Setelah acara makan siang terpaksa itu selesai, Angel kembali ke kantornya. Sepanjang perhalanan Angel terus saja menggerutu, bahkan saat Angel di sapa oleh salah satu rekannya. Angel pun membalasnya dengan ketus.
"Apa sebenarnya yang terjadi, bukankah perjodohannya batal?" gumam Angel.
"Apa sebenarnya yang terjadi, kenapa aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa - apa." lanjutnya. Angel masuk kedalam ruangannya, dan dia menutup pintunya dengan keras.
Angel kaget saat melihat mamanya sedang duduk di sofa ruangannya.
Dengan langkah cepat Angel menghampiri wanita paru bayah itu.
"Mama?..."
"Siang anak ku sayang, bagaimana makan siangnya?"tanya Dewi.
"Mama sengajakan melakukannya."
"Melakukan apa? Kamu belum jawab pertanyaan mama." kata Dewi.
"Apa lagi sih ma? Aku kira perjodohannya udah di batalin, ternyata.."
"Siapa bilang di batalin, enak aja. "
"presepsi aku aja sih, secara udah satu minggu nggak ada kabar apa pun" kata Angel, menghempaskan tubuhnya di samping Dewi.
"Itu karena kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, makanya kamu nggak tau."
Angel menghela nafas, " Terus udah sampai mana?"tanya Angel dengan nada malas.
"Hmm... Persiapannya tinggal 20% lagi, dan kalau nggak ada halangan minggu depan kita akan adakan akad dan resepsi di hari yang sama"jelas Dewi,
Angel kaget mendengar penjelasan mamanya. " apa, udah sejauh itu? Tapi mah..."
"Nggak ada tapi - tapian, selama ini perjodohan kamu gagal karena kamu kebanyakan tapinya." potong Dewi, dia tau kalau Angel akan mencari alasan untuk membuatnya membatalkan perjodohan ini.
"Tidak ada kah yang lain?..."
"Tidak, dia itu sudah stok terakhir untuk kamu" kata Dewi.
"Nanti malam, Aldo akan membawa kamu untuk pergi ke toko perhiasan, dan pilihlah cincin yang kamu suka, dan ingat jangan custom. Karena tidak akan sempat menunggu nya." kata Dewi memberi ultimatum. Berdasarkan kebiasaan anaknya itu. Kalau membeli perhiasan, dia pasti akan mendesain bentuk nya sendiri.
"Tapi, kalau aku nggak suka dengan model yang ready gimana?" tanya Angel.
"Kali ini aja, Gel. Mama sangat berharao dengan pernikahan ini" Dewi memegang tangan putrinya.
"Hm" Angel hanya bisa pasrah.
"Baiklah, nak kalau gitu mama pergi dulu. Mama mau megurus hal yang lainnya sama mamanya Aldo"
"Oiya mah, gaun nya gimana?"tanya Angel. Dewi tersenyum.
"Mama tau kalau kamu pasti mau mendesain gaun mu sendirikan?" Angel mengangguk.
"Karena itulah, mama belum mengurusnya dan mama juga sudah mengatakannya pada tante Monica"kata Dewi.
"Mama pergi ya" Dewi mengusap kepala anaknya itu dan berlalu pergi meninggalkan anaknya yang sedang duduk termenung.
~_~
Sama hal nya dengan Angel, Aldo pun sudah di tunggu oleh mamanya di dalam ruangan. Bedanya, Angel menghadapi mamanya dengan santai. Tidak seperti Aldo, yang menanggapi ucapan mamanya dengan perdebatan.
"Kenapa mama sangat yakin dengan gadis itu?" tanya Aldo.
"Karena mama sudah sangat mengenal orang tuanya dan mama juga sudah tahu Angel dari kecil"jawab Vina.
"Tapi Aldo nggak yakin kalau dia pantas jadi istrinya Aldo. Apa tidak ada yang lain lagi?"tanya Aldo
"Mau yang gimana lagi Al, kamu itu selalu saja memberi alasan yang sama. Pokoknya mama nggak mau denger alasan kamu lagi, minggu depan kamu akan menikah, titik!" setelah berucap seperti itu Vina mengambil tasnya yang di letakkannya di atas meja dabmn berlalu keluar dari ruangan anaknya itu.
"Dasar egois!" Aldo meninju udarah, bagaimana lagi caranya agar pernijahan ini gagal.
~_~
Satu minggu kemudian.
Di salah satu hotel berbintang sedang di adakan acara ijab khobul beserta resepsi pernikahan Aldo dan Angel.
Setelah Aldo mengucapkan ijab Khobul dengan lantang dan fasih. Sekarang secara hukum dan agama Angel sudah resmi menjadi istrinya.
Dengan langkah yang perlahan Angel memasusika Aula pernikahan dengan di iringi musik klasik ke sukaan Angel.
Untuk sepersekian detiknya, Aldo terpesona melihat kecantikan Angel. Gaun berwarnah merah sangat kontras dengan warnah kulit Angel yang putih susu.
Aldo tidak sadar kalau sekarang Angel sudah duduk di sampingnya.
"Aku tahu kalau aku itu cantik, tapi tidak bisakah kau berkedip barang sekali atau dua kali" cibir Angel.
Aldo tersadar dan langsung merubah ekspresinya menjadi dingin dan angkuh.
"jangan sembarangan kalau bicara!"ketus Aldo. Angel hanya tersenyum tipis mendengarnya.
Sepanjang hari yang di lakukan oleh Angel dan Aldo adalah memamerkan senyum palsu mereka. Tidak ada yang namanya kebahagian dalam pesta pernikahan mereka hari ini.
~
Malam hari nya, Aldo dan Angel di antarkan oleh kedua orang tua mereka ke kamar pengentin mereka.
"Istirahatlah nak, kalian pasti capek!"seru Dewi mengusap lengan putrinya.
"Al, jangan ganas - ganas ya kasihan anak papa dia pasti lelah" bisik papa Angel pada Aldo sambil tersenyum meledek.
"Haha... Lu jangan salah - salah, anak gue nggak mungkin main kasar. Ingat iya Al, lembut dan pasti"tambah papanya.
Aldo hanya memutar bola matanya jengah, entah apa yang ada di dalam pikiran parang orang tua ini. Kenapa mereka bisa sampai berfikirna hal seperti itu.
"Sudah masuklah, kami juga akan pergi istirahat"ucap Vina.
Aldo dan Angel mengangguk , tidak lupa senyum palsu yang mereka tunjukkan.
Aldo membuka pintu, kemudian membawa Angel masuk ke dalam. Setelah pintu kamar tertutup, Angel pun langsung merubah ekspresi wajahnya.
"Muka gue terasa kaku, huh." dia pun berjalan ke sofa dan menghempaskan tubuhnya.
Aldo tak banyak bicara, dia hanya diam dan berjalan ke kamar mandi. Angel melirik Aldo yang sudah hilang di balik pintu kamar mandi.
"Entah apa dosaku sampai dapat suami kayak dia."gerutu Angela.
Angel bangkit dari duduknya dan berjalan ke meja rias. Dia sudah sangat gerah dengan make up dan aksesoris yang menempel pada kepalanya itu.
"Dulu aku sangat menantikan hari ini datang, tapi kenapa pas hari itu datang kenapa aku malah tidak bahagia? Huft... Memusingkan"Mulutnya tidak bisa berhenti menggerutu kesal, dengan tangan yang terus menghapus make upnya.
"kenapa dia lama sekali di dalam sana? Apa dia tidur di kamar mandi?"Angel menoleh ke kamar mandi, sudah lebih dari 30 menit Aldo berada di dalam kamar mandi. Pria itu tidak menunjukkan akan keluar.
"Tc, aku sudah gerah sekali dengan gaun ini" sambil menunggu Aldo keluar Angel berjalan ke lemari dan mengambil piyama tidurnya.
"Apa - apaan ini? Kenapa piyamanya kurang bahan seperti ini semua?" dengusnya.
"Dasar emak - emak itu" geram Angel. Ia pun membuka lemari Aldo, Angel mengambil pakaian Aldo biqrlah pria itu marah nanti yang penting dia tidak akan pernah memakai baju terkutuk itu.
"Kenapa lu buka lemari gue? Jangan lancang!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments