...SELAMAT MEMBACA!...
"Lo ada rencana apa abis ini?" tanya Aprilio, setelah ia menghabiskan minuman bersoda yang tadi dibeli.
Keyra menjadikan satu sampah-sampah mereka di kantong plastik, sambil menggelengkan kepala menanggapi pertanyaan Aprilio. "Gue mau belajar di rumah," ucap Keyra.
Gadis itu tidak mempunyai kegiatan lain, selain belajar. Keyra sangat ambisius dengan nilai-nilai pelajarannya di sekolah, demi impian yang ia inginkan selama ini.
Aprilio menghela napas gusar. "Ikut gue ke tongkrongan bentar, abis itu gue anterin pulang," ujar Aprilio.
"Gak." Keyra menolak dengan cepat. "Gue bisa pulang sendiri," sambungnya.
"Bentar doang," seloroh Aprilio. "Biar lo itu ada hiburan dikit."
"Gue cuma butuh belajar, itu udah bikin seneng."
"Maniak nilai! Bisa gila lo lama-lama." Aprilio berdiri dari duduknya, memakai tudung hoodienya untuk menutupi kepala.
"Lo pulang duluan, aja! Gue bisa sendiri," celetuk Keyra, sembari membereskan meja yang baru saja mereka pakai. "Uangnya gue ganti lain kali." Lalu, Keyra mengeluarkan buku kecil dari dalam tasnya.
Tanpa permisi, Aprilio memegang tangan Keyra hingga membuat gadis itu mendongak karena terkejut. "Bentar doang!" Lalu, Aprilio menarik tangan Keyra dengan paksa.
Keyra hanya menurut, mengikuti langkah kaki lelaki itu karena Keyra tidak bisa melepaskan cengkraman kuat Aprilio.
"Abis ini gue anterin pulang. Jalan ke rumah lo itu rawan. Gue tahu, lo pasti sering denger rumor-rumor pelecehan di sana," ujar Aprilio, sembari memakai helmnya. "Naik, buruan!"
Keyra menghela napas berat, ia tidak bisa lagi menolak. Akhirnya, gadis itu menurut dan naik ke boncengan motor besar Aprilio.
Udara dingin menerpa kulit Keyra yang hanya mengenakan kaos pendek milik Aprilio, dan ia masih memakai rok sekolah. Keyra berpegangan pada pundak Aprilio, sebab lelaki itu pun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Keyra merasa bebas sekarang. Entah mengapa terasa begitu santai dan menenangkan.
Tidak jauh tempat tujuan mereka. Tak sampai puluhan belasan menit, Aprilio membawa motornya memasuki sebuah gang sempit, yang hanya cukup satu kendaraan beroda dua. Memasuki gang sekitar 13 meter, memperlihatkan sebuah bangunan persegi, dan Aprilio berhenti di sana.
Keyra melebarkan mata karena berpikir lelaki itu membawanya untuk melakukan sesuatu hal yang tidak senonoh. Bagaimana Keyra tidak mempunyai pemikiran buruk seperti itu?
Bangunan itu terlihat remang, dari luar saja seperti rumah terbengkalai. Lantai yang awalnya berwarna putih, menjadi coklat karena debu. Juga terdapat tanaman merambat di tembok pojok. Apalagi kursi kayu tua di teras, menambah kesan kuno.
Keyra mematung di atas motor, sedangkan Aprilio sudah turun dari sana dan mengerutkan dahi melihat Keyra. Begitu terkejut karena Aprilio mengejutkan, Keyra hampir terjatuh dan untung saja ditangkap dengan sigap oleh Aprilio.
Keyra mundur beberapa langkah, menjauhi Aprilio. "Lo ngapain di tempat kayak gini?" Keyra menunduk, tidak berani menatap Aprilio. "Horor," celetuknya.
"Ngapain, ya?" Aprilio bertingkah seolah ia mengetahui isi pikiran buruk Keyra. "Bercinta?"
Gadis itu langsung memeluk tubuhnya sendiri dan melototi Aprilio. "Ja--jangan macem-macem lo!" seru Keyra, kemudian meninju dengan keras dada Aprilio hingga lelaki itu merengkuh sejenak.
"Ada temen-temen gue di dalem," ucap Aprilio.
Kedua mata Keyra membulat lebih lebar. "Lo mau jadiin gue makanan bareng temen-temen lo?"
Aprilio tersenyum miring, wajahnya mendekati Keyra. "Iya, gue mau barbeque-an sama temen-temen gue malem ini," katanya. Lalu, Aprilio memperhatikan Keyra dengan tatapan tajam, dari atas hingga ke bawah.
Keyra semakin bergidik ngeri, ia memeluk tubuhnya lebih erat. Matanya sudah berkaca-kaca, bibirnya turun ke bawah seolah ingin menangis. "Jangan gue---"
Sentilan mendadak yang keras mendarat di kening Keyra, membuat gadis itu mengigit bibir. "Daging lo gak enak. Gak doyan gue sama manusia kayak lo," celetuk Aprilio.
Keyra mengedipkan matanya beberapa kali, membuat buliran bening menetes ke pipi. "Lo gak mau makan gue, kan?"
"Gue bukan k4nibal, bodoh," seloroh Aprilio. Lalu, ia melenggang sambil menggelengkan kepala. "Lo mau di luar sendirian?"
Tersadar akan lamunannya, Keyra segera mengikuti Aprilio yang masuk ke rumah itu.
Keyra terkadang menjadi seorang pesimis. Ia gampang mempunyai pemikiran yang buruk, bahkan kepada sesama manusia. Keyra mudah curiga. Ya, bagaimana tidak curiga kepada Aprilio, jika tempat nongkrongnya saja seperti sudah terbengkalai.
Tidak terduga. Di dalam rumah itu cukup rapi dan bersih, meski terdapat barang-barang tajam yang berserakan. Di luar terlihat sangat sepi, tetapi banyak orang menjadi isi rumah itu.
Keyra berpikir ruangan itu sangat ramai. Banyak lelaki di sana, memperhatikannya karena datang bersama Aprilio. Beberapa dari mereka juga menyapa Aprilio. "WOI, BOS!" Teriakan itu sontak membuat Keyra menolak dan langkah kaki Aprilio berhenti.
"Lama banget," ucap seorang lelaki dengan sebuah pisau di tangannya. Keyra diam memandanginya, ia tidak asing melihat wajah itu.
"Cuma ngasih ini." Aprilio menyodorkan sebuah pisau lipat yang bisa dibilang sangat kecil, kepada lelaki di depannya. "Dikasih. Harganya lumayan tapi jangan lo jual!" ucap Aprilio.
"Keren, nih." Lelaki itu baru sadar dengan keberadaan Keyra, ia langsung menyembunyikan pisau besar yang berada di tangannya. "Ra, lo ngapain di sini?" tanyanya, seolah membentak.
Keyra baru ingat, lelaki itu berada di kelas yang sama dengannya. Antonio Cassano, seorang pria dengan tampang berkarisma dan dikenal sebagai pentolan sekolah. "Lio, dia dateng sama lo?" tanya Antonio. Ia terlihat sangat terkejut.
Aprilio dengan santainya hanya menganggukkan kepala membuat Antonio membuka lebar mulutnya karena begitu terkejut. Sedangkan Keyra, dia hanya diam memperhatikan sebab sedang bingung.
"Gue gak nyangka! Cewek pendiem kayak lo, dibawa Lio ke basecamp!" Antonio mengguncang pundak Keyra. "Lo? Sumpah gue kaget banget!" katanya dengan begitu heboh.
"Emang kenapa kalau gue dateng sama dia? Dan, Lio itu siapa?" tanya Keyra.
Aprilio memalingkan wajah mendengar pertanyaan yang dilontarkan Keyra.
"Astaga! Lo belum tahu siapa Lio? Kevin Aprilio ketua Ferocious Eagle yang terkenal sangat nakal ini?" Antonio menunjuk Aprilio, yang berjalan menjauh. Antonio melototi Keyra. "Lo jadian sama dia?" bisik Antonio.
Keyra menggelengkan kepala. "Gue cuma dibawa paksa," jawab Keyra. "Dan gue cuma kenal dia, gak lebih."
"Lo pasti baru tahu ini." Antonio menghela napas beberapa kali. "Lio itu ketua geng motor Ferocious Eagle. Lio dikenal kejam di kalangan anak muda kayak kita."
"Dia kejam banget, kalau lo belum tahu."
"Dan, jangan sampai lo punya masalah sama Lio kalau gak mau mati," kata Antonio.
"Serem banget," celetuk Keyra. "Tapi gue gak takut."
"TON!" panggil Aprilio dengan suara keras. "Lo jangan bilang yang aneh-aneh ke dia." Aprilio mendekati, menepuk pundak Antonio.
"Ya," jawab Antonio. "Gue mau lanjut kalau gitu." Sebelum pergi, Antonio menepuk-nepuk pundak Keyra seolah bersikap akrab, padahal Keyra hampir tidak mengenali lelaki itu.
Keyra menggelengkan kepala melihat tingkah aneh yang seperti itu. Ia memperhatikan sekitar. Para lelaki di sana hanya sibuk melatih otot-otot mereka, beberapa di antaranya terlihat masih seusianya. "Masih suka di sini?" tanya Aprilio. "Mau nginep?"
"Gak," jawab Keyra dengan cepat. "Udah selesai belum?"
"Udah." Setelahnya, Aprilio hanya diam memperhatikan sekelilingnya.
"Terus?" celetuk Keyra. Namun, lelaki itu malah mengulang ucapannya. "Terus, lo gak mau nganterin gue?"
"Oh, iya, kirain lo pulang sendiri."
"Lo udah bilang mau nganterin gue abis dari sini."
"Iya, gue anterin." Lalu, Aprilio menarik tubuh Keyra dan memeluknya dari samping. Namun, dengan cepat Keyra menepisnya. "Galak banget," kata Aprilio.
Keyra mendengus kesal. Udara di ruangan itu sangat lembab hingga membuatnya cukup berkeringat. Lalu, ia melenggang meninggalkan Aprilio yang masih tertawa tidak jelas. Aprilio pun menyusul kepergian Keyra yang sepertinya sudah kesal.
Sialnya, motor keren Aprilio malah berhenti di tengah jalan.
Keyra menggerutu. "Motor keren jarang diservis."
"Musibah gak ada di kalender," jawab Aprilio.
Keyra terus berjalan di bawah langit malam. Tidak bisa meminta pertolongan karena kondisi jalan sedang sepi. Meski terlihat kesal, Keyra membantu mendorong motor yang lumayan berat itu walaupun tak benar-benar. Keyra hanya menyentuh bagian belakangnya saja.
"Baru kali ini gue dorong motor," celetuk Keyra.
Aprilio melirik sekilas ke arah Keyra. "Pengalaman lo kurang banget," sahut Aprilio.
"LIO!" Teriakan itu sontak membuat Aprilio dan Keyra menghentikan langkahnya. Seorang pengendara motor dengan perempuan di belakangnya, berhenti di samping Aprilio.
Lelaki itu membuka helm, kemudian menyapa Aprilio tanpa turun dari motornya. "Kenapa?" tanyanya.
Aprilio mengenalinya, itu adalah temannya sejak kecil. "Mogok," jawab Aprilio.
"Gue bantu ke bengkel, ayo!"
"Susah, Bro. Sama-sama bawa boncengan."
Lelaki itu melihat ke arah Keyra dan melemparkan senyum lebar. Terlihat sangat ramah, tidak seperti Aprilio. "Iya juga."
"Ah, mereka biar naik taksi aja," ujar lelaki itu.
Aprilio melihat Keyra yang hanya menganggukkan kepala.
Duduk di dalam taksi dengan orang asing. Keyra hanya tersenyum tipis ketika tidak sengaja bertatapan, sedangkan perempuan di sampingnya itu hanya diam dan menatapnya sinis.
Aprilio dengan teman laki-lakinya itu pergi ke bengkel, yang ternyata jauh dari tempat sebelumnya. Motor Aprilio didorong oleh temannya. Keyra dengan perempuan asing itu juga berhenti di bengkel.
"Makasih ya, Yu," ucap Aprilio.
Keyra sedikit terkejut mendengar Aprilio berterimakasih.
"Sama-sama." Lalu, lelaki itu melihat ke arah Keyra dan mengulurkan tangan. "Kenalin! Vino, temennya Lio," ucapnya.
Keyra membalas uluran tangan itu. "Keyra," katanya sambil tersenyum.
"Pacarnya Lio?" Keyra menggeleng cepat. "Ini Popi, tunangan gue," ujarnya.
Keyra mengukir senyum kepada Popi, tetapi wanita itu hanya menatap sinis.
"Gue balik ya, Lio." Vinoyu mengulurkan tangan, melakukan tos ala laki-laki dengan Aprilio.
"Hati-hati, Oyu!"
"Ada cewek! Jangan panggil gue itu!"
Aprilio tersenyum menggoda temannya itu.
Vinoyu Harun berusia 25 tahun. Meski lebih tua lima tahun dari Aprilio, ia selalu bersikap seumuran dengan Aprilio. Dia adalah seorang wakil ketua geng, yang menjadi musuh Ferocious Eagle. Tunangan Vinoyu berusia sama seperti Aprilio, mereka dijodohkan oleh orang tua sejak satu tahun lalu.
Vinoyu dan Popi pergi meninggalkan bengkel itu. Sedangkan Aprilio dan Keyra menaiki taksi tadi untuk mengantar Keyra pulang terlebih dahulu.
Keduanya hanya diam selama di perjalanan, hanya percakapan dengan supir yang menanyakan tempat tujuan. "Lo yang bayar, ya?" celetuk Aprilio.
Keyra membulatkan mata. "Tadi aja gue pinjem uang lo."
"Terus?"
"Lo bayarin dulu."
"Gak ada." Aprilio menatap Keyra. "Kan nanti berhenti di tempat lo dulu, ya lo yang bayar semuanya lah," kata Aprilio.
Keyra menghela napas. "Sekalian hutang lo yang tadi," sambung Aprilio, kemudian melipat kedua tangannya di depan dada.
Benar-benar perhitungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments