Lana berjalan Sendirian, langkahnya terasa berat diiringi oleh air mata yang membanjiri pipinya. Hatinya hancur saat menyadari bahwa dia diskors dari universitas, tempat yang selama ini menjadi tempatnya belajar dan bermimpi tentang betapa indahnya masa depan.
Di tengah tangisan dan keputusasaannya, Lana mendengar langkah cepat di belakangnya. Dia berbalik dan melihat Kevin, pacarnya yang berusaha mengejarnya.
Kevin berlari dengan nafas yang terengah-engah "Lana, tunggu! Aku tahu kamu sedih, tapi mari kita bicarakan ini. Aku tidak ingin kita berpisah seperti ini."
Lana menoleh dengan ekspresi campuran kesedihan dan kemarahan di wajahnya. Dia ingin memberikan kesempatan pada Kevin untuk berbicara, meskipun hatinya masih terluka karena kejadian yang terjadi.
"Apa yang bisa kamu katakan, Kevin? Aku sudah dianggap sebagai pemberi nama buruk untuk universitas. Bagaimana mungkin aku bisa menerimanya?" kata Lana dengan suara yang tercekat
"Lana, percayalah padaku. Aku tahu ini sulit, tapi kita bisa menghadapinya bersama. Aku akan membantumu melalui ini." kata Kevin yang mencoba meyakinkan Lana.
bukan Lana saja yang sedang diskor saat ini dia juga mengalaminya. jika ini berat untuk Lana maka ini juga berat untuk Kevin secara Dia adalah seorang laki-laki.
Apa yang harus dia lakukan jika pihak universitas tidak menerima mereka lagi setelah ini. Apa jadinya dengan masa depan dan harapan kedua orang tua.
Tapi Kevin masih berpikir secara optimis dan berharap kejadian ini masih bisa diperbaiki.
Kevin berbicara dengan begitu banyak hal yang membuat Lana diam untuk sekejap.
Lana menatap Kevin dengan tajam, mencari kebenaran dalam kata-katanya. Dia mempertimbangkan apakah Kevin benar-benar bisa mendukungnya dan memahami betapa pentingnya pendidikan baginya.
"Kevin, aku butuh kepastian. Aku membutuhkan mu di sampingku dengan penuh dukungan dan keyakinan. Aku tidak ingin melawan ini sendirian." kata Lana dengan lemah.
Lana bingung sendiri dia memang jatuh cinta dengan Kevin tapi tidak berpikir ini akan menimpanya sehingga berharap jika dia dan Kevin saling bergantung satu diantara yang lain.
Masa depannya masih panjang tidak mungkin berakhir dengan cara seperti ini.
Lana berpikir kesalahannya adalah berpacaran lebih dari itu dia tidak melakukan kesalahan apapun. Tidak salah kan jika orang jatuh cinta tapi kenapa dia mendapatkan hukumannya sebegitu berat.
Kenapa.
"Lana, kamu tahu betapa aku mencintaimu. Aku siap melalui segalanya bersamamu. Kita bisa menemukan jalan keluar bersama-sama." kata Kevin dengan serius.
Kevin bahkan berkata dia siap bertanggung jawab. Walaupun mereka tidak melakukan apa-apa di malam itu tapi sebagai seorang laki-laki dia bukanlah pria yang akan menghindari tanggung jawab seperti laki-laki bejat.
Lana melihat raut wajah Kevin, mencoba menemukan tanda-tanda kejujuran dan ketulusan. Dia ingin mempercayai bahwa Kevin bisa menjadi tempat berlindungnya dalam masa sulit ini.
Namun begitu Lana masih saja merasa ragu-ragu "Kevin, aku berharap kamu tidak hanya bicara. Aku berharap kamu benar-benar siap untuk menghadapi semua konsekuensi dan membantu memulihkan nama baikku."
"Lana, aku tidak bisa janji bahwa semuanya akan mudah, tapi aku berjanji akan berada di sisimu. Kita akan menghadapinya bersama dan membuktikan bahwa kamu bukanlah pemberi nama buruk untuk universitas."Kevin segera menarik Lana ke dalam pelukannya.
Bukan saja Lana yang sedih dan merasa terluka dengan kejadian hari ini. Bukankah dia juga korban dari kesalahpahaman ini.
Tapi seberat apapun Ini adalah tanggung jawabnya sebagai laki-laki.
Lana mengambil napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya. Dia menyadari bahwa keputusan yang dia ambil saat ini akan mempengaruhi masa depannya dan hubungannya dengan Kevin.
"Baiklah, Kevin. Aku memberikanmu kesempatan ini, tapi ingat, aku butuhmu benar-benar berada di sampingku. Jangan pernah membuatku meragukanmu."kata Lana dengan suara rendah dia menyembunyikan wajahnya ke dalam pelukan pria ini.
tidak tahu apa yang dirasakan oleh Lana sekarang yang jelas hatinya galau dan tidak bisa berpikir dengan jernih.
Kevin menggenggam tangan Lana dengan lembut "Aku janji, Lana. Aku akan membuktikan padamu bahwa aku benar-benar siap berjuang bersamamu. Kita akan melewati semua ini bersama-sama."
Dengan keputusan itu diambil, Lana dan Kevin berjalan bersama, berpegangan tangan, dan memasuki masa depan yang tidak mereka ketahui dengan pasti. Namun, mereka berdua siap menghadapi tantangan yang menanti mereka, memperbaiki apa yang rusak, dan membangun kembali kepercayaan yang terluka.
Mereka menghabiskan waktu beberapa jam sebelum benar-benar berpisah.
Tidak lama kembali Lana pulang ke rumahnya .namun lana tidak menceritakan kepada Mama tentang apa yang dialami di universitas.
Mama Lana sedang duduk di ruang tamu sambil membaca buku, ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Dia mengambil ponsel dan melihat nama universitas di layar.
"assalamualaikum ini dengan orang tua wali murid bernama Lana Adelia?"
"Halo? Ya, saya ibu dari Lana. Ada apa?"lewat mana yang bahkan tidak pernah berpikiran dulu
"Selamat siang, bu. Kami dari pihak universitas ingin memberitahukan bahwa putri Anda, Lana, telah dijatuhi sanksi diskors selama satu tahun penuh."kata suara orang di seberang sana. tidak ada nada bercanda di dalam suara itu sehingga mama lana jadi terkejut.
"Apa? Diskors? Mengapa? Apa yang telah dilakukan Lana?"Mama lana sedikit menjerit sehingga lana yang berada di atas di dalam kamarnya juga mendengar itu
"Maaf, bu, tapi kami tidak bisa memberikan detail lebih lanjut melalui telepon. Kami mengundang Anda untuk datang langsung ke kampus kami untuk menjelaskan situasinya dengan lebih rinci."
Mama Lana merasa detak jantungnya semakin cepat. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan kebingungan. Dia tidak bisa membayangkan apa yang bisa membuat Lana mendapat hukuman seberat itu.
Mama Lana bingung tapi masih menjawab dengan suara yang gemetar "Baiklah, saya akan segera datang. Terima kasih atas pemberitahuannya."
Setelah menutup panggilan, mama Lana merasa kepalanya berputar. Dia bergegas ke ruang tengah dan memanggil Lana yang sedang berada di kamarnya.
"Lana, cepat turun ke sini! Ada telepon dari universitas, mereka bilang kamu di diskors! Apa yang telah terjadi?" pekik nya.
Sepengetahuan mamanya lama adalah gadis yang baik-baik tidak pernah macam-macam di luar sana. Tapi jika tidak ada masalah yang besar tidak mungkin universitas langsung memberikan hukuman sekolah untuk putrinya itu.
Lana, yang tidak menyangka bahwa universitas akan menghubungi ibunya, terkejut mendengar berita tersebut. Dia bergegas turun ke ruang tamu, melihat ekspresi cemas ibunya.
Lana tau dia salah tapi Lana belum mau mengakuinya dengan jujur . Tapi Lana masih menjawab mamanya dengan suara gemetar "Mama, aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku benar-benar tidak tahu mengapa aku di diskors. Mereka tidak memberi tahu alasan secara rinci."
Mama Lana tidak sepenuhnya percaya dengan apa yang dikatakan oleh putrinya tapi dia masih memandang sang Putri dengan wajah penuh kekhawatiran "Kita harus segera pergi ke universitas dan mencari tahu apa yang terjadi. Aku tidak bisa membiarkanmu menghadapi ini sendirian."
Lana dan ibunya berencana untuk pergi ke universitas, hati mereka dipenuhi kegelisahan dan kekhawatiran. Mereka berharap dapat menemukan jawaban yang memadai dan mencari cara untuk mengatasi situasi ini yang tak terduga.
Kebetulan papa juga ada di rumah jadi mereka bertiga langsung pergi ke universitas bersama sama.
Pertama kali mendapatkan kabar Ini papa Lana juga terkejut sama seperti mama Lana tadi. Tapi dia masih menganggap masalah ini masih bisa diperbaiki .Karena itu mereka harus mendengar penjelasan pihak universitas terlebih dahulu sebelum menyalahkan Putri mereka.
"Lana kamu tuh harus jujur ya sama papa apa ada yang kamu, sembunyikan?"tanya papanya dengan nada yang sedikit membujuk.
Dia mengenal watak asli dari Lana, putrinya ini adalah gadis yang keras kepala. Tapi dia masih akan menurut jika dilembutkan.
"Papa, Hem....
Wajah lana segera berubah pucat ketika papanya bertanya seperti itu. Tapi dia masih tidak mau membuka mulutnya untuk berkata dengan jujur.
Ada rasa takut dan malu di hati lana.Tapi masalah ini tidak bisa di simpan lagi , lambat laun pasti akan kebongkar juga.
Melihat perubahan wajah putrinya itu Mama Lana juga mengetahui jika ada sesuatu yang tidak beres di sini.
Tapi sekarang mereka tidak bisa banyak bertanya pada Lana. Sulit untuk membuat Lana membuka mulut seandainya dia bersikeras.
Jadi mama dan papa Lana harus bersabar menunggu mereka tiba di universitas.
Dua jam kemudian , Lana dan kedua orang tuanya sudah tiba di ruang dekan.
Ruang profesor Aditya ini sudah penuh dengan ketegangan. Lana, bersama dengan kedua orang tuanya, duduk di depan meja profesor Aditya yang serius.
betapa terkejutnya kedua orang tua anak ketika mendengar tentang penyebab dari kenapa Lana harus diskor selama satu tahun.
Mama langsung menangis dan memukul Lana di depan profesor Aditi tidak peduli dengan rasa malunya sendiri
Sementara itu Lana hanya diam dan pasrah dipukuli mamanya karena dia menyadari sebenarnya memang dia yang salah di sini.
"apa yang sudah kau lakukan Lana,hah apa yang kau lakukan?kenapa kau lakukan ini.huhuhu inikah caramu membayar pendidikan yang sudah Mama berikan sejak lahir"
Buk..buk..buk..
Walaupun dipukul oleh mamanya Lana hanya diam menerima semua perlakuan seperti itu. Bahkan papanya yang tadi bersikap tegar sekarang hanya lesu di atas kursinya.
"aku hanya bercinta oke, semua orang boleh pacaran tapi kenapa ketika aku pacaran aku jadi seperti ini"pikir Lana ketika dia menerima pukulan dari mamanya itu.
Lana benar-benar menyalahkan pandangan orang atas kejadian ini. karena memang dirinya tidak salah sama sekali.
"ibu tenang dulu Kita sedang berbicara tentang masalah anak-anak jadi tenang dan harap mendengarnya oke"Kata profesor Aditi yang pada akhirnya mampu membuat Mama Lana bungkam. Tapi masih terdengar isak tangisnya sesekali.
Profesor Aditya memandang kedua orang tua Lana dengan wajah yang serius "Saya memahami kekhawatiran Anda sebagai orang tua, namun keputusan mengenai sanksi diskors Lana sudah melalui pertimbangan yang matang. Nama baik universitas kami adalah prioritas utama."
"Profesor Aditya, kami benar-benar memohon pada Anda untuk mengurangi sanksi atau memberikan kesempatan kedua kepada Lana. Dia adalah anak kami, dan kami percaya dia telah belajar dari kesalahannya." kata papa Lana dengan memelas, dia menyingkirkan martabatnya sebagai laki-laki. demi puteri semata wayangnya papa Lana rela merendahkan diri sendiri di depan dekan
Ibu Lana menangis, saya juga tahu kesalahan yang sudah lama buat benar-benar memberikan image buruk untuk universitas. namun begitu dia masih memohon pada profesor Aditya untuk nama putrinya."Kami tidak ingin masa depan Lana hancur hanya karena kesalahan kecil ini. Tolong, berikanlah kesempatan kepada Lana untuk memperbaiki diri dan melanjutkan studinya."
Profesor Aditya menggelengkan kepala dan menjawab dengan tegas "Saya menghargai perasaan Anda sebagai orang tua, namun tindakan yang dilakukan Lana memberikan dampak negatif pada nama baik universitas kami. Keputusan ini sudah final, dan tidak ada perubahan yang bisa dilakukan."
Lana juga menangis dan berbicara dengan sedih "Profesor Aditya, saya mohon, saya telah belajar dari kesalahan saya. Saya ingin melanjutkan studi saya, ini adalah impian saya. Tolong berikan kesempatan kepada saya untuk membuktikan bahwa saya bisa menjadi mahasiswa yang baik."
Profesor Aditya menatap Lana dengan serius "Lana, saya mengerti perasaanmu. Namun, konsekuensi dari tindakanmu harus diterima. Diskors adalah hukuman yang kami rasa sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan."
"Tapi apakah tidak ada cara lain? Bisakah kami mencari solusi yang lain? Kami tidak ingin Lana kehilangan kesempatan yang berharga ini."kata papa Lana dengan nada yang kecewa.
Profesor Aditya hanya menganggukkan kepalanya"Saya memahami keinginan Anda sebagai orang tua, namun kebijakan universitas sangat jelas. Saya tidak bisa mengubah keputusan ini."
Kedua orang tua Lana merasa putus asa dan kecewa. Mereka telah mencoba semaksimal mungkin untuk membela Lana, namun permohonan mereka ditolak. Mereka merasa terjatuh dalam keputusasaan, namun mereka tidak ingin menyerah begitu saja.
"Terima kasih atas waktunya, Profesor Aditya. Kami akan mencari cara lain untuk mengatasi situasi ini. Saya tidak akan menyerah dan akan terus berjuang."kata lana yang masih keras kepala dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Dia begitu yakin dengan nilai-nilai yang bagus di universitas tentu akan memberikan dirinya beberapa kelebihan.
Tunggu dan lihat saja.
"Saya menghargai semangatmu, Lana. Semoga kamu bisa memperbaiki diri dan menemukan jalan untuk melanjutkan studimu di masa depan."Kata profesor Aditi. gadis ini adalah belajar yang bagus tapi sayang langkah yang dia ambil benar-benar merugikan diri sendiri.
Lana segera menarik mamanya untuk keluar dari ruangan dekan. Mama dan papa juga tidak memiliki hak untuk terus-menerus mendesak profesor editi karena tahu kesalahan yang dibuat oleh Lana, adalah hal yang tidak termaafkan.
Ini sudah menyangkut nama baik universitas. Jika masalah ini tidak sampai ke berita online mungkin Lana tidak perlu diskors sama sekali.
Tapi sayang masih sudah menjadi bubur semuanya sudah terlanjur dan mereka tidak bisa melakukan apa-apa pun untuk mencegah Lana dari diskors.
Sementara Lana kembali ke rumah bersama kedua orang tuanya. pada saat itu keluarga Kevin juga tiba di ruangan dekan untuk memohon hal yang sama
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments