Siang hari di jam istirahat Zalina dan Rindu duduk di kantin rumah sakit, Rindu dengan lahapnya menyuapkan makanan kedalam mulutnya sedangkan Zalina duduk dihadapan Rindu dengan kepala bertumpu pada lengan dan siku diatas meja, tangan kanannya mengaduk ngaduk pelan es jeruk di hadapannya. Rindu yang melihat muka kusut sahabat nya itu pun bertanya.
"Lin, are you okaay?" Dari tadi itu air di aduk-aduk terus lama-lama pusing dia itu ntar. kamu kenapa?ada masalah apa? apa kamu kena omel lagi di ruangan tadi?" tanya Rindu.
"Hmmm ... Rin, kak Aldo ngajak aku pulang bareng ntar sore," jawab Zalina lesu.
"Ya udah, tinggal pulang aja kan apa susahnya coba." Rindu menjawab sambil mengambil tisu dan mengelap mulutnya yang baru selesai makan.
"Rindu ... kamu tau kan maksud kak Aldo, aku ga mau Rin semakin sering ketemu sama dia, dia akan semakin susah buat jauhin aku Rin. Aku enggak mau entar kesannya aku itu PHP-in dia Rin, aku ga mau itu terjadi Rindu. Berkali-kali aku nolak dia berkali-kali juga kak Aldo selalu bilang, 'kamu ga perlu jawab sekarang Lin aku mau kita jalani aja dulu, aku mau buktikan kalo aku serius suka sama kamu sehingga nantinya kamu yakin sama aku dan kamu ga bakal nolak aku, pleaseee ... Zalina beri aku kesempatan itu', aku sampe heran sendiri sama kak Aldo Rin, aku udah jelasin gimana pun dia tetap kekeuh dengan pendapat dia."
"Ijaalll ... kamu yang sab-" belum sempat Rindu meneruskan kalimatnya, mata Zalina udah mendelik tajam.
"Hehehe, ke-ce-plosan ... " cengirr Rindu. Zalinaa ... sebenarnya kamu beruntung tau disukain kak Aldo, bahkan bukan kak Aldo aja tau ga. Noh di kampus ada si Bintang anak hukum, si Bima kutu kupret eh salah kutu buku maksud aku, terus si guntur anak manajemen, semua yang di antariksa kayak nya suka kamu. Kamu tinggal pilih tau gak sih lagian kak Aldo ganteng juga kok, baik juga lumayan Lin buat pasangan pas wisuda ntar. Tapi yang aku herman ... eh salah, yang aku heran kenapa semua ga ada yang kamu terima sih Lin?" tanya Rindu sambil tangan kiri di pinggang jempol kanan mengusap ngusap dagu seperti orang bingung.
Zalina yang mendengar kan celotehan Rindu cuma menjawab dengan mengedikkan bahu sambil mencebikkan bibirnya.
"Lin, kamu normal kan?" tanya Rindu dengan suara berbisik serta mencondongkan badannya kearah Zalina dan mata yang melotot tajam.
"Apasih kamu Rin, Gaje tau ga sih alias ga jelas! ya normal dong kalo ga normal kamu udah aku sosor, mauuuu?"
"Hoeekk ... ogah! masa apem makan apem ... iiiii ... " jawab Rindu sambil bergidik ngeri.
"Udah lah yok, aku mw ke Mushola dulu sholat Zhuhur bentar. Cerita ama kamu bukannya ilang pusing malah tambah pusing," ucap Zalina sambil berlalu berdiri menuju Mushola rumah sakit.
Setelah sholat Zhuhur selesai, Zalina dan Rindu pun kembali ke ruangan. Mereka berdua beruntung karena praktek kali ini di tempatkan di rumah sakit yang sama bahkan ruangan juga sama. Zalina dan Rindu adalah kawan yang sudah menjadi sahabat, mereka saling kenal dari SMA dan sama-sama kuliah di tempat yang sama dan jurusan yang sama juga, jadi tidak heran kedekatan mereka begitu kompak sekali.
Tiba di ruangan Zalina dan Rindu sibuk dengan kegiatan masing-masing, walaupun mereka berada dalam ruangan yang sama tapi tugas mereka berbeda. Zalina segera mengisi laporan dan status pasien hari ini apa saja hasil visit dokter tadi dan bagaimana perkembangan pasien serta lainnya. Semua yang berhubungan dengan Pasien dicatat di status pasien. Begitu juga dengan Rindu sama seperti yang dilakukan oleh Zalina, dia menyelesaikan tugasnya mengisi status pasien hari ini, karena semua yang mereka kerjakan hari ini akan di operkan sama yang dinas di shift berikutnya.
Tak terasa jam menunjukkan pukul 14.30 WIB, dan saatnya mereka akan pulang. Sebelum pulang semua yang shift pagi akan melakukan operan shift dengan yang dinas sore menjelaskan isi status masing-masing pasien keluhan masing-masing pasien hariini dan perkembangan lanjutan dari seluruh pasien.
Ketika menuju parkiran dari kejauhan Zalina sudah melihat Aldo melambaikan tangannya kearah Zalina yang baru keluar dr pintu rumah sakit. "Rin, kamu balik sendiri ya, aku bareng kak Aldo ga enak juga nolak lagi Rin orang nya udah nungguin juga," ucap Zalina sambil menunjuk Aldo menggunakan dagunya.
"Cieee ... mau kencan yak," ucap Rindu cengengesan sambil memukul pelan bahu Zalina.
Zalina yang mendengarkan ledekan Rindu hanya memutar bola mata sambil berlalu pergi.
"Lama ya kak nunggu nya, maaf ya td operan shift dulu karna pasien lumayan rame hari ini," ucap Zalina.
"Enggak kok, aku juga baru keluar belum lama jugaa disini," jawab Aldo. "Yuk kita langsung jalan aja, gimana kalo ngobrolnya sambil makan kebetulan tadi belum makan," ajak Aldo.
Zalina sebenarnya tidak mau berlama-lama tapi karna ingin memperjelas masalah diantara keduanya, dia pun terpaksa menurut saja. "Baiklah, Kak," ucap Zalina.
Keduanya pun masuk kedalam mobil Aldo dan tidak lama Aldo memarkirkan mobil nya di depan sebuah kafe yang tidak begitu jauh dari rumah sakit tempat mereka bekerja tadi.
"Kamu mau makan apa Lin?" tanya Aldo.
"Aku minum aja ya Kak td udah makan bareng Rindu, bohong Zalina karna dia tidak mau berlama-lama."
"Hmmmm ... ya udah deh," jawab Aldo yang kemudian memanggil pelayan kafe tersebut. "Mas, juice Sirsaknya satu, jus Mangganya satu, sama kentang gorengnya satu. Satu lagi Mas, GPL ya ... ga pake lama," ucap Aldo sambil bercanda.
"Kak Aldo ga jadi makan? kan tadi katanya belum makan."
"Ga selera makannya cuma sendiri, aku mau nya makan bareng kamu," jawab Aldo. "O ya Zalina, gimana dengan kuliah dan tugas kampus kamu? lagi nyusun juga kan?"
"Ya Kak ini sambil praktek di rumah sakit, sambil bikin laporannya dan sambil selesain skripsi juga Kak, masih bolak balik kampus juga," jawab Zalina.
"Aku yakin kamu bisa, dari dulu apa yang dikerjakan selalu sungguh-sungguh, tanggung jawab juga, dari dulu kamu selalu terbaik Lin, dari awal aku kenal kamu-"
Obrolan mereka terpotong karena pelayan yang mengantarkan pesanan mereka.
"Diminum dulu Lin jus sirsaknya," ucap Aldo
Zalina menatap gelas jus sirsak yang disodorkan Aldo tersebut, dia hanya bisa tersenyum samar, karna semua perlakuan Aldo terhadapnya masih sama dari dulu.
"Makasih Kak, Kak Aldo selalu ingat dengan minuman kesukaanku," jawab Zalina.
"Semua masih aku ingat Zalina, kesukaan mu, hobby mu, hal yang tidak kamu suka, bahkan penolakan mu terhadapku-"
"Kaaakk-"
"Lin, potong Aldo sambil menyentuh punggung tangan Zalina yg memegang gelas minumannya. "Apa aku masih belum berarti spesial dihati mu? apa aku masih kurang baik untukmu? apa aku masih belum pantas buat mu Zalina?" tanya Aldo.
"Kaaak, aa-aku minta maaf, kakak tau kan kalau aku belum mau menjalin hubungan dengan siapapun, aku mau serius menjalankan apa yang aku jalani sekarang kak, aku mau fokus kuliah dulu, aku ga mau mengecewakan Nema Kak," jawab Zalina sambil tertunduk. "Kakak orang baik bahkan baik sekali, menurutku tidak ada yang kurang mungkin akunya yang kurang baik untuk kakak. Aku yakin kakak bisa mendapatkan wanita lebih baik lagi dari aku," ucap Zalina dengan ceria untuk mengalihkan keheningan diantara mereka.
"Ck, kamu itu selalu seperti itu selalu ada alasan menolakku. Baik aku tetap pada keputusanku, aku akan tetap menunggu mu sampai hari dimana hati mu memilihku."
"Kak, bagaimana kalo kita tidak berjodoh?"
"Jodoh itu memang ketentuan Allah Zalina, tapi kalo kita tidak usaha, tidak mencari nya, makanya gak akan datang. Nah ini salah satu usahaku dalam menggapai jodohku. Bukankah kalo kita bersungguh-sungguh maka Allah akan kabulkan," ucap Aldo
"I_iya Kak," jawab Zalina sambil menelan ludah.
"Ya udah, yuk aku antar pulang!" ucap Aldo.
Kemudian Aldo dan Zalina pun berlalu dari kafe dan segera menuju rumah Zalina.
"Makasih ya Kak, maaf aku ga bisa ajak kakak mampir, karena Nema masih di toko," ucap Zalina sebelum turun mobil.
"It's okay, lain kali aja."
Zalina pun turun dari mobil dan Aldo pun berpamitan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments