BAB 5. SIASAT SABRINA

"Kamu Kenapa senyum-senyum melihat mereka?" tanya Maharani karena ia melihat Sabrina tersenyum saat melihat Devano dengan Rina sedang ribut.

"Tidak ada apa-apa, kamu lihat nggak cewek cantik itu yang sedang marah-marah kepada Devano?

"Iya, Memangnya kenapa? Dia kekasih Devano. Tapi Devano selingkuh dengan Dewi. sepertinya Wanita itu sudah mengetahui hubungan Devano dengan Dewi." ucap Sabrina kepada Maharani.

"Terus apa hubungannya dengan kamu senyum-senyum seperti ini?

"Ya, pasti ada lah, aku senang kalau Rina putus dengan Devano. Karena Devano tidak pantas untuk Rina. Pria seperti Devano, pantasnya menjalin hubungan dengan Dewi.

"Kok kamu membandingkan Rina dengan Dewi? tanya Maharani yang belum paham.

"Iya iyalah, secara kan Dewi tukang bully sama seperti Devano, yang suka sekali membully kamu juga. Berbeda dengan Rina dia orangnya cuek. Tidak peduli dengan urusan orang lain. Baginya Yang penting happy." ucap Sabrina seolah-olah dirinya sudah mengenal dekat dengan Rina.

"Kok kamu tahu?

"Iya, tahu lah. Rina itu kakak kelasku saat duduk di bangku SMA. Jadi sedikit banyaknya aku mengenalnya." Sabrina memberitahu. sedangkan Maharani hanya manggut-manggut saja.

****

Setelah Rina dan Devano terlibat pertikaian, Devano meninggalkan Rina begitu saja, malas ribut dengan kekasihnya itu.

Saat Devano berjalan menuju kantin kembali, dia berpas-pasan dengan Sabrina dan juga Maharani.

"Ups.... ada gentongan lewat."

"Eh kalau ngomong jangan sembarangan, ucap Sabrina.

"Masalah, buat kamu?

"Memang bukan masalah buat aku. Tapi buat sahabatku. Aku tidak suka kamu mengejek sahabatku seperti.

"Kan, mamang benar apa yang aku katakan. Lagian bukan hanya aku yang mengatakan seperti itu. Teman-teman mahasiswa mahasiswi juga banyak yang mengatakannya. apa nggak Kamu dengar, Kalau Pak Jonas juga mengatakannya kerbau. Makanya jadi wanita itu jaga pola makan dan badan itu dirawat."

"Masalah aku dengan kamu apa, sih? Maharani angkat bicara.

"Eh, gentongan ngomong ya?

"Aku manusia, tolong berbicara yang sopan." sahut Maharani menahan emosi

"Kamu ngerasa nggak seperti gentongan? kalau enggak ngapain kamu marah? jawab Devano enteng.

"Sebenarnya, Apa masalahnya ke kamu jika tubuh aku gendut, besar seperti Gentongan yang kamu katakan itu. Aku tidak pernah mencari masalah dengan kamu. Tapi mengapa kamu terus menggangguku? apa tidak ada lagi pekerjaan kamu yang lain selain menggangguku? kemarin aku selalu diam, tapi kamu semakin menjadi. Coba katakan kepadaku apa kesalahanku kepadamu sehingga kamu berbuat semena-mena dan selalu mengolok-olok aku."ucap Maharani kepada Devano.

"Aku tidak suka saja melihat keberadaan mu di kampus ini. Entah apa yang membuat kamu berada di kampus, kampus ini kampus ternama di negara ini. Tapi manusia gentongan seperti kamu berada di kampus ini membuat harga diriku menjadi turun.

"Eh Memangnya harga diri kamu berapa? Sabrina ikut angkat bicara.

"Jangan ikut campur yang enggak urusan kamu, Kalau kamu tidak ingin menyesal." ancam Devano.

Maharani menarik tangan Sabrina agar meninggalkan pria itu dan tidak mencari masalah lagi. Karena ia mengetahui pria itu tidak akan pernah mengalah. Dia akan selalu berusaha menjatuhkan lawannya. Daripada urusannya semakin panjang, sehingga Maharani memilih untuk mengalah dan meninggalkan pria itu.

Karena Devano sering sekali membully Maharani, Maharani berniat untuk mencari tahu siapa jati diri Devano, Sehingga namanya di idolakan di kampus.Bahkan kebanyakan dari mahasiswa mahasiswi yang tidak berani mencari masalah dengan Devano.

Maharani mencoba mencari tahu siapa sosok Devano yang sebenarnya. Setelah mereka melihat sikap mahasiswa mahasiswi terhadapnya tidak ada yang berani melawannya.

Walaupun selama ini Devano mencari masalah di kampus dan sering kali mencari masalah dengan sesama mahasiswa di kampus, dosen ataupun pihak kampus tidak dapat berbuat banyak memberikan hukuman kepadanya. Hal itu membuat Maharani dan juga Sabrina merasa curiga. Mereka memutuskan untuk mencari tahu sendiri siapa sosok Devano.

Hingga akhirnya, kedua sahabat itu berhasil mengetahui, siapa sosok Devano sebenarnya. Yang ternyata merupakan putra dari pengusaha kaya raya, dan salah satu Donatur terbesar di kampus itu. Dan Ayah Devano juga yang memberikan beasiswa untuk Maharani sehingga Maharani dapat kuliah di kampus itu.

Karena pihak manajemen perusahaan milik Tuan Herlambang, menilai kalau Maharani memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dan patut untuk didukung dalam melanjutkan pendidikannya hingga ke universitas.

Setelah mengetahui kalau Devano merupakan putra dari pengusaha kaya raya yang memberikan beasiswa untuknya, Maharani meminta kepada sang sahabat agar tidak mencari masalah dengan Devano yang dapat merugikan dirinya kelak. Takut, pihak manajemen perusahaan milik Ayah Devano, akan menarik beasiswa untuk Maharani.

Bahkan Maharani meminta kepada Sabrina, agar menunjukkan kepada mereka mereka yang kerap membully, kalau mereka tidak akan terpancing dengan apa yang mereka lakukan yang membuat mental Maharani down.

Sabrina pun akhirnya mengalah. Dia tidak ingin ke depannya sahabatnya mendapat masalah, setelah mereka mencari tahu kalau yang memberikan beasiswa untuk Maharani, ternyata ayah kandung pria yang selalu membullynya.

Hari demi hari dilalui Maharani. Walaupun dia selalu mendapat ejekan dari Dewi, dia tidak pernah melawan wanita itu. Dia memilih untuk diam. Karena menurutnya diam itu lebih baik daripada bertikai.

Sementara di tempat lain, terlihat Tuan Herlambang sedang berada di ruang kerjanya. telah mendapatkan laporan nilai sehari hari dari putranya anjlok. Membuat Tuan Herlambang sangat emosi. Padahal selama ini Tuan Herlambang selalu menuruti keinginan putranya.

"Aku tidak tahu lagi harus bagaimana mendidik anak ini. Mengapa dia bebal sekali, aku harus berbuat apa Aris? tanya Tuan Herlambang kepada sang asisten.

"Sepertinya kita harus melakukan sesuatu tuan."sahut Aris.

"Apa itu?

"Kalau boleh saya usul, untuk mendidik tuan muda Devano lebih baik Tuan menarik seluruh fasilitas yang Tuan berikan selama ini untuknya."ucap Aris kepada tuan Herlambang.

"Apa menurutmu itu akan berhasil?secara anak ini, sangat bebal. Bingung bagaimana caranya untuk mendidiknya. Padahal dia yang saya harapkan untuk meneruskan perusahaan ini. Bagaimana saya bisa mempercayakan perusahaan ini untuknya, sementara dia selalu mendapatkan nilai anjlok seperti ini." ucap Herlambang.

"Entahlah Tuan, mungkin juga karena Tuan terlalu memanjakannya."

"Iya, juga sih." saya akan bicarakan ini nanti kepada istri saya. Mudah-mudahan istri saya setuju." sahut Tuan Herlambang dengan mata memerah menahan emosi melihat nilai Devano yang dikirimkan oleh dosen kepada Tuan Herlambang.

Sementara ketika Tuan Herlambang membuka amplop yang satunya, Ia memeriksa nilai mahasiswi mahasiswa yang diberikannya beasiswa agar dapat kuliah di universitas Gunadarma

Tuan Herlambang terhenyak, melihat nilai Maharani di atas rata-rata sama seperti bobot tubuhnya. "Sudah aku duga wanita itu benar-benar memiliki potensi yang tinggi. Nilainya sangat bagus diantara semuanya, Dia memiliki nilai tertinggi." ucap Tuan Herlambang kepada Aris.

Bersambung.....

hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏

JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓

JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BETUL, TARIK SAJA SEMUA FASILITAS DEVANO, BILA PRLU KIRIM K PESANTREN..

2024-02-28

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SYANGNYA KK KELAS LO SIRINA CEWEK BODOH YG MAU SERAHKN PERAWANNYA KE DEVANO...

2024-02-28

1

Dwi Nabila

Dwi Nabila

ada aja ide Sabrina

2023-06-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!