Lima tahun kemudian...
"Kamu sudah siap?"
"Siap Ibu," jawab Rissa kepada Nyonya Gunawan yang sekarang dia panggil ibu.
Hari ini Nyonya Gunawan akan mengajak Rissa untuk meeting sekaligus memperkenalkan dia sebagai CEO baru di perusahaan, menggantikan dirinya. Nyonya Gunawan telah telah menganggap Rissa sebagai anaknya dan menyerahkan salah satu perusahaannya untuk dikelola Rissa.
Sebenarnya Nyonya Gunawan ingin menyerahkan ketiga perusahaannya kepada Rissa tetapi Rissa merasa belum mampu untuk memimpin tiga perusahaan sekaligus.
"Aku tetap akan membutuhkan bantuan ibu nanti."
"Pasti aku akan membantumu," jawab Nyonya Gunawan disertai senyum. Lalu kedua perempuan itu melangkah bersama menuju ruang meeting.
Selama lima tahun tinggal di luar negeri Rissa tidak hanya mengabdi kepada Nyonya Gunawan. Tetapi dia juga kuliah di universitas ternama untuk belajar bisnis. Nyonya Gunawan memperlakukan Rissa seperti anaknya. Itu semua Nyonya Gunawan lakukan karena dia memang mempersiapkan Rissa untuk meneruskan perusahaannya. Rupanya Nyonya Gunawan tertarik dengan kepribadian Rissa dan tersentuh mendengar kisah hidupnya.
Selain itu Nyonya Gunawan juga menyuruh Rissa untuk melakukan perawatan tubuh dan wajah termasuk suntik vitamin agar kulitnya lebih cerah dan melakukan operasi untuk memperbaiki bentuk hidung Rissa. Tak ayal, sekarang Rissa berubah menjadi sosok yang cantik dan penuh percaya diri.
Meeting berjalan lancar. Rissa berhasil mengesankan hati dewan direksi pada pertemuan pertama.
"Aku harus pergi sekarang. Semoga harimu lancar."
"Terimakasih Ibu." Lalu ibu angkat Rissa itu pergi.
Rissa berjalan menuju ruangannya diikuti asisten yang baru saja dikenalnya.
"Apa agendaku hari ini?" tanya Rissa kepada Wina sang asisten.
Lalu Wina menjelaskan jadwal Rissa hari ini.
"Baiklah, terima kasih. Kamu boleh pergi."
Rissa kemudian fokus dengan file berisi profil perusahaan-perusahaan yang akan melakukan kerja sama dengan perusahaannya. Ada salah satu nama perusahaan yang sangat menarik perhatian Rissa. Itu adalah perusahaan Wiratama, ini adalah perusahaan ayahnya Karin. Rissa sudah menyelidikinya dan sudah lama menantikan kesempatan ini.
Setelah pulang kerja Rissa tidak langsung kembali ke rumah. Dia mampir ke toko tempat dia bekerja dulu. Bukan untuk membeli sesuatu tetapi lebih karena ingin mengenang sesuatu. Rissa tidak kaget melihat toko itu sekarang sudah berubah menjadi supermarket besar. Dia sudah mendengar jika keluarga Wiratama telah membelinya.
Rissa masuk ke dalam toko tanpa ragu. Sambil berjalan dan melihat-lihat Rissa menelepon ibunya, Nyonya Gunawan.
"Ibu, aku mampir ke supermarket. Apa ibu mau titip sesuatu?"
"Tidak Sayang, jangan pulang terlalu malam," jawab Ibunya.
"Baik Ibu, sampai jumpa." Rissa menutup teleponnya dan saat itu juga dia melihat sosok Karin sedang mendorong troli belanjaan bersama seorang anak balita dan seorang baby sitter. Kemudian datang laki-laki menghampiri lalu meraih sang anak dari tangan baby sitternya. Dialah Arvin.
Tiba-tiba hati Rissa terasa perih. Mereka terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis dan bahagia, bisa membuat iri hati orang yang melihatnya.
Kenapa mereka bisa hidup bahagia setelah menghancurkan hidupku? Seandainya ... Tidak ada seandainya Rissa! Beandai-andai tidak akan mengembalikan apapun! Semua telah terjadi dan mereka penyebabnya! batin Rissa.
Rissa terus mengamati orang-orang yang telah menyakitinya itu dari tempatnya berdiri tanpa mereka sadari. Puas dengan itu, Rissa pun kembali ke rumahnya.
*
Pagi harinya di perusahaan.
"Nona Rissa, nanti pukul sebelas ada pertemuan dengan wakil dari perusahaan Wiratama. Pertemuan diadakan di restoran X," sambut Wina sang asisten, begitu Rissa masuk ke ruangannya.
"Baiklah. Kamu tahu siapa yang akan mewakili perusahaan Wiratama?"
"Di sini tertulis Tuan Arvin, beliau adalah menantu Tuan Wiratama." Wina menunduk meneliti catatannya.
Rissa tersenyum mendengar jawaban Wina. Akhirnya saat yang ditunggu telah tiba.
"Baiklah, terima kasih."
Tepat pukul sebelas siang Rissa dan Wina sampai di restoran yang telah ditentukan. Rissa berjalan dengan sangat percaya diri menuju meja dimana ada seseorang orang yang telah menunggunya.
"Selamat siang ... maaf saya terlambat Tuan Arvin," sapa Rissa. "Apa kabar? Saya Carissa Gunawan," Rissa mengulurkan tangannya.
Arvin sangat terkejut melihat wanita yang berdiri di depannya. "Saya Arvin," jawabnya.
"Bisa kita mulai sekarang?"
"Ya, silahkan." Arvin terus terbengong-bengong menatap Rissa. Meskipun terlihat jauh lebih cantik tetapi Arvin yakin wanita di depannya ini adalah Rissa, mantan istrinya. Selain hidung dan warna kulitnya, semua yang ada pada wanita ini sama dengan Rissa mantan istrinya. Hanya saja Rissa yang ini terlihat jauh lebih elegan dan pintar.
Lalu Rissa melakukan presentasi. Sepanjang pertemuan Arvin lebih banyak diam dan lebih memperhatikan gerak gerik Rissa dibandingkan apa yang dia sampaikan. Tidak bisa dipungkiri, Arvin sangat terkagum-kagum dengan sosok Rissa yang sekarang ini. Hasilnya, Arvin hanya mengiyakan apa saja yang dikatakan Rissa.
Sementara itu Rissa benar-benar terlihat profesional dan bisa menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya sangat membenci Arvin.
"Baiklah Tuan Arvin. Kita sudah mencapai kesepakatan. Untuk detail dan pelaksanaan, nanti asistenku yang akan mengabari. Karena pertemuan ini sudah selesai, saya harus kembali ke kantor," ucap Rissa sambil mengumpulkan berkas-berkasnya lalu menyerahkannya kepada Wina.
"Tunggu ... " cegah Arvin.
"Apa ada hal lain yang masih ingin anda sampaikan Tuan Arvin?"
Dalam hatinya Arvin ingin bertanya apakah dia ingin bertanya apakah dia benar-benar Rissa mantan istrinya, tetapi Arvin ragu untuk mengutarakannya.
"Kalau tidak ada saya permisi," ucap Rissa melihat Arvin tidak juga bicara.
Rissa melangkah keluar dari restoran dengan senyum penuh arti. Dia yakin setelah ini Arvin tidak akan berhenti memikirkannya. Arvin menikah dengan Karin bukan karena cinta, tetapi karena harta. Jadi Rissa yakin bisa membuat Arvin berpaling dari Karin.
Di dalam mobil handphone Rissa berdering.
"Halo Sayang, bagaimana?"
"Semua lancar Ibu," jawab Rissa.
"Bagus, lanjutkan. Ibu selalu mendukungmu." Rissa menutup teleponnya kemudian tersenyum. Beruntung sekali dia bertemu Nyonya Gunawan setelah nasib buruk yang menimpanya.
Malam harinya di rumah Arvin...
Karin mengundang kedua orang tuanya untuk makan malam dan semua orang tengah berkumpul di ruang makan.
"Sayang, aku perhatikan sejak tadi kamu melamun?" Suara Karin membuyarkan lamunan Arvin. Sejak bertemu Rissa siang tadi Arvin tidak berhenti memikirkannya. Dia sangat yakin jika Carissa Gunawan adalah Rissa mantan istrinya meskipun penampilannya sudah berubah total.
"Aku dengar perusahaan Gunawan mengirimkan CEO baru mereka. Apa tadi kamu bertemu CEO baru itu?" Tuan Arvin mengalihkan pembicaraan.
"Benar Pa," jawab Arvin.
"Bagaimana dia?"
"Sepertinya dia orang baru dan belum berpengalaman," jawab Arvin tanpa menyebutkan siapa CEO itu.
"Karena itu aku memilih untuk mengirim kamu. Aku malas berurusan dengan orang baru."
"Maaf Pa, bukankah selama ini perusahaan papa dan perusahaan Gunawan selalu bermusuhan? Kenapa kali ini Papa mau menerima tawaran kerjasama dengan mereka?"
"Papa, tidak boleh membicarakan pekerjaan saat di meja makan," potong Karin sebelum ayahnya sempat menjawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments