Zalina langsung masuk rumah dan menuju kamarnya. Setelah meletakkan tas dan mengganti pakaian nya, Zalina masuk kamar mandi karna ingin mandi setelah seharian beraktifitas dan badanpun terasa gerah.
Setelah keluar kamar mandi, Zalina langsung memakai pakaiannya dan tetap memakai handuk untuk membungkus rambutnya yang masih basah. Zalina keluar dari kamar dan dia pun melihat Nemanya yang sudah berada di dapur.
"Lho ... lhoo ... Nema Zalina yang cantik ini kapan pulangnya sih? kok Zalina ga tau," ucap Zalina sambil mencium pipi Nemanya.
"Cucu Nema yang cantik ini tadi lagi mandi, tadi Nema masuk kamar kamu dan Nema dengar bunyi air dikamar mandi. Makanya Nema langsung ke dapur aja, " ucap Nema sambil mencubit pelan hidung mancung Zalina.
"Tumben Nema udah pulang, padahal Zalina tadi rencananya mau nyusul ke toko lho," kata Zalina yang duduk dimeja makan dan disusul oleh Nema.
"Ya sayang, kebetulan tadi barang-barang baru masuk semua, setelah pengecekan semuanya Nema langsung aja pulang, palingan besok Nema ke tokonya agak awal aj."
"Hmmmm ... Nema, maafin Zalina yang masih merepotkan Nema ya, Zalina masih aja nyusahin Nema," ucap Zalina sendu sambil memeluk bahu sang nenek dari belakang.
"Eit ... lhooo, ngomongnya kok gitu siapa bilang kamu merepotkan Nema. Nema ngelakuin ini semua karena Nema suka, Nema senang aja ngerjain nya. Coba kalo Nema ga ada kesibukan, Nema duduk diam di rumah, Nema bakalan kayak orang bingung aja, ga tau mau ngelakuin apa, Lama-lama semua tulang Nema ini kaku terus Nema kayak robot, kamu mau Nema gitu?" tanya Nema sambil bercanda.
"Neeemaaa ... Zalina sayang Nema," ucap Zalina dengan mata yang berkaca-kaca sambil memeluk sang nenek.
"Ya, Nema tahu kok anak cengeng manja ini sayang ama Nemanya yang cantik ini," jawab Nema yang tersenyum sambil menepuk pelan punggung Zalina.
Zalina sedari kecil dibesarkan oleh sang nenek, mereka tinggal berdua karena sang kakek juga telah meninggal dunia sebelum Zalina lahir. Sedangkan orang tua Zalina sudah bercerai sejak umur Zalina 2,5 tahun. Zalina dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh sang nenek yang juga memiliki sebuah toko di kota Malang. Toko yang menjual berbagai macam makanan khas malang dan oleh-oleh khas malang.
Sedang asyik berbincang dengan sang nenek, terdengar bel berbunyi.
Ting ... nong ... ting ... nong.
"Biar Zalina aja yang bukain pintunya Nema." Zalina bangkit dari kursi menuju pintu dan membuka pintu tersebut.
"Kak Raayyaaaann ... ya ampun Kak, Zalina kangen tau!" teriak Zalina sambil memeluk sang kakak.
"Ya ... ya ... lepasin dulu, ga bisa nafas nih, lehernya di cekek gini," ucap rayyan sambil memukul lengan Zalina.
"Hehehehe sorry, ayok masuk Kak! dah lama banget kakak ga berkunjung kesini aku kangen, Nema ada didalam Kak, yuk kedalam aja." Zalina langsung membawa Rayyan ke ruang keluarga.
"Assalamu'alaikum Nema," ucap Rayyan sambil mencium tangan sang nenek.
"Waalaikum salam cucuku yang ganteng. gimana kabar kamu? kamu sendirian?? terus mama papa kamu apa kabar?"
"Nemaaa ... nanyainnya satu-satu dong, banyak banget itu pertanyaan diborong semua panjang bener macam kereta api," ledek Zalina
Rayyan yang mendengarkan ucapan Zalina hanya tersenyum sambil mengusap kepala sang adik. "Alhamdulillah aku baik Nema, seperti yang Nema lihat, sehat dan masih ganteng," jawab Rayyan narsis.
Nema hanya tersenyum saja melihat kelakuan cucu lelakinya, sedangkan Zalina mencebikkan bibirnya mengejek sang kakak.
"Mama dan papa sehat Nema mereka berdua kirim salam, mereka minta maaf karena belum bisa ikut kemari, papa masih ada proyek luar kota mama juga lagi ada bimbingan mahasiswa," ucap Rayyan.
"Ga apa-apa, Nema ngerti yang penting semua sehat Nema udah senang," ucap Nema Dengan senyuman.
Rayyan anak dari bibinya Zalina, kakak dari ibunya. mereka tinggal di Solo Jawa Tengah, Bibi nya Zalina yang bernama Anggiya berprofesi sebagai Dosen di salah satu kampus di Solo. Sedangkan sang suami seorang pengusaha properti. Rayyan sendiri berprofesi sebagai Polisi. Jadi Rayyan dan Zalina adalah sepupu. Rayyan sangat menyayangi Zalina dan Zalina juga terbiasa manja dengan Rayyan dari kecil.
"Terus kakak aku yang ganteng ini dalam rangka apa nih kesini?" tanya Zalina.
"Aku ada kerjaan dari kantor Lin, ada beberapa hal mau diselesaikan, ga bisa lama-lama juga, lusa aku harus balik Solo lagi.
"Yaaahh ... bentar banget dong?" ucap Zalina.
"Ya udah sekarang kamu Bersih-bersih dulu sana, ntar kita makan malam sama-sama, habis itu bisa cerita sepuasnya," ucap Nema.
"Ssiiap Nemaku yang cantik," ucap Rayyan sambil berlalu masuk ke kamar.
Sambil menunggu maghrib, Zalina masuk kamar dan duduk di meja belajar nya sambil memainkan Hp, seharian ini Zalina belum ada membuka media sosialnya. Dia pun mulai membuka media sosialnya, scroll atas, scroll bawah entah apa yang dilihat yang penting jari bergeser geser keatas dan bawah. Sampai satu postingan, Zalina menatap sebuah gambar yang menurut Zalina tidak asing. Zalina melihat sebuah gambar tangan yang memegang gelas minuman. Zalina tampak mengerutkan keningnya dan memikirkan sesuatu.
"Inikan-" Zalina hanya bisa menarik nafas dan menghembuskan nya pelan, ketika melihat postingan gambar tangan yang memegang gelas tersebut dengan caption *semoga aku bisa melingkarkan cincin dijari indah tersebut*, yaa ... yang memposting gambar tersebut adalah Aldo dan gambar tersebut adalah tangan Zalina yang memegang gelas jus sirsak saat mereka di cafe tadi.
"Kak Aldo, maafkan aku yang belum bisa membalas perasaan kakak. Aku gak mau membohongi kakak dengan berpura-pura suka, aku ga mau memberi harapan palsu kak. Aku lebih nyaman kalo kita berteman," gumam Zalina sambil mengusap gambar dilayar hp nya tersebut.
Waktu Maghrib pun tiba, Zalina segera menunaikan sholat Maghrib dan kemudian keluar kamar menuju ruang makan. Zalina membantu Nema meletakkan semua makanan di meja makan. Nema memiliki ART yang membantu dirumah, hanya saja tidak tinggal dirumah, dia akan datang pagi, dan pulang di sore hari. ART tersebut hanya bertugas Bersih-bersih, mencuci pakaian, dan menyetrika, Sedangkan untuk memasak hanya sesekali disaat Nema atau Zalina tidak sempat, lebih seringnya Nema dan Zalina akan bekerjasama untuk soal memasak.
Rumah yang ditempati Nema memang bukan rumah dikawasan elit, tapi cukup mewah kalau untuk mereka berdua. Rumah 2 lantai yang nyaman, tempat Zalina tumbuh besar, rumah peninggalan sang kakek.
Zalina, Nema dan Rayyan duduk di meja makan, mereka tampak lahap dan menikmati makanan yang terhidang. Selesai makan mereka duduk di ruang tengah untuk berbincang.
"Bagaimana dengan kuliah kamu Lin?" tanya Rayyan.
"Lancar Kak, aku lagi nyusun skripsi dan juga nyelesain PKL aku yang tinggal 2 hari ini lagi. habis itu fokus nyelesain skripsi Kak. Kakak doain aku ya biar aku skripsi aku ga da kendala terus wisuda tepat waktu, aku kan mau kerja juga Kak, biar cepat dapat duit," ucap Zalina sambil nunjukin jari telunjuk dan jempol yang digesek.
"Pasti donk, kakak selalu doain kamu," jawab Rayyan.
"Kamu kerja terus, Nema kapan dikasih cicitnya ray?" tanya Nema. Umur mu udah cukup untuk berumah tangga lho, kerjaan juga udah bagus, rumah juga udah ada.
"Kalo udah saatnya, Nema pasti dapat kabar dari aku," jawab Rayyan.
"Yaa saatnya itu kapan, Nema kan udah ga sabar punya cicit.
"Nema bantu doa yaa ... biar cepat dapat jodohnya," jawab Rayyan.
"Loh, emang kakak udah ga sama kak Citra lagi? kemaren aku dengar katanya mau tunangan," ucap Zalina.
"Belum berjodoh Lin," jawab Rayyan singkat.
"Aku comblangin mau ga?" tanya Zalina sambil menggerakkan kedua alisnya.
"Emang aku datuk maringgih dan siti nurbaya, Oogggahhhhhhh!!!" jawab Rayyan yang spontan mengundang gelak tawa mereka bertiga.
"Lin, besok temankan kakak ke Polda ya sebentar aja, besok kamu ngampus gak?" tanya Rayyan.
"Aku besok gak ngampus Kak cuma aku besok dinas rumah sakit shift sore, bisalah pagi nya aku temankan kakak."
"Ya udah sekarang kalian istirahat lagi ya, besok kan masih harus bangun pagi, Nema juga mau istirahat," ucap Nema.
Akhirnya setelah Nema masuk ke kamarnya, Zalina dan Rayyan juga masuk kamar karna ingin beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments