POV. SUZUKA
Entah apa yang dilakukan adikku bersama ajudannya, dia sering kali keluar dari kerajaan dari pagi hari sampai sore. Apakah mungkin dia melakukan kegiatan sosial di belakangku? Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan itu, aku hanya takut putra mahkota Kerajaan Suji bergaul dengan rakyat jelata. Sepertinya itu sangat tidak selevel dengan kami sebagai putra dan putri mahkota.
Kenzi tahu benar tentang takhta yang dia emban saat ini, tetapi masih saja aku menyimpan keraguan kepadanya. Dengan sigap, aku segera berlari menghampiri ibuku untuk melakukan penyelidikan tentang apa yang dilakukan Kenzi bersama Jae Jun.
Entah mengapa langkah kakiku dipenuhi dengan pikiran negatif kepada Kenzi. Perdebatan dan perbedaan karakter, membuat kami tidak cocok satu sama lain. Mungkin di mata rakyat adikku memang sosok yang bijaksana tetapi bagaimana jika hal itu dipandang buruk oleh kerajaan lain. Ini akan membuat buruk nama citra Kerajaan Suji di mata kerajaan luar.
"Ibu, ibu ada dimana?" Teriaku saat ini mencari ibuku. Mataku dengan sigap melihat seisi kerajaan tetapi aku tidak melihat Ibuku saat ini. Aku segera pergi bergegas untuk masuk ke dalam kamar ibuku.
"Ibu.. Apakah ibu ada di kamar?" Tanyaku saat ini seraya mempertanyakan keberadaan ibu.
Dengan sabar aku menunggu ibu di depan pintu kamarnya, lama sekali rasanya menunggu Ibu membukakan pintu. Tidak lama kemudian pintu pun terbuka.
Kreek-krek cekrek.
Bunyi suara pintu terbuka saat ini, sampai aku dapat bertatapan langsung dengan ibuku.
"Ada apa Suzuka? pagi-pagi sekali kamu sudah membuat keributan." Seru ibu kepadaku saat ini.
"Apakah ibu tahu, apa yang dilakukan Kenzi bersama Jae Jun? Sepertinya apa yang mereka lakukan telah disetujui oleh ayah. Mungkinkah mereka melakukan bakti sosial atau pemerataan kesejahteraan rakyat? Jika memang benar hal itu terjadi, tidak terlalu masalah bagiku. Akan tetapi yang aku takutkan saat ini adalah Kenzi berteman ataupun bergaul dengan rakyat jelata. Apakah ibu tidak mencurigai Kenzi? Dia selalu pergi keluar dari kerajaan bersama Jae Jun secara diam - diam. Kenzi berangkat pagi-pagi buta dan pulang malam hari, beberapa hari ini Kenzi tidak pernah terlihat di dalam kerajaan. Apakah ibu tidak ingin menyelidikinya bersamaku?" Tanya ku kepada ibu saat ini.
Ibu pun menaikkan alisnya lalu dia mengenyitkan dahinya, seraya dia sedang berpikir tentang apa yang aku utarakan barusan. Tampak Ibu berjalan mondar-mandir, sepertinya Ibu mulai resah dengan kelakuan Kenzi.
"Suzuka, sebagai putri mahkota kamu seharusnya menjaga adikmu. Ibu tidak bisa keluar dari kerajaan tanpa seizin dari ayahmu, lebih baik kamu selidiki apa yang Kenzi lakukan di luar kerajaan. Setelah kamu mendapatkan informasi, segeralah beritahu ibu." Ujar ibu dengan tegas kepadaku saat ini.
"Baiklah, Bu. Nanti aku akan ditemani oleh oleh ajudanku untuk menyelidikinya, sepertinya aku harus menyamar menjadi rakyat jelata. Agar penyelidikan ini, berjalan sempurna. Jika aku pergi menggunakan kereta kuda dari kerajaan, akan menimbulkan kecurigaan bagi Kenzie dan Jae Jun. Baiklah, bu. Aku akan menyelidikinya hari ini, aku pamit." Ucapku seraya aku berpamitan kepada ibu dengan membungkukkan badanku sebagai bentuk penghormatan kepada permaisuri. Langkahku perlahan menuju ruang singgasana, terlihat ada beberapa ajudan yang sedang berdiri menjaga pintu ruangan ini.
"Para ajudan, kalian ikut aku sekarang. Jangan berbicara apa pun kepada Kenzi tentang hal ini, segeralah bergegas." Ucapku kepada selir dan juga ajudanku.
Sore ini aku menunggangi kuda dengan diiringi oleh beberapa ajudan, aku memulai penyamaran menjadi rakyat jelata dengan menggunakan pakaian yang sederhana. Selendang aku sematkan di kepalaku, agar mereka tidak mengenaliku. Di sepanjang perjalanan mataku selalu membidik tentang keberadaan Kenzi bersama Jae Jun. Tiba-tiba mataku membelalak saat melihat Kenzi sedang bersenda gurau bersama seorang wanita dari kasta kelas bawah.
"Berhenti.."
"Itu dia Kenzi, aku akan menuruni kuda ini sedangkan kalian mencari tempat yang aman membawa kudaku. Lebih baik, aku berjalan menyelidiki adikku saat ini." Perintahku kepada para ajudan kerajaan.
"Baiklah, putri. Kami akan menunggu di ujung jalan sana." Sahut para ajudan dengan membawa kudaku saat ini.
Aku berjalan perlahan lalu aku bersembunyi di balik pepohonan. Kulihat Kenzi sedang bercengkrama dengan gadis miskin itu lagi. Pemandangan yang sungguh menjijikkan untukku. Bagaimana bisa seorang putra mahkota bersenda gurau di tempat yang kumuh seperti ini? Aku harus segera memberi informasi kepada ibu, agar Kenzi tidak bergaul lagi dengan wanita itu. Setelah aku mendapatkan banyak informasi tentang asal usul wanita yang bersama Kenzi, aku pun segera pulang kembali ke kerajaan. Sesampainya aku di kerajaan, aku segera berlari untuk menghampiri ibu dengan sigap. Mataku selalu siaga membidik keadaan Kerajaan. Aku takut jika ayah tahu apa yang aku lakukan hari ini.
Plak teplak keteplak.
Bunyi suara langkahku dengan sangan sangat hati -hati, setengah tergesa-gesa aku menghampiri ibuku. Terlihat Ibu sedang duduk di singgasana sendirian, sepertinya ini Aman bagiku untuk berbicara kepada ibu.
"Ibu, aku telah mendapatkan informasi sesuai apa yang ibu pinta." Ucapku sembari membungkuk dengan napas yang tengah-tengah.
"Segeralah ikut ibu sekarang, jangan berbicara di sini Suzuka. Ibu khawatir Ayahmu akan mendengarkan percakapan kita." Ujar ibu dengan menarik tanganku saat ini.
Tibalah kami di ruangan meditasi, sepertinya ruangan ini aman untuk kami berbicara. Dengan rasa penasaran yang begitu tinggi, Ibu segera mendesak ku untuk berbicara saat ini.
"Suzuka, cepatlah kamu ceritakan apa yang terjadi." Ucap Ibu kepadaku.
"Baru saja aku menyelidiki tentang keberadaan Kenzi ternyata benar firasatku, Kenzi bergaul dengan rakyat jelata. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, Kenzi sedang bersenda gurau dengan gadis miskin itu lagi di bawah pepohonan. Ini sungguh menjijikkan, bagaimana hal ini bisa terjadi? Yang aku takutkan, perbuatan Kenzi di cemooh oleh kerajaan lain. Aku heran dengan adikku sendiri, dia tidak mau dekat dengan Putri mahkota dari Kerajaan Yamada, akan tetapi dia malah bergaul dengan gadis miskin. Apa Ibu tidak khawatir akan dipermalukan oleh kerajaan lain dengan tingkah Kenzi saat ini?" Tanyaku memengaruhi ibu, aku berharap Ibu segera memperingatkan Kenzi agar tidak berlaku seperti itu lagi.
"Sungguh keterlaluan anak itu, biar ibu yang bicara denganya. Kamu diam saja Suzuka, jangan berbicara apa pun tentang penyelidikan ini. Biar Kenzi menjadi urusan ibu. Lekas lah kamu kembali ke kamarmu!" Ucap ibu dengan amarah yang begitu membara, wajahnya merah padam. Tangannya di kepalkan di hadapanku, sepertinya Ibu sedang marah besar saat ini. Aku pun tersenyum, seraya aku bisa menghalangi Kenzi untuk bergaul dengan rakyat jelata.
" Kenzi, kamu adik bodoh!" Gumam batinku menggrutu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Fans fantasi timur
Ibu sama anak sama saja ..
2023-07-30
0
Suani key
Hobi sekali wanita itu mengumpat.
2023-07-27
0
Suani key
Kepo sekali ini putri mahkota
2023-07-27
0