Bab 5

...××××××××××××××××××××××××××××××××...

Bunga tengah sibuk bercanda, dengan Vlora dan teman-temannya. Nampak, Vlora mengeluh kehausan dan Bunga pun, dengan suka rela membelikannya. Teman Vlora yang lain, juga ikut menitipkan jajanan pada Bunga.

Bunga pun pergi ke Kantin, seorang diri. Setibanya di kantin, Bunga langsung memesan beberapa minuman dan menunggu. Namun, ketika dirinya pergi keluar dari Kantin, dengan kedua tangan yang membawa plastik berisi minuman. Beberapa Murid, tampak berkumpul di Aula.

Bunga memilih, untuk pergi ke Kelas dan memberikan teman-temannya minum. Vlora dan teman yang lainnya, tampak begitu senang. Mereka menyambut Bunga, dengan senyum ceria.

"Vlo, kamu mau cek Aula nggak? Soalnya, Anak-anak barusan pada pergi ke sana semua," kata Bunga, memberitau.

Vlora yang sedang minum pun bertanya pada Siswi di sebelahnya. "Ada apaan di Aula?" tanyanya, namun hanya dijawab, dengan kedua bahu yang naik, alias tidak tau. "Emang kamu nggak tanya-tanya gitu?"

Bunga menggelengkan kepala, tidak. Vlora pun berdiri dari duduknya, dengan membawa sebuah minum. "Ke aula yuk! Aku kepo nih."

"Ngapain, orang nggak ada undangan atau pengumuman," ujar Siswi lain, tak bersemangat.

"Kalik aja, ada kejadian menarik, kayak kasus Bianka CS sama Jeno," sahut Vlora, membuat teman-temannya tertarik.

Vlora, Bunga dan keempat gadis lainnya pun, pergi ke Aula bersama-sama. Tampak, ruang tersebut sangat ramai dan penuh dengan beberapa Murid lain. Vlora melihat ke arah sekitar, tak ada wujud Guru maupun Anak Osis.

"Lihat deh, Guru sama Anak Osis nggak ada!" mendengar perkataan Vlora ini, membuat mereka bingung.

"Gue jadi kepo, tuh orang bawa Guru sama Anak Osis kemana ya? Dan kenapa, kita juga nggak nerima pesan online, kayak dulu?" tanya salah satu Siswi penasaran.

Tak butuh waktu lama, pertanyaan Siswi itu pun terjawab. Terdengar beberapa notifikasi handphone saling bersautan dan sekumpulan Murid, membelah dua. Bunga, Vlora dan keempat Siswi tersebut, kaget. Mereka bertujuh, tampak terkejut dan bingung.

Sebuah Layar besar terpampang jelas, di depan. Tampak vidio CCTV yang telah diedit menjadi satu dan dipersingkat. Vlora dan Teman-temannya terkejut. Bunga yang melihat layar tersebut, juga ikut terkejut serta khawatir.

Pesan teks vidio : Bukti rekaman, jika Bunga telah dimanfaatkan oleh Vlora dkk.

Nampak pada rekaman tersebut, Bunga berulang kali, lari kesana dan kemari, hanya untuk menuruti keinginan Vlora serta teman lainnya. Ada sebuah rekaman yang diambil, saat berada di kamar mandi kemarin, juga diperdengarkan pada Murid. Beberapa bukti foto juga memperlihatkan, bagaimana cara Vlora dan teman-temannya memperlakukan Bunga di luar Sekolah, seperti seorang Pembantu.

Minuman Vlora jatuh dari tangannya. Dia nampak terkejut dan semua arah mata melihat ke arahnya. Teman Vlora, tampak malu dan juga risau. Bunga pun klarifikasi, jika itu hanyalah kesalah pahaman saja. Namun, para Murid lebih mempercayai layar pembuktian tersebut.

Vlora dan Keempat gadis lain, hendak pergi. Namun, sebuah suara dari dalam Aula kembali muncul. Mereka berlima pun diam dan mendengarkan.

A : Jangan khawatir, tidak akan ada seorang pun yang mengenal suaramu nanti. Katakanlah, supaya tidak ada lagi Murid seperti mereka.

B : Hufff, sebenarnya, Bunga dulu adalah anak penyendiri yang cantik dan polos aja. Vlora juga pernah bilang, kalau bukan karena cantik dan polosnya Bunga. Dia nggak bakalan mau temenan sama Bunga, karena bodoh dan nggak sesuai, dengan wajahnya.

C : Aku rasa, Vlora dan Teman-temannya itu, cuman ngemanfaatin Bunga aja, karena polos, cantik dan kaya. Buat beberapa Murid, pasti nggak percaya soal ini. Mereka terlalu sibuk, dengan urusan sendiri.

D : Dari mereka bertujuh tuh, paling kaya Bunga. Lainnya mah, biasa aja. Apalagi Vlora.

A : Vlora kenapa?

D : Nggak kaya, dia tuh masuk jalur bantuan.

E : Beberapa barang-barang bagus yang dipunya Vlora CS itu  pemberian Bunga. Nggak banyak Murid, tau soal ini.

F : Mungkin, sekitar dua puluh juta tuh ada deh, kalau mereka lagi keluar.

A : Bunga sendiri yang keluar uang segitu?

F : Iya lah, itu rekamannya aja jelas kok, posting aja! Gue kasihan sama Bunga, mau-maunya diporotin mereka. Bantu dia ya. Kesel sendiri soalnya, kalau gue lihat dia dibodohi kek gitu. Nggak di luar atau dalam Sekolah sama aja.

Para Murid tercengang dan tak percaya. Vlora dan teman yang lainnya, tampak begitu kesal. Mereka langsung pergi, meninggalkan Bunga sendirian. Bunga menangis dan terus saja, membela Vlora serta keempat Siswi itu. Para Murid sibuk, dengan pemikiran mereka sendiri, hingga membuat Bunga kewalahan.

Terlihat di lain tempat, Aizha merasa lega, karena rencananya berjalan cukup lancar. Namun, ada perasaan sedih, melihat Bunga yang terus saja, menyangkal bukti yang susah payah dia dapatkan. Dia pun pergi ke salah satu ruang, dengan mengetik sesuatu di laptopnya. Dia harus mengembalikan semuanya dan menarik pesan yang dikirim ke setiap handphone penerima.

Flashback sedikit, Aizha mendapatkan bantuan, untuk menggunakan item cerdas ke sistem canggih Alpha. Dia mencari dan menemui setiap Murid yang memberikan Informasi tentang kasus Bunga, dengan menyamar. Beberapa juga langsung mempercayai Aizha, dengan memberikan bukti foto dan vidio, berkat item kepercayaan.  Dia juga menyelinap ke sekolah malam-malam, untuk mengambil rekaman CCTV, dengan gabungan item Kepercayaan dan item Cerdasnya. Jika tidak, dengan kedua item tersebut. Aizha pasti kesulitan dan tertangkap.

Item kepercayaan, membuat seseorang menjadi percaya padamu. Apa saja yang kamu katakan, mereka akan mempercayai. Semua keinginan pun, akan terpenuhi, karena rasa percayanya padamu. Mereka juga, dengan mudah memberikan rahasia yang disimpan selama ini padamu.

Hidung Aizha, nampak mulai mengeluarkan darah. Dia pun segera beristirahat, setelah urusan laptopnya selesai. Dia juga menyempatkan, untuk menelpon Supir, memintanya menjemput di tempat biasa.  Perjuangan Aizha untuk Bunga sekarang, cukup menguras tenaga. Namun, saat ini Bunga terlihat masih sangat sedih di area Aula.

...<\=>...

Sore harinya, terlihat tetesan darah berceceran di lantai. Aizha tampak begitu pucat dan lemas, karena mimisannya tak kunjung selesai. Darah itu terus saja keluar, tanpa henti.

[Pergilah ke Rumah Sakit atau panggil Dokter! Aku tidak bisa, membiarkanmu seperti ini. Perjalanan kita masih panjang]

"Urusanku sudah selesai. Bianka, Jeno, Rena, Vina dan Dian, juga udah nggak ada di sekolah," sahut Aizha terengah-engah.

[Kamu telah menggunakanku, untuk membantu Bunga. Apa kamu lupa?]

Aizha tak bergeming. Dia hanya diam dan sibuk mengurusi hidungnya.

[Sebenarnya Alpha Female adalah arti untuk seorang Wanita Kuat dan berjiwa Pemimpin. Aku mau, kamu menjadi seseorang yang dikagumi banyak orang dan termasuk panutan mereka]

"Aku nggak minat. Aku mau, jadi diriku sendiri," jelas Aizha dan pergi dari kamar.

[Aku tak salah memilih orang]

Aizha tidak melihat hologram itu, hanya kita yang tau. Terlihat di lain tempat, Bunga tampak menangis seorang diri di kamar, dengan balutan selimut. Bunga teringat, bagaimana Vlora dan keempat temannya, marah-marah tadi siang.

"Jadi, selama ini lo pikir kita tuh ngemanfaatin doang!" ujar salah seorang Siswi, marah.

Mata sembap Bunga, tampak begitu jelas. Dia menggelengkan kepala dan berusaha, untuk menjelaskan, "Aku sama sekali, nggak pernah kepikiran hal itu sakalipun. Aku aja nggak tau, bakalan ada kayak gini." sayang, tak ada yang mendengarnya. Mereka tak percaya pada Bunga. "Vlo... Tolong percaya sama aku! Ini sama sekali, nggak ada sangkut pautnya sama aku!" pintanya, lirih.

"Anggep aja, Bunga emang nggak ada ikut campur soal masalah ini. Tapi, karena hal ini, nama baik kita jadi tercemar. Terus, kita harus gimana?" ujar Siswi lain.

"Bukan kita, tapi Bunga!" tegas Vlora, membuat mereka berlima, melirik ke arahnya. "Apapun yang kita lakukan, selagi ada Bunga. Itu semua bakalan sia-sia dan bisa saja, mereka memandang kita negatif. Jika, Bunga menyangkalnya, itu juga akan membuat nama baik kita makin buruk. Mereka bisa berpikir, kalau kita telah memaksa Bunga, untuk melakukan hal itu."

"Terus, apa yang harus aku lakuin, biar nama baik kalian kembali?" tanya Bunga, lirih.

"Diam dan jangan dekati kami kembali," ucap Vlora dingin dan pergi begitu saja.

Bunga tertegun, mendengar jawaban Vlora. Keempat temannya pun mengikuti dari belakang. Tak ada seorang pun, yang membelai Bunga sekarang. Dia bersedih seorang diri. Aizha tidak seharusnya melakukan ini. Dia lebih baik diam dan membiarkannya. Malangnya, Bunga yang tidak tau apa-apa dan menderita sendirian.

Bunga menangis tersedu-sedu, di kamar. Nampak seragam sekolah masih dia kenakan. Kamarnya juga gelap gulita, tak ada penerangan sedikitpun.

...××××××××××××××××××××××××××××××××...

...Jaga kesehatan mata kalian ya, guys. Seringin minum jus wortel atau makan sayur wortel, untuk jaga kesehatan mata kalian. Jangan kebanyakan main handphone oke, entar matanya minus kayak aku😆 ...

...Kaca mata itu mahal guys😭 belum lagi, dengerin omelan orang tua😭 sedihnya doubel...

Lanjut besok ya,

See you ...💕

Terpopuler

Comments

Warrywar Diana

Warrywar Diana

yg mempunyai sistem pun bodoh gk tegas bgt dan lemot banyak x lh yg gk jks msk si pemilik sistem gt mkn ke sn mkn mls aku bcnya 👎👎👎

2023-08-31

1

Author15🦋

Author15🦋

yaelah buat kesel aja mereka berdua

2023-07-04

0

Author15🦋

Author15🦋

w malah kesel sama bunga

2023-07-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!