Bab 5 Jus sirsak?

Zalina yang sudah selesai bersiap dengan menggunakan sweater dan rok knit, dipadukan dengan pashmina senada favoritnya keluar dari kamar menuju meja makan untuk sarapan bersama dengan Nema juga Rayyan.

"Wuihhhh cantik beennerr Neng! untung jadi adik kalo enggak udah aku pacarin kamu," ucap Rayyan bercanda yang sudah duduk terlebih dulu di meja makan.

Zalina yang mendengar bualan sang kakak hanya mencebikkan bibirnya. "Yakin mau pacarin aku Kak? aku ini hobby jajan, hobby makan, hobby shopping, hobby nonton, hobby jalan-jalan, hobby nge-Mall. Bisa-bisa bengkrap kakak aku buat," jawab Zalina sambil tertawa dan duduk di samping Rayyan.

"Hmmm ... untuuunggg laah enggak kenyataan," ucap Rayyan sambil elus-elus dada kemudian cengengesan.

Nema yang melihat tingkah konyol dua kakak beradik itu hanya tersenyum saja. "Sudah ... sudah, ayo dimulai dulu sarapannya. Ngobrol terus keburu siang ntar, kasian kakakmu jadi lama urusannya selesai Lin," ucap Nema.

Mereka bertiga pun memulai sarapan itu dengan semangat, setelah selesai sarapan Zalina dan Rayyan bergegas menuju mobil. Rayyan yang menyetir mobil dan Zalina duduk disebelah Rayyan. Sepanjang jalan mereka berdua mengobrol banyak hal sampai ketawa terpingkal-pingkal.

"O ya Lin, By the way kamu udah ada pacar belum? kalo belum gantian kakak comblangin kamu ama kawan-kawan kakak, banyak yang single soalnya," ucap Rayyan cengengesan.

"Hmmm ... ga ada Kak, tepatnya belum ada dan belum mau juga sih kak. Zalina mau fokus selesain kuliah ini dulu enggak lama lagi soalnya sekarang lagi nyusun skripsi, sibuk bimbingan, terus sibuk bikin laporan PKL juga kak," jawab Zalina.

"Bagus ... bagus ... salut kakak sama prinsip kamu Zalina, semoga semua lancar dan selesai tepat waktu ya skripsinya, biar segera wisuda juga," ucap Rayyan.

"Aamiinn ..., semoga aja ya kak Zalina udah ga sabar mau wisuda terus biar cepat kerja juga kak," ucap Zalina penuh semangat.

Setelah hampir 20 menit perjalanan, Zalina dan Rayyan pun sampai di kantor Polda. Rayyan memarkirkan mobil tersebut kemudian Zalina dan Rayyan berjalan masuk kedalam Ruangan.

"Zalina, kamu enggak apa-apa kan kakak tinggal disini sebentar, kakak masuk kedalam dulu," ucap Rayyan.

"Iya kak, aku enggak apa-apa kok, kakak buruan gih masuk biar cepat kelar terus cepat pulang." ucap Zalina.

Rayyan pun masuk kedalam salah satu ruangan yang Zalina pun tidak memperhatikan ruangan apa atau siapa. Zalina pun duduk di salah satu bangku yang terdapat di ruang tunggu. Untuk menghilangkan kejenuhannya Zalina pun memainkan Hp-nya. Dari arah pintu luar tampak dua orang pria berjalan masuk, satu orang pria berjalan di depan dan satu lagi berjalan di belakang. pria di belakang tampak menyesuaikan langkah tegap pria didepannya. sebelum memasuki ruangannya, pria yang didepan tersebut berhenti dan menatap seseorang yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan tatapan tajam tapi tidak terbaca pria tersebut tampak mengerutkan keningnya seolah berfikir, setelah itu dia pun masuk dalam ruangannya.

Zalina yang mulai bosan melihat gadgetnya bolak balik melihat jam dipergelangan tangannya, dari yang awalnya duduk lalu berdiri kemudian duduk lagi. Zalina pun tampak memperhatikan lukisan-lukisan yang terdapat di dinding ruangan tersebut bahkan Zalina pun membaca informasi apapun yang ditempel di papan informasi.

Zalina yang kembali duduk memperhatikan jam tangannya. "Hmmmm ... hampir dua jam aku nungguin kak Rayyan, lama banget sih kak Rayyan, kalo gini sih bukan sebentar namanya," batin Zalina seraya menarik nafas pelan. "Apa aku coba hubungi aja ya kak Rayyan nya, kalo masih lama aku duluan pulang aja deh ... " gumam Zalina pelan.

Sesaat Zalina akan menghubungi Rayyan tampak seseorang menghampiri Zalina.

"Maaf Mbak, ini minumannya," ucap seseorang yang sekilas jika diperhatikan dari pakaiannya seperti OB.

"Maaf Mas, saya enggak ada pesan minumannya. mungkin masnya salah orang." tolak Zalina dengan sopan.

"Saya hanya disuruh sama bapak yang didalam Mbak, untuk mengantarkan minuman ini sama Mbak," jawab pria tersebut sambil menunjuk ruangan dibelakangnya dengan jempol kanan tanpa menoleh sedikitpun.

Zalina tampak diam dan mengerutkan keningnya, "Apa mungkin minumannya dari kak Rayyan ya? karna kak Rayyan kan tau kalo aku suka jus sirsak," batin Zalina.

"Baiklah Mas, minumannya saya ambil, terima kasih ya mas," ucap Zalina.

pria yang menggunakan seragam OB itu pun berlalu dari tempat Zalina. Zalina pun memperhatikan gelas yang dipegangnya, kemudian mengaduk isi gelas dengan sedotannya.

"Srrrruuppptt ... hmmm seger ... " ucap Zalina lirih. "Boleh juga sogokan kak Rayyan nih, tau aja dia kalo aku udah panas dan butuh didinginkan," ucap Zalina pelan dengan cengengesan.

Dari jarak yang tidak begitu jauh tampak sepasang mata memperhatikan gerak-gerik Zalina dengan senyuman tipis hampir tidak terlihat. ?Memperhatikan tingkah Zalina yang dari tadi menurutnya lucu dan menggemaskan.

Dua jam waktu berlalu, bahkan jus Sirsak pun tandas diminum oleh Zalina. Zalina yang kembali berniat menghubungi Rayyan, mengambil Hp dari tasnya. ketika akan membuka aplikasi hijau terdengar suara Rayyan memanggilnya.

"Zalina, sorry ... sorry ya lama jadinya, kamu pasti bosan nungguin kakak," ucap Rayyan dengan penyesalan.

"Uhh ... bukan cuma bosan Kak, aku jamuran tau ga sih nungguin kakak!" jawab Zalina dengan cemberut bibir yang di monyongkan dan pipi gembungnya.

"Ya ... ya ... sekali lagi maaf ya, gimana kalo kakak traktir makan siang, hitung-hitung buat nebus kesalahan kakak deh," ucap Rayyan merayu Zalina.

"Ih ... nyogok ni ye ceritanya, ya udah kalo kakak maksa aku sih bisa apa," ucap Zalina. Rayyan yang mendengarkan ucapan Zalina hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

"Kalo gitu ayok kita berangkat sekarang tuan putri," ucap Rayyan sambil mempersilahkan Zalina jalan terlebih dahulu.

Zalina dan Rayyan yang sudah berada di mobil dan bersiap untuk mencari tempat makan buat mereka.

"Kamu mau makan apa Lin? kamu aja deh yang nentuin tempat makannya kakak ngikut aja," ucap Rayyan.

"Oke deh ... kalo gitu kita makan di tempat langganan aku aja, disana pecel lele dan bebek penyet nya maknyusss kak," jawab Zalina.

Mereka berdua pun langsung menuju tempat yang diberitahu oleh Zalina, selang 10 menit mereka berdua tiba disebuah warung makan kaki lima. Tampak sangat sederhana tapi kelihatan ramai, Zalina dan Rayyan turun dari mobil, masuk kedalam warung tersebut dan mencari tempat duduk.

"Kamu sering makan disini Lin?" tanya Rayyan sambil duduk dan memindai sekelilingnya.

Belum sempat Zalina menjawab seseorang sudah menghampiri meja mereka.

"Ee Neng Zalina, arep mangan opo Neng? atau podo koyo biasane?"

"Ya Mang punyaku seperti biasa aja, pecel lele satu minumnya es jeruk ya, kak Rayyan mau makan apa?"

"Aku bebek penyet minumnya es jeruk juga ya," ucap Rayyan.

"Oke, kalo begitu di tunggu ya Neng kami bikinkan dulu," ucap pria yang merupakan penjual ditempat tersebut.

"Tadi kakak nanya aku sering makan apa enggak disini gitu kan? enggak sering sih, tapi sering bangeettt," jawab Zalina. "Kenapa emangnya? kakak ga bisa makan ditempat kayak gini?" tanya Zalina.

"Bisa, kakak ga masalah kok makan dimana aja selagi halal insyaallah kakak makan. Kakak heran aja, tempatnya kan agak jauh terus dekat sini juga ada Mall. Biasanya mahasiswa kayak kalian ginikan hobby nya nongki di Mall." ledek Rayyan.

"Yeee ... ledekin aku ya," jawab Zalina mencebikkan bibir nya. Aku suka makan disini selain dekat sama kampus, aku juga suka rasanya enak kak, kakak cobain aja ntar pasti kakak ketagihan sama sambelnya. terus ada yang lebih aku suka kak, harganya murce, hahahaha," ucap Zalina sambil tertawa. Rayyan hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Zalina.

"Tumben kamu gak pesen jus Sirsak, biasanya 'apapun makanannya minumnya jus sirsak' kayak iklan di TV itu," ucap Rayyan.

"Disini ga ada jus sirsak kak," bisik Zalina Sambil tersenyum. "Lagian kalo makan ayam penyet, bebek penyet atau pecel lele gitu enaknya ditemani es teh atau es jeruk kak," ucap Zalina. "Ngomongin jus sirsak, sempat-sempat nya kakak tadi nyuruh OB bikinin aku jus Sirsak," ucap Zalina.

"Aku? kapan? aku enggak ada nyuruh OB bikinin kamu jus sirsak," ucap Rayyan.

Zalina yang sedikit terkejut dan mengerutkan keningnya. "Terus kalo bukan kakak siapa dong yang nyuruh OB-nya, aku kira td kakak yang nyuruh soalnya dia cuma bilang dari bapak yang didalam sambil nunjuk ruangan dibelakang dia," ucap Zalina. "Oo yaa ... td kan ada tiga ruangan, aku bahkan tidak tau ruangan mana yang dimasuki kak Rayyan tadi karna ga memperhatikan sewaktu kak Rayyan masuk. lagian OB nya juga cuma menunjuk saja, tapi tidak jelas ruangan mana yang di tunjuk OB. " Batin Zalina

"Ya udah, anggap aja rezeki kamu Lin. karena bisa pas juga kan dengan minuman kesukaan kamu," ucap Rayyan.

Zalina pun tampak berfikir kemudian tersenyum tipis padahal dia penasaran.

Beberapa saat kemudian makanan dan minuman mereka pun datang. Zalina dan Rayyan pun menikmati santapan mereka dengan lahap. "Gimana rasanya kak?" tanya Zalina.

"Mmm ... maknyuss," ucap Rayyan sambil mendekatkan jari jempol dan telunjuk ke bibir nya ala pak Bondan Prakoso.

Selesai makan Zalina dan Rayyan langsung masuk mobil dan meneruskan perjalanan mereka. "ini kita kemana lagi Lin, mau langsung pulang atau kamu mau kesuatu tempat biar kakak antar," ucap Rayyan.

"Pulang aja deh kak soalnya entar lagi juga Zhuhur, aku mau istirahat bentar sebelum nanti berangkat ke Rumah sakit lagi," ucap Zalina.

Zalina dan Rayyan pun melanjutkan perjalanan mereka langsung ke rumah.

Terpopuler

Comments

madafi

madafi

yey

2023-07-29

0

Silvi Aulia

Silvi Aulia

ceritanya makin seru,,,

2023-07-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perpisahan
2 Bab 2 Pertemuan tidak sengaja
3 Bab 3 Bertemu Aldo
4 Bab 4 Kedatangan Sepupu
5 Bab 5 Jus sirsak?
6 Bab 6 PKL
7 Bab 7 Ingin Belajar Bisnis
8 Bab 8 Bimbingan Skripsi
9 Bab 9 Awal Kenal Aldo
10 Bab 10 Sidang Skripsi
11 Bab 11 Masa Lalu Marcel dan Cindy
12 Bab 12 Wisuda
13 Bab 13 Kedatangan Mama Zalina
14 Bab 14 Mulai Bekerja
15 Bab 15 Diantar Pulang
16 Bab 16 Perjodohan
17 Bab 17 Tragedi
18 Bab 18 Bermain Bersama
19 Bab 19 Baru Tahu
20 Bab 20 Rindu dan Rendy
21 Bab 21 Masa Lalu Dewa
22 Bab 22 Panas Tapi Bukan Api
23 Bab 23 Bertemu Lagi
24 Bab 24 Main Bersama Lagi
25 Bab 25 Bekerja Sama
26 Bab 26 Zalina Bertemu Ferdy
27 Bab 27 Wisuda Profesi
28 Bab 28 Dewa dan Aldo 1
29 Bab 29 Zalina dan Ferdy
30 Bab 30 Trauma Zalina
31 Bab 31 Kemarahan Nema
32 Bab 32 Zalina Bangkit
33 Bab 33 Amarah Cindy
34 Bab 34 Kejujuran Zalina pada Aldo
35 Bab 35. Jantung Berdegup
36 Bab 36. Isi Hati Dewa
37 Bab 37. Jalan-jalan 1
38 #pengumuman
39 Bab 39. Jalan-jalan 2
40 Bab. 40 Kedatangan Dewa
41 Bab 41. Perasaan Zalina
42 Bab 42. Lamaran Dewa
43 Bab. 43 Sidang BP4R
44 Bab 44. Adik Ipar Tidak Setuju
45 Bab. 45 Teror Untuk Zalina
46 Bab 46. Teror Untuk Zalina 2
47 Bab 47. SAH
48 Bab. 48 Resepsi
49 Bab. 49 Akhirnya
50 Bab. 50 Si biang Kerok
51 Bab 51. Kebodohan Dewi
52 Bab 52 Kemarahan Maura Pada Dewi
53 Episode 53. Kebersamaan Keluarga
54 episode 54.
55 episode. 55 Rumah Baru 1
56 episode 56. Rumah Baru 2
57 Bab 57. Kegombalan Dewa
58 Bab 58. Kejutan
59 Bab. 59 Perhatian Dewa
60 Bab. 60
61 Bab . 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Episode. 81
82 Episode. 82
83 Episode. 83
84 Episode. 84
85 Episode. 85
86 Episode. 86
87 pengumuman
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1 Perpisahan
2
Bab 2 Pertemuan tidak sengaja
3
Bab 3 Bertemu Aldo
4
Bab 4 Kedatangan Sepupu
5
Bab 5 Jus sirsak?
6
Bab 6 PKL
7
Bab 7 Ingin Belajar Bisnis
8
Bab 8 Bimbingan Skripsi
9
Bab 9 Awal Kenal Aldo
10
Bab 10 Sidang Skripsi
11
Bab 11 Masa Lalu Marcel dan Cindy
12
Bab 12 Wisuda
13
Bab 13 Kedatangan Mama Zalina
14
Bab 14 Mulai Bekerja
15
Bab 15 Diantar Pulang
16
Bab 16 Perjodohan
17
Bab 17 Tragedi
18
Bab 18 Bermain Bersama
19
Bab 19 Baru Tahu
20
Bab 20 Rindu dan Rendy
21
Bab 21 Masa Lalu Dewa
22
Bab 22 Panas Tapi Bukan Api
23
Bab 23 Bertemu Lagi
24
Bab 24 Main Bersama Lagi
25
Bab 25 Bekerja Sama
26
Bab 26 Zalina Bertemu Ferdy
27
Bab 27 Wisuda Profesi
28
Bab 28 Dewa dan Aldo 1
29
Bab 29 Zalina dan Ferdy
30
Bab 30 Trauma Zalina
31
Bab 31 Kemarahan Nema
32
Bab 32 Zalina Bangkit
33
Bab 33 Amarah Cindy
34
Bab 34 Kejujuran Zalina pada Aldo
35
Bab 35. Jantung Berdegup
36
Bab 36. Isi Hati Dewa
37
Bab 37. Jalan-jalan 1
38
#pengumuman
39
Bab 39. Jalan-jalan 2
40
Bab. 40 Kedatangan Dewa
41
Bab 41. Perasaan Zalina
42
Bab 42. Lamaran Dewa
43
Bab. 43 Sidang BP4R
44
Bab 44. Adik Ipar Tidak Setuju
45
Bab. 45 Teror Untuk Zalina
46
Bab 46. Teror Untuk Zalina 2
47
Bab 47. SAH
48
Bab. 48 Resepsi
49
Bab. 49 Akhirnya
50
Bab. 50 Si biang Kerok
51
Bab 51. Kebodohan Dewi
52
Bab 52 Kemarahan Maura Pada Dewi
53
Episode 53. Kebersamaan Keluarga
54
episode 54.
55
episode. 55 Rumah Baru 1
56
episode 56. Rumah Baru 2
57
Bab 57. Kegombalan Dewa
58
Bab 58. Kejutan
59
Bab. 59 Perhatian Dewa
60
Bab. 60
61
Bab . 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Episode. 81
82
Episode. 82
83
Episode. 83
84
Episode. 84
85
Episode. 85
86
Episode. 86
87
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!