Lahirnya Keajaiban

Hari berikutnya, setiap berangkat ke kampus perasaan Tarissa selalu was-was. Namun hari pertama setelah bermasalah dengan Pradipta, Tarissa tidak bertemu dengan Pradipta. Hari kedua dan ketiga pun masih selamat. Namun dihari keempat ketika Tarissa sedang berjalan sendiri dari kamar mandi ia berpapasan dengan Pradipta. Tarissa mencoba menunduk, berharap Pradipta tidak mengenalinya, tetapi ternyata Pradipta mengenalinya dan menghentikannya.

"Nama lo siapa?" tanya Pradipta

"Tarissa double s" jawab Tarissa sambil menyeringai.

Tarissa cukup cerdik, tiba-tiba ia menundukkan setengah badan sambil bilang, "selamat pagi Pak rektor". Pradipta terkejut dan membalik badan, namun ia tidak melihat siapa pun. Setelah ia balik badan lagi ke arah Tarissa, Tarissa sudah tampak lari kabur darinya. Hari berikutnya dan berikutnya Tarissa tidak bisa menghindar, ia terpaksa harus menghadapi Pradipta. Namun sikap Pradipta masih bisa Tarissa tangani, Pradipta hanya mencoba menggoda dan membuat kesal Tarissa.

Hari silih berganti, di tengah gangguan dari Pradipta Tarissa masih memiliki banyak teman yang melindungi dan membuatnya bahagia. Suatu hari teman-temannya membuat kejutan ulang tahun untuk dirinya yang ke 21 tahun. Memang sederhana, tetapi terasa mewah karena ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Di usianya yang sekarang ia tiba-tiba menemukan suatu keajaiban dalam dirinya. Rasanya memang mustahil tapi setelah Tarissa merenung dan membuktikannya ternyata semua itu nyata. Tarissa merasa keajaiban itu adalah anugerah dari Tuhan untuknya.

Tarissa berjalan di lorong kampus sendirian, ia baru saja meminjam buku dari perpustakaan dan hendak ke kelas.

"Tarissa" panggil Pradipta

"Mati aku" gumam Tarissa

"Mau apa?!" bentak Tarissa

"Jangan galak gitu dong" ledek Pradipta

Pradipta mendekat kearah Tarissa, Tarissa melangkah mundur dan ketakutan. Namun tiba-tiba saja alat pendeteksi kebakaran yang ada di belakangnya dan seluruh kampus berbunyi. Tarissa kemudian memanfaatkan hal tersebut untuk kabur dari Pradipta, Pradipta pun lari menuju keluar kampus.

"Tarissa" panggil Diandra

Tarissa mendekat kearah Diandra dan Nada.

"Kok bisa sih alarm bunyi, perasaan nggak ada kebakaran" ujar Nada

"Ya kan nggak tau Nad, siapa tau dari dapur" jawab Diandra.

"Semuanya boleh masuk ke kampus, sepertinya alat pendeteksi berbunyi karena asap rokok" kata salah satu pihak kampus.

Semua mahasiswa masuk kembali dan melanjutkan aktivitas.

Tarissa dan teman-temannya sudah selesai kelas tari, maka dari itu mereka pulang ke kos. Setibanya di kos Tarissa kemudian masuk ke kamar Diandra dan mengunci pintu.

"Ada apa Tarissa?" Diandra kaget

"Aku mau cerita, tapi kamu harus jaga rahasia ini" Tarissa menyodorkan kelingkingnya.

"Janji" Diandra meraih kelingking Tarissa.

Tarissa menceritakan keajaiban yang ada di dalam dirinya. Tarissa menceritakan dari mimpi yang ia alami. Belakangan ini Tarissa mengalami mimpi yang aneh dan terus berulang, hingga ia bermimpi ada sebuah cahaya warna-warni masuk ke dalam tangannya yang menyebabkan muncul seperti tato ditangannya. Setelah ia bangun ternyata tato itu benar-benar muncul ditangannya. Tato itu bulat dan di dalam bulatan ada gambar lagi berupa simbol elemen tanah, air, api, tanah, angin, bunga salju, dan diluar lingkaran itu ada lingkaran lagi. Sehingga gambar itu tampak seperti lingkaran di dalam lingkaran dan di dalamnya ada gambar.

Keanehan selanjutnya terjadi ketika ia akan mengambil air minum, tangannya tak sengaja menerbangkan air yang ada di dalam gelas. Sehingga air itu tampak melayang berbentuk butiran. Setelah kejadian aneh itu, Tarissa sadar mimpi yang ia alami ternyata nyata. Untuk menyakinkan dirinya sendiri waktu itu, ia mengambil kertas dan mengarahkan tangannya dan membayangkan api, dan benar saja tiba-tiba kertas yang ada di depannya terbakar habis. Tarissa juga menceritakan kejadian alat pendeteksi kebakaran yang ada di kampusnya kenapa berbunyi, tidak lain itu karena Tarissa. Tarissa waktu itu sudah tidak punya ide untuk menghindar dari Pradipta.

Mendengar cerita Tarissa, Diandra masih tidak percaya. Diandra merasa Tarissa sedang mendongeng saja. Tarissa kemudian membuktikannya kepada Diandra, ia mengambil sebuah kertas dan membakarnya dengan tangannya. Kemudian ia menumpahkan air ke lantai, lalu ia mengangkat tumpahan air itu sehingga berbentuk butiran air yang melayang di udara. Setelah melihat itu Diandra kaget dan mulai mencerna cerita Tarissa, Diandra kemudian memegang tangan Tarissa. Tiba-tiba kejadian aneh terjadi, pergelangan tangan Diandra bersinar. Setelah dilihat muncul gambar air di pergelangan tangannya.

"Loh Tar liat" Diandra menunjukkannya pada Tarissa.

"Tapi gambarnya beda" ungkap Diandra

"Eh liat, salah satu gambar ditanganku juga bersinar" Tarissa menunjukkannya kepada Diandra.

"Elemen air, ini gambar elemen air. Coba kamu kendalikan air kaya aku tadi" kata Tarissa antusias.

"Gimana?" Diandra bingung.

"Kamu fokus, kamu pikirin kamu mau terbangin air ini" Tarissa mengarahkan Diandra.

"Bisa Tar, hah masa sih aku bisa ngelakuin ini" Diandra kaget

"Cara ngilangin simbol dari tangan gimana Tar, nanti dikira tato" Diandra mengamati tangannya.

Tarissa mengelus tangan Diandra 3 kali, dan simbol itu hilang.

"Wah, cara munculin lagi?" tanya Diandra

"Coba kamu gosok ke atas 3 kali" pinta Tarissa

"Gak bisa" jawab Diandra

Tarissa kemudian menggosoknya lagi 3 kali.

"Ilang, jangan-jangan emang cuma kamu yang bisa munculin dan ngilangin tanda ini" kata Diandra

"Mungkin" Tarissa bingung.

"Eh Tar kok bisa kekuatan kamu pindah?" Diandra bingung.

"Gak pindah Di, aku masih punya kekuatan ini" Tarissa menggerakkan air lagi.

"Apa ini nyalur kekuatannya?" tanya Diandra

"Bisa jadi, tapi kalo nyalur harusnya aku pegang siapa aja dia jadi punya kekuatan kan" kata Tarissa

"Bener Tar" jawab Diandra

"Aku mau coba ke Abi" Tarissa mengajak Diandra menemui Abi.

Setelah menemui Abi, Tarissa langsung memegang kedua tangan Abi. Abi pun bingung melihat tingkah Tarissa. Setelah Tarissa menyentuh tangan Abi, tidak muncul apapun di tangan Abi. Tarissa tak putus asa, Tarissa meminta agar Diandra yang memegang tangan Abi, namun tetap saja tidak terjadi apa-apa.

"Kalian kenapa sih?" Abi bingung

"Nggak papa Bi" Tarissa dan Diandra lari meninggalkan Abi.

Tarissa mencoba lagi hal yang sama kepada Nada. Saat Tarissa memegang tangan Nada, tiba-tiba pergelangan tangan Nada bersinar, dan memunculkan simbol tanah. Simbol tanah yang ada di tangan Tarissa pun menyala, sekarang ada 2 simbol yang menyala di tangan Tarissa. Tarissa meminta mengarahkan tangannya ke tanah, dan meminta Tarissa memikirkan membuat lubang kecil di tanah. Dan tiba-tiba benar saja terbuat lubang di tanah. Mereka bertiga terkejut, Tarissa menjelaskan semuanya kepada Nada.

"Tar jangan-jangan kita harus nyari orang yang punya kekuatan sampai semua simbol ditangan kamu nyala" ujar Diandra

"Aduh aku juga nggak tau aku bingung" Tarissa terlihat bingung.

"Untuk apa yah kira-kira kita punya kekuatan kaya gini?" Nada bingung

"Nah iya aku juga mikir gitu" sahut Tarissa

"Tapi aku minta ini jadi rahasia kita, jangan sekali-kali cerita bahkan gunain kekuatan kita di depan orang" kata Tarissa serius

"Oke" jawab Diandra dan Nada.

Setelah tahu mereka punya kekuatan, mereka menjadi lebih berhati-hati. Mereka juga merasa takut jika kekuatan tersebut bisa berdampak buruk bagi mereka sendiri dan orang lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!