Deg...
Vina terkejut melihat Lisa yang tiba-tiba muncul di depan matanya. "Ka-kamu bukannya sedang pergi..."
"Aku sudah pulang!" Lisa menjawab cepat, tanpa menunggu Vina selesai ngomong.
"Ngapain Kakak di sini?" tanya gadis itu dingin.
"Aku sedang mencari sesuatu, Lisa."
"Apa yang Kakak cari? Bukankah semua barang-barang milikmu sudah dipindahkan semua dari sini?" Lisa menatapnya heran.
Vina sedikit ragu-ragu untuk mengatakannya pada Lisa, dia tidak yakin Lisa berada dipihaknya, selama ini Lisa tidak pernah menyukai dirinya.
"Setelah aku dan mas Andre pindah, apa kamu menemukan sesuatu di kamar ini?" tanya Vina menatapnya curiga.
"Aku tidak pernah masuk ke kamar ini!" jawab Lisa, dia sengaja menghindari tatapan tajam Vina.
"Jelas sekali kalau Lisa sedang berbohong," batin Vina
"Lisa..." Vina berjalan mendekati adik iparnya.
Lisa mundur beberapa langkah ke belakang. "Kenapa tatapannya terlihat menakutkan?" Lisa mulai merasa sekujur tubuhnya gemetar.
"Bisakah kamu berkata jujur?" tanya Vina, dia berdiri tepat di depan Lisa.
"Aku tidak tahu apa pun mengenai barang yang sedang kamu cari!" Lisa mulai terlihat gusar.
"Aku mencari sebuah rekaman, dan itu sangat penting buat aku. Kalau kamu menemukannya, aku mohon tolong kembalikan!"
"Kak Vina curiga sama aku?"
"Lisa, rekaman itu sangat penting, kalau memang kamu sudah menemukannya tolong kembalikan sama aku. Sebab, kalau orang lain yang menemukannya maka mama Mira akan menanggung akibatnya," Vina mencoba membujuk, dia yakin kalau rekaman itu pasti sudah ditemukan oleh Lisa. Tapi sayangnya Lisa bersikeras mengatakan kalau dia tidak tahu sama sekali soal rekaman yang sedang dibicarakan oleh Vina.
"Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud Kakak!" ucapnya untuk terakhir kali, dan setelah itu Lisa keluar dari kamar dan meninggalkan Vina yang masih menduga-duga.
Hari sudah semakin sore, karena yang dicari juga tak ditemukan, akhirnya Vina memilih langsung pulang. Tapi sebelumnya ia pergi menemui bi Narsih dan menanyakan apa benar setelah sepeninggalnya kamar yang dulu mereka tempati tidak pernah ada orang yang masuk. Dan jawaban bi Narsih tepat seperti dugaannya, kalau Lisa pernah masuk ke kamar itu.
[[[]]]
KEDIAMAN ANDRE...
Jam enam sore Andre pulang dari kantor, begitu melihat putranya pulang, bu Mira langsung menghampiri Andre. Dia bahkan tak menunggu anaknya melepas lelah sebentar saja.
"Andre!" panggil bu Mira menghampiri Andre yang sedang merebahkan tubuhnya di atas sofa.
"Andre..."
"Ya Ma, ada apa?" jawab Andre sedikit menoleh ke arah bu Mira.
"Kamu tahu enggak, tadi siang Vina kembali nyari ribut sama mama," adu wanita itu, dia memulai aktingnya.
Karena masih terlalu lelah, jadi Andre hanya merespon seadanya, dia tampak tidak terlalu peduli.
"Dia bikin ulah apa lagi, Ma?"
"Dia mau nyiram sup panas ke arah mama, tapi malah dia sendiri yang kepleset dan akhirnya sup itu tumpah ke badannya sendiri," ungkap bu Mira.
"Benarkah!?" Andre tidak bisa menyembunyikan kekagetannya. Melihat reaksi putranya, bu Mira langsung berkata
"Reaksi kamu gitu banget, kamu khawatir sama keadaan dia?" tanya wanita itu, dia takut kalau Andre sebenarnya diam-diam mulai jatuh cinta kepada istrinya. Toh, selama ini mereka tidur sekamar, dan segala keperluan Andre juga Mira yang nyiapin, bisa saja kan kalau cinta mulai tumbuh seiring berjalannya waktu?
"Ah, tidak... Aku hanya kaget saja," elak Andre.
"Kalau begitu aku ke kamar dulu, ya," Andre berlalu pergi dari ruang tengah dan masuk ke dalam kamarnya.
"Andre, malam ini kita makan di luar ya!" seru bu Mira. Andre tidak menjawabnya, dia terus saja menaiki tangga menuju lantai atas.
Setibanya di kamar, dia melihat Vina sedang duduk melamun di sisi tempat tidur sambil menatap pergelangan tangannya. Vina tidak menyadari kedatangan Andre.
"Ehem..." cowok itu sengaja berdehem.
Membuat lamunannya buyar, Vina buru-buru menarik bajunya dan menutupi lengannya yang melepuh karena terkena sup panas tadi siang. "Mas sudah pulang?" ucap Vina sekedar basa-basi, dia menoleh ke arah Andre dan tersenyum manis seperti biasanya.
"Maaf, malam ini aku tidak masak, karena mama bilang kalau kalian akan pergi makan malam di luar," ucap Vina tanpa ditanya.
"Kamu buat keributan lagi?" tanya Andre sambil memasukkan baju kerjanya ke dalam keranjang baju kotor.
Vina tidak ingin berbohong, jadi dia menceritakan dengan detail kejadian tadi siang. "Ya, aku yang salah," jawabnya mengaku.
"Sudah aku duga, kamu memang selalu membuat masalah."
"Ya, kamu benar. Semuanya berawal saat mama mengatakan kalau ingin mengajak kamu makan malam di luar. Lalu, aku jawab kalau kamu tidak suka makanan di luar, kamu lebih suka makanan rumahan. Mama marah dan mengatakan kalau aku cuma istri di atas kertas, lalu aku kembali menjawab kalau mama cuma mama tiri. Dan kamu tahu, mama sangat marah dan akhirnya dia menyiram aku dengan sup panas itu," pungkas Vina mengakhiri ceritanya, tiba-tiba dia tertawa, membuat Andre merasa aneh.
Andre mencoba melirik ke arah Vina, meski tadi terlihat kurang peduli dengan cerita istrinya, tapi sebenarnya Andre sangat fokus mendengarnya. "Ada apa dengannya? Apa dia sudah gila?" Andre membatin.
Di bawah terangnya lampu kamar, Andre dapat melihat dengan jelas kesedihan di mata Vina, dia memang masih tertawa, tapi itu untuk menyembunyikan rasa sedihnya. "Apa kamu akan memukulku, Mas Andre?" Vina bertanya, dia kembali menatap wajah suaminya.
"Kenapa kamu tertawa?" dia mulai penasaran.
"Selama ini mama tidak pernah suka sama aku, dan hari ini aku berhasil membuat mama marah, jadi aku senang," jawabnya jujur.
"Bukannya kamu yang ingin menumpahkan sup itu pada mama?"
"Aku bukan wanita bodoh yang enggak ada kerjaan, kenapa harus menumpahkan sup buatanku sendiri? Lagian, bukannya mudah untuk membuat sup kesukaan Mas Andre, lalu untuk apa aku menumpahkan begitu saja?" cicit Vina dan dia kembali diam.
Andre mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi. Dia juga tidak ingin membahas masalah tadi siang.
Di bawah guyuran shower, Andre terus teringat akan cerita Vina. Entah kenapa, kali ini dia setuju dengan perkataan Vina, kalau bu Mira hanya ibu tirinya.
"Hah..." Mendadak saja Andre tertawa lucu mengingat tingkah Vina. "Gadis itu, bisa-bisanya dia bahagia setelah membuat mama marah besar," celetuk Andre, dia sudah seperti orang gila berbicara sendiri di kamar mandi.
Selesai membersihkan tubuhnya, Andre keluar dan dia melihat Vina yang mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Secepat ini dia tidur? Kenapa? Apa dia sakit?"
???
Timbul tanda tanya di benak cowok itu, tidak biasanya sang istri tidur secepat ini, biasanya jam segini Vina masih sibuk dengan pekerjaannya yaitu menggosok baju-bajunya Andre.
"Kenapa juga aku peduli? Bukan urusanku!" Andre mencoba menghilangkan rasa khawatir di hatinya.
Tanpa menghiraukan Vina, Andre mengambil baju yang akan dipakainya untuk makan malam di luar bersama sang mama. Namun, mendadak hatinya terasa berat untuk pergi, ada apa lagi?
"Andre!!!" dari luar terdengar suara bu Mira memanggil.
"Sayang, kamu sudah selesai apa belum, sih?"
CEKLEK...
Andre membuka pintu, dengan wajah lesu dia berkata "Ma, Andre ternyata benar-benar lelah hari ini. Andre enggak bisa pergi sama Mama," dia beralasan.
Bu Mira tidak terlihat kecewa, malah wanita itu tampak senang. Dan hal ini membuat Andre heran. "Enggak apa-apa sayang. Kebetulan tadi teman mama nelpon, dia ngajak mama ketemu, katanya ada hal penting yang harus dibahas soal pekerjaan," ucap bu Mira.
"Mama enggak marah, kan?" Andre memastikan.
"Enggak, ya udah kalau begitu mama pergi dulu ya! Kamu istirahat aja di rumah."
Begitu bu Mira pergi, Andre kembali menutup pintu kamarnya, dia masih penasaran dengan ekspresi senang mamanya.
"Teman? Teman seperti apa? Kenapa mama terlihat begitu senang?" monolog Andre sambil berjalan menuju ranjangnya.
"Jangan... Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku!" Vina mengigau, keringat dingin mengucur deras di keningnya. Fokus Andre teralihkan dengan racauannya.
Dengan agak ragu-ragu Andre menempelkan tangannya di kening Vina. "Dia demam," lirih Andre.
"Jangan pergi! Tetap di sini!" desah Vina, tangannya menggenggam erat jemari Andre. Membuat cowok itu hanya bisa pasrah, mungkin ini awal dari kedekatan mereka.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Dina⏤͟͟͞R
😌😌😌 dr benci menjadi cinta. memang benar cinta tak bisa dipaksa. tp cinta akan datang dengan seiring berjalannya waktu.
2023-09-24
2