Eps 3

Jam istirahat pun tiba. Gala segera mengajak Kayla ke kantin yang tidak jauh dari tempat mereka bekerja.

Saat perjalanan ke kantin, Kayla bertemu dengan Gina kembali.

''Kayla,'' sapa Gina dengan tersenyum lebar. Gina yang memang belum mempunyai teman sama sekali sangat bahagia karna bertemu dengan Kayla.

''Hai Gin,'' ucap Kayla sambil tersenyum ke arah Gina.

''Mau istirahat kan? Sama aku ya, ya, ya, aku sendiri nih,'' ucap Gina menarik-narik tangan Kayla.

''Ya udah yuk,'' ucap Kayla menggandeng tangan Gina.

Setelah sampai di kantin, mereka segera mengambil jatah makan siang mereka.

''Kita makan disana Kay,'' ajak Gala menunjuk tempat pojok yang masih kosong. Kayla pun mengangguk, mereka segera berjalan menuju meja kursi yang masih kosong itu.

Saat sudah duduk di tempatnya. Kayla memperkenalkan Gina kepada Gala.

''Kenalin Gal, dia Gina teman aku. Dan kenalin Gin, dia Gala senior aku,'' ucap Kayla.

Gina dan Gala pun saling berjabat tangan memperkenalkan diri mereka masing-masing. Seperkian detik, tiba-tiba banyak yang datang dan duduk bersama mereka.

''Kok kamu ninggalin aku sih Gal. Biasanya kan kita barengan,'' ucap salah satu wanita yang tiba-tiba duduk di dekat Gala.

Gala hanya memutar bola matanya malas tanpa ingin menjawab ucapan wanita yang bernama Ulya itu.

''Kenalin, aku Winda, ini Ulya dan ini Nisa. Tadi pagi kita belum sempat kenalan kan?'' ucap wanita yang bernama Winda yang terlihat ramah.

''Aku Kayla, dan ini teman aku Gina Kak,'' ucap Kayla.

''Semoga betah ya kerja disini. Ya walaupun kita punya supervisor yang kayak kutub utara sih. Tapi yakinlah kalau sebenarnya beliau baik hati,'' ucap Nisa meyakinkan Kayla.

Kayla mengangguk. ''Betah nggak betah di betahin Kak. Namanya juga cari uang. Pasti ada enak atau enggaknya,'' ucap Kayla.

''Semoga saja Pak Dareen mempunyai sisi yang hangat. Ya, walaupun itu nggak mungkin sih,'' batin Kayla sambil memakan makanannya.

''Gal, mau nggak aku suapin. Ini enak banget loh, ibu aku yang buat,'' ucap Ulya menyodorkan makanan di sendoknya. Ulya tidak pernah memakan jatahnya dengan alasan makanan disana kurang higienis. Tapi menurut teman-teman yang lain, Ulya terlalu termakan gengsi, jadi ia tidak mau makan dengan lauk seadanya itu.

''Nggak usah Ul, aku punya makanan sendiri,'' tolak Gala merasa risih dengan tingkah temannya yang satu ini.

Semua yang ada di meja itu menatap ke arah Gala, kecuali Winda dan Nisa.

''Bucin terussss,'' ledek Nisa dengan wajah yang tidak suka dengan sikap Ulya yang menurutnya terlalu murahan.

''Biarin wleeekkk, makanya jangan jomblo terus,'' ledek Ulya.

''Memangnya situ nggak jomblo. Kenapa maling teriak maling sih,'' ucap Winda yang terlihat tidak suka juga dengan sikap Ulya.

''Calonnya aja udah ada di sampingku nih. Iya kan Gal,'' ucap Ulya sambil menarik tangan Gala.

''Terserah kamu aja,'' ucap Gala yang sudah pasrah dengan sikap Ulya. Walaupun Gala menolaknya seratus kali, Ulya akan terus maju seribu kali. Dan Gala sangat benci dengan wanita yang seperti ini.

Saat di meja mereka hanya ada dentingan sendok, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di dekat meja mereka dengan tangan berada di dalam saku celana.

''Ehm,'' suara dehemen membuat mereka mendongakkan wajahnya.

''Pak Dareen?'' ucap mereka serempak.

''Kamu,'' ucap Dareen menunjuk Kayla. ''Setelah istirahat keruangan saya,'' ucapnya lalu berjalan meninggalkan meja itu.

''Apa aku yang dimaksud?'' tanya Kayla merasa bingung. Namun yang di tunjuk dirinya.

''Perasaan mata kamu dua deh. Ya memang kamu yang di tunjuk. Siapa lagi coba,'' ucap Ulya merasa tidak suka dengan kehadiran Kayla yang merebut waktu Gala seharian ini.

''Tapi kenapa ya Pak Dareen menyuruh aku ke ruangannya?'' tanya Kayla menatap Gala. Perasaan ia tidak membuat salah hari ini, batinnya.

''Nggak usah khawatir. Biasanya memang begitu, kalau ada anak baru memang sering di panggil ke ruangannya,'' ucap Gala menenangkan Kayla.

Setelah jam istirahat usai, mereka segera masuk ke dalam area pabrik. Mereka pun segera menuju area kerja masing-masing. Berbeda dengan Kayla yang saat ini berjalan menuju ruangan Pak Dareen sang supervisor yang terkenal dingin dan tidak berperasaan.

''Permisi Pak, ada apa Bapak menyuruh saya kemari?'' tanya Kayla to the point.

''Isi! Jangan sampai ada yang kosong jika kamu masih ingin bekerja disini,'' ucapnya. Pak Dareen meletakkan satu lembar yang disana terlihat ada 10 pertanyaan.

''Baik Pak,'' Kayla pun mengambil kertas itu. Lalu ia ingin melangkah keluar dari ruangan itu, namun suara bariton Pak Dareen menghentikan langkahnya.

''Siapa yang menyuruhmu keluar? Isi disini!'' ucap Pak Dareen membuat bulu kuduk Kayla berdiri.

Sungguh benar-benar kutub utara, pikir Kayla.

''Ba baik Pak,'' ucap Kayla berbalik arah dan duduk tepat di depan supervisornya. Ia pun menunduk, Kayla sama sekali tidak berani menatap wajah Pak Dareen.

Keringat dingin tiba-tiba keluar dari ruangan ber AC itu. Entah apa yang ada di diri Kayla. Namun tubuhnya terasa sangat panas kali ini.

''Apa AC nya tidak berfungsi dengan baik? Kenapa keringatmu sampai keluar seperti itu. Membuat ruanganku seperti terkena racun saja,'' omel Pak Dareen mengecilkan suhu ruangannya.

''Maaf,'' satu kata itu yang keluar dari mulut seorang Kayla. Ia benar-benar di buat mati kutu dengan atasannya ini. Jika dia bukan atasannya mungkin beda lagi ceritanya.

''Waktu habis!'' ucap Pak Dareen membuat Kayla mendongakkan wajahnya.

''Tapi saya baru menjawab setengahnya saja Pak,'' ucap Kayla.

''Ya itu resiko kamu, cepat kumpulkan,'' ucap Pak Dareen yang tidak ingin di bantah.

''Beri saya waktu 10 menit lagi. Biarkan saya menjawab semua pertanyaan ini,'' ucap Kayla dengan tatapan memohon.

''Tidak ada perpanjangan waktu! Cepat kumpulkan!'' sentak Pak Dareen.

''Pak saya mohon! Saya butuh pekerjaan ini Pak!'' ucap Kayla dengan mata berkaca-kaca. Pak Dareen yang memang kejam mengambil kertas yang ada di depan Kayla itu.

''Silahkan keluar!'' ucap Pak Dareen. Kayla berusaha merebut kertas yang ada di tangan Pak Dareen namun keberuntungan tidak memihak kepada Kayla dan,

Bruak.

''Shhh, awww,'' Kayla memegang perutnya yang membentur pojok meja. Ia meringis menahan sakit yang luar biasa. Apalagi perutnya ada bekas jahitan operasi usus buntu beberapa bulan yang lalu.

''Hah, kamu kira saya bakal simpati gitu sama kamu. Jangan mimpi!'' ucap Pak Dareen menatap Kayla sekilas dan langsung duduk di kursinya.

Sekian detik, namun Kayla masih memegang perutnya yang terasa sakit. Entah kerasukan setan dari mana, tiba-tiba Pak Dareen menatap Kayla dengan iba.

''Kay! Bangun! Saya kasih perpanjangan waktu 5 menit,'' ucap Pak Dareen. Namun Kayla masih bergeming di tempatnya sambil memegang perutnya.

''Kay!''

''Kay!''

''Kay! Kamu nggak pa-pa Kan?'' tiba-tiba rasa khawatir menyeruak di hatinya. Ia pun berjongkok di depan Kayla.

''Pa pak sa sakitt,'' rintih Kayla yang wajahnya sudah pucat pasi. Tiba-tiba Kayla memejamkan wajahnya dan tidak sadarkan diri.

*

*

Ishhhh Pak Dareen kejam bgt ya.

Apa jangan-jangan jodoh Kayla Pak Dareen ya.

Emmm author nggak relaaa nihhh🥺🥺

Terpopuler

Comments

Ucy (ig. ucynovel)

Ucy (ig. ucynovel)

owalah ul, ul, udh di tolak ratusan kali lo

2023-10-25

1

Ucy (ig. ucynovel)

Ucy (ig. ucynovel)

em, jgn2 ini bkal calon suami kayla

2023-10-25

1

Sena judifa

Sena judifa

dasar daren

2023-09-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!