Sesampainya di gerbang, terlihat pak paimin membuka kan pintu gerbang rumahnya.
" aden dari mana?" tanya pak satpam.
" Biasa pak anak muda" jawab Ruzen langsung menuju masuk ke rumahnya.
Seperti biasa, di saat Ruzen membuka pintu rumahnya, dia selalu mendapat tatapan sinis dari ibunya.
"Dari mana aja? Balapan lagi?" ucap Lusi . Ruzen pun tidak menjawab pertanyaan ibunya dan langsung menuju kamarnya.
Lusi yang melihat Sikap anak nya pun semakin jengkel setelah melihat respon Ruzen yang acuh terhadapnya.
"Dasar anak gak Berguna" guman lusi dalam hati.
Setelah dikamar, Ruzen terus memikir kan ucapan ibu nya Tia yang mengatakan bahwa Tia menyukai dirinya.
"Apa bener ya tu cewek suka sama gue, trs kenapa harus gue yg dia suka, gw kan bandel" ucap Ruzen dalam hati.
Tanpa di di sadari, Ruzen tertidur di kasur nya karena terlalu lama memikir kan ucapan ibunya Tia.
Sementara itu di ruang tamu, Arman dan lusi sedang membicara kan anak yang sangat di bangga kan oleh mereka Yaitu Rian yang saat ini kuliah di luar negeri yang kata akan libur semester sebentar lagi. Itu artinya Rian akan pulang Indonesia.
"Pa, tadi rian nelpon mama katanya bntr lagi dia libur kuliah nya, dan dia mau pulang.
Minta ongkos katanya." ucap lusi.
"Kalo untuk Rian mah papa siap ngasih apa aja ma, kan dia yg selalu bikin papa bangga. Gak seperti Ruzen yg nakal dan berandalan " ucap Arman .
°°°°°°°°°°
Di sekolah~
Ruzen yang biasanya bangun kesiangan, dia terlihat brangkat sekolah tepat waktu karena dia ingin menanyakan langsung kepada Tia tentang ucapan ibunya Tia kemarin.
Ruzen yang saat itu menunggu ke datangan Tia di depan gerbang sekolah cukup lama, akhir nya dia melihat Tia dari sebrang jalan yang saat itu bersama hilma sahabatnya yang mendorong kursi rodanya.
Setelah menyebrang, Ruzen pun berkata. "Tia ada yg perlu gue omongin empat mata sama lu" ucap Ruzen kepada tia.
"Mau ngomong apa ya kak?" tanya Tia penasaran dan tak berani menatap wajah Ruzen.
Ruzen langsung menatap ke arah Hilma. Dan Hilma menyadari itu.
"Yaudh gw duluan ya Tia," Ucap hilma meninggal kan mereka berdua.
"Okey, tunggu aja di kelas" ucap Tia.
Setelah hilma hilang dari pandangan mereka, Ruzen langsung mendorong kursi roda Tia. Tia pun tersenyum malu di balik cadar yang ia gunakan.
" Maaf kak, Ada mau ngmong apa ya?" tanya tia malu malu dan secara sopan.
"Ehh.. Langsung aja yaa, kemarin waktu aku ke cafe ibumu, ibumu bilang kalo kamu suka sama aku,? Apa betul? Ucap Ruzen sedikit lembut.
" aduhh ibukkk ,, kenapa bilang ke kak Ruzen sih kalo Tia suka sama dia" guman Tia dalam hati.
Di balik cadarnya, raut wajah Tia tak beraturan, seneng, malu, panik, deg degan menjadi satu.
Namun tentu saja tidak ada yg mengetahui raut wajah nya saat itu karena ia mengguna kan cadar.
"Eh anu kak, maaf sebelum nya. Tia memang menyukai Kakak sejak Tia masuk ke sekolah ini'' jawab Tia sedikit malu.
Ruzen yg saat itu mendengar perkataan Tia terheran heran dgn apa yg di ucap kan Tia.
" Kenapa harus saya yg kamu sukai? Kan saya nakal, bandel" ucap Ruzen penasaran dgn alasan Tia menyukai dirinya.
Tia pun tambah panik dengan pertanyaan yang di beri kan oleh Ruzen.
" ehh sudah sampai di kelas Tia kak, Tia masuk ke kelas dlu ya, terima kasih sudah membantu mendorong Tia" ucap Tia yg terlihat panik.
" yaudh kita lanjut kan nanti di kantin saat jam istirahat" ucap Ruzen dan bergegas meninggal kan Tia.
Tia yang saat itu panik pun sedikit merasa lega akibat terlepas dari pertanyaan Ruzen.
Di kantin ~
Saat bel istirahat ber bunyi, Ruzen langsung ber gegas meninggal kan kelas serta Rion dan Yoga.
"Mau kemana lu bos" tanya ayoga.
Ruzen hanya mengacung kan jari tengah nya ke arah Rion dan Yoga yg membuat mereka berdua ter heran heran.
"Bos bangsat" canda Rion pada Yoga yang di ikuti anggukan kepala yoga.
Ruzen pun bergegas menuju arah kelas nya Tia dan mendapati Tia sedang di kelas dan tak berniat ke kantin.
"Loh ga ke kantin,?" tanya Ruzen .
"ehhh anu kak ini baru mau ke kantin" ucap Tia panik.
"Yuk aku dorongin" ucap Ruzen sambil mendorong Kursi Roda nya menuju kantin.
Satu sekolah pun terheran heran dengan Ruzen yang tumben sekali mau mendorong si Tia.
Tia pun hanya bisa merasakan jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya karena pada saat itu dia sedang di dorong oleh orang yang dia sukai.
Sesampai nya di kantin, Ruzen langsung memesan baso dua mangkok kepada bude ida.
"Bude, baso dua sama esteh dua" ucap Ruzen sedikit berteriak.
"Eh kak aku engga makan kak, minum aja" tolak Tia.
"Kenapa?" tanya Ruzen.
"Tia pakai cadar putih kak takut kotor cadar nya." ucap Tia.
Ruzen pun hanya mengangguk dan membatal pesanan baso satu.
''Pertanyaan tadi blm kamu jawab" ucap Ruzen yg membuat Tia lagi lagi panik .
"pertanyaan apa ya kak" ucap Tia pura pura lupa.
"Kenapa harus aku?" balas Ruzen. Tia pun sedikit kebingungan harus menjawab apa.
"Ehh.... kakak memang nakal dan bandel tapi, Tia melihat ada sisi kebaikan Kak Zen yg Tia lihat," jelas Tia.
Ruzen pun kebingungan.
"Kebaikan? Dari segi mana nya?" tanya Ruzen lagi dan membuat Tia semakin panik.
"Eh anu kak, pokok nya kakak itu baik jika dilihat dari sisi baik nya."
Ruzen pun hanya mengangguk kan kepalanya.
"Ini mas pesanan nya" ucap bude ida.
"Terima kasih Bude" ucap Tia.
Dan Ruzen pun langsung melahap baso yg tadi ia pesan. Smentara Tia melihat dngan jelas sosok laki laki yang ia sukai selama ini.
" Masya allah ganteng nya" ucap tia dalam hati.
" Kenapa kamu liatin saya? Ganteng ya." ucap Ruzen yg membuyarkan lamunan Tia.
Tia pun langsung menunduk menghindari tatapan mata Ruzen. Dibalik cadarnya, Tia tersenyum . Namun tentu saja Ruzen tdk mengetahui jika Tia sedang tersenyum.
Ruzen yang pada saat itu melihat Tia yang sedang me minum esteh melalui sedotan terkagum kepada kecantikan Tia walaupun ia tdk bsa melihat wajah cantik Tia di balik cadar nya.
"Ternyata dia cantik juga" ucap Ruzen dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments