BAB 3

Pagi sekali ayah Alghi yaitu pak Gian mendapatkan telpon dari sahabatnya yang berada di Indonesia, dia mengabarkan kalau anaknya pergi melarikan diri dari rumah, karena putrinya tidak mau menjalankan bisnisnya dan menghindari perjodohan yang sudah ditentukan sejak dulu bahkan sebelum mereka terlahir, ya kedua sahabat itu sudah memutuskan untuk menjodohkan anak mereka, tapi sayang anak-anak mereka menolaknya.

"Apaaa... putrimu melarikan diri, dan bekerja sebagai tkw di negara Brunei? Hah gak salah tu?"

Jawab pak Gian terkejut.

"Iya anakku itu ada-ada saja, dia menolak mentah-mentah perjodohan yang kita tentukan, dan yang lebih parah dia menolak untuk bekerja diperusahaan bokapnya sendiri, bener-bener membuat ku mati berdiri kan?" jelas Pak Aldi ayahnya Ameldita penuh dengan kecemasan.

"Jantungan tu kalau saya ditinggal pergi putra kesayangan, sabar saya akan bantu menemukannya." ujar Pak Gian, paham betul bagaimana perasaan seorang ayah.

"Ya barangkali ada art baru dirumahmu atau ditetangga, teman dan kerabatmu tolong dilihat siapa tahu itu putri saya, kamu tahu sendiri dia adalah anakku satu-satunya dan pewarisku." Pak Aldi menghela nafas panjang sambil merebahkan tubuhnya dikursi.

"Pah gimana dah menghubungi sahabat kita yang diBrunei untuk menemukan putri kita belum?" Sahut Liana ibunya Ameldita dengan penuh linangan air mata, ya karena sedih dan khawatir mendengar kabar putrinya kabur dan lebih parahnya lagi bekerja sebagai tkw, siapa yang tak sedih, anak manja yang selalu dilayani kini harus mengalami hal yang sepahit itu, apa lagi sering mendengar diberita bagaimana kisah tkw itu, makin membuat hatinya dilanda kecemasan.

"Sssstttt....ini lagi telponan sama Gian diBrunei."

Jawab suaminya sambil mengacungkan telunjuk depan bibirnya memberi isyarat.

"Ohhh..." Liana berohria sambil duduk disamping suaminya seraya mengambil tisu mengusap air mata yang terus membasahi pipinya.

"Oke pasti saya bantu, jangan cemas, saya pun merasa khawatir apa lagi calon menantu saya."

"Terimakasih banyak Gian, semoga putriku segera ditemukan."

"Amiiin...., apakah sudah menghubungi kawan-kawan dan relasi mu juga?"

"Sudah sudah, dan saya pun mengerahkan orang-orang kepercayaan untuk melacaknya namun belum ada tutik terang, dan pintarnya putriku tu, dia mengganti telponnya agar tidak bisa dilacak, haduuuuh..."

"Ya ampunnn...sabarrrr...gimna ke adaan istrimu?" Dia paham betul istrinya pasti shock berat.

"Dia shock banget ni nangis terus tak henti, sempat juga pingsan, kasian istriku." sahutnya seraya membelai rambut istrinya penuh kasih sayang, ya walau pun mereka sudah tidak muda lagi namun sisi keromantisannya tak pernah reda.

Gian paham betul bagaimana lemah dan rapuh istri sahabatnya itu, karena dulu mereka selalu bersama-sama dari mulai sekolah Menengah Pertama hingga kuliah dan bahkan sampai mereka sama-sama bekrja dan menjadi ahli waris keluarga masing-masing, mereka memang terlahir dari keluarga yang kaya raya secara turun temurun, hingga akhirnya berpisah disaat Gian harus menghandle perusahaan yang ada diBrunei, akhirnya Gian pindah beserta keluaga kecilnya. Namun komunikasi diantara mereka tak pernah putus.

"Yang sabar pasti anakmu baik-baik saja saya yakin Alloh akan selalu melindunginya."

" Amiiin ya Alloh..." Sahut Aldi dan Liana bersamaan.

"Coba kirimkan photo putrimu, karena dulu terakhir ketemu kan masih kecil, takut wajahnya dah berubah."

"Oke, saya kirimkan, sudah dulu ya nanti kalau ada kabar langsung hubungi, dan terimakasih atas kesediaan untuk membantu keluarga saya."

"Sama-sama, jangan sungkan kita kan best friend forever." sahut Gian, setelah pembicaraan tersebut telpon pun diakhiri.

Sementara Ameldita celangak celinguk pas masuk ke kamar tuan mudanya, yang bernuansa gray black itu, kamar yang cukup luas dan megah sama seperti kamar miliknya dirumah, namun berbeda karakter tentunya, setelah kepergian Bu Ani dia langsung mencari baju yang akan dipakai tuannya, bingung juga pilih-pilih baju yang begitu banyak, hingga dia mengambil salah satu baju tuxedo sepasang dengan yang lainnya namun ketika ia membalikan badannya menabrak seseorang yang baru saja masuk ke ruangan itu.

"Bruk...Aaaaaa...." saking kagetnya dia pun berteriak bersamaan dengan seseorang yang mengaduh juga.

"Aduuuuhhh...sial kalau jalan pakai mata woy!"

"Sorry sorry tak kelihatan karena terburu-buru, ta- takut..." Ameldita menutup mulut dengan tangan kiri sementara tangan kanan masih memegang setelan baju.

"Haduuuuh ceroboh sekali kau ini, baru pertama kerja dah bikin orang jantungan, mana bajunya siapkan yang lainnya." Alghi meraih bajunya, kemudian setelah semua disiapkan mulai dari underwear, dasi, kaos kaki, dan sepatu, dia menyuruh Ameldita menunggu disofa dekat ranjangnya.

Selagi memakai baju Alghi berpikir " Kenapa ya suara teriakan dan juga ekpresinya gadis itu sama percis dengan suara seorang gadis cantik yang dijumpainya tadi malam didapur, ah apa kebetulan aja ya, orang dia berbeda, hduuuuhhh jadi kepikiran..."

Setelah selesai berpakaian Alghi keluar dari ruang gantinya, tapi belum menggunakan dasinya, ia sengaja ingin ngerjain tu gadis jelek yang berkulit hitam itu dan menyuruhnya untuk memakaikannya. "Pakaikan dasiku...ga pakai lama udah siang ni, gara-gara drama kau tadi memecahkan barangku." ucapnya ketus.

"Hah aku..." jawab Ameldita seraya menunjuk diri sendiri dengan sesekali menata kacamatanya.

"Pintuuuu...ya kaulah habis siapa lagi." Dengan ketusnya.

"Ta ta pi..., aku tidak bisa."

"Harus bisa tak ada tapi tapian, paham." sahut Alghi seraya melempar dasi itu ke arah muka Ameldita.

"Kurang ajar, kasar sekali dasar kampret, kalau saja bukan majikan sudah ku injak-injak tu muka sombongnya, eu eu euuuuu." gerutunya dalam hati.

"Kenapa malah bengong, kamu memaki saya dalam hati ya, aku tahu apa yang kamu katakan jadi jangan coba-coba!" bentaknya sambil menatap tajam ke arah Ameldita yang nampak gugup dan takut.

"Siapa yang memaki anda tuan, sorry tak berani." Sahut Ameldita seraya menghampiri tuannya untuk mencoba memakaikan dasi tersebut, ya walaupun pertama kali dia memasangkan dasi tapi dia bukan orang bodoh yang tak tahu apa-apa, dia sering melihat tutorial pasang dasi di youtube atau di ig, jadi dah hapallah untuk tingkat pemula.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!