minuman yang diinginkannya.

"Lu pada kan banyak duit."sahut Royyan sembari dia melenggang pergi.

Ajun menggeleng. Menatapi punggung salah satu sahabatnya si dingin namun perhatian, Royyan tetap teguh pada langkahnya tanpa menunggu Dirta dan Ajun selesai dengan minumannya. Ini sudah biasa, Royyan sering melangkah kemanapun yang dia inginkan tanpa memberi tahu siapapun.

Disebuah kafe terkenal dekat sekolahnya, Dirta, Royyan dan Ajun terduduk tenang dengan ponsel pribadinya masing-masing, tak terkecuali Royyan yang juga memainkan ponselnya seraya memantau saham perusahaan keluarganya melewati ponsel itu.

"Habis ini balapan asik nih,"seru Ajun masih fokus dengan ponselnya membalas beberapa pesan di sosial medianya.

"Ayo! Udah lama kita gak adu skill, jangan-jangan lu pada udah lemah."sahut Dirta yang juga tetap menikmati waktunya bersama ponselnya.

"Ngaco lu."timpal Royyan seraya melukiskan senyuman tipis.

"Ayo cabut."lanjut Royyan yang segera mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku jaket baseball putih hitam yang dia kenakan.

"Wah gila langsung cabut aja lu."timpal Ajun dan segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celana seragam sekolahnya ,yang berwarna hitam.

"Kuyy! Gua suka nih laki yang gak takut tantangan."sahut Dirta sembari bergegas berdiri dari kursinya.

"Tantangan untuk ditaklukan."celetuk Royyan seraya mengambil ransel sekolahnya dan memautkan tasnya di salah satu pundaknya.

"Weeeis.. lelaki sejati."puji Ajun.

Tanpa menunggu jarum jam di dalam kafe itu berdetak lagi, mereka bertiga telah meninggalkan kafe, mengendarai mobil masing-masing meninggalkan kafe tersebut. Lajunya mobil menuju sebuah sirkuit pribadi milik keluarga Ajun, lokasinya tak terlalu jauh dari keberadaan kafe tersebut.

Sampai di sirkuit, ketiganya segera memarkirkan mobil di parkiran khusus dari sirkuit tersebut. Masuk ke dalam sebuah ruangan untuk mereka mengganti pakaiannya dan juga menyimpan barang-barang mereka di dalam loker yang telah disediakan oleh pihak sikuit yang bertugas. Loker tempat penyimpanan barang-barang itu berwarna putih dan juga abu pekat dengan tinggi tidak melebihi tinggi orang yang mengunjungi sirkuit.

Ajun dan Dirta keluar lebih dulu dengan pakaian layaknya pebalap profesional, sembari memakai sarung tangan berwarna hitam keduanya berayun ke arena. Setelah Kedua sahabatnya menjauh dari ruang ganti, sementara Royyan baru keluar dari ruang ganti lengkap dengan sarung tangan dan juga sepatu khusus untuk balapan, lekas pria bertubuh tinggi tegap itu berjalan mendekati Dirta dan Ajun yang sudah di area arena berdiri di samping mobil pilihannya masing-masing.

"Dah siap?"seru Royyan seraya dia memakai helm berwarna hitam yang berpadu dengan warna merah.

"Udah dong. Lama banget lu kayak cewek."balas Dirta sedikit meledek.

"Bacot lu! Udah ayo kita mulai."jawab Royyan melangkah maju masuk ke dalam mobil balap berwarna merah menyala, bak jiwanya yang tengah membara.

Ajun yang berada di tengah-tengah keduanya, lantas tertawa sembari memukul mobil yang akan dia kendarai itu dengan lembut tak lupa kepalanya ikut menggeleng bersamaan dengan matanya tertutup karena dia tak bisa menahan tawanya sendiri.

"Baku hantam aja terus lu pada."ujar Ajun yang kemudian masuk ke dalam mobil berwarna biru langitnya.

Semua telah bersiap di dalam mobil masing-masing, mesin mobil telah menyala, kedua tangan ketiganya telah bersiap di atas kemudi, perlahan salah satu kaki ketiganya menginjak gas pada mobil tersebut dalam satu waktu yang sama, tepat di menit 25 pada jam empat sore ini. Ketiga mobil dengan kekuatan kecepatan yang sama melesat menerobos angin yang berhembus dari arah yang berlawanan.

Kaca mobil tertutup dengan rapat, Baik Royyan, Ajun ataupun Dirta semuanya sepakat untuk mengenakan helm sebagai penyelamat jika ada hal yang tidak diinginkan datang menghampirinya. Mobil milik Royyan melesat bagai ada magnet penarik di depannya, meninggalkan Dirta dan Ajun di belakang. Dirta menyeringai lalu menginjak pedal gas mobilnya lagi dengan penuh keyakinan, jiwanya sama membaranya dengan Royyan, ambisi kedua pria yang sama-sama memiliki postur tubuh tinggi proporsional itu berapi-api. Sedangkan Ajun tetap pada pendiriannya untuk mengendarai mobil dengan aman, nyaman dan selamat, dia benar-benar menikmati angin yang menyelami pori-pori wajahnya.

"Woo.. hoo."Dirta berteriak penuh bahagia bisa mendahului Royyan yang di gadang-gadang pebalap yang kejam.

Pria dengan rahang tajam itu melukis senyumnya tenang, merekatkan kedua tangannya dengan kemudian, mencoba menyatukan dirinya dengan sang mobil, perlahan dia memperkuat kecepatan mobilnya dan berhasil menyusul mobil Dirta yang sempat mengunggulinya, Dirta menoleh sejenak dan dia lekas menaikkan sudut bibirnya tersenyum.

"It's me, Royyan!"celetuk Royyan semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan mencapai batas kemampuan mobil tersebut.

Dari jarak tiga meter di depannya, tepat di arena sirkuit, ada seorang wanita yang tiba-tiba saja masuk dan berdiri di tengah-tengah dalam keadaan rambut berantakan dan pakaian yang juga berantakan, wanita bertubuh tinggi, berkulit putih bersih dan juga pipi tembam itu tak segan-segan mencondongkan tubuhnya ke depan, nampaknya dia masih terengah-engah.

Royyan terkejut hebat sampai dia melebarkan kedua bola matanya dan dengan sigap melemparkan kemudinya ke arah kanan, jaraknya terlalu dekat sehingga Royyan tak bisa menghentikkan mobilnya yang tengah melaju dengan kecepatan dahsyat itu. Mobil itu membentur pembatas antara arena dengan kursi penonton. Termasuk wanita itu pun ikut terkejut sehingga dia menurunkan lututnya seraya menutupi kedua telinganya dan matanya terpejam begitu kokohnya.

"Arrrghh."wanita bermata pipih itu bergetar ketakutan.

Beruntungnya Royyan memiliki tindakan cukup cekatan, walau dia sendiri terbentur dengan kemudinya. Wajahnya memerah padam, menahan amarah yang sudah membuncah dari dalam dirinya. Lekas Royyan keluar dari mobilnya, dengan langkah tegas Royyan menghampiri wanita yang tengah mengenakan celana jeans navy dan tank top cosmic latte lengkap dengan cardigan berwarna senada dengan baju yang dipakainya seraya melepaskan helmnya dan sedikit mengiraikan rambut hitamnya yang nampak sudah panjang.

"Lu gila! Masuk arena sembarangan, arena buat balapan, gimana kalau lu mampus hah?! Gua yang rugi, kalau mau bunuh diri jangan disini."bentak Royyan dengan wajah merahnya dan netra yang membuntang kesal.

"Ma-af, a-aku gak tahu jalan, jadi nyasar kesini, maaf."jawab wanita berambut panjang lurus itu.

Wanita yang nampak kelelahan itu berdiri dengan lutut yang masih bergetar ketakutan. Royyan bertolak pinggang dan terus menghujamkan tatapan kesalnya pada wanita yang entah datang dari mana dia.

"Nyasar apaan lu sampai ke sirkuit, ketahuan bullshit-nya."sahut Royyan lagi semakin memojokkan wanita di depannya.

"Lah emang gak sengaja kesini, terus aku harus jawab apa lagi."Wanita itu terus mengelak.

"Heh! Elu muncul dari area penonton, harusnya elu tahu ini tempat apaan."nada suara Royyan semakin meninggi.

Melihat mobil Royyan berhenti, Dirta dan Ajun segera menghentikkan kemudinya dan bergegas menghampiri Royyan yang tengah dalam keadaan marah. Dirta menarik Royyan dari hadapan wanita itu.

"Ada apaan sih? Kenapa lu malah bentak-bentak cewek sih."tepis Dirta, datang menjadi penengah antara Royyan dan wanita itu.

"Nih cewek mau mati."celetuk Royyan mundur beberapa langkah ke belakang.

"Hush! Sembarangan lu kalau ngomong."timpal Ajun di samping kirinya.

"Terus kalau kagak mau mati mau ngapain berdiri di depan mobil gua."

Wanita dengan pipi sedikit gemuk itu mendelik kesal, menampilkan wajah kesalnya dengan nyata. Sorot matanya pun ikut menajam pada Royyan, tetapi Royyan bersikap acuh seolah tak peduli dengan apa yang terjadi pada wanita itu.

"Kamu ngapain masuk ke arena, ini area bahaya?"tanya Dirta lembut.

"Sebenarnya aku itu dikejar-kejar orang, dan aku bingung harus lari kemana, dan akhirnya nyasar kesini."jelasnya dengan wajah paniknya.

"Siapa yang ngejar kamu?"Ajun ikut bertanya seraya dia melepaskan kedua sarung tangan yang membalut tangannya itu sampai berkeringat.

"Mantan pacar aku, aku takut sama dia, dia itu sering kasar banget, tolongin aku, please."ucapnya memohon seraya meraih satu tangan Dirta dan juga Ajun yang berada di dekatnya.

Dahinya berkerut, matanya pun mulai berkaca-kaca. Ketakutannya benar-benar tergambar jelas dari garis-garis wajahnya, Royyan mengernyit ikut merasa kasihan pada wanita itu, namun dia memilih untuk acuh dan memalingkan wajah darinya seraya menyisir rambut hitam lembutnya itu menggunakan jari-jari tangannya setelah dia melepaskan sarung tangan yang berwarna putih itu senada dengan baju balap yang dia gunakan saat ini.

"Dahlah gua cabut, gak mood."gerutu Royyan memutar tubuhnya dan meninggalkan semuanya disana.

Berjalan menyusuri jalanan sirkuit dengan luas lebih dari empat kilometer, lebar 18 meter, dan terdapat 20 tikungan dengan lintasan lurus lebih dari 800 meter itu, pria yang memiliki otot-otot tangan kekar itu terus berjalan dan tidak lagi mempedulikan wanita tersebut. Berbeda dengan Ajun dan Dirta yang memilih tetap diam di hadapan wanita dengan bibir merah muda mempesona itu, sesekali Dirta dan Ajun mengalihkan perhatian pada pria pemilik hati dingin itu yang sekarang telah meninggalkan lintasan arena.

"Abaikan Royyan ya, dia emang kayak gitu. Tapi dia baik kok."ujar Dirta dengan intonasi yang sangat rendah.

"Kalian betah temenan sama orang kayak kulkas begitu."sahut wanita itu mengangkat dagunya lebih percaya diri.

"Dia baik, cuman emang dingin aja tapi dia perhatian kok."timpal Ajun.

Wanita itu mengangguk.

Dedaunan kering yang berasal dari sebuah pohon besar di tengah-tengah arena sirkuit itu beterbangan tertiup oleh angin dan berguling-guling di hadapan Ajun, Dirta dan wanita yang bernama Elshara. Mereka memutuskan untuk segera meninggalkan arena secepatnya menyusul Royyan yang sudah lebih dulu pergi, bahkan dia meninggalkan sarung tangannya di atas mobil balap yang dipakainya tadi.

"Tolong bereskan semuanya ya."titah Ajun pada beberapa staff yang sudah menunggu perintahnya di salah satu sudut kursi penonton.

"Baik tuan."sahut salah satu staff itu.

Sedang Ajun bersama Dirta dan Elshara melanjutkan langkahnya memasuki area gedung sirkuit tersebut, ketiganya berjalan mendekati ruang ganti sebagai fasilitas dari sirkuit itu. Elshara menunggu di luar ruang ganti, tak mungkin Elshara mengikuti ketiga pria itu masuk ke dalam ruang ganti.

Ajun dan Dirta masuk ke dalam ruang ganti, suara hening merajai telinga Elshara. Jantungnya berdegup sangat cepat, bola matanya terus memantau sekitarnya. Netranya tak bisa berhenti untuk terus melirik kanan kirinya, bahkan dia menatapi langit-langit putih polos di atasnya seraya menghenyakkan tubuhnya membentur lembut dinding putih di belakangnya.

"Semoga dia gak sampai sini, takut banget. Dia kayak kerasukan manusia serigala."gumam batin Elshara seraya dia menunduk dengan kedua tangannya dia gendong di belakang.

Terpopuler

Comments

Rey

Rey

baru mampir 2 bab, ntar malem lanjut lagi.
ayo kak, saling berbalas baca dan like🤗

2024-02-04

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 BAB 1 : Pertemuan dengan Elshara
3 BAB 2 : Pertemuan ke-dua dengan Elshara
4 BAB 3 : Anak baru.
5 BAB 4 : Lapangan golf
6 BAB 5 : Cinta?
7 BAB 6 : Valentine
8 BAB 7 : PERTEMUAN KE SEKIANNYA DENGAN ALMIRA
9 BAB 8 : ICE SKATING
10 BAB 9 : Kepergian Elshara.
11 BAB 10 : Kecelakaan pesawat.
12 BAB 11 : Royyan pulang dengan duka.
13 BAB 12 : Mimpi buruk? Tapi itu adalah masa lalu.
14 BAB 13 : PRIA MISTERIUS
15 BAB 14 : BUTIK
16 BAB 15 : Awal pernikahan.
17 BAB 16 : ACARA KELUARGA
18 BAB 17 : Acara Keluarga part 2
19 BAB 18 : Satu Kamar.
20 BAB 19 : Undangan lelang perhiasan.
21 BAB 20 : Undangan lelang perhiasan part 2.
22 BAB 21 : Suapan pertama.
23 BAB 22 : Mencari gaun.
24 BAB 23 : Mencari gaun part 2.
25 BAB 24 : Mencari gaun part 3.
26 BAB 25 : Malam pelelangan perhiasan.
27 BAB 26 : Malam pelelangan perhiasan part 2.
28 BAB 27 : Akhir malam pelelangan perhiasan.
29 BAB 28 : Acara summer camp.
30 BAB 29 : Wanita berbaju merah.
31 BAB 30 : Siapa Rala?
32 BAB 31 : Rala?
33 BAB 32 : Rala? Elshara?
34 BAB 33 : Takut? Atau rasa perih di dada?
35 BAB 34 : Tidur dalam dekapannya.
36 BAB 35 : Gosip menggemparkan.
37 BAB 36 : Diburu wartawan.
38 BAB 37 : Hantu El?
39 BAB 38 : Kotak perhiasan.
40 BAB 39 : Kotak perhiasan part 2.
41 BAB 40 : Berangkat ke Bali.
42 BAB 41 : Gosip Elshara dan Royyan.
43 BAB 42 : Kemunculan Dirta.
44 BAB 43 : Kemunculan Dirta part 2.
45 BAB 44 : Babak belur.
46 BAB 45 : First Shooting
47 BAB 46 : Elshara ketakutan.
48 BAB 47 : Bujuk Royyan.
49 BAB 48 : Bujuk Royyan 2.
50 BAB 49 : Almira bertemu dengan Ajun.
51 BAB 50 : Emosi Manda.
52 BAB 51 : Bertemu Ressa dan Miranda.
53 BAB 52 : Manda out, sponsor ikut out.
54 BAB 53 : Dirta : Cinta itu masih sama.
55 BAB 54 : Acara Camp
56 BAB 55 : Pertengkaran Elshara dan Almira.
57 BAB 56 : Membujuk Almira.
58 BAB 57 : Menyatakan perasaan.
59 BAB 58 : Manda tahu antara Royyan dan Almira.
60 BAB 59 : Pertengkaran lagi dan lagi.
61 BAB 60 : Maaf?
62 BAB 61 : Persiapan malam terakhir acara summer camp.
63 BAB 62 : Pesta malam terakhir summer camp.
64 BAB 63 : Masih di malam pesta.
65 BAB 64 : Cemburu membakar Almira.
66 BAB 65 : Malam setengah panas.
67 BAB 66 : Malam setengah panas 2.
68 BAB 67 : Merebut sosis bakar.
69 BAB 68 : Wahana permainan Air.
70 BAB 69 : Gadis misterius.
71 BAB 70 : Pura-pura tenggelam.
72 BAB 71 : Kiss in the ocean
73 BAB 72 : Menghampiri Dirta.
74 BAB 73 : Pertengkaran malapetaka.
75 BAB 74 : Pertengkaran malapetaka 2.
76 BAB 75 : kamu pikir cuman dia yang mau di tolong
77 BAB 76 : Pergi dari rumah.
78 BAB 77 : Cinta hanya datang satu kali
79 BAB 78 : Permintaan maaf.
80 BAB 79 : Permintaan maaf 2.
81 BAB 80 : Sirkuit.
82 BAB 81 : Sirkuit 2.
83 BAB 82 : Sirkuit 3.
84 BAB 83 : Menjelang perubahan status.
85 BAB 84 : Kamu telah menjadi istri sesunguhnya.
86 BAB 85 : Pengakuan?
87 BAB 86 : Di kerubungi wartawan.
88 BAB 87 : Persiapan konferensi pers.
89 BAB 88 : Elshara menghampiri Ajun.
90 BAB 89 : konferensi pers.
91 BAB 90 : Konferensi pers 2.
92 BAB 91 : Konferensi pers 3
93 BAB 92 : Kembali ke rumah.
94 BAB 93 : Kembali ke rumah 2.
95 BAB 94 : Sadar diri! Lu itu cuman di anggap temen.
96 BAB 95 : Sekali lagi lu berkata kasar sama istri gue ....
97 BAB 96 : Apakah ini cinta?
98 BAB 97 : Booking Ajun?
99 BAB 98 : Janji?
100 BAB 99 : Pergi ke Paris.
101 BAB 100 : Paris.
102 BAB 101 : Membuat kegaduhan.
103 BAB 102 : Gue cabik-cabik gak ada ampun.
104 BAB 103 : Berangkat ke Paris.
105 BAB 104 : Pertengkaran ke sekian kalinya.
106 BAB 105 : Romantic Dinner.
107 BAB 106 : Romantic Dinner 2.
108 BAB 107 : Malam pagelaran fashion dunia.
109 BAB 108 : Malam pagelaran fashion dunia 2.
110 BAB 109 : Malam panas.
111 BAB 110 : Malam panas dua
112 BAB 111 : Malam panas 3
113 BAB 112 : HAJARRRRR!
114 BAB 113 : HAJARRR 2
115 BAB 114 : HAJARR 3.
116 BAB 115 : Pulang ke Indonesia.
117 BAB 116 : Sidang
118 BAB 117 : Sidang 2
119 BAB 118 : Selesai sidang.
120 BAB 119 : Hari baru
121 BAB 120 : Apotek
122 Bab 121 : Siapa wanita yang bersama Ajun?
123 BAB 122 : Nanda?
124 BAB 123 : Manda dan Ajun?
125 BAB 124 : Kejadian kedua
126 BAB 125 : Test Pack
127 BAB 126 : Gosip Hamil
128 BAB 127 : Dirta atau Elshara?
129 BAB 128 : Beli Hadiah
130 BAB 129 : Malam pesta ulang tahun.
131 BAB 130 : Rumah Sakit
132 BAB 131 : Pertempuran.
133 Bab 132 : Rumah sakit
134 Bab 133 : Almira keguguran?
135 Bab 134 : Racun di makanan.
136 Bab 135 : Racun Arsenik?
137 BAB 136 : Elshara?
138 Bab 137 : Aku keguguran?
139 Bab 138 : Jadi---kamu gak mau melakukannya lagi?
140 Bab 139 : Pemutusan kontrak
141 Bab 140 : Penembakan.
142 BAB 141 : Dirta sekarat.
143 Bab 142 : Keterlibatan Zarina dan Nanda.
144 Bab 143 : Rumah sakit.
145 Bab 144 : Ajun dan Manda.
146 BAB 145 : Konsekuensi
147 Bab 146 : Epilog
148 Pengumuman TML
Episodes

Updated 148 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 1 : Pertemuan dengan Elshara
3
BAB 2 : Pertemuan ke-dua dengan Elshara
4
BAB 3 : Anak baru.
5
BAB 4 : Lapangan golf
6
BAB 5 : Cinta?
7
BAB 6 : Valentine
8
BAB 7 : PERTEMUAN KE SEKIANNYA DENGAN ALMIRA
9
BAB 8 : ICE SKATING
10
BAB 9 : Kepergian Elshara.
11
BAB 10 : Kecelakaan pesawat.
12
BAB 11 : Royyan pulang dengan duka.
13
BAB 12 : Mimpi buruk? Tapi itu adalah masa lalu.
14
BAB 13 : PRIA MISTERIUS
15
BAB 14 : BUTIK
16
BAB 15 : Awal pernikahan.
17
BAB 16 : ACARA KELUARGA
18
BAB 17 : Acara Keluarga part 2
19
BAB 18 : Satu Kamar.
20
BAB 19 : Undangan lelang perhiasan.
21
BAB 20 : Undangan lelang perhiasan part 2.
22
BAB 21 : Suapan pertama.
23
BAB 22 : Mencari gaun.
24
BAB 23 : Mencari gaun part 2.
25
BAB 24 : Mencari gaun part 3.
26
BAB 25 : Malam pelelangan perhiasan.
27
BAB 26 : Malam pelelangan perhiasan part 2.
28
BAB 27 : Akhir malam pelelangan perhiasan.
29
BAB 28 : Acara summer camp.
30
BAB 29 : Wanita berbaju merah.
31
BAB 30 : Siapa Rala?
32
BAB 31 : Rala?
33
BAB 32 : Rala? Elshara?
34
BAB 33 : Takut? Atau rasa perih di dada?
35
BAB 34 : Tidur dalam dekapannya.
36
BAB 35 : Gosip menggemparkan.
37
BAB 36 : Diburu wartawan.
38
BAB 37 : Hantu El?
39
BAB 38 : Kotak perhiasan.
40
BAB 39 : Kotak perhiasan part 2.
41
BAB 40 : Berangkat ke Bali.
42
BAB 41 : Gosip Elshara dan Royyan.
43
BAB 42 : Kemunculan Dirta.
44
BAB 43 : Kemunculan Dirta part 2.
45
BAB 44 : Babak belur.
46
BAB 45 : First Shooting
47
BAB 46 : Elshara ketakutan.
48
BAB 47 : Bujuk Royyan.
49
BAB 48 : Bujuk Royyan 2.
50
BAB 49 : Almira bertemu dengan Ajun.
51
BAB 50 : Emosi Manda.
52
BAB 51 : Bertemu Ressa dan Miranda.
53
BAB 52 : Manda out, sponsor ikut out.
54
BAB 53 : Dirta : Cinta itu masih sama.
55
BAB 54 : Acara Camp
56
BAB 55 : Pertengkaran Elshara dan Almira.
57
BAB 56 : Membujuk Almira.
58
BAB 57 : Menyatakan perasaan.
59
BAB 58 : Manda tahu antara Royyan dan Almira.
60
BAB 59 : Pertengkaran lagi dan lagi.
61
BAB 60 : Maaf?
62
BAB 61 : Persiapan malam terakhir acara summer camp.
63
BAB 62 : Pesta malam terakhir summer camp.
64
BAB 63 : Masih di malam pesta.
65
BAB 64 : Cemburu membakar Almira.
66
BAB 65 : Malam setengah panas.
67
BAB 66 : Malam setengah panas 2.
68
BAB 67 : Merebut sosis bakar.
69
BAB 68 : Wahana permainan Air.
70
BAB 69 : Gadis misterius.
71
BAB 70 : Pura-pura tenggelam.
72
BAB 71 : Kiss in the ocean
73
BAB 72 : Menghampiri Dirta.
74
BAB 73 : Pertengkaran malapetaka.
75
BAB 74 : Pertengkaran malapetaka 2.
76
BAB 75 : kamu pikir cuman dia yang mau di tolong
77
BAB 76 : Pergi dari rumah.
78
BAB 77 : Cinta hanya datang satu kali
79
BAB 78 : Permintaan maaf.
80
BAB 79 : Permintaan maaf 2.
81
BAB 80 : Sirkuit.
82
BAB 81 : Sirkuit 2.
83
BAB 82 : Sirkuit 3.
84
BAB 83 : Menjelang perubahan status.
85
BAB 84 : Kamu telah menjadi istri sesunguhnya.
86
BAB 85 : Pengakuan?
87
BAB 86 : Di kerubungi wartawan.
88
BAB 87 : Persiapan konferensi pers.
89
BAB 88 : Elshara menghampiri Ajun.
90
BAB 89 : konferensi pers.
91
BAB 90 : Konferensi pers 2.
92
BAB 91 : Konferensi pers 3
93
BAB 92 : Kembali ke rumah.
94
BAB 93 : Kembali ke rumah 2.
95
BAB 94 : Sadar diri! Lu itu cuman di anggap temen.
96
BAB 95 : Sekali lagi lu berkata kasar sama istri gue ....
97
BAB 96 : Apakah ini cinta?
98
BAB 97 : Booking Ajun?
99
BAB 98 : Janji?
100
BAB 99 : Pergi ke Paris.
101
BAB 100 : Paris.
102
BAB 101 : Membuat kegaduhan.
103
BAB 102 : Gue cabik-cabik gak ada ampun.
104
BAB 103 : Berangkat ke Paris.
105
BAB 104 : Pertengkaran ke sekian kalinya.
106
BAB 105 : Romantic Dinner.
107
BAB 106 : Romantic Dinner 2.
108
BAB 107 : Malam pagelaran fashion dunia.
109
BAB 108 : Malam pagelaran fashion dunia 2.
110
BAB 109 : Malam panas.
111
BAB 110 : Malam panas dua
112
BAB 111 : Malam panas 3
113
BAB 112 : HAJARRRRR!
114
BAB 113 : HAJARRR 2
115
BAB 114 : HAJARR 3.
116
BAB 115 : Pulang ke Indonesia.
117
BAB 116 : Sidang
118
BAB 117 : Sidang 2
119
BAB 118 : Selesai sidang.
120
BAB 119 : Hari baru
121
BAB 120 : Apotek
122
Bab 121 : Siapa wanita yang bersama Ajun?
123
BAB 122 : Nanda?
124
BAB 123 : Manda dan Ajun?
125
BAB 124 : Kejadian kedua
126
BAB 125 : Test Pack
127
BAB 126 : Gosip Hamil
128
BAB 127 : Dirta atau Elshara?
129
BAB 128 : Beli Hadiah
130
BAB 129 : Malam pesta ulang tahun.
131
BAB 130 : Rumah Sakit
132
BAB 131 : Pertempuran.
133
Bab 132 : Rumah sakit
134
Bab 133 : Almira keguguran?
135
Bab 134 : Racun di makanan.
136
Bab 135 : Racun Arsenik?
137
BAB 136 : Elshara?
138
Bab 137 : Aku keguguran?
139
Bab 138 : Jadi---kamu gak mau melakukannya lagi?
140
Bab 139 : Pemutusan kontrak
141
Bab 140 : Penembakan.
142
BAB 141 : Dirta sekarat.
143
Bab 142 : Keterlibatan Zarina dan Nanda.
144
Bab 143 : Rumah sakit.
145
Bab 144 : Ajun dan Manda.
146
BAB 145 : Konsekuensi
147
Bab 146 : Epilog
148
Pengumuman TML

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!