Enam bulan sudah berlalu, kini para mahasiswa mahasiswi dihadapkan dengan ujian semester. Membuat para mahasiswa mahasiswi, banyak yang membuat contekan atau tulisan-tulisan kecil di dalam kertas. Guna agar dapat mencontek jawaban yang mereka tulis di dalam kertas kecil itu.
Salah satu dosen masuk ke ruang kelas di mana Maharani dan Sabrina berada.
"Semua buku dan tas dikumpulkan ke depan!" Titah Pak Susilo agar para mahasiswa mahasiswa mengumpulkan tas dan buku buku mereka ke depan kelas. Guna agar para mahasiswa mahasiswi tidak mencontek.
Banyak di antara mereka yang gelisah. Karena sebelumnya mereka tidak belajar sebelum ujian dilaksanakan. Berbeda dengan Maharani, dia duduk dengan santai setelah dirinya mengumpulkan buku dan tasnya.
Semua orang memandang sepele melihatnya. Tak ada yang mau berteman dengannya. Hanya Sabrina saja temannya semenjak Maharani kuliah di universitas Gunadarma.
Pak Susilo membagikan lembaran kertas soal dan lembaran kertas jawaban. Setelah selesai membagikan lembaran soal dan lembaran jawaban, Pak Susilo melihat jarum jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Satu jam dari sekarang, kalian mengerjakan soal-soal yang ada di hadapan kalian. Ingat jangan ada yang mencontek, sekali ada yang ketahuan mencontek, nilai kalian akan saya berikan nilai E, dan itu tidak dapat ditolerir lagi!" ancam Pak Susilo yang membuat para mahasiswa mahasiswi lainnya menjadi ketakutan dan gemetaran. Padahal sebelumnya mereka sudah membuat catatan-catatan kecil, agar mereka dapat mencontek jawaban yang mereka tulis.
"Ujian dimulai dari sekarang!" Titah Pak Susilo.
Maharani langsung membaca soal ujian yang diberikan oleh dosen kepadanya.
Lalu ia menulis jawabannya di lembaran jawaban.
Satu persatu Maharani mengerjakan soal-soal itu. Hingga empat puluh lima menit berlalu, Maharani sudah selesai menyelesaikan soal ujian yang diberikan oleh Pak Susilo. Pak Susilo yang melihat Maharani berhenti menulis dan meletakkan pulpennya di atas kertas, Pak Susilo langsung menghampiri Maharani.
"Maharani, kalau kamu sudah selesai kumpulkan jawaban kamu ke depan."ujar Pak Susilo kepada Maharani. Tetapi sebelum Maharani tadinya meletakkan pulpennya di atas kertas, ia sudah membantu sahabatnya, Sabrina memberikan jawaban yang tidak diketahui oleh Sabrina. Tentunya Ketika pak Susilo sedang silap.
Maharani yang mendapatkan perintah itu dari Pak Susilo. Ia bangkit berdiri lalu mengumpulkan lembaran jawaban miliknya.
"Waktu Lima menit lagi. Cepat kerjakan soal-soal yang ada di hadapan kalian. Ingat! jangan ada yang mencontek." Ucap pak Susilo sambil berjalan dari ujung depan sampai ujung belakang. Mengawasi mahasiswa mahasiswi yang berbuat curang.
Saat Pak Susilo memberitahu waktu lima menit lagi, salah satu mahasiswi yang kerap sekali mengolok-olok Maharani. Tampak gelisah karena masih banyak soal yang belum bisa dijawab olehnya.
Dewi terlihat gelisah. Masih banyak soal-soal yang belum dapat dijawabnya. Akhirnya Dewi memberanikan diri untuk membuka catatan-catatan kecil yang sebelumnya sudah ia catat. Ia perlahan membuka kertas kecil itu, lalu memindahkan jawaban yang ia catat sebelumnya ke dalam lembaran jawaban miliknya.
Tiba-tiba saja Pak Susilo datang menghampirinya dan menarik kertas kecil yang menjadi bahan contekan Dewi. "Saya sudah mengatakan sebelumnya, tidak boleh ada yang mencontek! kamu sudah berbuat curang!" Ucap Pak Susilo sambil menarik lembar jawaban milik Dewi.
Semua mata mahasiswa-mahasiswi tertuju kepada Dewi yang ketahuan mencontek.
Seketika suara riuh para mahasiswa terdengar jelas di telinga Pak Susilo
"Huuuu.....
"Diam dan tertib! sekarang waktunya sudah habis! lebih baik kalian kumpulkan lembaran jawaban kalian. Saya hitung satu sampai sepuluh, Kalau lembaran jawaban kalian belum tiba juga di meja kerja saya, maka akan saya anggap kalian tidak mengikuti ujian. Dan akan mendapatkan nilai E seperti Dia." tunjuk Pak Susilo kepada Dewi membuat Dewi tidak dapat mengangkat wajahnya menatap para mahasiswa mahasiswi lainnya.
Sementara Sabrina tersenyum menatap ke arah Dewi. Lebih tepatnya tersenyum mengejek. Yang selama ini dirinya kerap sekali mengolok-olok sahabatnya Maharani. Membuat Sabrina kesal terhadapnya.
Para mahasiswa mahasiswi langsung buru-buru mengumpulkan lembaran jawaban mereka kemeja kerja Pak Susilo. Takut kalau mereka bernasib sama seperti Dewi mendapatkan nilai E. Setelah lembaran jawaban semuanya terkumpul di meja kerjanya, Pak Susilo langsung meraih lembaran jawaban itu dan mengambil buku yang ia letakkan di atas meja, lalu meninggalkan ruang kelas itu menuju ruang dosen.
"Astaga sumpah Maharani, tadi jawaban nomor delapan susah banget. Aku tidak bisa mengerjakannya." ucap Sabrina kepada Maharani.
"Tapi akhirnya bisa juga kamu jawab, kan? Tanya Maharani sambil mengedipkan matanya sebelah ke arah Sabrina.
"Bisa dong, walaupun aku tidak mencontek. Malu dong ketahuan mencontek sama dosen, terancam nilai E, lagi."suara Sabrina sengaja ia tinggikan agar Dewi dapat mendengarnya. Ia sengaja melakukan itu agar Dewi merasa tersindir.
"Ya Sudahlah, ebih baik Kita ke perpustakaan ngadem. Di sana kan ada Ac-nya sambil baca-baca buku untuk persiapan besok ujian." Ujar Maharani langsung menarik tangan Sabrina. Takut kembali terjadi perdebatan antara Sabrina dengan Dewi yang dapat mengundang keributan.
Sabrina mengikuti langkah Maharani masuk ke perpustakaan. Terlihat Maharani melihat-lihat buku yang ia butuhkan. Kemudian ia ambil satu diantaranya untuk ia baca duduk berada di perpustakaan. Daripada ke kantin untuk istirahat, Ia merasa lebih nyaman berada di perpustakaan, tidak akan ada yang berani mengolok-olok dirinya, dan juga mengejeknya. Karena petugas perpustakaan tidak mengizinkan suara keributan di ruangan perpustakaan.
Kedua sahabat itu sedang asyik membaca buku. Sambil ngadem di dalam perpustakaan. "Rani, benar juga yang kamu katakan ya, Ternyata kalau kita istirahat di perpustakaan tidak akan ada yang berani mengejek kamu. Buktinya tuh, si Devano ada di sana, entah mencari apa dia di perpustakaan ini. Tapi dia tidak berani mengejek kamu" ucap Sabrina sambil menunjukkan keberadaan Devano yang ada di rak buku yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka duduk.
"Sudahlah, tidak perlu dihiraukan. Lebih baik baca bukumu agar kamu dapat menjawab, jawaban soal-soal yang diberikan dosen besok."ujar Maharani sambil mengembangkan senyumnya.
"Astaga, entah terbuat dari apalah hati kamu Maharani. Kalau aku kamu, mungkin aku sudah menjambak-jambak orang-orang yang mengejek dan mengolok-olok aku." Ucap Sabrina sambil terkekeh.
Devano berlalu dari perpustakaan, setelah ia melihat keberadaan Sabrina dan Maharani di perpustakaan itu. Ia berlalu masuk ke kelas Maharani dan juga Sabrina karena mendapat aduan dari Dewi, kalau Sabrina dan Maharani mengejeknya saat ujian tadi. Devano langsung mengacak-acak buku dan tas Maharani, hingga buku Maharani berserakan di lantai.
Saat mereka sudah tiba di kelas, setelah kembali dari perpustakaan, Maharani terhadap melihat buku-bukunya sudah berserakan di atas lantai. Hal itu membuat Sabrina emosi dan meminta kepada orang-orang yang di sana berkata jujur.
" Siapa yang melakukan itu semua!" Teriak Sabrina. Diantara mahasiswa-mahasiswa yang ada di kelas itu tidak ada yang berani membuka suara.
"Baiklah, kalau di antara kalian tidak ada yang mengaku, maka aku akan mencari tahu nantinya. Jika aku mengetahui siapa pelakunya, maka jangan salahkan aku melakukan hal yang tidak bisa kalian lupakan." ucap Sabrina sambil membantu Maharani mengumpulkan buku-buku Maharani dan kembali memasukkannya ke dalam tas.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MUDAH2N SABRINA JUGA ANAK ORG KYA YG JUGA PNY KKUASAAN ORTUNYA SEPERTI DEVANO.. JDI BSA BELA RANI...
2024-02-28
0
Sulaiman Efendy
SABRINA GK TAU KLO SDH DI BANTU RANI DIAM2..
2024-02-28
1
Sulaiman Efendy
RASAIIN,, MMPUS LOO.. TAUNYA MMBULLY, OTAKNYA DI DENGKUL..
2024-02-28
1