Lisa keluar dari kamarnya untuk menemui pak Anton.
"Om ngapain datang ke sini malam-malam?" tanya Lisa langsung ke intinya.
"Memangnya enggak boleh kalau om main ke sini?" pak Anton balik bertanya, ada kilatan kerinduan di matanya saat menatap Lisa. Ada yang tidak beres! Lisa menyadari hal itu.
"Kenapa dia terus natapin aku kayak gitu?" Lisa bertanya dalam hati.
"Mama sedang pergi ke rumah kak Andre, mestinya om tidak di sin," jawab Lisa, rasa tidak nyaman dengan pandangan pak Anton mulai mengganggunya.
"Sudah lama om tidak menjenguk kamu, semenjak papa kamu meninggal, om jadi kangen itu sebabnya om datang ke sini," pak Anton memaparkan alasannya.
"Sekarang Om sudah melihat keadaan Lisa kan? Lisa baik-baik saja, Om sudah boleh pergi sekarang!" Lisa menegaskan suaranya, dia tidak menyukai pak Anton. Apalagi lelaki itu juga terlihat sangat akrab dengan mamanya, Lisa selalu berpikir kalau mamanya dan pak Anton memiliki hubungan spesial.
"Padahal om mau membicarakan banyak hal sama kamu, tapi kamu malah nyuruh om pergi. Ya sudahlah, tidak apa-apa. Om akan pergi sekarang. Mungkin kamu masih belum ingin berbicara banyak hal sama om," pak Anton akhirnya pergi dari sana. Dia juga membawa beberapa hadiah untuk Lisa.
Lisa hanya menatapnya hampa,dia sama sekali tidak membuka hadiah dari lelaki itu.
****
KEDIAMAN ANDRE...
"Dre, bagaimana hubungan kamu sama Vina?"
Andre menarik nafas panjang sebelum akhirnya menjawab pertanyaan mamanya.
"Sampai sekarang aku masih tidak memiliki rasa sama dia, Ma," ungkap Andre berterus terang.
Vina diam-diam menguping pembicaraan mertua dan suaminya itu.
"Baguslah kalau kamu tidak memilki rasa apa pun sama dia, memang ini yang mama harapkan. Mama juga tidak suka dia jadi menantu mama, entah apa kelebihan dia sampai papa menyuruh kamu untuk menikah dengannya," ujar bu Mira.
Dari balik tembok pembatas antara ruang tamu dan kamar utama, Vina mendengar dengan jelas percakapan mereka.
"Mama juga benci sama aku? Aku tahu, aku memang bukan menantu impian mama, tapi apa mama tahu jika kesabaranku hilang maka nyawa mama akan melayang?" gumam Vina. Tatapan tajam matanya jelas terlihat, sepertinya Vina mengetahui sebuah rahasia besar ibu mertuanya itu.
"Apa kamu masih mencintai kekasihmu itu, Dre? Kamu masih berharap dia kembali?" semakin penasaran dengan jawaban anaknya, bu Mira ingin mengetahui bagaimana jawaban Andre. Namun Andre malah memilih mengakhiri obrolannya dengan alasan bahwa dia sudah sangat mengantuk.
***
Vina masih belum tidur saat Andre masuk ke kamar. Malam ini dia ingin menanyakan banyak hal pada suaminya itu. Tentang hubungan mereka, Vina tidak ingin terus di abaikan, dia ingin Andre memberinya perhatian, meski itu cuma sedikit.
"Mas..." panggil Vina pelan. Andre yang baru saja hendak memejamkan matanya jadi mengurungkan niatnya itu, dia kembali bangun dan duduk dengan tegap sambil menyandarkan tubuhnya di atas tumpukan bantal.
"Ada apa?" responnya begitu cepat, Vina tidak menyangka Andre mau menjawab panggilannya.
"Ada yang ingin aku omongin sama kamu."
"Katakan saja, aku ingin tidur secepatnya!"
"Kita sudah menikah, tapi kenapa kamu selalu mengabaikan aku? Seolah-olah aku bukan istri kamu," tanya Vina, dia sudah berusaha memberanikan diri untuk menanyakan hal itu kepada Andre, dan kali ini dia berhasil tinggal menunggu jawaban dari suaminya dengan jantung berdebar-debar.
Andre menatap Vina dengan lekat, dia mencondongkan wajahnya hampir tidak ada jarak antara mereka dan dengan pelan dia berkata. "Kamu sudah tahu jawabannya, kenapa bertanya lagi?"
"Kamu mau bilang karena pernikahan kita tidak didasari dengan cinta? Kalau itu alasan kamu aku tidak bisa terima, Mas," ucap Vina sedikit kesal.
"Lalu aku harus apa? Kamu mau aku memaksakan diri untuk mencintai kamu, gitu?" Andre mulai meninggikan suaranya.
"Mas, menikah dengan orang yang dicintai adalah harapan, sedangkan mencintai orang yang dinikahi adalah kewajiban!" tutur Vina menegaskan.
"Kamu sudah berani mengajari aku? Jadi kamu ingin mengatakan bahwa mencintai kamu sudah menjadi kewajiban aku?" wajah Andre memerah, dia tak bisa menahan amarahnya.
"Iya, apa perkataan aku salah?" Vina masih tampak tenang.
"Jelas salah! Jauh hari sebelum menikah, kamu sudah tahu kalau aku sama sekali tidak mencintai kamu, kita juga tidak saling kenal. Tiba-tiba saja hari itu papa membawa kamu ke rumah dan memperkenalkan kamu sebagai calon istri aku, benar-benar mimpi buruk."
"Ya, kita memang tidak saling kenal. Itu sebabnya mulai dari sekarang Mas jangan lagi membuat ruang di antara kita," ucap Vina, "Mas masih ingat kan pesan papa?" lanjut Vina bertanya.
Andre terdiam mencoba mengingat pesan terakhir papanya saat di rumah sakit. "Apa pun yang terjadi kamu jangan pernah menceraikan Vina," itu adalah pesan terakhir pak Johan.
"Aku tidak perduli dengan pesan papa. Vina, cinta itu enggak bisa dipaksa seharusnya kamu mengerti itu!" pungkas Andre, dia kembali merebahkan tubuhnya dan tidur memunggungi Vina.
"Sampai kapan kita seperti ini, Mas?" Vina membatin.
Malam yang semakin larut, Vina masih tidak bisa tidur. Rupanya, hal tersebut juga dialami oleh Lisa, gadis remaja itu tidak bisa memejamkan matanya meski sebentar saja.
"Pa, kenapa papa pergi secepat ini, Lisa kangen sama papa...." dia kemudian menangis lagi.
Sepi...
Rindu... Rasa itu terus hadir dalam malam-malamnya yang sunyi. Lisa tidak terlalu dekat dengan mamanya, dia lebih dekat dengan papanya, itu sebabnya kepergian pak Johan yang begitu tiba-tiba sangat membuatnya terluka.
***
Begitu pagi menjelang, Vina dan Andre mendadak bertengkar hebat. Dan semua itu disebabkan oleh bu Mira.
"Lihat Dre! Lihat perbuatan istrimu ini, dia sudah berani berbuat kurang ajar sama mama!" ucap bu Mira memperlihatkan wajahnya yang tampak memerah bekas tamparan.
"Mas, itu bukan perbuatan Vina, Mas," jawab Vina membela diri.
Dengan penuh kemarahan Andre membawa Vina secara kasar masuk ke kamar.
Dia mendorong tubuh isterinya hingga membentur dinding. "Apa yang sudah kamu lakukan terhadap mama?" tanya Andre dengan mata melotot tajam. Vina merasa ketakutan saat itu.
"Aku sungguh-sungguh tidak melakukannya, Mas. Mama yang memukul wajahnya sendiri, mama sengaja berbuat begitu supaya kamu benci sama aku!" adu Vina, dia tidak berbohong.
Andre tetap tidak percaya. "Seharusnya kamu sadar diri, kalau bukan karena kebaikan mama, kamu sudah jadi gembel di jalanan! Bibi kamu aja enggak mau ngurusin kamu!"
Vina bungkam, dia tidak ingin menjawabnya. Kata-kata Andre terlalu menyakitkan untuk di dengar.
"Kamu selalu membela mama, entah itu salah atau pun benar kamu tidak peduli sama sekali, kamu selalu nyalahin aku," lirih Vina sedih, dia menatap Andre dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan pura-pura sedih di depan aku, aku tahu kamu menerima perjodohan ini karena kamu ingin memiliki harta keluarga aku. Iya, kan?" kini Andre malah menuduhnya.
"Kamu jangan nuduh aku, Mas. Semua yang aku lakukan ini juga karena permintaan papa. Sudah lama aku ingin menceritakannya sama kamu, tapi percuma aja kamu juga tidak akan percaya. Sebab, kamu lebih percaya sama omongannya mama!" suara Vina terdengar lantang.
Pertengkaran hebat mereka sampai terdengar ke lantai bawah, bu Mira tersenyum puas melihatnya. "Sebentar lagi Vina juga akan meminta cerai sama Andre, aku yakin itu akan terjadi hanya tinggal menunggu waktu saja," gumam bu Mira.
"Apa maksud kamu?"
"Mama ada hubungannya dengan kecelakaan papa."
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Dina⏤͟͟͞R
woowww. ini benarkah. mama nya yang rencanain kecelakaan suaminya. wow. is really really wow
2023-09-24
1