Hari ini aku bersiap untuk pergi ke pasar tradisional bersama Jae jun, seperti biasa aku ingin melihat kemakmuran rakyatku. Tidak sedikit rakyat yang masih kesulitan untuk bertahan hidup.
"Pangeran Kenzi.. Apakah Anda sudah siap? Kuda putih telah berada di depan pintu gerbang kerajaan." Tanya Jae Jun saat ini kepadaku.
"Baiklah, tunggu aku di depan gerbang. Aku akan bergegas pergi ke sana tetapi sebelumnya aku ingin bertemu dahulu dengan ayahku." Ucap ku kepada Jae Jun lalu aku meninggalkan Jae Jun saat ini.
Untuk kali ini aku ingin berniat berbicara kepada ayah tentang memajukan kemakmuran rakyat Kerajaan Suji, perlahan aku berjalan lalu aku menemui ayah yang sedang duduk di singgasana saat ini.
"Selamat pagi, ayah." Salamku kepada ayah sembari aku membungkuk.
"Selamat pagi, Kenzi. Sepertinya kamu telah bersiap untuk berkeliling bersosialisasi bersama rakyat." Ujar ayah seraya dia mengerti apa yang akan aku lakukan hari ini.
"Benar sekali, ayah. Aku ingin menyusuri desa-desa yang ada di belakang Kerajaan Suji. Sepertinya untuk kemakmuran rakyat harus segera di sejahterakan, kemarin aku berkeliling bersama Jae Jun dengan menunggangi kuda. Ternyata masih banyak rakyat jelata yang sangat sulit untuk mencari sesuap nasi, tujuanku berkeliling desa adalah untuk memeratakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Kerajaan Suji. Apakah ayah tidak keberatan dengan apa yang aku lakukan?" Ucapku kepada ayah saat ini.
"Wahai, Putraku. Kamu mewarisi sifatku, perangaimu begitu kuat sebagai seorang Pangeran Kenzi. Sudah seharusnya sebagai putra mahkota kamu memikirkan keadaan rakyat, bukan hanya tentang kekayaan diri sendiri. Ayah akan selalu mendukungmu, nak. Teruslah menjadi seorang pangeran yang adil dan bijaksana." Ucap ayah saat ini menenangkan ku. Raut wajah ayah begitu memukau, ayah adalah sosok panutanku saat ini.
"Baiklah, ayah. Aku akan segera pergi tetapi sebelumnya aku minta tolong kepada ayah, jangan utarakan hal ini kepada ibu dan kakak karena mereka pasti tidak akan suka dengan misi yang aku lakukan saat ini.
"Hehe hehehe. Tenang saja Kenzi, ayah tahu persis sifat ibu dan kakakmu. Jadi bersegeralah kamu dengan misimu, hati-hati kamu di jalanan." Seru ayah saat ini.
"Sampai jumpa ayah, aku pamit pergi." Sahut ku kepada ayah dengan aku segera meninggalkan ruangan ini.
Saat aku berjalan menuju gerbang, terlihat Jae Jun sudah mempersiapkan lima kuda yang berbaris. Satu kuda putih akan aku tunggangi lalu empat lainnya akan ditunggangi oleh para ajudanku. Aku lebih nyaman menggunakan kuda sendiri, dibandingkan aku harus menaiki kereta. Aku tidak ingin rakyatku sungkan kepadaku, maka dari itu kuda putih ini adalah sebagai kendaraanku.
"Jae Jun, aku sudah siap." Ucapku kepada ajudanku yang bernama Jae Jun.
"Baiklah Pangeran Kenzi, mari kita berangkat." Seru Jae Jun kepada tiga ajudan lainnya.
Seperti biasa kami berkeliling desa untuk melihat keadaan rakyat, tidak segan kami membantu rakyat yang sangat kesusahan. Persediaan makanan dan juga sayur mayur kami bagikan secara merata karena ini adalah tujuan utamaku memeratakan kemakmuran rakyat jelata. Setelah merasa cukup memasuki desa-desa. Tibalah waktunya aku mencari gadis manis itu. Mataku membidik semua orang yang berada di pasar tradisional. Kali ini tertuju pada satu titik, aku melihat sosok gadis yang kemarin aku temui.
"Berhenti.." Ucapku kepada para ajudan, dengan serempak mereka terhenti. Semua ajudan berhenti tepat di belakangku. Aku menuruni kudaku lalu aku menunjuk ke arah gadis yang kemarin kulihat.
"Pangeran Kenzi, gadis itu bernama Yuka. Hampiri lah, jika Pangeran Kenzi ingin mengenalnya lebih jauh." Ucap Jae Jun kepadaku saat ini.
Aku pun menoleh ke arah Jae Jun lalu aku tersenyum. Aku turuni kudaku dan aku menghampiri gadis penjual lobak yang bernama, Yuka. Terlihat wajahnya menyiratkan kekhawatiran.
"Hai, Yuka. Apakah kamu berjualan lobak hari ini?" Tanyaku kepada gadis itu saat ini.
"Maaf, tuan. Hari ini aku tidak berjualan lobak. kedatanganku ke sini untuk membeli obat karena nenekku sedang sakit keras." Ucap gadis ini secara mengejutkan.
Aku-pun menawarkan diri untuk membantunya, ku perintahkan semua pengawalku untuk memanggil tabib kerajaan. Dia nampak sungkan kepadaku, karena dia tahu bahwa aku adalah seorang pengeran dari Kerajaan Suji.
"Kamu tidak perlu khawatir, Yuka. Aku akan menolongmu, biarkan mereka mencari tabib, kita pergi ke rumahmu sekarang." Ucapku kepada Yuka saat ini seraya aku menenangkan kegelisahan hatinya.
"Terima kasih banyak, Tuan Kenzi." Ucap Yuka saat ini.
Aku segera menghampiri Jae Jun beserta beberapa ajudanku yang lain.
"Segera kamu panggil tabib kerajaan, bawalah tabib itu ke rumah Yuka. Saat ini Nenek Yuka sedang sakit." Ucapku kepada Jae Jun.
"Baik, Pangeran Kenzi. Nanti aku menyusul membawakan tabib ke rumah, Yuka. Silakan Pangeran Kenzi berangkat terlebih dahulu bersama Yuka." Ucap ajudanku seraya dia mengerti perintahku. Aku pun segera kembali menghampiri Yuka lalu kami menunggangi kuda putih yang kubawa saat ini.
"Yuka, naiklah ke atas kuda. Segera kita pergi ke rumahmu untuk menolong nenekmu yang sedang sakit." Ujarku kepada Yuka saat ini. Akhirnya kami berdua pun pergi menemui nenek Yuka yang sedang terbaring lemas di rumah. Setibanya di depan rumah Yuka, akhirnya aku masuk dan melihat kondisi keadaan nenek. Sepertinya keadaan nenek Yuka tidak baik-baik saja, tubuhnya begitu lemas dan wajahnya begitu pucat.
"Yuka, izinkan aku menemui nenekmu. Aku ingin berbicara denganya." Ucapku kepada Yuka saat ini.
"Silakan, Kenzi. Masuklah aku akan menunggu tabib di luar. Dengan tidak banyak berpikir, aku segera masuk dan menemui nenek Yuka yang sedang terbaring lemah di ranjang.
"Apa yang kamu rasakan? Wajahmu begitu pucat. Apakah kamu masih bisa bertahan?" Tanyaku kepada nenek Yuka saat ini.
Sontak Nenek Yuka pun terkejut melihat kedatanganku karena ternyata dia mengenaliku saat ini.
"Pangeran.. Apakah benar kamu adalah Pangeran Kenzi? Terima kasih banyak karena pangeran telah bersedia mengunjungi gubuk kecilku." Ucap nenek Yuka.
Tok tok tok tok tok tok tok tok tok tok.
Terdengar bunyi ketukan pintu, sepertinya itu adalah Jae Jun menghampiriku.
"Masuklah, Jae Jun." Seruku kepada Jae Jun.
"Pangeran, tabib sudah datang. Sebaiknya biarkan tabib mengobati nenek. Mari kita tunggu di luar saja, Pangeran." Ucap kepadaku saat ini.
"Baiklah, sebaiknya kita tunggu di luar. Biarkan tabib itu mengobati, nenek." Sahutku kepada Jae Jun.
Dari kejauhan terlihat Suzuka mengikuti tabib, seraya dia tidak senang atas bantuanku kepada Yuka. perlahan dia menghampiri dan keributan-pun tidak bisa di hindari.
Kakaku menampar wajah Yuka dan memperingatkanya agar tidak berhubungan denganku. Disini aku-pun tidak diam saja, aku akan selalu melindungi gadis ini dari segala ancama yang di berikan Suzuka.
Plakkk
Aku membalas tamparan Suzuka, aku perlakuan dia seperti dia memperlakukan buruk Yuka barusan.
"Kenzi, kurang ajar kamu." Ucap Suzuka dengan berlalu pergi meninggalkan kami.
Kejadian ini akan menjadi panjang saat aku berurusan dengan kaka dan ibuku. Aku-pun tidak akan segan melindungi rakyatku terutama gadis yang bernama Yuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Fans fantasi timur
Ah, kenapa aķu yang berbunga-bunga saat pangeran berkata seperti itu.
2023-07-30
0
Fans fantasi timur
cie mulai pdkt ini..
2023-07-30
0
Suani key
semoga cepat pulih nenek.
2023-07-27
0