Ayah Tiri

Menjelang detik-detik hari pernikahan. Mama Nindi membawa laki-laki itu kerumah. Sehingga membuat aku sebal sama Mama.

"Nak, ini Ayah barumu," ucapnya pada anaknya tersebut.

Sherina tetap fokus ke hp tanpa berkata-kata.

Berpura-pura tidak mendengar, namun sakit hati, saat sosok Papa kandung digantikan dengan Anton.

"Nak ... Apa kamu mendengar omongan Mama?" teriak Nindi.

"Tidak ..." Jawab Sherina pura-pura tuli.

Nindi emosi dan mengangkat tangannya.

Hendak menampar anak sendiri, yang bersikap ketus dan cuek bebek tersebut. Karena tidak merespon kedatangan Ayah tiri dalam hidupnya.

"Mau sampai kapan kita bertengkar begini Sherina ...!" ucap Nindi dengan suara lantang.

Nindi ingin anaknya menerima kehadiran pria yang akan menjadi suaminya tersebut, bagaimana pun Nindi ingin mendekatkan Anton dengan Sherina.

"Sampai kapan? Sampai Mama tidak berhubungan dengan pria ini!" teriaknya dengan suara lantang sambil menunjukan tangan jemarinya kearah Anton.

Sherina memang tidak merestui hubungan Mama Nindi. Karena Anton masih mempunyai Istri bernama Kayla. Sherina juga merasa kasihan saat melihat Tante Kayla di selingkuhi.

"Kau ...!" teriak Mama Nindi geram.

"Oh iya. Mama kan pelakor! Gak akan mengerti perasaan Tante Kayla." Ucapnya kepada Mama Nindi.

Plakkkkkkkkkkkkkkkkkk

"Dasar anak kurang hajar Kau ...!" menampar putri semata wayangnya tersebut, tangan Nindi silap tak sengaja.

Sherina marah, semenjak bergaul dengan Anton. Mama Nindi sering menjadi pemarah untuk anaknya dan bukan menjadi rumah pelindung lagi untuknya.

"Mama ... Benarkan yang aku katakan! Mama itu pelakor, tega." Jawab Sherina menatap tajam kepada Mama Nindi.

Anton yang dari tadi diam saja, mulai beraksi untuk mendamaikan keduanya, yang sudah bersitegang dari tadi dan Anton juga menyadari bahwa dirinya yang lebih dahulu menggoda Mama Nindi.

"Sudah hentikan Sayang ... Tidak baik kalau bertengkar dengan anak sendiri." Kata Anton menyuruh Nindi untuk menurunkan emosinya.

"Sudah, tidak perlu membela! Kau tak akan pernah menggantikan sosok Ayah dalam hidup Aku. Dasar laki-laki gatal, sudah punya Istri. Masih mendekati Mama aku!" Sherina melotot dan marah kepada Anton.

"Sherina sudah Mama bilang, hentikan!" sambung Nindi.

"Oh. Laki-laki kayak gini yang Mama bela, baiklah itu pilihan Mama, jika suatu saat Mama dicap pelakor dan terimalah resikonya kelak." Menyuruh Mama Nindi untuk memikirkan resiko kedepannya.

Nindi meminta pada Sherina, tidak perlu ikut campur, walau pun kelak di cap pelakor oleh orang lain. Lebih baik Sherina diam dari pada mengurus masalah orangtuanya.

"Ohhhhhhh ..." Jawaban singkat dari seorang Mama.

"Jadi Mama tetap melanjutkan pernikahan bersama Anton? Mama tidak memikirkan perasaan Tante Kayla?" tanya Sherina kecewa.

"Iya. Mama tetap melanjutkan pernikahan ini dan Om Anton akan menceraikan Tante Kayla nanti." Jawab Nindi.

Sherina kecewa akan keputusan Mama. Menikah dengan pria yang sudah beristri, tetapi dari hasil merebut suami orang.

Sherina tidak mau seseorang Istri merasakan penderitaan.

Ketika suaminya di ambil oleh wanita lain.

Sherina juga seorang perempuan, tidak tega dalam hati membiarkan ini terjadi dalam hidup orang di sekelilingnya.

"Om, akan menceraikan Tante Kayla. Hal itu sudah menjadi keputusan Om dan Mama kamu. Tidak bisa diganggu gugat." Sambung Anton.

"Diam lah ... Aku tidak meminta kau untuk bicara!" kata Sherina, malas mendengar Anton berbicara.

"Sherina ...! Kau semakin hari tidak tahu sopan! Anton ini lebih tua dari kamu dan jangan kamu Kau-kau kan." Mama Nindi tidak terima Anton dipanggil Kau oleh anaknya.

"Bela saja terus Suami orang! Bukan anak sendiri yang dibela." Sherina merasa cemburu.

Nindi tetap teguh dalam pendirian, menikah dengan Anton. Mereka akan melaksanakan pernikahan tersebut sekitar 3 hari lagi.

Mereka juga sudah mengabari Kayla. Anton sudah mengajukan cerai kepada Kayla dan akan menceraikan Kayla dalam waktu dekat.

Mereka akan menikah secara diam-diam dulu.

Supaya tidak diketahui oleh Istri pertama Anton bahwa mereka menikah diam-diam.

Anak-anak akan jatuh ke tangan Kayla.

Dirinya akan angkat kaki dari rumah tersebut dan pergi bersama Nindi. Wanita yang dicintai oleh Anton sekarang.

Suka atau gak suka. Mereka meminta kepada Sherina, untuk menerima dengan lapang pernikahan tersebut dan Om Anton akan tinggal bersama mereka di rumah tersebut.

"Kita akan menikah dan setelah menikah dan setelah menikah nanti Om Anton, akan tinggal di rumah kita dan akan menjadi bagian dari hidup kamu." Nindi sudah tidak sabar pria tersebut ada dirumah tersebut.

"Tidak! Anton tidak boleh tinggal disini. Ini rumah punya Ayah kandung aku." Jawab Sherina tidak suka, ada orang asing yang masuk dalam rumah tersebut.

"Ini rumah Mama dan Ayah kandung kamu, bukan rumah Ayah kamu sendiri, jadi Mama masih punya kewajiban untuk mengatur di rumah ini." Kata Nindi karena punya hak atas rumah tersebut.

"Tetap saja, ini rumah Ayahku! Tidak boleh ada orang asing, jika Mama mau menikah pergilah dari rumah ini." Sherina menyuruh Mama untuk angkat kaki dari rumah.

"Kau ... Tidak bisa mengatur Mama kamu dan harus kamu ingat, Mama kamu lebih punya hak dari pada kamu," ngegas kepada putrinya tersebut.

"Tidak ... Tidak ... Tidak ...!" kata Sherina tetap tidak mengijinkan.

"Apa hak kamu atas hidup Mama! Aku juga pengin bahagia, sudah lama Mama kamu ini janda Sayang." Nindi sudah pengin mempunyai pasangan hidup.

Sherina belum bisa move on dengan keluarga kecil orangtuanya tersebut. Sherina merasa kasihan pada Papa, jika diganti posisinya oleh pria yang sudah mempunyai Istri.

"Apa Mama tidak merasa kasihan pada Papa?

Papa loh Ma ... Ingatlah saat kalian membentuk rumah tangga." Sherina menyuruh orangtuanya untuk bernostalgia lagi.

"Sudah! Tidak perlu ingatkan Mama, dengan mendiang Papa kamu."

Nindi akan mengurus wedding organizer untuk datang kerumah. Mendekor ruangan untuk pengantin tersebut, mereka tidak merayakan pesta pernikahan di hotel soalnya takut ketahuan oleh Istri sah.

Lalu Nindi menyuruh duduk Anton di sofa.

Sherina juga sedang duduk, lalu Nindi membuatkan minum di dapur untuk diberikan kepada Anton.

"Sayang, tunggu sebentar. Mami mau ambil minum dulu." Mereka berdua sudah panggil Papi Mami.

"Tidak perlu repot-repot sayang."

"Ihhh menjijikan sekali." Gumam Sherina dalam hati merasa jijik.

Sherina berpikir bagaimana mungkin Mama Nindi, bisa menyukai si tua bangka yang sudah berumur 50tahunan tersebut.

"Bagaimana mungkin. Mama bisa suka dengan si tua bangka ini." Gerutu Sherina dari hati yang paling dalam.

Sherina slow respon dan cuek saja. Berlagak sombong di depan Anton, menunjukan bahwa dirinya tidak menyukai Anton.

"Sherina ..." Panggil Anton genit, saat itu Anton melihat tubuh Sherina dari atas sampai bawah.

"Apa loh lihat-lihat!" Jawab Sherina kepada Anton, melihat sekujur tubuhnya dari tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!