"Semua kejahatan yang telah dilakukan. Pastilah, akan mendapatkan balasannya. Kebaikan pun sama halnya. Siapapun yang berlaku baik, juga akan mendapatkan balasan."
Happy Reading💕
...××××××××××××××××××××××××××××××××...
Para Murid di SMA Dwinkara 1, mulai terlihat heboh, melihat seorang Siswi yang sangat cantik dan menawan, berjalan dari arah pagar menuju gedung sekolah. Mereka mengira, jika sekolahnya telah kedatangan Siswi baru. Namun, mereka merasa tak asing pada sosok Siswi tersebut.
Salah seorang Siswa mendekat ke arah Siswi cantik itu, untuk bertanya, "Apa kamu Murid baru? Kalau boleh tau, kelas apa?"
Siswi tersebut tak menjawab langsung. Dia mengukir sebuah senyuman, hingga membuat para mata yang melihat, jatuh hati. Dia pun memperlihatkan pada Siswa itu, nama yang tertempel di seragamnya.
"Aizha?!" ucap Siswa yang bertanya tadi, dengan raut wajah terkejut. Suaranya yang cukup kencang barusan, membuat para Murid yang mendengarnya kaget. Mereka semua tak percaya, dengan apa yang dilihat dan didengar.
Aizha pun berpamitan, dengan menundukkan kepala sebentar dan pergi. Para manik mata Murid terus mengekorinya, dengan tatapan tak percaya. Aizha terlihat begitu puas, dengan item bintang dari sistem Alpha.
Beberapa menit yang lalu, Aizha telah mengaktifkan sistem Alpha. Dia menggunakan item bintang yang membuatnya cantik dan memiliki aura artis. Siapapun yang melihatnya, akan langsung terpesona. Meskipun levelnya masih rendah, Aizha sudah merasa senang.
...[Item Bintang, meningkat ke level 2]...
...[Teruslah tingkatkan levelnya, supaya menjadi Bintang Internasional!]...
...[Fighting!]...
Aizha tersenyum geli, melihat layar hologram tersebut. Dia benar-benar senang, akan fitur yang diberikan oleh sistem Alpha. Dia sampai lupa, dengan tujuannya untuk memberikan pelajaran pada orang-orang jahat itu.
"Aku harus mulai dari mana ya?" batin Aizha, bertanya-tanya. Tak lama, sebuah hologram pun muncul.
...[Gunakan aku, nanti. Masuklah ke kelas dan belajar. Jam istirahat nanti, makan dan minum yang banyak!]...
...[Jangan sampai kamu pingsan, karena aku]...
"Hah?" Aizha, nampak bingung melihat tulisan pada hologram tersebut. "Apa aku bisa pingsan, karena item dari sistem ini? Apa nih sistem nguras tenaga banyak ya?"
Bel pun berbunyi, dengan sangat nyaring, hingga Aizha tersentak kaget. Dia langsung berlari pergi menuju kelas, setelah mendengar bel masuk. Sesuai keinginan sistem, dia akan masuk ke kelas dan belajar.
...<\=>...
Jam istirahat telah tiba. Aizha langsung makan sayuran kesukaannya dan minum air putih. Dia hanya sendirian, seperti biasa. Maklumlah, Siswi yang punya masalah dan dekil sepertinya dulu. Siapa juga yang mau beteman?
"Wihhh, Jeno sama Bianka swet banget deh!" seru salah seorang Siswi, dengan hebohnya.
Aizha menghentikan sebentar aktivitasnya dan melihat ke arah belakang. Terlihat, Jeno memberikan kursi untuk si Pacar barunya, dengan sangat mesra. Tiga orang gadis yang berada di sebelah Bianka, juga terlihat bermesraan bersama Teman Jeno lainnya. Mereka bertiga adalah Rena, Vina dan Dian, orang yang membully Aizha, di kamar mandi kemarin.
Aizha hanya menatap datar mereka. Sebuah hologram pun muncul, secara tiba-tiba. Saat dia membalikkan badan.
...[Item Bintang, apakah akan diaktifkan kembali?]...
Aizha nampak berpikir sejenak. Dia merasa, saran Sistem kurang menarik. "Itu nggak akan buat mereka kapok," batinnya mengira-ngira. Dia pun bertanya, melalui batin, "Ada item lain? Aku nggak mau, lama-lama ngasih pelajaran ke mereka. Aku mau-nya, sekali gerak itu kelar!"
...[Aku tidak tau, kalau kau ternyata sejahat ini. Apa mungkin, data yang aku terima salah?]...
Aizha, hanya diam dan lanjut makan. Dia hanya tak ingin, orang-orang di sekitarnya menjadi berpikir aneh tentangnya. Tak lama, sebuah layar hologram, kembali muncul. Nampak beberapa item keren, tersebar di layar hologram tersebut.
Senyum Aizha terukir, saat melihat item yang sangat menarik perhatiannya. Dia pun berpura-pura, mengusir lalat dan mengklik tombol item yang dituju. Aizha pun pergi, setelah meneguk setengah botol air putih. Dia juga sempat melirik ke arah meja Bianka dan Jeno, saat melewatinya.
Bianka nampak mengernyitkan kening, melihat Aizha. "Kek Aizha? Tapi kok, beda ya?" batinnya, bertanya-tanya.
Jeno yang mendapati sang Kekasih tengah kebingungan pun, ikut melihat ke arah mata yang dituju Bianka. Namun, dia hanya melihat sekumpulan Murid yang sedang bercanda gurau dan makan. "Kamu lihat apa? Sampek keningmu mengerut kek gitu?" tanyanya, penasaran.
"Ehhh," Bianka, tersentak kaget. Dia pun menggelengkan kepala dan menjawab, jika dirinya baik-baik saja. Dia hanya beralasan, jika tengah melihat kegaduhan Murid lain saja. Jeno terlihat percaya-percaya saja dan lanjut makan.
...<\=>...
Kini para Murid, nampak sibuk belajar di Kelas masing-masing. Namun, ada Vina, Rena dan Dian yang berada di luar Kelas. Mereka terlihat tengah membully seorang Siswi, kelas sepuluh. Bianka yang berada tak jauh dari lokasi, hanya menatap dalam jauh, sembari tersenyum.
"Bianka?"
"Jeno?" Bianka terkejut, melihat kehadiran Jeno, yang muncul secara mendadak. Dia pun menjatuhkan sebuah pot, dengan kakinya. Nampak dari sisi lain, Vina, Rena dan Dian langsung panik. Mereka membawa Adik Kelasnya pergi menjauh.
"Bianka! Kamu nggak papakan?!"
"Aku nggak papa, kok. Jangan terlalu khawatir ya," kata Biangka, sembari tersenyum lembut.
Jeno tetap khawatir dan menanyakan kondisinya. Aizha yang melihat dari balik dinding, hanya menatap datar. Terlihat, Bianka mengukirkan sebuah senyum dan bergelanyut di lengan Jeno. Aizha pun mengambil kaca matanya dan berjalan menghampiri mereka, sembari membawa tumpukan buku.
Saat Aizha melewati Jeno dan Bianka. Dia dengan sengaja menyenggol tangan Bianka, hingga terjatuh menimpa Jeno. Buku-buku Aizha juga ikut terjatuh, karena tabrakan kecil itu.
Nampak sekilas, wajah Bianka dan Jeno memerah. Apalagi, seragam Bianka sekarang telah robek, entah apa penyebabnya. Aizha tersenyum kecil dan langsung meminta maaf. Bianka dan Jeno pun tersadar dari lamunan mereka.
"Sialan!" maki Bianka pada Aizha, setelah berdiri tegak. "Lo punya mata nggak sih, bisa-bisanya nabrak gue! Anak Kelas mana loh, hah?!"
"Maaf, Kak, buku-bukunya nutupin pandanganku tadi," sahut Aizha, merasa bersalah.
"Maaf-maaf! Lihat nih, baju gue robek tau! Sekarang, gue mau pakai baju apa, hah?!"
Aizha pun mengerutkan wajah, murung. Bianka yang melihatnya, nampak kesal. Lain sisi, Jeno terlihat aneh. Dia diam-diam, melihat pinggang Bianka yang ramping dan berbentuk seksi. Tubuhnya sangat cantik dan memikat, membuat Jeno tak kuasa menahannya.
Aizha yang tengah melihat reaksi Jeno, tersenyum. Bianka pun menatap ketus Aizha. "Heh! Lu ngapa senyum kek gitu, hah?!"
"Kak Bianka sama Kak Jeno cocok banget. Apalagi, Kak Jeno juga... Kelihatan keren deh, kalau dilihat dari deket gini. Perutnya juga sispek, jadi makin nambah kerennya," ungkap Aizha, terpukau dan sedikit malu-malu.
"Apa?!" Bianka terkejut, dengan pernayataan Aizha barusan. Bianka melirik ke arah Jeno, yang tersenyum malu. "Ihhh, Jenoooo! Jangan senyum kayak gitu!" rengeknya.
Jeno bukannya mendatarkan wajah, malah tersenyum semakin lebar. "Kenapa? Jelek ya, kalau aku senyum gini?"
"Bukannya gitu..." Bianka malah salah tingkah dan bingung, melihat senyum tampan sang Pacar.
Aizha pun diam-diam tersenyum smrik, sembari memunguti bukunya. "Kak Bianka!" panggil Aizha, setelah memunguti buku-buku itu. Dia memberikan sebuah kunci Perpustakaan pada Bianka dan berkata, "Ini kunci Perpustakaan, di atas meja jaga ada sweterku. Kakak bisa pakai sweternya. Ukurunya pasti pas dan lebih cocok, kalau yang Kakak pakai. Sweter itu juga, masih baru kok."
Bianka menerima kunci itu dan masih menatap Aizha jengkel. "Lo nyuruh gue ke sana dan--"
"Maaf banget Kak. Mau gimana lagi, soalnya aku udah dicari-cari. Emang Kakak mau, kena omel Pak Tua Fisika bareng aku?" potong Aizha.
Bianka nampak berpikir sejenak. Jeno pun mendekat ke arah Bianka dan berkata, "Mending kamu biarin dia pergi. Emang kamu mau, kena omel tuh Guru, panas-panas gini? Seragammu juga robek, nggak baik lama-lama di luar. Lagi pula, ada aku yang bakalan nemenin kamu."
"Huh, oke deh. Sana pergi!" usir Bianka dan memalingkan wajahnya.
Aizha tersenyum senang. "Wahhh, makasih Kak! Kak Bianka emang baik deh! Udah baik, cantik, pintar pula! Kak Jeno, jangan lepasin Kak Bianka ya! Pepet terus Kak Jeno, aku mendukungmu!"
"Ck, nggak usah ngerayu deh! Cepetan pergi sana!" suruh Bianka kesal. Sedangkan Jeno, tersenyum lembut.
"Iya-iya, ini aku mau pergi kok," ujar Aizha dan mengerucutkan bibir, sedikit kesal. Dia pun berbisik pada Bianka, sebelum pergi, "Kayaknya benih baju Kak Jeno lepas. Sispeknya kelihatan jelas loh dari luar, Kak. Hati-hati, nanti disamber cewek lain!"
Bianka langsung melihat ke arah seragam Jeno. Apa yang dikatakan Aizha, ternyata benar. Namun, jatungnya terlalu berdegup kencang, hingga membuatnya salah fokus. Dia pun memalingkan wajah, menyembunyikan rona di pipi.
Jeno yang terlihat malu-malu, secara mendadak memeluk Bianka dari samping. Bianka yang dipeluknya pun terkejut. "Maaf, aku meluk tiba-tiba. Aku cuman nggak mau, cowok lain lihat tubuhmu ini."
Bianka, nampak tersenyum malu dan berdeham, "Ehem, aku nggak papa kok. Kalau boleh, tolong peluk aku kayak gini sampek Perpus."
"Dengan senang hati," sahut Jeno dan keduanya pun tersenyum.
...[Good Job]...
Aizha tersenyum senang, melihat hologram tersebut. Dia pun pergi ke tempat Rena, Vina dan Dian berada. Nampak di halaman belakang Sekolah. Mereka bertiga tengah memvidiokan Adik Kelasnya yang sedang makan ulat putih kecil.
Siswi itu hendak muntah. Saat menyodorkan sebuah ulat putih yang gemuk ke dalam mulutnya. Rena dan Vina, terus saja memaksa Siswi itu, untuk memakannya. Jika tidak dilakukan, sebuah penggaris yang dipegang Dian, akan melayang ke tubuh Siswi malang tersebut.
Siswi itu pun, dengan terpaksa memakan ulat putih tersebut dan mengunyahnya, sambil menahan tangis. Rena, Vina dan Dian, nampak begitu puas. Namun, saat ulat ke tiga masuk ke dalam mulut. Siswi itu langsung muntah, hingga membuat Rena, Vina dan Dian, jijik.
Dian yang sedang memegang handphone, kesal. Sebuah tomat busuk, dia lempar tepat ke dada Siswi itu. "Dasar culun, nggak tau diri! Bisa-bisanya, lo muntah di depan kita hah?!"
"Hiks hiks hiks, maaf Kak," kata Siswi itu, sembari menangis tersedu-sedu.
Dian, Rena dan Vina, nampak begitu marah. Mereka pun memberi pelajaran gadis malang itu, hingga terduduk tak berdaya. Aizha yang berada di belakang pohon, diam-diam memvidionya. Dia mengirim vidio tersebut pada setiap Murid dan Guru di Sekolah, dengan caption yang berbeda.
Caption untuk para Murid, "Apa kalian akan membiarkannya? Gimana kalau ikut aku aja, ngerjain mereka? Main-main bentar, sambil keluarin unek-unek yang ada di tubuh kita. Bukan ide burukkan? Lokasi halaman belakang Sekolah, aku tunggu. Jangan sampai, kalian menyesalinya!"
Caption untuk Guru. "Vidio yang mengejutkan bukan? Kalian sadar atau pura-pura tidak tau? Lakukanlah instruksi yang akan saya berikan, jika ingin melindungi nama baik sekolah. Hal fatal akan benar-benar terjadi, jika kalian membiarkannya dan tidak memperdulikan pesan ini. Ingatlah, mencari pekerjaan bukan hal yang mudah!"
Para Murid nampak heboh, setelah menerima pesan dan vidio tersebut. Banyak Murid yang langsung pergi ke halaman belakang sekolah. Namun, ada juga yang memilih diam.
Melihat para Murid berlarian, para Guru semakin khawatir. Sebuah rapat pun, secara mendadak digelar, dengan sangat tertutup. Aizha kembali mengirim sebuah foto yang membuat satu ruang Guru terkejut. Dua orang Guru langsung pergi entah kemana. Sedangkan yang lainnya, mulai membicarakan pesan yang dikirim Aizha. Sang Kepala sekolah, terlihat begitu marah besar. Beberapa juga lemas serta bingung.
...××××××××××××××××××××××××××××××××...
Bagimana? Semoga kalian tetap suka ya, dan terus membacanya, hingga selesai.
See you ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Anonymous
😪
2023-07-25
0
List Nabilla
WKWKWKW
2023-07-10
0
Author15🦋
suka banget sama cerita balas dendam
2023-07-01
0