Waktu pun sangat cepat berlalu. Tak terasa sudah 3 tahun berlalu. Penderitaan yang Tasya rasakan tidak ada habisnya. Ibu mertua yang tidak menyukainya, dan memper lakukanya seperti pembantu. Di tambah lagi perlakuan suaminya yang semakin menjadi-jadi.
Tubuh yang dulunya sedikit berisi, sekarang sudah mengecil tinggal tulang. Sebenarnya Yesi sudah berulang kali menyarankan agar Nyonyanya pergi meninggalkan rumah itu, tapi selalu di tolak, dengan alasan kalau hidup tanpa orang tua itu tidak enak, dan sangat menyakitkan. Selalu saja itu yang menjadi jawaban Tasya.
Dari pagi Tasya belum sarapan, ia harus membersihkan taman belakang dan sedikit menghiasnya, karna siang nanti teman arisan Bu Marta akan datang.
Selesai membersihkan taman, Tasya meminta ijin untuk menjemput Abyan putranya. sekarang putranya itu sudah masuk sekolah tahap awal. dan ini sudah sangat terlambat menjemputnya, karena Pak yanto pamit pulang, untuk melihat anaknya yang sedang sakit, jadilah Tasya yang harus menjemputnya.
Sampai di sekolah, Tasya sudah melihat Anak dan pengasuhnya ada di depan gerbang sekolah, sambil melihat ke arahnya, "Maaf ya sayang, tadi Mama banyak kerjaan, dan pak yanto ijin pulang karna anaknya lagi sakit," ucap Tasya, saat ia sudah sampai di depan putranya.
"Gak papa Ma, kan ada Mbak Yesi yang nemanin Byan," balas bocah itu. ia merentangkan tamgannya minta di gendong oleh ibunya.
"Udah, Nyonya yang duduk bersana Byan, biar aku yang menyetir," timpal Yesi. ia bukakan pintu mobilnya agar nyonya dan anak asuh nya masuk kemobil.
"Makasih ya Yes, kamu benar-benar banyak membantuku," balas Tasya. Yesi pun mengangguk dan tersenyum, ia menutup pintu mobilnya lalu ia menyusul masuk ke kemobil.
Yesi melaju membelah jalan, dengan kecepatan sedikit tinggi, karna ia tahu, sdikit saja mereka terlambat, sudah pasti nyonyanya yang terkena imbasnya.
Selama di perjalalanan, Byan terus bercerita pada ibunya, apa saja yang ia lakukan selama di sekolah. Terlalu asyik bercerita sampai tidak satar kalau mereka sudah sampai di rumah.
"Ceritanya kita lanjut besok ya! kita sudah sampai, saatnya turun lalu tidur siang," ucap Yesi. membuat bocah itu memanyun kan bibirnya.
"Yah, Mbak Yesi sih,! bawa mobilnya cepat-cepat, harusnya kan pelan, biar Byan ada waktu sama Mama," cetus bocah itu. menyalahkan pengasuhnya.
"Hus, gak bolih nyalahin Mbak Yesi! nanti Mama Coba ijin sama papa, biar kita tidur bareng, gimana?" balas Tasya. ia meminta Byan untuk meminta maaf.
"Benaran ya Ma. Mbak Yesi Biyan minta maaf ya, dam;m;nyalahin Mbak, Byan janji besok gak di ulang lagi," ujarnya. membuuat keduanya mengamgguk. Mereka pun keluar dari mobil,
"Baru pulang? katanya cuma lima belas menit saja," cetus Bu Marta. saat melihat menantunya masuk ke dalam rumah.
"Maaf Ma, tadi ada sedikit kendala di jalan," balas Tasya. menurutnya hanya itulah alasan yang tepat.
"Itu hanya alasa mu saja, bilang saka kau menyempatkan diri bertemu pria lain," tuduh Bu Marta. Tasya hanya diam dan menunduk, percuma ia bicara setiap apa yang di lakukan nya. selalu saja salah di mata Suami dan ibu mertuanya.
"Beneran Oma! Mama gak bohong," timpal Byan, ia juga ikut berbohong.
Yesi dan Byan memang selalu membntu Tasya untuk berbohong, agar Bu Marta tidak menghukumnya.
Lebih baik kau diam! karna Aku tidak suka bicara padamu!" cetus Bu Marta. ia menatap Byan dengan tajam.
"Byan..., kamu ke kamar aja ya, sama Mbak Yesi!" ucap Tasya. iya meminta Yesi segera membawa Byan.
"Heh..., kau takut aku memukul anakmu itu?makanya kau meminta Yesi untuk membawanya pergi?" tanya Bu Marta.
"Gak Ma, ini sudah waktunya Byan tidur siang?"jawab Tasya. Ia juga berlalu dari hadapan ibu mertuanya.
"Siapkan Cemilan yang enak! sebentar lagi teman! temanku akan datang," perintah Bu Marta. Tasya pun hanya mengangguk.
Tasya pergi kedapur, untuk membuat kueh bolu dan cemilan ringan. tak lupa juga puding coklet kesukaan ibu mertuanya.
Sekitar jam 1 siang, teman-teman arisan Bu Marta pun mulai berdatangan, dia sudah meminta Tasya yang mengurus semuanya, tidak boleh di bantu oleh pembantu lain.
Bu Marta menyambut tamunya dengan ramah, karna ini hanya sekedar kunjungan saja, jadi hanya ada beberapa orang yang datang.
Silahkan di makan Jeng! di jamin rasanya enak," ucap Bu Marta bangga. para ibu-ibu yang hadir pun memuji kueh buatan Tasya.
Di dapur Tasya sedang menyiapkan minum yang akan ia berikan pada tamu ibu mertuanya. Tasya yang merasa kepalanya sakit, mengurungkan niatnya untuk membawa minum yang sudah ia buat, "Ini pasti karna aku belum makan dari pagi!" gumam Tasya. ia duduk sambil menegangi kepalanya.
"lebih baik aku sempatkan makan, mumpung Mama sedang menemani para ibu-ibu itu," gumam Tasya lagi. ia mengambil piring dan mengisinya dengan makanan yang sudah ia panaskan tadi.
"Apa yang kau lakukan di sini? tamu-tamuku sudah ke hausan, tapi kau malah asik makan!" marah Bu Marta. ia mengambil piring yang ada di hadapan Tasya, lalu menyimpanya.
"Aku lapar Ma, dari pagi tadi aku belum makan, karna mama selalu menyuruh ku melakukan ini dan itu," balas Tasya sendu.
"Itu hanya alasanmu saja! sekarang hantarkan minum itu ke taman belakang!" Bu Marta kembali memeritah. sedikit pun tidak ada rasa kasihan di hatinya.
"Maaf Nyonya besar, biar saya saja yang mengantarnya," timpal Bik Surti. ia sudah sangat kasihan melihat Nyonya.
Enak saja, tidak ada! semua harus dia yang mengerjakan," tolak Bu Marta, i akan terus menyiksa Tasya sampai wanita itu memilih pergi dari rumah itu.
Sudah sana! kau kerjakan pekerjaanmu yang lain!" Bu Marta meminta Bi Surti untuk pergi.
Mau tidak mau ahirnya Bik Surti pergi dari dapur, Tasya pun kembali melanjutkan pekerjaannya.
Saat Tasya berjalan, ia merara keoalanya semakin sakit, 'Sedikit lagi Tasya, kamu pasti bisa, ini yang terahir, setelah ini kaiu bisa beristirahat," ucap Tasya , menguatkan dirinya sendiri.
Peyaarrr
Jus yang Tasya bawa tumpah dan mengenai beberapa ibu-ibu yang sedang asik mengobrol.
"Aaaaa..., Bajuku. Apa yang kau lakukan?" bentak orang yang terkena jus yang Tasya bawa.
Karena kepalanya semakin sakit, membuat Tasya kurang memperhatijan langkahnya, yang mengakibatkan ia tersandung kakinya sendiri.
"Maaf buk aku tidak sengaja," ucap Tasya, pada orang yang membentaknya. Bu Marta yang melihat tamunya marah, ia segera mendatanginya lalu meminta maaf. menarik tangan Tasya membawanya kbali ke dapur.
"Dasar wanita tidak tau diri! kau sengajakan, ingin membuat ku malu, iya kan!" bentak Bu Marta. ia menghempaskan tubuh wanita itu
"Gak, Ma. Aku cu--" ucapan Tasya tidak berlanjut, karna ia sudah tidak sadarkan diri.
*
*
*
*Bersambung
Enaknya di apain ya Bu marta, mak geram jadinya 🤭🤭
Mohon dukung krya mak ya🙏🙏🙏🙏
Dengan like komen favorit dan vote nya🙏🙏
LOVE YU sekebon buat kalian semua yang sudah baca novel receh mak❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments