Bab 3

Tepat pada hari Sabtu ini, Syifa berkunjung ke rumah calon mertuanya. Dia sudah berjanji akan menginap pada hari Sabtu dan Minggu, dan rasa gugup mulai menggerogoti hatinya. Syifa mengendarai motornya, matanya sesekali melirik ke spion, memastikan jalanan aman. Dia tidak ingin terlambat sarapan bersama calon keluarga barunya. Bibirnya sedikit mengerucut, tangannya menggenggam erat stang motor, seakan ingin meredam rasa gugup yang mulai menjalarinya.

Sesampainya di rumah calon mertuanya, Syifa langsung turun dari motor dan berjalan menuju ruang makan. Saat dia berjalan, tiba-tiba ada tangan yang menarik pinggangnya. Sontak, gadis itu terkejut, matanya terbelalak.

"Siapa?" tanya Syifa, suaranya sedikit gemetar.

Gadis itu berbalik badan, dan melihat Anggi yang memeluknya dari belakang. Senyum bahagia langsung merekah di wajah Syifa, matanya berbinar-binar.

"Aku sudah menunggu mu sejak tadi, apakah di luar macet?" tanya Anggi pada sang kekasih.

Syifa menggelengkan kepala, dan mereka berjalan menuju ruang makan. Kemudian, duduk di sana.

"Pagi semuanya," ucap Syifa dengan lembut, matanya berbinar-binar.

"Pagi juga, sayang," jawab Syerkhan dan Dila bersamaan.

Syifa tersenyum, dan dia mulai mengisi piringnya dengan lauk pauk. Kemudian, memakan sarapan sampai habis.

"Semuanya, Minggu depan, papa akan ke luar kota bersama Syifa," ucap Syerkhan dengan lembut.

Semua yang ada di sana tersenyum dan mengangguk tanda setuju, karena Syifa dan Syerkhan sering pergi ke luar kota berdua.

"Sayang, aku pergi kerja dulu. Kamu di sini sama Papa dan Mama, ya?" ucap Anggi dengan mesra, tangannya mengelus lembut rambut Syifa.

"Baik," jawab Syifa dengan manja, matanya berbinar-binar.

Anggi bangun dan mengelus-elus kepala Syifa dengan lembut, kemudian dia mencium tangan mama dan papanya, baru ia bergegas pergi dari sana.

Setelah kepergian Anggi, Dila bangun dan mencium Syifa kemudian memberikan gadis itu kunci kamar tamu.

"Kamu di rumah sama Papa dulu. Karena, mama ada arisan sama teman-teman mama," ucap Dila dengan lembut.

"Baik, Mama," jawab Syifa dengan lembut.

Dila minta maaf, karena dia memang ada arisan setiap Minggunya dan Syifa sudah mengerti sehingga dia memberikan wanita paru baya itu pergi.

"Pergi dulu, semuanya!" Dila bergegas pergi dari sana.

Kini, hanya tinggal Syifa dan Syerkhan berdua dan mereka saling menatap satu sama lainnya.

"Kita ke ruang kerja papa saja, karena ada berkas yang papa tidak mengerti," ucap Syerkhan sambil beranjak bangun.

Syifa mengikuti langkah pria itu masuk ke dalam ruangan kerja, dan mereka duduk berdua sambil membaca berkas tersebut.

"Ternyata seperti itu. Jujur, papa tidak mengetahui," ucap Syerkhan sambil memuji gadis itu.

Syifa tersenyum, karena dia juga masih belajar tentang bisnis yang di kelola Syerkhan saat ini.

"Terima kasih sayang." Syerkhan hendak mencium kening Syifa.

Namun, gadis itu malah bangun, sehingga Syerkhan mencium bibir gadis itu tanpa sengaja, dan keduanya saling bertatapan, tanpa melepaskan ciuman itu.

'Ya ampun, apa yang sudah aku lakukan?' batin Syerkhan dengan polos. Wajahnya memerah.

Sedangkan Syifa langsung melepaskan ciuman mereka, karena hal itu tidak seharusnya terjadi. Pipinya memerah, matanya terbelalak.

"Maaf sayang, tadi papa tidak sengaja," ucap Syerkhan dengan lembut.

"Tidak apa-apa, bukankah kita melakukannya dengan bersamaan," jawab Syifa, pipinya merona.

Gadis itu langsung bangun, kemudian berjalan ke luar dari ruangan Syerkhan, karena dia takut hal yang tidak diinginkan terjadi.

Sedangkan Syerkhan, dia diam menatap kepergian Syifa sambil memegang bibir yang terasa masih basah.

'Seharusnya aku tidak melakukan hal tadi. Tapi, semua itu terjadi bukan karena kemauan ku, semuanya tidak sengaja,' batin Syerkhan.

Pria itu masih memikirkan apa yang terjadi tadi, karena ini kali pertama buat mereka. Padahal, Syerkhan sering mencium gadis itu bila bertemu.

. . .

Syifa duduk di dalam kamar tamu, sambil bermain ponselnya. Dia rindu masa-masa dulu, saat kedua orang tuanya masih hidup. Matanya berkaca-kaca, bibirnya mengerucut. Tangannya mengepal erat, seakan ingin menahan air mata yang mulai menetes.

Setiap hari Minggu, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, dan sekarang dia selalu sendiri. Walaupun ada Syerkhan yang menemaninya.

Tetap saja, dia tidak enak kalau selalu berdua bersama calon mertuanya. Walaupun Syerkhan tidak pernah merasakan keberatan.

"Aku rindu pada ayah dan ibu," ucap Syifa lirih.

Gadis itu meneteskan air mata, karena dia benar-benar sangat merindukan sosok kedua orang tuanya.

Tiba-tiba saja, pintu terbuka tentang Syerkhan yang masuk ke dalam dan langsung menghampirinya.

"Ada apa sayang, katakan saja?!" tanya Syerkhan dengan cemas.

Sebab, dia melihat kalau Syifa menangis tersedu-sedu dan memeluknya dengan sangat haru.

"Syifa rindu ayah dan ibu," jawab Syifa dalam tangisannya.

Syerkhan mencium puncak kepala Syifa, karena dia tidak tega kalau melihat gadis itu menangis, merindukan kedua orang tua yang sudah meninggal.

"Sayang, jangan menangis lagi, di sini ada papa dan mama, juga ada Anggi bersamamu yang sangat menyayangi mu," ucap Syerkhan dengan lembut.

Syifa terus menangis, karena dia masih sedih mengingat kembali kejadian di mana kedua orang tuanya kecelakaan.

Sedih, sakit, kecewa, marah, menjadi satu dalam pikiran Syifa sekarang. Sehingga, gadis itu tidak berhenti menangis.

"Sayang, ada papa di sini," ucap Syerkhan dengan lembut.

Syifa berhenti menangis, dan dia melepaskan pelukannya, kemudian menatap wajah Syerkhan dengan lirih.

"Om, apakah mereka di sana tidak merindukan Syifa?" tanya Syifa dengan lirih.

Syerkhan bingung harus menjawab apa, sehingga dia menarik tangan Syifa dan memeluk gadis itu dan membawanya tidur ke ranjang tanpa melepaskan pelukannya.

"Tidurlah sayang, karena dengan tidur. Kamu bisa melupakan rasa rindu yang terpendam lama," ucap Syerkhan dengan lembut.

Syifa diam dan mulai menutup mata, karena sejujurnya dia merasa nyaman ada di dalam pelukan Syerkhan seperti sekarang. Sama saat dia memeluk sang ayah dulu.

'Terasa sangat nyaman ada di dalam pelukan ini. Tapi, tidak seharusnya aku berdua di dalam kamar bersama om Syerkhan,' batin Syifa.

Sejujurnya, gadis itu takut ada orang yang salah paham padanya dan juga Syerkhan, karena berdua di dalam kamar.

'Aku senang, karena Syifa bisa tenang ada di dalam pelukan ku seperti ini,' batin Syerkhan.

Pria itu semakin menikmati pelukannya, sehingga pikiran liar masuk ke dalam pikirannya. Namun, dia langsung menempis-nya.

'Aku harus ingat, kalau dia adalah calon menantu ku. Jangan sampai aku berpikir ingin menguasai Syifa,' batin Syerkhan.

Pria itu masih normal, kalau berdekatan dengan wanita seperti ini.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

lah masa gak ada yg curiga

2024-10-11

0

Pisces97

Pisces97

sepolos²nya wanita jika sudah 25 tahun punya otak deh...
biasanya orang polos jika sudah 25 tahun polosnya juga lebih berkurang tapi ni anak kyk menikmati ya...
aku aja sama bapak kadung walaupun pernah tidur bareng satu ranjang gk berpelukan kyk gitu deh 😂

2024-06-09

0

Masiah Cia

Masiah Cia

tidak sopan saling peluk apa lg sambil tiduran bdi ranjang yg sama, dan juga koq dikit2 cium pipi, kening ,biar pun sayang tetap ada batasnya, Krn sdh sama2 dewasa dan TDK hub.darah sama skali

2023-08-18

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 bab 2
3 Bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 Bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 16 > Merasakan hal yang sama
17 17 > Tetaplah di sini
18 18 > Jadi bencong
19 19 > Papamu
20 20 > Operasi
21 21 > 12 Tahun lamanya
22 22 > Tinggal di toko
23 23 > Wanita kuat
24 24 > Calon Suaminya!
25 25 > Takdirku
26 26 > Bahagia dengan pria lain
27 27 > Rumah yang sama
28 28 > Lumrah
29 29 > Pelukan Terakhir
30 30 > Tuduhan Syerkhan
31 31 > Semakin merajuk, akan semakin besar cintaku
32 32 > Isyarat
33 33 > Kasihan
34 34 > Waktu Singkat
35 35 > Penyesalan
36 36> Benih Om Syerkhan
37 37 > Jodoh
38 38 > Malu
39 39 > Hari paling Bahagia
40 40 < Heran
41 41 > Ingin berlama-lama
42 42 > Tanpa Paksaan
43 43 > Bersikap Manis
44 44 > Sakit hati
45 45 > Sepertinya kita sama
46 46 > Bunda
47 47 > Salah Paham
48 48 > Kamu tidak merindukan aku?
49 49 > Bercerai
50 50 > Bangku SMP
51 51 > Rasa yang tertinggal
52 52 > Dasar Mesum!
53 53 > Menghamili Istrinya
54 54 < Tidak menyangka
55 55 > Seperti anak-anak
56 56 > Aneh?
57 57 > Sudah pasti mengandung
58 58 > Nyatanya tidak ada
59 59 > Saling Kenal
60 60 > Aku mencintaimu
61 61 > Keluarga Kecil
62 62 > Buket bunga
63 63 > Tuan Putri
64 64 > Heppy Birthday
65 65 > Jeruk kasturi
66 66 > Tidak tertarik
67 67 > Papa Pasti Cemburu
68 68 > Salah Paham
69 69 > Will you marry me?
70 70 Wanita kampung
71 71 > Kepo
72 72 > Sangat mencintai kalian berdua
73 73 > Bulan
74 74 > Kenapa?
75 75 > Mendua
76 76 > Heppy Wedding
77 77 > Datang Bulan
78 78 > Mirip Anggi
79 79 > Hamil
80 80 > THE END
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1
2
bab 2
3
Bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
Bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
16 > Merasakan hal yang sama
17
17 > Tetaplah di sini
18
18 > Jadi bencong
19
19 > Papamu
20
20 > Operasi
21
21 > 12 Tahun lamanya
22
22 > Tinggal di toko
23
23 > Wanita kuat
24
24 > Calon Suaminya!
25
25 > Takdirku
26
26 > Bahagia dengan pria lain
27
27 > Rumah yang sama
28
28 > Lumrah
29
29 > Pelukan Terakhir
30
30 > Tuduhan Syerkhan
31
31 > Semakin merajuk, akan semakin besar cintaku
32
32 > Isyarat
33
33 > Kasihan
34
34 > Waktu Singkat
35
35 > Penyesalan
36
36> Benih Om Syerkhan
37
37 > Jodoh
38
38 > Malu
39
39 > Hari paling Bahagia
40
40 < Heran
41
41 > Ingin berlama-lama
42
42 > Tanpa Paksaan
43
43 > Bersikap Manis
44
44 > Sakit hati
45
45 > Sepertinya kita sama
46
46 > Bunda
47
47 > Salah Paham
48
48 > Kamu tidak merindukan aku?
49
49 > Bercerai
50
50 > Bangku SMP
51
51 > Rasa yang tertinggal
52
52 > Dasar Mesum!
53
53 > Menghamili Istrinya
54
54 < Tidak menyangka
55
55 > Seperti anak-anak
56
56 > Aneh?
57
57 > Sudah pasti mengandung
58
58 > Nyatanya tidak ada
59
59 > Saling Kenal
60
60 > Aku mencintaimu
61
61 > Keluarga Kecil
62
62 > Buket bunga
63
63 > Tuan Putri
64
64 > Heppy Birthday
65
65 > Jeruk kasturi
66
66 > Tidak tertarik
67
67 > Papa Pasti Cemburu
68
68 > Salah Paham
69
69 > Will you marry me?
70
70 Wanita kampung
71
71 > Kepo
72
72 > Sangat mencintai kalian berdua
73
73 > Bulan
74
74 > Kenapa?
75
75 > Mendua
76
76 > Heppy Wedding
77
77 > Datang Bulan
78
78 > Mirip Anggi
79
79 > Hamil
80
80 > THE END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!