Angel baru sampai di kantornya pun langsung di sambut oleh Stevi yang sudah duduk manis di dalam ruangannya.
"Ngapain kamu ada di ruangan saya?"tanya Angel meletakkan tasnya.
"Kenapa lagi ibu terlambat? Apa semalam bapak bos ngajak lembur?" goda stevi.
"Jangan asal kamu ngomong ya Stev, profesional ok. Sekarang kita lagi jam kerja"ujar Angel, Stevi nyengir sambil mengucaokan kata maaf.
"Ada apa?"tanya Angel lagi
"Kita harus melakukan peninjauan ke perusahaan cabang yang berada di kota A" kata Stevi.
"Apa tidak bisa di wakilkan saja? Saya sangat malas melakukan dinas keluar"kata Angel.
"Tidak bu, ini sudah masala serius dan memang harus ibu sendiri yang harus datang langsung ke sana"jelas Stevi.
"Baiklah, lalu kapan kita akan pergi?"tanya Angel..
"Nanti siang bu" jawab Stevi.
"Baiklah,kamu siapkan saja semuanya dan kita akan usahakan harus bisa menyelesaikan masalahnya dalam waktu yang singkat" kata Angel.
"Iya bu, pasti."kata Stevi.
"Apa masih ada lagi?"tanya Angel.
"Tidak bu."jawab Stevi.
"Kalau begitu..."Angel menunjuk arah pintu.
Stevi pun keluar sambil nyengir, padahal dia sangat ingin menanyakan bagaimana keadaan sahabatnya itu. Semejak menikah Angel sudah sangat jarang bercerita denganya. Bos sekalian sahabatnya itu sekarang seperti sedang menutupi emosinya.
"Gue tahu lu pasti sedang tertekan Gel, gue paham banget bagaimana lo" gumam Stevi melirik kearah Angel yang sedang membaca berkas laporan.
~_~
Siang harinya sesuai dengan agenda, Angel pun melakukan perjalan berdua dengan Stevi.
"Bangunin gue kalau udah nyampe bandara"kata Angel.
"Lu baik - baik aja kan Gel? Muka lo kok rada pucat gitu?" kata Srevi yang melihat raut wajah angel yang terlihat sedikit pucat.
"Gue hanya butuh tidur Stevi."ujar Angel.
"Apa lo udah makan?"tanya Stevi.
Angel menggeleng, dia baru ingat kalau tadi pagi dia hanya sarapan dengan 2 lembar roti saja.
"Belum, tadi gue cuma sarapan roti"
"Pantesan, kita makan dulu. Jadwal penerbangannyanjuga masih ada satu jam lagi" kata Stevi.
"Iya, terserah lu aja. Gue pusing" ucap Angel.
Stevi pun mencari restoran terdekat.
"Angel, bangun! Kita udah sampai di restoran, ayo kita makan dulu!" Angel pun membuka matanya, dan turun dari mobil.
Mereka berdua pun masuk kedalam restoran dan mulai memesan makanan.
"Lo mau makan apa?"tanya Stevi.
"Apa aja, yang penting sekarang gue mau makan banyak"ucap Angel
"Lo serius, diet lo gimana?"tanya Stevi
"Bodo amat, gue nggak mikirin itu lagi sekarang" Stevi tersenyum, tidak biasanya Angel mau makan banyak kecuali gadis itu sedang stress.
Sesuai dengan ucapannya, Angel memesan banyak makanan. Hampir semua menu berbahan daging dan mie di pesannya.
"Ha... Kenyang banget" Angel terlihat sangat puas dengan makanannya.
"Gimana nggak kenyang lo makan kaya orang kesetanan gitu" dengus stevi.
"Lo tau, semenjak menikah gue nggak selera makan dan ini adalah makan terbanyak gue" ucap angel
"emangnya suami lo nggak kasih lo makann"taba Stevi penasaran.
"Bukan itu masalahnya, lo tau nggak pria itu tidak menggunakan pelayan untuk memasak dan dia menyuruh gue masak makanan sendiri" jelas Angel
"Gila, trus dia makannya gimana. Berarti lo yang masakin makanan buat dia?"tanya stevi.
"Yang benar aja, lo kan tau sendiri kalau gue nggak bisa masak."
"Terus dia makannya gimana?"tanya stevi.
"Dia bisa masak," jawab angel.
"Keren!!"puji stevi.
"Keren kepala lo! Udah yuk, tinggal 20 menit algi, kita bisa ketinggalan pesawat" Angel meletakkan beberapa lembar uang kertas di atas meja, kemudian mereka pun berlalu pergi.
~_~
Sampai di kota A, Angel dan Stevi langsung di sambut oleh Bian, sekretasi Angel yang dipecayakan angel untuk mengurus perusahan cabangnya.
"Bu Angel, ayo silahkan!" Bian mempersilahkan Angel untuk duduk.
"Bian, kapan rapatnya akan di mulai?"tanya Angel.
"Sebentar lagi Bu" jawab Bian.
"Dalam waktu 20 menit kalau rapatnya tidak juga mulai, tolong catat nama - nama staf yang tidak hadir!"perintah Angel
Bian sangat kaget mendengar perintah Angel, dengan cepat Bian pergi menemui sekretarisnya dan menyuruh menghubungi staf lainnya.
"Stevi, ayo kita ke ruang rapat!" Angel beranjak dari duduknya dan mulai berjalan ke ruang rapat.
"5 menit lagi!" ucap Angel. Dia tidk menyangka akan dapat sambutan yang begitu mengecewakan.
Beberapa staf telah datang, mereka telihat sangat kaget saat melihat ekspresi Angel yang begitu tidak rama.
"Tutup pintunya!" perintah Angel. Staf yang tidak jauh duduk dari pintu pun berdiri dan menutup pintu.
"mana daftar nama stafnya Bian?!" dengan cepat Bian menyerahkan daftar nama staf yang seharusnya menghadiri rapat.
"Luar biasa!" ucap Angel.
"Pecat semua staf yang tidak hadir, tanpa terkecuali!" seru Angel. Semua orang di ruangan itu kaget.
"Dengar! Saya tidak membutuhkan karyawan yang tidak tau bagaimana caranya menghargai waktu!" ujar Angel.
"Tapi Bu Angel..."
"Apa kau ingin bergabung dengan mereka Bian?"potong Angel.
"Maaf bu!"ucap Bian.
Angel pun melakukan penyidakan secara dadakan. Dia benar - benar tidak habis pikir dengan cara Bian mengelola perusahaannya.
"Saya beri kalian waktu sampai nanti malam pukul 7, rangkap lah semua laporan dan saya ingin tidak ada lagi yang terlambat nantinya. Rapat kali ini saya tutup!"Angel berdiri dan mulai meninggalkan ruangan.
~_~
Kini Angel sedang duduk minum kopi dengan Stevi.
"Gel, apa lo nggak terlalu berlebihan memecat mereka"kata Stevi yang tidak terlalu mendukung keputusan Angel.
"Stev, gue nggak mau kita hanya ngurusin masalah seperti ini terus. Kalau perlu Bian gue buang sekalian" ujar Angel.
"Apa Bian juga melakukan kesalahan?"tanya stevi.
"Gue juga masih menyelidikinya, masalah hari ini akibat dari kelalaiannya dia" kata Angel.
"Iya juga sih"Stevi mengangguk angguk.
Angel mengeluarkan tab nya dan memeriksa laporan yang baru saja masuk.
~_~
Pukul 2 dini hari Angel pulang kerumah, tubuhnya terasa sangat lemas dan sakit. Bagaimana tidak, hari ini dia tidak dapat beristirahat sedikit pun. Belum lagi dia yang harus bolak balik menggunakan pesawat. Seharusnya mareka tidak bisa pulang malam ini, tapi karena Angel yang lupa berpamitan dengan suaminya, makanya Angel memaksakan untuk pulang. Dia mengabaikan rengekan Stevi yang menolak untuk pulang.
Baru saja kakinya memijak lantai rumah itu, bahkan pintu pun belum di tutupnya. Tapi lampu rumah itu sudah menyala dengan otomatis dan menampakkan sosok Aldo yang berdiri tidak jauh dari tempatnya saat ini sambil menatapnya tajam.
"Dari mana aja lo?"tanya Aldo dengan nada sinis dan tajam.
"Bukan urusan lo!" Angel berlalu meninggalkan Aldo.
Aldo dengan cepat mencekal tangan istrinya itu, dan menariknya hingga Angek sekarang berdiri di hadapannya.
"Gue lagi ngomong! Nggak sopan banget sih"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments