Phile Kingdom
"Sarrrriiii!!!" Triak seorang temanku yang entah dari mana asalnya. Anggap saja aku lupa namanya.
"Ah.. iya.. siapa?" Tanyaku yang bingung takut ia tersinggung. "Parah mu.. kemarin pas pengenalan kampus aku duduk samping kamu loh.. masa kamu lupa?" Tanya nya dengan sialnya aku tak ingat sama sekali dan menggeleng.
Dia menghela nafas dan mengatakan "namaku adalah Diah Pramawati panggil aku Wati!! Aku adalah gadis terkaya no 1 di angkatan kita.. kalau kamu butuh sesuatu bilang aja samaku yah!!" Ucapnya.
"Hmm.. iya.." Ucapku kaku.
Aku adalah Sari Mahasiswi Baru di Universitas Epistemolog. Mengambil jurusan BK karena saran dari teman-teman ku yang mengatakan bahwa aku adalah pendengar yang baik. Sebenarnya, aku tidak yakin.. tapi diantara semua jurusan aku juga tidak minat. Hanya BK lah yang masih bisa menarik diriku untuk melanjutkan ke dunia perkuliahan.
Aku sudah gapyear selama 2 tahun, itu karena aku keasikan kerja. Aku pernah berhenti memikirkan tentang kuliah, karena kupikir aku sudah sukses memberi lebih pada orang tuaku. Tapi, Sahabatku yang satu itu dia mungkin tak memaksaku tapi cara dia berbicara dia hawatir jika aku tidak kuliah seakan masa depanku akan hancur.
Padahal dia sendiri yang bilang "sukses itu bukan cuman gelar" tapi benar dia juga pernah berkata "tapi setidaknya Gelar akan membawa nama keluargamu dan dirimu lebih dipandang keatas oleh orang-orang.. memang benar, awalnya menyulitkan tapi, aku tipikal orang yang berusaha walau kehausan tak punya biaya tuk kuliah.. dan satu lagi.. mendiang ayahku mau aku memiliki gelar sepertinya yang s1 malah kalau bisa lebih baik.. jadi.. aku akan teruskan.." Ucapnya waktu itu.
Selama beberapa bulan aku disini aku hanya pergi ke perpustakaan. Sahabat yang menyebalkan itu terus menerus mengirim chat berisi pertanyaan tentang phobia. Padahal aku baru masuk kuliah, Tapi anehnya cara dia menanyakan semua tentang phobia itu selalu berhasil membuatku penasaran.
"Wow.. benar-benar gadis yang rajin ya.." Ucap suara anak cowok yang terdengar dekat. Tapi aku tak melihat siapa-siapa. Perpustakaan ini mulai terasa menakutkan.
***
*Wina POV
"Kepada Sari ya.. ini Untukmu sahabat baikku. Bagaimana kabarmu? Aku baik-baik saja disini. Ini adalah tahun ke tiga ku di Universitas Melodi. Sementara ini adalah tahun pertamamu di Universitas Epistemolog. Aku harap kau baik-baik saja disana trimakasih sudah berusaha mendengarkan saran sahabatmu ini. Aku bahagia dengan keputusanmu untuk melanjutkan kuliahmu meski entah mengapa aku merasa mungkin kau pernah berfikir untuk tidak kuliah. Namun, seperti kataku aku bukan tipikal sahabat yang akan memaksa pilihanmu ataupun memaksa kehidupanmu. Sekarang masih sempat untuk berhenti kuliah jika kau ragu dengan pilihan tuk kuliahmu. Aku akan selalu mendukung keputusan mu selama itu tidak melenceng dari jalan Allah SWT wkwkwk.. keep stay Istiqomah yah.. Dari Wina Sahabat karibmu.. Assalamualaikum.wr.wb" Bacaku lagi setelah menuliskan surat itu.
Benar, kenalkan namaku Wina Junartisa. Aku adalah mahasiswi prodi Seni Musik dari Universitas Melodi. Tinggi badanku naik 1 centi tahun ini 157 yah.. setidaknya aku bersyukur soal itu. Lalu berat badan ku? Aku pikir tidak ada gunanya. Walaupun aku kurus di kost-an saat pulang nnti aku yakin akan kembali berisi.
Kalian tau kehidupanku sebagai mahasiswi prodi seni musik bagaimana? Disini benar-benar menyenangkan, menakutkan, menegangkan, dan membahagiakan. Sebagai mahasiswi seni musik yang mengambil mayor Violin. Maka aku sering berlatih di ruangan divisi String. Benar, jika aku tidak latihan akan ada banyak tatapan menakutkan para kating.
Ah.. iya benar, kalian pasti tidak tau kan apa itu violin? Violin itu sebutan bahasa inggris dari Biola. Dan string merupakan kumpulan alat musik yang dimainkan dengan cara di gesek. Tapi Harpa dipetik sih.. nah, alat musik string yang ada di universitas melodi ada 4 macam. Violin/Biola, Viola, Violoncello/Cello, Dan Contrabass/Double bass.
Nah, sahabatku yang tadi itu. Dia.. hmm.. dia benar-benar sahabat yang terbaik. Ya, aku mengakuinya karena dia memang sahabat baik. Aku masih ingat saat aku sakit dan orang tuaku tidak ada dirumah, ia datang membawa bubuk jahe. Bukankah itu lucu? Ah iya, aku masih menyimpan bubuk jahe itu sampai sekarang karena mengingat tingkah konyolnya yang lucu. Jarang bisa menemukan sahabat seperti itu.
"Aku bahkan bukan apa-apa di hidupnya.. dia juga memiliki banyak teman.. aku sedikit merasa takut suatu saat ia memilih sahabat barunya dibanding sahabat karibnya ini.. apalagi, aku tidak pandai berkata lembut pada teman-teman ku ataupun dia.. omonganku selalu kasar.. hanya lewat tulisan lah mungkin yang akan memperlihatkan jati diriku.. karena itulah aku suka menulis surat"
"Oyy!! Wina!!" Triak salah seorang katingku yang bernama Via. "Astagfirullah.. ngagetin tau kak!!" Ucapku dengan dia masuk dengan tatapan tajam.
"Ngapain duduk ngelamun? Bukannya latihan.. Dah sampai mana latihannya?" Tanya nya.
"Kakak kapan kesini? Dan.. ngapain?" Tanyaku.
"Oh.. gak boleh emang kakak kesini karena dah lulus yah?" Tanyanya lagi dengan aku yang menghela nafas. "Siapa tau kakak datang karena ada keperluan.. wina cuman nanya loh.. jangan ngamuk napa?" ucapku lagi dengan dia tersenyum.
"Coba mainkan etude yang kamu hapal!" Ucapnya membuatku terdiam sejenak. Ada perasaan sesak tidak ingin memainkan apapun. Aku seperti mengalami kekosongan. "Wina pulang deh kak.. tiba-tiba gak mood.." Ucapku menggaruk kepala yang tak gatal.
"Lah.. suruh main etude kok malah mau kabur.. cepat lah tunjukkan ke kakak sampai mana kemampuanmu?" Tanya kak Via membuatku melihatnya. "Kalau begitu anggap saja aku tak memiliki kemampuan malam ini untuk ditunjukkan.. aku sedang merasa tidak ingin memainkannya.. jangan memaksaku.. maaf kak!! Wina mau balek.." Ucapku keluar ruangan dengan membawa violin ku.
"Ada apa win? Kok kek emosi gitu?" Tanya Pito padaku yang langsung berhenti dan menatapnya tajam. "Sebaiknya kau diam!" Ucapku kasar dan pergi keluar dari ruangan string.
Tanpa menyapa para kating yang sedang istirahat. Tanpa sepatah kata, dan penuh emosi yang berapi-api. Sampai 10 meter setelahnya aku terdiam sejenak berhenti dan melihat ruangan itu. "Hampa.. ada kekosongan yang terjadi di hatiku.. feelingku seperti akan ada yang datang.. apapun itu aku harap aku siap.. mengapa insting ku sering kuat sih.." Ucapku ingin berteriak.
"Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah.. ya Allah aku kenapa sih.. duh.. kak Via baru datang main ku tinggal aja lagi.." Ucapku yang kesal sendiri dan mengambil ponsel mengetik minta maaf pada kak via atas kelakuan tidak sopan ku.
Berjalan dimalam gelap.. untunglah kost ku dekat. Saat aku sampai aku mengambil plastik dan berteriak di dalamnya yang kemudian ku letuskan. "Kurasa kapan-kapan ku coba dikelas saja.." Ucapku. Yang secara tiba-tiba lampu kost ku padam aku langsung menghidupkan cahaya ponsel dan melihat sekeliling. Aku bisa mendengar jelas ada yang menekan saklar lampu. "Siapa? Dengar siapapun kau.. sebaiknya jangan menggangguku.. jika kau ingin hidup disini tinggallah disini tapi jangan ganggu aku!!" ucap ku lagi yang menghela nafas.
"Mengapa kau sering menghela nafas?" Tanya suara seseorang seperti diimut-imutkan. "Hei!!.. siapa itu?!!" Bentakku dan tiba-tiba lampu hidup dengan kedatangan tetangga kost-an ku. "Wina.. kau kenapa?" Tanyanya.
"Tidak apa.. aku hanya.. "
"Jangan mematikan lampu jika kau sendiri takut.. jangan teriak-teriak aku sedang istirahat.." Ucapnya dengan aku mengangguk dan kemudian mengunci pintu dan melihat sekeliling. Saat aku ingin menghela nafas aku menutup hidung dan mulutku dan langsung rebahan di kasur. "Kurasa aku akan berhenti menghela nafas.." Batinku dan tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ray
mampir ya, penasaran sama sinopsisnya
2023-11-16
0