POV. YUKA
Hari ini aku berjualan seperti biasanya, aku biarkan nenek untuk beristirahat karena keadaan nenek yang masih kurangnsehat. Sudah waktunya aku yang mencari nafkah secara mandiri, agar nenek tidak terlalu lelah dalam usia senjanya. Hari ini ku rapikan semua daganganku, pagi-pagi sekali aku sudah sampai di pasar tradisional. Tampak pengunjung berlalu-lalang di area pasar dengan ramah aku pun melayani para pembeli yang sedang berbelanja di lapakku.
"Hai, kamu. Aku ingin lobak segar ini, berikan aku 5 lobak yang besar ya." Ucap seorang wanita yang saat ini sedang berbelanja di lapak lobak milikku.
"Baik, akan aku rapikan lobaknya. Ini 5 lobak yang paling segar aku berikan kepadamu. Semoga kamu kembali berbelanja ke lapakku untuk besok hari." Ucapku dengan ramah, senyumku selalu menghiasi saat aku melayani pembeli.
Kulihat daganganku mulai habis, hanya tersisa beberapa lobak dan sayur-mayur yang lainnya. Dengan bersemangat aku menawarkan daganganku kepada pembeli yang berkunjung di pasar tradisional ini.
"Silakan, berbelanja. Lobaknya masih segar dan juga sayur mayur, ini hanya tinggal sedikit lagi. Kemarilah berbelanja, nanti segera habis." Ujarku kepada salah satu pembeli yang saat ini mulai menghampiriku.
"Wah, benar sekali. Lobak di sini sangatlah segar, sayur-mayurnya begitu hijau. Aku ingin semua lobak ini, tolong masukan ke keranjang ku." Ucap dari ibu paruh baya yang saat ini sedang berbelanja di lapakku.
"Apakah nyonya ingin melengkapi sayurnya? Jika Anda membeli sayur hijaunya akan kuberikan bonus satu ikat untuk mu." Seruku bernegosiasi dengan pembeli saat ini.
"Wah, kamu ini. Padai sekali berdagang, baiklah. Jika seperti itu, aku beli semua daganganmu." Ucap Ibu pembeli yang menyetujui atas tawaranku, dengan bersamangat aku pun memasukan sayur dan lobak kedalam kerajanjang belanjaanya.
"Semua pesanan Anda sudah aku masukan ke keranjang. Aku berikan bonus 1 ikat sayur hijau untukmu." Ucapku kepada pembeli, aku serahkan keranjang belanjaanya saat ini. Dengan cekatan, dia langsung memberikan uangnya kepadaku.
"Nona, ini uangnya. Terima kasih banyak." Sahut Ibu pembeli berterima kasih. Aku pun membalasnya dengan senyuman di iringi dengan ucapan terima kasih kembali.
Waktu menunjuk'kan pukul 12.00 siang. Daganganku sudah habis tidak bersisa, aku sangat senang sekali karena aku bisa pulang cepat. Ini adalah hari keberuntunganku, aku bisa merawat nenek agar nenek bisa makan siang dan meminum obat dengan tepat waktu. Tidak aku duga ada wanita cantik yang menghampiri, wajahnya begitu menyeramkan. Sepertinya dia marah melihatku, matanya yang begitu tajam. Seolah menusuk pandanganku, dia berjalan dengan begitu tergesa-gesa. Genggaman tangannya pun dia kepalkan, aku mulai bingung. Apakah aku memiliki kesalahan kepada wanita tersebut? Aku berusaha tidak menghiraukannya karena aku sama sekali tidak mengenali wanita itu. Sontak aku pun terkejut saat dia menamparku dan aku mulai teringat akan wanita yang tempo hari menamparku.
PLAKKK!!!
Tanparan itu mendarat tepat di pipiku, dengan spontan aku pun menangis lalu aku mempertanyakan mengapa dia melakukan hal seperti ini berulang kali kepadaku.
"Hai, Putri. Mengapa menamparku? Aku sama sekali tidak membuat kesalahan tetapi mengapa kamu selalu menyakiti ku. Tidak bisakah kamu berbicara baik-baik saat ini, agar aku mengetahui di mana letak kesalahanku." Ucapku seraya keberatan dengan perlakuan Putri Suzuka, tiba-tiba ada satu laki-laki yang memakai pakaian kerajaan dia menghadangku dengan kasar.
"Jaga mulutmu baik-baik, gadis miskin. Tidak adakah sopan satun yang kamu berikan pada Putri Suzuka. Kamu sekarang sedang berhadapan dengan putri mahkota Kerajaan Suji, beraninya kamu melawan kepada seorang Putri Suzuka." Ucap kasar pengawal kerajaan dengan dia mendorong tubuhku saat ini.
Braaak gubrak.
Tubuhku gontai, aku terjatuh ke tanah. Semua orang menatapku dengan sinis. Aku pun menangis ketakutan, tubuhku bergetar. Keringatku bercucuran dengan deras. Aku pun bingung, di mana letak kesalahanku saat ini. Tatapan bengis mengelilingi penglihatanku, mereka menunjuk ke arahku.
"Tuan, maafkan Aku. Akan tetapi aku sama sekali tidak tahu di mana letak kesalahan yang aku perbuat. Bagaimana mungkin seorang gadis miskin sepertiku, bisa berurusan dengan putri kerajaan." Ucapku dengan terbata-bata, gigiku berbenturan seraya aku benar benar ketakutan.
"Diam kamu, gadis miskin. Aku peringatkan kepadamu, jangan pernah kamu bergaul dengan putra mahkota. Kenzi adalah anak laki-laki satu-satunya dari Kerajaan Suji. Bisakah kamu tahu diri? Jangan besar kepala kamu, tidak mungkin kamu akan diangkat derajatnya oleh Kenzi. Pengawal, mari kita pulang sekarang. Tinggalkan sampah tidak berguna ini." Ucap putri mahkota dengan begitu marahnya, sepertinya dia murka kepadaku. Dia pun berangsur meninggalkanku saat ini, pandangan ku mulai kabur. Sakit rasanya kepala ini, semua orang mengelilingi diriku. Bahkan seisi pasar tradisional mencibirku, seolah menjauhiku. Aku benar-benar berada di titik terendah, ku beranikan diri untuk aku bangkit dari jatuhku. Kuraih uang hasil daganganku hari ini, rasa malu dan juga takut berkecambuk di pikiranku. dengan derai air mata aku pun pulang ke rumah.
Sesampainya aku di rumah, tangisan ini masih menyelimutiku. Sesak berirama dengan kesedihaku, sembari tersedu - sedu. Tanpa ku sadari, ternyata nenek tahu aku sudah pulang.
"Yuka, kengapa kamu menangis? Siapa yang menyakitimu, nak?" Tanya nenekku lalu dia memeluk erat tubuhku.
"Aku tidak apa-apa, nek. Wanita itu menghancurkan hari bahagiaku, tidak mengerti apa yang terjadi hari ini. Padahal kufikir hari ini hari keberuntungan ku, ternyata aku salah besar. Yuka, sangat senang sekali dagangan laris habis dengan cepat, semua itu berubah setelah kedatangan satu sosok wanita yang menampar pipiku. Aku dipermalukan di depan umum, bahkan Aku didorong oleh pengawal pribadinya. Wanita itu adalah Putri Suzuka, dia adalah putri mahkota Kerajaan Suji. Lebih tepatnya dia adalah anak dari Kaisar Suji." Ucapku dengan sesekali mengusap air mataku.
Sontak mata nenek pun membelalak, tangannya menutupi katup mulutnya seraya Nenek sedang benar-benar terkejut.
"Mengapa nenek seperti itu reaksinya?" Tanyaku kepada nenek.
"Apakah nenek tidak salah dengar? Wanita itu bernama Putri Suzuka? benarkah? Jika memang benar, itu adalah kakak perempuan dari Kenzi. Sebaiknya kamu berhati-hati, jika ingin bertemu dengan Kenzi. Permasuri Yiza tidak akan mengijinkan anak-anaknya bergaul dengan rakyat jelata, perangai Permaisuri Yiza persis seperti Putri Suzuka. Tetapi ada satu rahasia besar yang tidak diketahui oleh Kaisar Suji sampai detik ini, nenek masih menyimpan baik-baik rahasianya." Ujar nenek dengan nada yang begitu tinggi.
"Hah, benarkah? Aku masih bingung nek mengapa nenek memiliki rahasia kerajaan. Siapa nenek sebenarnya?" Tanya aku berulang kali kepada nenek.
"Pada waktunya nanti, kamu akan mengetahui siapa dirimu sebenarnya. Aku akan menceritakan hal ini di waktu yang tepat, biarkanlah Putri Suzuka sekarang berbuat jahat kepadamu, akan tetapi suatu saat dia akan menyesali perbuatannya." Sahut nenek dengan membelai rambutku. Aku pun hanyut di dalam pelukan nenek.
"Terima kasih, nek. Nenek selalu ada untukku, jangan pernah tinggalkan aku." Ucapku seraya benar-benar terpuruk saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Fans fantasi timur
Yuka cuma punya nenek..
2023-07-30
0
Suani key
Yuka di tampar, kasihan sekali.
2023-07-27
0
Ara Julyana
kasihan yuka ya
2023-07-19
0