Rangga Dan Sherina

Selesai proses mengajar mahasiswa nya.

Rangga memanggil Sherina, untuk menghadap ke ruangan nya dan berbicara empat mata.

"Sherina ... Silahkan keruangan Bapak! Ada hal yang ingin Bapak bicarakan sama kamu mengenai kuliah." Panggil Rangga kepada Sherina.

"Oke." Jawaban singkat dari Sherina." Sherina lalu mengikuti, langkah setiap langkah Rangga, untuk mendapatkan nasehat dari Rangga.

Sherina pasrah saja, akan di nasehati oleh Dosen tampan tersebut, karena Sherina tahu bahwa salah. Rangga menasehati Sherina semua untuk kebaikan wanita itu.

"Duduk ..." Menyuruh Sherina untuk duduk.

Lalu menempelkan kedua tangan nya di dagu nya. Sambil melihat ke arah mahasiswi nya tersebut. Rangga memang seperti itu, jika ada Mahasiswi bermasalah, maka pria itu pingin tahu penyebab nya.

"Oke Pak." Sherina lalu duduk.

"Begini, saya akan jelaskan. Mengenai ini semua," ujar Rangga, memberikan perhatian kepada Sherina. Supaya jangan malas.

"Iya Pak." Sherina menunduk, mata nya merah dan sedih. Bahwa besok adalah hari pernikahan Mama nya dengan pria yang tidak akan pernah di panggil Ayah.

"Ada apa gerangan? Selama saya mengajar di kelas tersebut, kamu adalah murid yang cenderung malas, pemurung, gak banyak ngomong, suka berulah." Rangga belum selesai menjelaskan semuanya.

"Te_Tetapi Pak, saya mempunyai alasan? Mengapa saya jadi seperti ini," sambung Sherina tidak terima, dikatakan pemalas oleh Dosen nya tersebut.

"Kalau bukan malas apa lagi? Kamu pasti tahu kan? Kalau saya ini tidak suka, melihat ada mahasiswi saya, malas dan tidak niat belajar di jam pelajaran saya," memang Rangga, suka menasehati dengan cara halus dan memberikan pencerahan, kepada seluruh mahasiswi nya. Jika terkena kasus.

"Terserah Bapak saja deh! Bilang saya pemalas atau apa pun itu ..." Jawab Sherina tidak peduli.

Kemarahan Sherina kepada orangtua nya.

Sebagai anak selalu berdebat dengan Mama Nindi, mengenai penolakan pernikahan tersebut.

Rangga memang tidak tahu, mengenai masalah pribadi, yang di alami oleh Sherina dalam sehari -sehari. Rangga hanya ingin Sherina, juga fokus kuliah dan menyelesaikan kuliah dengan baik.

"Saya juga capek menasehati kamu terus Sherina! Saya seperti ini, hanya ingin kamu selesai dengan baik-baik, kasihan kan orangtua kamu, yang sudah mengeluarkan biaya selama ini!" Rangga memang pernah susah.

Rangga mempunyai pengalaman pribadi di masa lalu. Dimana hidup nya dulu sangat sulit. Untuk makan saja sulit, namun berkat kegigihan nya belajar, akhirnya Rangga mendapatkan Beasiswa.

Lulus menjadi mahasiswa terbaik. Mendapatkan gelar cumlaude, hingga dari itu Rangga, tidak mau murid nya di kampus tidak tamat kuliah karena kasihan dengan jerih payah orang tua.

"Saya tahu, kamu pasti banyak masalah di rumah ... Tetapi tolong belajar sungguh-sungguh, buktikan bahwa kamu bisa jadi orang sukses." Memegang bahu Sherina.

"Bapak tahu apa tentang saya? Bapak tidak akan tahu? Sudah lah, lebih baik Bapak tidak perlu ikut campur," jawaban Sherina menohok.

Sherina merasa, tidak akan ada yang tahu dengan masalah nya. Semua orang akan menyalah kan diri nya, dan tidak akan membela diri nya.

"Shen ..." Rangga berbicara lembut dan pelan.

"Iya,"

"Tolong cerita, mengenai masalah kamu di rumah, mana tahu, saya bisa menjadi penengah untuk kamu ..." ujarnya, supaya murid nya tersebut, tidak masukkan hati.

Sherina mengeluarkan air mata. Sudah sekuat-kuat, tidak mengeluarkan air mata.

Ternyata air mata basah lagi di pipinya.

"Kamu tidak apa-apa Sherina?" tanya Dosen Rangga.

Semakin di tanya, semakin membuat Sherina mengeluarkan air mata. Namun bingung untuk berbicara dari mana. Bagi nya Rangga hanya orang lain, yang masuk dalam kehidupan Sherina.

"Tidak ada apa-apa Pak." Jawab nya, sambil menyembunyikan masalah.

"Kalau tidak ada apa-apa. Mengapa menangis Sherina? Dari mimik wajah kamu, sudah menandakan, bahwa kamu lagi banyak pikiran dan masalah." Melihat gestur tubuh dan mimik wajah Sherina. Semakin membuat Rangga yakin, bahwa Sherina mempunyai masalah di rumah.

"Berjanjilah? Bapak tidak akan memberitahu siapa pun." Sherina mau terbuka kepada Dosen tampan tersebut.

"Baik Sherina, saya akan berjanji ... Tidak akan menceritakan semua ini, santai saja." Rangga tersenyum.

Rangga memang enjoy orang nya, setiap murid nya yang bercerita, pasti bawahan tenang ketika konsultasi terhadap Rangga.

Rangga merupakan Dosen yang terlahir dari keluarga biasa saja. Sebagai anak sebatang kara, tanpa mempunyai saudara. Karena orang tua nya sudah meninggal dunia.

"Bapak serius kan, bahwa Sherina bisa berbicara menceritakan masalah Sherina?" tanya Sherina.

Banyak mahasiswi jatuh cinta pada Rangga.

Tetapi berbeda dengan Sherina, tidak jatuh cinta atau suka sama Rangga, karena Sherina melihat Rangga seperti biasa saja.

"Iya Sherina."

"Pak, bagaimana jika semua orang mencap sebagai anak pelakor? Seandainya. Bapak berada di posisi itu?" tanya Sherina, saling bertukar pikiran dengan Rangga.

"Kenapa emang nya?" Rangga tidak tahu maksud dari kata-kata itu.

"Saya ini, memang anak pelakor Pak dan Mama sudah mengambil suami dari tante nya Ceri_" tangis nya semakin menjadi.

"Lalu?"

"Saya, memang tidak setuju, dengan hubungan mereka Pak! Bahkan sudah berulang kali, saya mengatakan pada Mama untuk menolak itu semua, tetapi Mama sama sekali tidak setuju." Kata Sherina kepada Rangga.

"Lalu apa lagi Sherina?"

"Bahkan Anton masih mempunyai Istri, saya tidak rela, posisi Ayah saya, di gantikan oleh Ayah tiri! Saya tidak ihklas Pak." Kata Sherina.

Rangga yang mendengarkan, lalu mengelus bahu Sherina, lalu menyuruh Sherina untuk melanjutkan cerita kembali atas masalah yang menimpa nya tersebut.

"Bahkan semenjak. Mama dekat dengan suami orang tersebut. Mama suka marah-marah sama saya, suka menentang anak sendiri! Itulah yang membuat Saya sering murung Pak! Bahkan Saya juga sering di tampar oleh nya Pak!" Mengingat rasa sakit tersebut, sakit tetapi tidak berdarah.

"Sabar Sherina, maafkan saya ... Yang sudah berburu sangka sama kamu, menuduh kamu yang tidak baik, besok saya akan panggil orang tua kamu, mengenai ini dan kita akan mencari jalan solusi nya bersama." Rangga memberikan solusi, ingin menemukan jalan terbaik, bagi dua orang ini.

"Besok hari pernikahan Mama Nindi, tidak akan bisa hadir dan saya juga, minta izin sama Bapak, untuk menghadiri pesta orang tua saya."

"Boleh Saya datang? Ke pesta pernikahan orang tua kamu ... Bapak, ingin melihat dan mempelajari masalah rumit di keluarga kamu nanti?" seketika Rangga terketuk hatinya, ingin hadir di pesta pernikahan orang tua Sherina.

"Kenapa Saya, yang jadi meminta ikut?" gumam Rangga dalam hati.

Hati kecil nya, ingin ikut dalam sebuah pesta pernikahan tersebut. Entah mengapa Rangga niat untuk hadir, pada hal dari sebanyak mahasiswi nya. Rangga tidak pernah seperti itu dan tidak terketuk hati nya.

Terpopuler

Comments

?

?

sakit tapi tidak berdarah cuyy

2023-07-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!