Bab 4

...××××××××××××××××××××××××××××××××...

Aizha mulai terbangun dari tidurnya. Dia melihat, Bunga yang sedang menggerai rambut panjang, sambil mengigit sebuah permen. Aizha yang terpukau, dengan kecantikan Bunga pun, segera memalingkan wajah. Sangat tidak baik, melihatnya lama-lama, mengingat kondisi hati yang belum stabil.

"Ehhh, baru aja mau bangunin," kata Bunga, yang baru saja melihat Aizha telah terbangun dari tidurnya.

Aizha hanya diam dan mengambil handphone di atas meja. Tak lama, sebuah layar hologram kembali muncul dan dia pun, mengaktifkan kembali item cerdasnya. Tangan Aizha, dengan cepat mengotak-atik handphone, hingga muncul tulisan komputer yang sulit dimengerti oleh orang biasa.

Bunga memilih, untuk membungkungi Aizha dan bermain handphone. Beberapa menit kemudian, Aizha menonaktifkan item cerdasnya dan menoel bahu Bunga, tiga kali.

Bunga pun membalikkan badan dan bertanya, "Bentar lagi bel pulang. Kamu mau langsung pulang atau tinggal kelas sebentar?"

Aizha berpikir sejenak dan menjawab, "Aku mau pulang aja."

"Oke, tunggu di sini ya! Biar, aku aja yang mintain ijinnya ke BK," kata Bunga dan diangguki oleh Aizha.

Aizha berterima kasih, sebelum Bunga pergi dari ruang UKS. Dia pun menunggu, sambil menonton drama series Indonesia. Tak lama, seseorang datang ke UKS. Dia pikir, orang itu Bunga, ternyata Innara.

Innara nampak begitu lesu, dengan kening yang berdarah. Entah mengapa, perasaan Aizha menjadi tidak enak. Ada perasaan gelisah dan sedih, melihat kondisi Innara. Innara pun, tampak pergi ke kasur sebelah Aizha dan menarik kain biru yang menjadi dinding, di antara keduanya.

Ada sebuah memori sedikit, tentang Innara. Innara adalah Kekasih dari sang Bad Boy, yang sangat populer di Sekolah ini. Namun, entah mengapa, Innara nampak tak pernah nyaman dan selalu terlihat aneh. Aizha merasa, rumor tentang Innara yang mengacuhkan kebaikan dan perhatian si Bad Boy, tidaklah benar. Aizha, malah berpikir sebaliknya.

"Aizha, mau bareng aku?" tawar Bunga, yang baru saja tiba di UKS, dengan membawa tas cangklong dan tote bag.

Aizha mengernyitkan kening, melihat tas miliknya dan sebuah tote bag dibawa oleh Bunga. "Tote bag punyamu? Kamu ikut pulang?"

"Iya," sahut Bunga, secara langsung. "Aku juga udah janjian sama Dokter di Rumah Sakit."

"Eh? Kamu sakit?" tanya Aizha, terkejut. Bunga pun menganggukkan kepala. "Aku pulang sendiri aja."

"Aku anter aja, nggak papa. Lagi pula, rumah kita searah. Aku juga, cuman sebentar doang kok," jelas Bunga, membuat Aizha tak bisa menolak.

Aizha merasa tak enak, jika harus menolaknya. Bunga sudah repot-repot menjaganya, meskipun sedang sakit. Aizha dan Bunga pun pergi, tanpa berpamitan dengan Innara. Saat keduanya pergi, tampak sebuah gigitan di lehernya Innara.

<\=>

Kini Bunga, tengah berkonsultasi dengan sang Dokter dan menerima beberapa obat. Selesai memeriksakan diri. Bunga langsung pergi menuju mobilnya berada, menghampiri Aizha yang sedang tidur.

Aizha yang telah terbangun. Baru sadar, jika Bunga telah berada di dalam mobil dan mengemudikannya. "Ehhh, aku yang kelamaan tidur. Apa kamu yang kecepetan periksanya?"

Bunga tertawa kecil dan menjawab, "Kan aku udah bilang, cuman sebentar. Kayaknya, kamu capek banget ya."

Aizha hanya diam, karena malu. Tak lama, Bunga memberikan sekantong plastik ke Aizha. "Apa ini?" tanya Aizha, setelah menerima plastik putih itu.

"Itu ada obat semprot, supaya rongga hidung tetap lembat. Terus ada Vitamin B12, katanya dapat meningkatkan kadar homosistein dalam darah. Dokterku juga pesen, buat seringin juga, makan sayur bayam, pisang, stroberi, apel, brokoli dan yang lainnya, bisa kamu cari tau sendiri. Aku lupa soalnya, heheheee," jelas Bunga, panjang kali lebar dan diakhiri kekehan.

Aizha tampak terharu, dengan perhatian yang diberikan oleh Bunga. Ini adalah hal yang sangat dia impikan sejak dulu, mendapat perhatian dan pergi berdua bersama Teman. Dia tak menyangka, Siswi cantik yang polos dan bodoh ini, ternyata memiliki hati lembut. Ada harapan besar di benaknya, untuk menjadikan Bunga sebagai sahabat.

...<\=> ...

Mobil Bunga telah tiba, di rumah megah Aizha. Bunga terkejut, jika Aizha adalah Anak dari orang kolongmerat. "Wahhh, ternyata kamu orang kaya, ya."

"Kamu juga kan? Dari mobilnya aja, udah kelihatan," kata Aizha, sambil menutup pintu mobil.

Bunga, hanya tersenyum kecil. Entah mengapa, Aizha rasanya, seperti salah bicara. Mereka berdua diam dan kondisi menjadi sunyi. Untuk menghilangkan kesunyian yang tiba-tiba melanda di antara mereka. Aizha pun menawarkan Bunga, untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Emmm, lain kali aja," tolak Bunga, halus. Aizha merasa sedikit tersinggung, karena ditolak oleh Bunga.

"Ohh iya, akhirnya kamu bebas dari Rena, Vina, Dian sama Bianka, selamat ya! Aku tau, kamu selama ini tersiksa, karena ulah mereka." Bunga sering kali melihat Aizha di bully oleh mereka berempat. Namun, Bianka hanya menonton dari jauh.

Bunga pernah melihat, kursi Aizha yang diberi lem, makan siang dicampur teh, dijambak hingga ngebentur rak buku Perpustakaan dan seragam robek. Aizha yang mendengarnya, mulai tak nyaman dan sedih, mengingat kejadian itu semua. Bunga juga mengatakan, jika dirinya ingin membantu. Namun, kondisinya juga tak beda jauh, dengan Aizha.

"Sekarang aku lega, karena mereka sudah tidak ada di Sekolah," lanjut Bunga, setelah bercerita tadi.

Aizha terharu, dengan apa yang didengarnya barusan. "Makasih, aku juga berharap, kamu bisa bebas dari orang-orang yang menyulitkanmu selama ini."

Bunga tampak murung dan menggelengkan kepala. "Aku nggak mau mereka pergi."

"Apa?!" Aizha terkejut, mendengar pernyataan Bunga barusan.

"Mereka teman-temanku, Zha. Meskipun, mereka terkesan ngebully aku. Tapi, mereka nggak selalunya begitu. Mereka cuman main-main aja. Kadang, mereka juga ngasih aku kunci jawaban dan ngebagi makanan bersamaku," jelas Bunga, membuat Aizha tak berbicara satu patah kata pun.

Bunga pun berpamitan pada Aizha. Dia pergi, dengan mobilnya, meninggalkan Aizha sendiri di halaman luas itu. Entah mengapa, Aizha merasa sedih, mendengar pernyataan Bunga barusan.

...<\=> ...

Hari pun berganti, kehidupan Aizha kini telah membaik. Tak ada lagi yang mengusiknya. Cara berpakaian dan dandan juga sedikit berubah. Dia nampak lebih cantik dari biasanya. Namun, Aizha dan Bunga, hanya saling tersenyum, jika bertatap muka.

Sudah beberapa hari, Aizha melihat lima orang gadis mempermainkan Bunga. Mereka menyuruh Bunga, untuk membelikan makanan dan minuman yang jumlahnya tak terhitung. Melihat Bunga yang kesulitan membawa jajanan itu, membuat Aizha sedih.

Aizha juga melihat. Jika salah seorang gadis yang bernama Vlora, memberikan Bunga, sebuah makanan. Namun, itu adalah makanan yang tidak disukai Vlora. Harganya memang mahal. Tapi tetap saja, Aizha merasa hal itu tidak pantas didapat oleh Bunga, yang notabenya orang kaya. Ada penghinaan tak langsung dan dilakukan, dengan sangat begitu halus.

Sudah beberapa kali, Aizha menemukan Bunga, bolak-balik menuruti keinginan Vlora dan teman-temannya. Bunga juga, melakukan hal konyol, untuk membuat temannya tertawa. Sesekali, Bunga harus menyeteri teman-temannya yang ingin berpegian.

Aizha yang mengikuti Bunga, secara diam-diam saja lelah. Apalagi, Bunga yang telah di-ikutinya selama ini. Dia sampai penasaran, seberapa besar batrei yang ada pada tubuh Bunga.

Aizha merasa kalut sendiri, melihat Bunga. Rasa-rasanya, dia ingin menampar Bunga, untuk menyadarkannya. Dia pun mengaktifkan kembali, sistem Alpha dan membantu Bunga. Meskipun, terkesan ikut campur. Dia tidak peduli dan tetap melakukannya.

Bunga yang kini tengah tersenyum bersama Vlora dan teman-teman, membuat Aizha semakin yakin. Dia pun mengaktifkan sebuah item dan pergi meninggalkan lokasi. Bunga tampak begitu senang, melihat teman-temannya sekarang. Namun suatu hari, apakah dia akan tetap tersenyum dan marah pada Aizha?

...<\=>...

"Bungaaa! Hallo!" sapa Vlora yang baru saja tiba di kelas. Dia langsung memeluk Bunga dari belakang, dengan senyum lebarnya.

Bunga pun ikut tersenyum dan bertanya "Kamu udah sarapan belum?"

Vlora melepaskan pelukannya dan duduk di bangku sebalah Bunga, namun beda meja. Dia tampak berpikir sejenak dan menggelengkan kepala. "Aku lupa lagi," sahutnya, diakhiri senyum.

Bunga pun mengambilkan bekalnya dan memberikan ke Vlora. "Ini! Bibikku tadi udah siapin nasi goreng, dengan toping udang, telur dan ayam suwir. Semoga kamu suka."

"Aku pasti suka, dong! Ini-kan pemberian dari Bunga-ku tersayang, hehehe," ucap Vlora, membuat Bunga tersenyum malu. Dia mencium aroma nasi goreng itu, dengan begitu kagum.

Para Murid di kelas, tampak iri dengan hubungan pertemanan mereka. Ada banyak Murid yang memuji Vlora, karena hatinya yang sangat baik, ramah serta lembut. Dan Bunga, yang memiliki kecantikan tiada tandingannya. Membuat mereka berdua tampak sempurna dan sweet.

Vlora nampak senang, mendengar pujian para Murid di Kelasnya. Dia pun mengeluarkan handphone dan memfoto bekal itu. "Bunga, selfie yuk! Aku mau pamerin ke medsos, kalau kamu adalah orang yang udah kasih bekal ini. Supaya mereka tau, kamu itu cuman milikku! Gimana? Mau kan ya... pleaseee!"

Bunga tersenyum senang dan menganggukkan kepala, mengiyakan. Vlora pun bersorak senang dan berpose bersama Bunga. Foto itu langsung dia auplod ke medsos, dengan caption yang sweet. Like dan komen, langsung menghujani foto tersebut.

Terlihat di lain tempat, yaitu kamar mandi. Dua orang Siswi, tengah mengomentari foto yang diposting oleh Vlora. Keduanya sibuk merasani Vlora dan Bunga.

"Apa hanya kita doang, ya? Yang ngerasa aneh, kalau lihat Vlora sama Bunga?" Siswi berambut pandek itu, tampak terheran-heran. "Kelihatan banget loh, kalau Vlora sama teman-temannya tuh, cuman ngemanfaatin Bunga aja. Aku tuh udah lihat Bunga burang kali, disuruh sama mereka kesana-kemari, buat ambil atau beli ini itu."

"Dan mereka ngelakuin hal tersebut, bukan hanya di Sekolah. Tapi, di luar Sekolah juga!" tambah Siswi lain, membuat temannya terkejut. "Aku pernah lihat, Bunga itu traktir mereka berlima belanja, makan sama nonton bioskop."

"Gilak sih, kelewatan banget mereka!" ujar Siswi satunya, kecewa dan kesal.

Mereka berdua tampak saling bicara, hingga keluar dari kamar mandi. Aizha tersenyum senang, karena berhasil merekamnya. Dia pun pergi ke suatu tempat, untuk menyelesaikan kembali urusannya.

...××××××××××××××××××××××××××××××××...

Tinggalkan jejak kalian di novel ini ya, guys! Terima Kasih💕

See you ...

Terpopuler

Comments

Author15🦋

Author15🦋

good

2023-07-03

0

Author15🦋

Author15🦋

hmm, mungkin cara ngebully Aizha dan bunga beda kali ya

2023-07-03

0

Author15🦋

Author15🦋

semoga🤲

2023-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!