2. Dipermalukan

Rissa hanya bisa terpaku. Dia tidak percaya Arvin bersikap seperti itu mengingat dulu Arvin sangat tergila-gila kepadanya.

"Ambil uangmu dan keluarlah!" usir Arvin. Rissa menghapus air matanya lalu berjongkok untuk memunguti uang yang berceceran di lantai. Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. Dia semakin menundukkan kepalanya karena merasa benar-benar hina di mata Arvin.

Selesai memunguti uang itu Rissa berdiri lalu berbalik hendak pergi, tanpa menatap Arvin yang sejak tadi mengawasinya.

"Itu saja?! Kamu tidak mengucapkan terima kasih karena aku sudah memberimu uang?!" sindir Arvin.

Arvin benar-benar membuat Rissa kehilangan harga dirinya. Lalu dengan suara tercekat karena menahan tangis Rissa pun berkata, "Terima kasih!" Rissa pun berlalu dari hadapan Arvin.

Sampai di dalam kamar Rissa tidak bisa lagi menahan tangisnya. Rumah tangga yang tadinya baik-baik saja berubah menjadi neraka. Semuanya bermula dari beberapa bulan yang lalu, ketika Rissa mengetahui Arvin telah selingkuh dengan Karin. Terjadi perang besar antara Rissa dan Arvin, tetapi bukannya meminta maaf, Arvin justru memutuskan untuk menceraikan Rissa.

*

Kemarin sepertinya hari baik bagi Rissa. Setelah berputar-putar seharian akhirnya dia mendapatkan rumah kontrakan dan pekerjaan sekaligus. Meskipun masih dalam satu wilayah dengan Arvin dan memungkinkan mereka untuk bertemu secara tidak sengaja tetapi tidak apa-apa.

Hari ini adalah hari pertama Rissa bekerja sebagai pelayan toko. Rissa sangat bersemangat. Dia mengerjakan tugasnya dengan baik hingga sebuah troli datang dan menabraknya hingga jatuh.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya seorang perempuan yang mendorong troli belanjaan. Nada suaranya terdengar sangat tulus seperti dia memang khawatir kepada Rissa.

Rissa melihat sekilas wajah perempuan yang terasa tidak asing baginya. Itu adalah Karin, ya Rissa yakin itu karena dia pernah melihat foto Karin sebelumnya.

Rissa tidak bisa langsung berdiri karena memegangi kakinya yang sakit akibat tertabrak troli. Sementara beberapa orang mendekat untuk melihat apa yang terjadi.

"Ada apa?" tanya manajer toko yang kebetulan ada di sana.

"Dia menabrak troli yang aku dorong lalu terjatuh. Tetapi tidak apa-apa," terang Karin. Dari sini Rissa sudah bisa menduga jika Karin tidaklah tulus.

"Oh ... Nona Karin. Maafkan atas ketidaknyamanan ini. Dia pegawai baru di sini," balas sang manajer. "Rissa, minta maaflah kepada Nona Karin!" perintah sang manajer tanpa menanyakan keadaan Rissa lebih dulu.

"Ada apa Sayang?" Tiba-tiba Arvin muncul entah dari mana.

Karin pun menjelaskan apa yang terjadi dengan versinya. Setelah mendengar penjelasan palsu dari Karin, Arvin pun meradang lalu menatap Rissa tajam. "Kamu sengaja?! Cepat minta maaf kepada Karin," ucap Arvin dengan suara di tekan.

Rissa diam membisu, dia tidak mau minta maaf karena dia tidak bersalah. "Seharusnya dia yang minta maaf padaku! Dia yang menabrakku!" balas Rissa.

Arvin mendelik. "Kamu ...?!"

"Tidak apa-apa Arvin. Baiklah aku minta maaf karena telah menabrakmu. Aku tidak sengaja," ucap Karin dengan lembut. Aktingnya harus diberi penghargaan. Orang-orang benar-benar percaya kalau dia tulus meminta maaf kepada Rissa. Bahkan Arvin sampai terlihat tidak terima karena Karin meminta maaf kepada Rissa.

"Tidak nona. Rissa lah yang salah. Dia yang seharusnya minta maaf!" ucap sang manajer. "Cepat lakukan atau kamu di pecat!" ancam sang manajer.

Mendengar kata dipecat Rissa tidak bisa lagi membantah.

"Berlututlah dan minta maaf dengan benar!" perintah Arvin tanpa menunjukkan rasa belas kasih seperti mereka tidak pernah ada hubungan apapun sebelumnya.

"Aku harus berlutut?" Rissa tidak percaya tetapi dia tetap menuruti keinginan Arvin. Rissa pun berlutut di hadapan Karin.

"Maaf Nona Karin, aku tidak sengaja menabrak troli belanjaanmu," ucap Rissa dengan wajah menunduk malu karena hampir semua pengunjung toko memperhatikannya.

"Tidak apa-apa, aku tahu kamu tidak sengaja melakukannya," jawab Karin lembut. Semua orang sampai berbisik memujinya kelembutan tutur katanya.

Setelah itu, sambil menahan air matanya, Rissa berjalan keluar toko. Dia butuh waktu untuk sendiri setelah dipermalukan oleh Arvin dan Karin. Sampai kapanpun dia akan mengingat kejadian ini dan akan membalasnya suatu hari nanti.

Rissa menangis sendirian di area parkiran. Tetapi kemudian ada seorang wanita paruh baya berjalan sempoyongan menghampirinya.

"Nak ... Tolong aku. Sepertinya penyakit jantungku kambuh," ucap perempuan itu sambil terus memegangi dadanya.

Rissa bingung harus bagaimana. Dia sedang bekerja, bisa di sini juga karena menyelinap keluar karena ingin menangis. Kalau dia pergi begitu saja pasti dia akan dipecat.

Tetapi dia tidak tega melihat perempuan di depannya ini, apalagi wajah perempuan itu sudah sangat pucat. Selain itu di parkiran ini hanya ada dirinya. Kalau perempuan ini tidak segera ditolong mungkin dia tidak akan selamat.

"Maukah kamu mengantarkan aku ke rumah sakit? Aku sudah tidak kuat," ucap perempuan itu lagi. Dia terlihat sangat kesakitan.

Tanpa berpikir panjang Rissa lalu memanggil taksi dan mengantarkan perempuan itu ke rumah sakit. Dia mempertaruhkan pekerjaan yang susah payah dia dapatkan demi menolong seseorang yang sama sekali tidak dia kenal.

Setelah melihat perempuan itu mendapatkan penanganan, Rissa segera kembali ke toko.

"Dari mana kamu?!" sambut sang manajer ketika dia masuk ke dalam toko. "Kamu pikir ini toko nenek moyangmu jadi kamu bebas keluar masuk?! Kamu itu pegawai baru tetapi sudah bertingkah semaunya di sini!" semprot sang manajer.

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya," ucap Rissa. Dia tidak berusaha membela dirinya karena dia sadar dirinya memang bersalah, pergi tanpa ijin sewaktu jam kerja.

"Ini peringatan terkahir. Jika setelah ini kamu membuat kesalahan lagi, aku pastikan kamu di pecat! Mengerti?!! Sana, lanjutkan pekerjaanmu!"

Rissa pun mengangguk lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Beberapa jam kemudian manajer toko menghampiri Rissa.

"Rissa, ikut aku sebentar," ucap sang manajer.

Rissa sudah berpikir yang tidak-tidak. "Apa aku melakukan kesalahan lagi?" tanya Rissa.

"Justru aku yang seharusnya bertanya seperti itu kepadamu!" balas sang manajer ketus. "Tadi kamu membuat masalah dengan Nona Karin Wiratama, sekarang Asisten Nyonya Gunawan datang mencarimu. Kamu buat masalah apalagi?!"

"Asisten Nyonya Gunawan? Siapa dia?" Rissa tidak mengerti. Dia merasa tidak mengenal nama itu.

Sampai di ruangan sang manajer Rissa telah ditunggu seorang pria berpakaian rapi.

"Nona Rissa?" tanya orang itu.

"Iya, saya," jawab Rissa kaku. Dia takut telah melakukan kesalahan yang tidak dia sadari dan orang ini datang untuk memintanya bertanggung jawab.

"Nyonya Gunawan ingin bertemu anda dan ingin berterima kasih."

"Nyonya Gunawan?"

"Tadi Nyonya sakit lalu anda mengantarkannya ke rumah sakit. Sekarang kondisi Nyonya Gunawan sudah jauh lebih baik dan beliau ingin bertemu anda. Beliau ingin mengucapkan terima kasih."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!