Indah telah duduk di dekat Azam dan prosesi ijab qabul akan segera di mulai lalu setelah kata sah terdengar dan doa sudah di penjatkan dengan terpaksa Indah mencium tangan Azam dan Azam mencium kening Indah
Indah tersenyum namun terlihat jelas jika Indah melakukannya dengan sangat terpaksa.
Semua tamu undangan sudah meninggalkan rumah keluarga Indah tapi sepasang suami istri baru ini belum juga saling berbicara.
Kedua orangtua Indah memaklumi keadaan mereka tapi mereka percaya jika lambat laun mereka akan saling mencintai apa lagi Indah yang mereka tau dulunya mencintai Azam.
Pak Burhan berkata "Nak ajak suami mu ke kamar kalian, mungkin dia ingin beristirahat".
Indah yang enggan masuk kekamarnya bersama Azam malah berkata "Itu kamar ku jika kau ingin beristirahat masuk saja kesana!".
"Indah ada anak kamu jaga sopan santun, jangan menjadi contoh yang buruk untuk anak kamu".
Dengan terpaksa indah mengulangi ucapannya dengan ucapan yang lebih lembut "Baik lah mas Azam jika kamu ingin beristirahat itu kamar ku kamu masuk saja tidak di kunci ko"
"Oh jadi kelemahannya ternyata anaknya, terima kasih om telah memberi tahu aku kelemahan Indah" ucap Azam dalam hati lalu dia berkata "Kalau begitu saya permisi dulu om".
"Zam aku sekarang ayah mertua mu jadi mulai sekarang panggil om ayah dan tante Endah mamah".
"Iya yah, kalau begitu saya permisi". Dan Azam pun pergi ke kamar Indah.
Indah yang belum mengeluarkan unek-uneknya pada sang ayah kini menghampiri pak burhan dan setelah berada di dekatnya Indah berkata
"Ayah apa tidak ada laki-laki lain di dunia ini selain dia".
Pak Burhan yang sudah memprediksi indah akan berkata seperti itu berkata "Bukankah seharusnya kamu senang karena yang menjadi suami mu adalah sahabat lama mu".
"Ayah justru karena dia sahabat lama aku" ucap Indah kesal
"Kamu ini aneh sekali menurut ayah itu bagus jadi kalian sudah tau kekurangan dan kelebihan masing masing".
"Ayah" ucap Indah lagi dan sang ayah berkata "Sudahlah terima saja karena kalian juga sudah menikah".
Indah yang masih kesal belum bisa menerima Azam sebagai suaminya memilih pergi dan menuju kamarnya.
Indah yang masih marah masuk kekamarnya dan melupakan jika di kamarnya sekarang ada Azam.
"Ih dasar nyebelin kenapa harus dia sih, apa gak ada cowo lain di dunia ini yang mau sama aku, kenapa mentok di dia sih". kesal indah
"Emangnya kenapa kalau aku yang jadi suami kamu" ucap Azam yang baru keluar dari dalam kamar mandi
Indah yang mendengar suara Azam langsung menoleh kearah kamar mandi Indah lumayan kaget karena tadi dia lupa jika Azam juga ada di kamarnya namun di detik berikutnya indah berkata karena melihat Azam hanya memakai handuk yang hanya menutupi bagian bawah tubuhnya.
"Kenapa kamu tidak pake baju di dalam kamar mandi, sengaja mau menggoda aku atau apa?"
Azam tersenyum lalu berkata "sengaja biar kamu tergoda dan gak ketus lagi sama aku".
"Gak mempan kali Zam" ucap Indah
Azam masih tersenyum dan dia berkata "ya sudah kalau tidak mempan jangan marah, lagi pula aku juga bercanda".
Indah yang melihat Azam sudah berada di dekat kopernya langsung masuk kedalam kamar mandi dan setelah selesai dia pun keluar sama seperti Azam Indah juga hanya memakai handuk saja tapi bedanya dia memakai handuk dari dada sampai setengah pahanya.
Indah berjalan santai kearah lemari pakaiannya tidak perduli dengan tatapan Azam yang seperti kucing saat melihat seekor ikan.
Indah yang lama-lama risih di tatapan Azam berkata di sela aktivitasnya mencari baju " Jangan melihat ku seperti itu".
"Maksud kamu apa aku tidak mengerti" ucap Azam berpura-pura tidak mengerti
"Kau pikir aku tidak bisa merasakan tatapan mu itu".
"Oh, ya siapa suruh kamu hanya memakai handuk sependek itu, walau aku tidak mencintai mu, tapi aku juga masih normal kali dah jadi jika kamu tidak mau aku melakukan sesuatu yang merugikan mu alangkah lebih baik kamu jangan seperti ini lagi".
Indah hanya diam saat mendengar Azam berkata tidak mencintainya karena kata-kata Azam itu membuat hatinya terasa sakit dan membuka luka lamanya, namun karena sekarang dia sudah lebih bisa mengolah emosi jadi dia berkata "Kalau kamu tidak cinta sama aku ngapain kamu menikahi aku, tidak mungkin bukan jika kamu sama seperti ku baru tau jika orang yang akan menjadi ayah anak aku itu kamu".
Azam tersenyum dan dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur lalu berkata "Aku juga tidak tau jika yang akan aku nikahi itu kamu dah, awalnya aku menerima pejodohan ini karena orang yang aku cintai sejak dulu sudah bahagia, memiliki keluarga dan seorang anak, aku tau itu kamu saat mobil yang membawa ku berhenti di rumah mu, dan untuk memastikan jika itu kamu aku bertanya pada Kakak ku".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments