"Ini sudah malam.. bagaimana cara aku menemukan mereka.." Ucapku berjalan disekitar kost-an ku. Untunglah tidak terlalu sepi. Aku melihat sekeliling dan memperhatikan semuanya dengan mengaktifkan penglihatan yang diberikan kitab ijabah.
"Untunglah aku memakai topi dan kacamata jadi takkan terlalu kentara warna mataku dan bentuk permata didahiku ini" batinku memperhatikan sekitar dan masih mencari. Namun, seketika aku merinding ada sosok cowok yang lewat barusan. Aku melihatnya berjalan menjauh dan melihat aura hitam disekitar tubuhnya. Mungkin dia salah satu penyihir itu. Tapi, aku harus mencari pangeran philip dan putri philia dulu. "Permisi.." Ucap suara berat seorang pria dibelakangku dan aku langsung melangkah menjauh melihatnya. Dia menatapku bingung dan tersenyum.
"Kau.. dari tadi berdiri disini.. orang-orang melihat dan berfikir kau sedang patah hati.. apa kau baik-baik saja?" Tanyanya dengan aku yang membaca informasi yang kudapat di penglihatan ini. "Pangeran Philip????!!!! Manusiaaaaa???!!!" Tanyaku dengan dia terkejut dan langsung menatapku tajam.
"Siapa kau?!" Tanyanya.
"Berarti benar.. pangeran Philip.. kau harus ikut aku!! Elpida demam... Aku disuruh alger mencarimu.. hanya kau yang bisa menyembuhkannya!!" Ucapku.
"Elpida.. sakit?" Tanyanya.
"Benar.. dia ada di kost-an ku.. Ayo cepat!!" Ucapku dengan dia mengikuti sampai di depan teras. Benar.. aku lupa dia cowok.. tidak mungkin aku membiarkannya masuk. "Begini.. kau.." tangannya langsung menyuruhku untuk diam dan seketika sosok yang datang.
"Siapa?" Tanyaku dengan philip mengarahkanku tuk dibelakangnya. "Siapa dia?" Tanyaku berbisik dengan informasi yang bisa kulihat. "Budak penyihir phoby?.. bukankah penyihir phoby yang menyebarkan sihir negatif di Phile kingdom?" Tanyaku dengan budak itu yang tersenyum melihat ku. Andai aku bisa melihat dibalik topeng itu siapa..
"Tak kusangka.. ternyata Phile kingdom malah memilih gadis sepertimu yah.." Ucapnya dengan aku mengenali suaranya.
"kak... Andra.." seketika dia mengibaskan jubahnya dengan philip yang langsung mendorongku terjatuh. Sementara dia terlempar jauh. "Philip..." Aku berdiri dan hendak membantu Philip namun, orang yang ku yakini kak Andra kini dihadapanku dan menunjukkan satu permata padaku yang langsung terikat ditanganku membentuk gelang dan ia menghilang. Aku terdiam mematung dan sekali lagi ada kekosongan dibenakku. Rasa sesak sakit yang kadang muncul itu kembali. "Hei.. apa kau baik-baik saja?" Tanyanya.
"Iya.. aku baik.. sedikit.. ah benar.. aku ambil elpida dulu.." Ucapku masuk membawa elpida dengan dibalut kain agar hangat. Philip memunculkan tanda permata miliknya yang berada di pipi dengan mata berwarna biru. Sama seperti permata milik Elpida. "Dia mengarahkan tangannya dan menyembuhkan Elpida yang seketika langsung menuju ke arah Philip seperti melepas rindu. "Pangeraaann.. huaaa... Aku merindukanmu.. huhuhu.. trimakasih sudah menyembuhkanku..." ucap Elpida dengan aku baru ingat bahwa pangeran philip adalah kakak tirinya. Pangeran philip dan putri philia merupakan saudara tiri dari ibu yang berbeda. Bentuk mereka sebenarnya sama dengan manusia.. hanya saja.. saat sampai disini spirit mereka tidak cukup dan terpaksa berubah seperti boneka. "Maaf yah.. aku telat datang.."
"...baiklah.. jadi.. boleh aku tanya?" Tanyaku dengan mereka yang menatapku bingung. "Kau disini tinggal dimana dan elpida akan tinggal dengan siapa?" Tanyaku lagi. Dia tersenyum dan mengatakan "kau akan tinggal bersamaku.. kau bisa mengajak beberapa temanmu agar tidak ada fitnah nantinya.." Ucapnya.
"Hah??" Tanyaku bingung.
"Aku akan jelaskan besok.. sementara itu aku akan pulang sekarang.. elpida kau dengan wina dulu.." Ucapnya.
"Kenapa? Apa aku tak bisa denganmu?" Elpida.
"Kau lebih aman dengan Wina.. aku yakin wina bisa menjagamu.." Ucapnya.
"Aku??" Tanyaku bingung.
"Tapi..." Ucapan elpida membuatku semakin ragu dengan diriku. "Jangan hawatir.. besok pagi aku akan kemari.." Ucapnya.
"Baiklah.." Elpida berpindah ke pundakku. Dengan Philip menepuk kepalaku dan tersenyum "jangan terlalu suka overthinking.. percayalah pada dirimu.." Ucapnya. "Overthinking sifat manusia.. apalagi kalau dah malam gini.." Ucapku dengan dia tersenyum. "Baiklah.. masuklah.." Ucapnya.
"Duluan yah.. ah benar.. kau hati-hatilah.." Ucapku masuk ke kamar kost-ku.
Elpida berkeliling dikamar itu senang karena dia sudah sembuh. "Sepertinya kau senang sekali yah.." Ucapku dengan Elpida yang tersenyum dan berkata "kau berhasil menerima kitab ijabah ke dalam dirimu maka itu akan mempermudah kita untuk menemukan semua permata.. lalu kau juga berhasil menyembuhkanku.. aku senang saat kau mencemaskanku.. kau benar-benar gadis yang perhatian dan baik.." Ucapnya dengan aku diam menyiapkan selimut.
"Kau mau tidur secepat ini?" Tanyanya.
"Biarkan aku istirahat.. aku sedang tidak mood.. kau istirahatlah.. jangan terlalu banyak beraktivitas.." Ucapku dengan lelah.
...****************...
*Sari POV
"Jika kau tidak ingin membantu.. setidaknya jangan membuat sahabatmu ragu untuk membantu kami.." Bentakan alger terus terngiang di kepalaku.
Aku tidak sadar telah menyakiti perasaannya. Tapi, aku juga hawatir pada Wina yang sering memprioritaskan orang lain. Sihir.. itu sama bahayanya dengan monster. Hah.. entahlah aku menundukkan kepalaku di meja depan supermarket. dengan kehampaan, kesendirian, dalam perenungan.
"Apa aku harus membantunya?" Tanyaku mengingat sahabat satu itu sudah melibatkan dirinya. Tiba-tiba ada suara wanita yang menemuiku. "Perasaanku saja atau kau memiliki aura berbeda?" Tanyanya. Aku terdiam melihat dirinya yang kemudian meletakkan minuman bersoda dan menjulurkan tangannya. "Namaku Filia.." Ucapnya dengan aku langsung berdiri terkejut dan mundur. "Putri philia.." Ucapku kecil dengan raut wajah dia terkejut.
Tidak.. aku masih belum mau menerima semua ini. "Maaf.. aku duluan kak.." Ucap ku pulang membawa jajananku. Sampai di kost aku melihat surat yang ada disamping Alger. "Dia menulis surat.." Ucapku melirik tulisannya yang tertuju padaku. "Maaf telah membentakmu.. maaf karena memaksamu.. aku akan pergi set.." Bacaku mengerti dia sudah tertidur sebelum menyelesaikan suratnya. Aku melihat ponselku dan melihat chat dari Wina.
Tertulis disana "Alger.. dia mungkin emosi karena adiknya yang sedang sakit, aku yakin dia tak bermaksud begitu .. aku juga bertemu pangeran philip dan dia sudah menyembuhkan Elpida... jadi kau tidak perlu hawatir.." Bacaku mengerti Wina itu mengatakan ini karena Alger sifatnya sama seperti Wina versi Cowok yang tersembunyi di kulit berbulu ini.
Aku melihat buku yang dia sebut sebagai kitab ijabah dan di belakangnya tulisan arab melayu yang kulihat itu berbeda dengan yang di baca Wina. Tapi, aku takut terjadi sesuatu.. jadi, sebaiknya besok saja aku putuskan.
...****************...
*Filia POV
"Dia tau aku seorang putri.." Batinku sejak tadi memikirkan respon kagetnya. Apa mungkin gadis itu adalah yang dipilih kitab ijabah? Aku bahkan belum menemukan kitab ijabah. "Hei.. apa yang kau katakan? Mengapa dia seperti ketakutan melihatmu begitu?" Tanya Satya.
"Mengapa kau tertarik pada gadis itu.. aneh banget.. kau bilang dulu kau menyukai gadis lain dan berkata tak ada yang bisa menggantikannya.. lalu mengapa sekarang menyukai gadis maba?" Tanyaku.
"Lagi pula aku tidak yakin gadis waktu itu masih menyukaiku atau tidak.. kami sudah kehilangan kontak jadi mungkin dia sudah bersama lelaki yang ada disekitarnya.. yang lebih membuatnya nyaman.." Ucap pria ini langsung ku pukul kepalanya.
"Kau tinggal katakan bahwa kau sudah tidak setia!!! Mengapa kau malah seakan memprediksi bahwa gadis yang pernah berhubungan denganmu tak menyukaimu lagi?!!" Ucapku.
Seketika itu dia terdiam dan menghela nafas "dia yang mengatakannya sendiri.." Ucapnya dengan wajah penuh emosi sedih itu. "Jadi?? Kau belum menjawab.. mengapa dia seperti terkejut saat melihatmu?" Tanya Satya.
"Entahlah.. kurasa dia sedang bimbang.. aku tadi dengar dia menyebut bahwa sahabatnya sudah terlibat dan mungkin dalam bahaya.. tapi .. aku tak terlalu dengar siapa nama sahabatnya.." Ucapku lagi.
"Yasudah.. ayo pulang.." Ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments