BAB 4
Hatinya benar-benar kesal kalau saja tidak disuruh ganti rugi malas banget harus bekerja sebagai asisten pribadi tuan muda sombong itu." Semoga ja setelah beres dengan perlengkapan tuan muda bisa santai, tampa harus melihat mukanya yang angkuh dan sombong, semoga tak harus menyiapkan sarapan untuknya, bisa panjang ni drama, haduuuuhhh, cepatlah pergi ke kantor tuan sombong." gerutunya lagi dalam hati seraya memakaikan dasi dengan perasaan dag dig dug tak menentu. Siapa yang kan tenang coba kalau dihadapannya terpangpang nyata seorang pangeran tampan yang sempurna.
"Hai kamu ngatain saya lagi ya, bengong aja, fokus...!" seru Alghi mengagetkannya seraya menyentuh dasi yang sudah terpasang.
"Pagi boss..., eh sorry mengganggu, tapi Alhamdulillah sudah ada yang menggantikan saya menyiapkan perlengkapan anda." sahut Anton membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia tidak tahu kalau sekarang ada asisten pribadi tuannya, ya bersyukur sih sedikit meringankan bebannya, ia pun menutup kembali pintunya namun suara bariton itu menggelegar.
" Anton suroton apa kau sudah bosan hidup, mau kemana, kemari cepat!"
"Ta ta pi boss...saya pikir"
"Antonnnn...!"
"Baik boss..." akhirnya mau tidak mau dia masuk ke dalam kamar, pandangan Anton tak lepas dari gadis jelek yang berdiri di ujung sofa dengan sesekali menaik turunkan kaca matanya.
"Kenalkan ini asisten pribadiku namanya Ameldita."
"Salam kenal nona Meldi, saya Antoni bawahan pak boss plus merangkap supir dan pengawalnya he he..." ucap Anton seraya mengulurkan tangannya dengan ramah. " Gak salah ni boss pakai asisten yang beginian, seleranya aneh juga."gerutunya dalam hati, bossnya belum curhat jadi tak tahu apa-apa, cukup ya ya ja yang penting bossnya happy.
Karena yang ia tahu bossnya ini sudah hampir setahun sejak putus cinta dengan pacarnya dia terobsesi dengan seorang gadis yang pernah menolongnya namun tak diketahui identitasnya, sudah berusaha diselidiki namun tak kunjung diketahui, ya memang gesrek ni otak bossnya.
"Woy sudah kenalannya tak usah sambil senyum-senyum segala, kau ni tak bisa melihat daun muda, sudah beristri juga."
"Siap boss kita jalan, karena siang ini ada meeting dengan klain dari jepang."
Kemudian mereka berjalan keluar dari kamar, sementara Ameldita merasa lega perasaannya karena tuannya sudah berangkat. "Alhamdulillah terbebas." Sahutnya sambil mengelus dada, sayang sekali itu hanya sesaat, karena tiba-tiba suara bariton itu terdengar memekik telinganya.
"Woy bawakan tas ku, cepaaattt jangan lelet."
"Eh kadal, cicakkkk...ba baik tuan." Ameldita tergesa ikut turun. Saking tergesa-gesa kakinya terpeleset ditangga untung saja Alghi menangkapnya bagaikan difilm-film romantis, kalau tidak gadis itu sudah pasti terjatuh dari tangga yang sangat tinggi, bisa-bisa tinggal nama dia. Sesaat mata mereka saling pandang menembus kedalaaman hati masing-masing etah apa yang mereka rasakan yang jelas ada rasa yang hadir tanp⅕a mereka sadari.
" Kau ni benar-benar ceroboh, kalau jalan tu pakai mata, hutang ya karena aku menyelamatkanmu." Gerutu Alghi seraya membopong Ameldita ala bridal style sampai ke bawah, lalu mengusap-ngusap pakaiannya takut kusut, dasar sok sempurna.
Banyak para pelayan yang menyaksikan kejadian itu, mereka melongo dan bengong, ada yang prihatin ada juga yang iri apalagi orang-orang yang mengagumi bahkan mencintai tuan mudanya, mereka tak seberuntung Ameldita yang berkesempatan dekat dengan tuannya, karena takut terjatuh Ameldita pun refleks mengalungkan kedua tangannya ke leher tuan mudanya.
Sementara Anton yang dari tadi sempat nonton dengan sigap menyelamatkan laptop yang melayang terbang, kalau saja tidak diselamatkan maka berbahaya, jika rusak laptopnya maka otomatis data yang ada tak kan selamat, ya walaupun sudah disimpan diplashdis untuk ancang-ancang sesuatu terjadi, yang terjatuh hanya tasnya saja.
"Dasar gadis jelek, ****** pagi-pagi dah bikin napas gue sesak, kenapa sih dia harus dekat dengan tuan muda, tahu akan begini kisahnya mending waktu itu aku mengakui telah memecahkan barang itu, sial sial." Rutuk Sari komat kamit menunjukkan ketidak sukaan nya terhadap Ameldita.
Ameldita yang terkejut dengan kejadian pun langsung berdiri dan melepaskan diri dari gendongan tuan mudanya seraya berkata :" Sorry tuan and thank you so much telah menyelamatkanku."
"Makanya lain kali jangan ceroboh, nyusahin orang aja." ketus Alghi seraya melangkahkan kakinya.
"Jadi tak ikhlas ya menolong orang yang susah tuan, itu pahala lho jalan masuk surga."
"Jangan so alim kamu, ah sudahlah." ujar Alghi seraya naik ke mobil yang sudah dibuka kan pintunya sama Anton, kemudian disusul Anton yang mengemudi.
"Lho dia kemana Toton..." sahut Alghi heran karena tak melihat asistennya.
"Ya iyalah tak ada, orang tak diajak, gimana siboss ini mendadak lola otaknya." guman Anton dalam hati tentunya sambil geleng-geleng kepala.
"Meldi ya dirumah boss, kenapa?" tanya Anton so bego, soal mobil sudah mau jalan dan sudah pasang safety belt siap melaju.
"Ya diajak Toton dia kan asisten saya, atau mau kau yang mengerjakan semuanya hah...sudah bagus saya berbaik hati meringankan bebanmu."
"Bilang dong dari tadi boss, haduuuhhh." kesal Anton seraya keluar dari mobil dan masuk lagi ke rumah, sebelum masuk langkahnya terhenti dipintu karena mendengar Sari sedang membentak-bentak Meldi dan terlihat dia menangis terisak.
"Kau ni sudah jelek, bermata empat, terus so soan deketin tuan muda, so cari perhatian, asal kau tahu ya tuan muda gebetan aku, jangan pernah coba-coba menggodanya paham, kalau sampe itu terjadi jangan harap kamu selamat, ingat itu...! Bentaknya dengan tangan menunjuk-nunjuk wajah Meldi.
"Iya mba, tapi saya tidak menggodanya..." isak Ameldita seraya menghapus air matanya.
"Dasar penjilat...!" hampir saja pipi Ameldita kena tampar lagi, untung kali ini ada tangan kekar yang menghadangnya.
"Hentikan Sari jangan berbuat kasar, kalau tidak saya akan memecat kamu!" Geram Anton seraya menghempaskan tangan Sari dengan kasar, dia kesal melihat kelakuan pelayan itu.
"Meldi ayo ikut aku..." Anton menarik tangan Meldi dengan rasa kasian lalu membawanya keluar rumah menuju mobil yang sudah siap melaju dengan perhatian dia membukakan pintu dan mempersilahkan untuk masuk, tak sadar bossnya memperhatikan kelakuan pria yang so perhatian terhadap daun muda itu, dan etah kenapa hatinya menjadi kesal.
"Baguuus Toton...sudah membuat orang menunggu, kemana dulu sih, selamat gajih kamu bulan ini saya potong." Geram Alghi menatap tajam gadis yang baru masuk dan duduk disampingnya. Hatinya bertanya kenapa gadis ini bersedih dan terus menyeka air matanya.
"Apa Anton menyakitimu, mengapa kau menangis?" Tanya Alghi penuh selidik karena tadi melihat tangan Anton memegang tangannya.
Sementara Anton menggeram kesal kenapa harus menuduhnya."Sial boss ni kenapa gue yang disalahin." gerutunya dalam hati.
"Itu boss tadi pas saya masuk Meldi lagi dimarahin sama si Sari, nanti saya ceritakan ya, kalau ga lihat deh cctv." Jawab Anton menyergah pertanyaan bossnya yang ditujukan pada Ameldita. Sementara Ameldita hanya diam saja tak menyahut.
"Ko bisa...kamu berbuat salah ya?" selidik Alghi menoleh ke arah Amedita yang tambah kesal dituduh seperti itu. Padahal Alghi pun tahu pasti si Sari ni tak kan pernah berhenti mengusili gadis jelek yang berkacamata ini, karena dia menginginkan dekat dengannya. Pernah suatu hari dia menggodanya ketika diruangan kerja dia mengantarkan kopi dengan memakai pakaian seksi malam-malam, terus berusaha menyentuh bahunya dengan tangan lihainya, untung saja Alghi memarahinya dengan penuh emosi hingga dia pun pergi terbirit. Gila kan tu cewe kalau saja dia tega sudah ku pecat tu pelayan. Namun mengingat orang tuanya yang memungut dia dari jalanan karena kasian melihat seorang gadis yang terlunta-lunta akhirnya diberi pekerjaan yaitu sebagai pelayan dirumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments